Berdasarkan definisi dari algoritma yaitu langkah-langkah dalam menyelesaikan masalah yang

tersusun secara logis dan matematis, maka biasanya ada dua model dalam penyajian algoritma :
1. Menggunakan FlowChart ( Diagram Alir )
2. Menggunakan Pseudo-Code
2.1 FlowChart ( Diagram Alir )
Flowchart adalah untaian symbol gambar (chart) yang menunjukkan aliran (flow) dari proses
terhadap sebuah algoritma, atau dengan kata lain flowchart adalah diagram alir yang digunakan
untuk menyusun sebuah algoritma.
2.1.1 Simbol Flowchart
Ada beberapa gambar (chart) yang menjelaskan symbol dari yang digunakan.
No Simbol Nama Keterangan / Fungsi
1

Terminator
Simbol yang digunakan untuk
memulai dan mengakhiri proses
algoritma
2

Arrow
Simbol ini digunakan untuk
menghubungkan setiap langkah
dalam flowchart dan menunjukkan
kemana arah aliran diagram
3

Predefined-Data
Simbol yang digunakan untuk
mendefinisikan variable atau data
4

Input / Output
Simbol yang digunakan untuk
menerima input atau menampilkan
output
5

Proses
Simbol yang digunakan untk
menyatakan proses terhadap data
6

Selection
Simbol yang digunakan untuk
memilih aliran berdasarkan syarat
7

Printer
Simbol yang digunakan untuk
mencetak hasil dari proses data.
8

Predefined-Proses
Simbol yang digunakan untuk
sebuah fungsi atau sub-program
9

Connector
Simbol yang digunakan sebagai
penghubung
10

Off-page Connector
Simbol yang digunakan sebagai
penghubung pada halaman yang lain
Contoh 1 :
Buatlah diagram alir untuk menghitung Luas Persegi Panjang, dimana nilai panjang dan lebarnya
sudah diketahui. Yaitu panjang = 10, dan lebar = 5 ?


Contoh 2 :
Buatlah diagram alir untuk menuliskan bilangan 1 sampai 10.

Contoh 3 :
Buatlah diagram alir untuk mencetak bilangan ganjil dari angka 1 sampai 10.

2.2 Pseudo-Code
Adalah langkah-langkah yang digunakan untuk menyelesakain proses algoritma yang masing-
masing dijelaskan dengan algoritma yang lebih kecil dan lebih sederhana dari proses secara
keseluruhan. Langkah-langkah dalam penyusunan ini lebih pada pendekatan kepada bahasa
keseharian manusia.
Dalam penyusunan Pseudo-code perlu diperhatikan pedoman dalam penyusunan pseudo-code,
diantaranya :
1. Langkah-langkah dalam penyusunan algoritma ditulis secara berurutan dan bila perlu
diberi nomor urut.
2. Notasi -> digunakan untuk memberikan nilai ke suatu variable. Contoh : bil <- 0 artinya
adalah memberikan nilai 0 pada variable bil.
3. Setiap pernyataan atau perintah yang dapat berdiri sendiri akan ditulis dalam sebuah bari
tersendiri. Contoh : bil <- 1 + 2 artinya adalah menugaskan atau memasukkan hasil
penjumlaha 1 dan 2 ke dalam variable bil.
4. Penulisan variable dengan awalan huruf kecil berarti variable non larik, sedangkan
penulisan variable dengan awalan huruf besar berarti variable larik (array). Contoh
: bil berarti variable non larik, A berarti variable larik (array)
5. Notasi masukkan() dan tampilkan() secara berurutan mewakili perintah untuk
memperoleh masukan dan menyajikan keluaran. Contoh : Masukkan (panjang, lebar)
Tampilkan (luas)
6. Untuk menyatakan notasi larik (array) berdimensi satu maka penulisannya adalah A[ i ]
dimana i merupakan nilai index. Sedangkan untuk larik berdimensi dua penulisannya
adalah A[ i, j ] atau A[ i ][ j ] dengan index i sebagai baris dan j sebagai kolom.
7. Indentasi atau penjorokan ke kanan digunakan untuk menuliskan pernyataan-pernyataan
yang berada dalam suatu struktur blok.
Contoh :
JIKA x>1 MAKA
Pernyataan 1
Pernyataan 2
AKHIR JIKA
8. Simbol // digunakan untuk menyatakan komentar.
Contoh : //ini adalah komentar
Contoh 1 :
Buatlah pseudocode untuk menghitung Luas Persegi Panjang, dimana nilai panjang dan lebarnya
sudah diketahui. Yaitu panjang = 10, dan lebar = 5 ?
1. p <- 10
2. l <- 5
3. L <- p * l
4. Tampilkan (L)
Contoh 2 :
Buatlah pseudocode untuk menuliskan bilangan 1 sampai 10.
1. x <- 1
2. ULANG SELAMA x<=10
Tampilkan (x)
x <- x + 1;
AKHIR-ULANG
Contoh 3 :
Buatlah pseudocode untuk mencetak bilangan ganjil dari angka 1 sampai 10.
1. x <- 1
2. ULANG SELAMA x<=10
JIKA x%2!=0 MAKA
Tampilkan(x);
AKHIR-JIKA
x <- x + 1
AKHIR-ULANG