Anda di halaman 1dari 63

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan posisi keuangan mempunyai arti yang sangat
penting bagi perusahaan. Untuk melihat sehat tidaknya suatu perusahaan
tidak hanya dapat dinilai dari keadaan fisiknya saja, misalnya dilihat dari
gedung, pembangunan atau ekspansi. Faktor terpenting untuk dapat
melihat perkembangan suatu perusahaan terletak dalam unsur
keuangannya, karena dari unsur tersebut juga dapat mengevaluasi apakah
kebijakan yang ditempuh suatu perusahaan sudah tepat atau belum,
mengingat sudah begitu kompleksnya permasalahan yang dapat
menyebabkan kebangkrutan dikarenakan banyaknya perusahaan yang
akhirnya gulung tikar karena faktor keuangan yang tidak sehat.
Dalam menganalisi kesehatan kinerja keuangan perusahaan seorang
manajer harus dapat memahami kondisi keuangan perusahaannya, karena
pada dasarnya kondisi keuangan tersebut akan mempengaruhi
kelangsungan hidup perusahaannya secara keseluruhan. Salah satu alat
yang dipakai untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan , dalam hal
ini tingkat kesehatan suatu perusahaan adalah berwujud laporan
keuangan yang disusun pada setiap akhir periode yang berisi
pertanggungjawaban dalam bidang keuangan atas berjalannya suatu
usaha. Laporan finansial merupakan hasil dari proses akuntansi yang

2

dapat digunakan sebagai alat berkomunikasi antara data finansial atau
aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak lain yang berkepentingan
dengan data atau aktivitas tersebut.
Data finansial yang dimaksud adalah data yang tercermin dalam
suatu laporan finansial, yang memberikan gambaran tentang keuangan
suatu perusahaan, yang terdiri dari Neraca, Laporan Rugi Laba, laporan
perubahan modal dan arus kas. Dari keempat macam laporan tersebut
dapat diringkas menjadi 2 macam yaitu laporan neraca dan laba rugi saja.
Hal ini karena laporan perubahan modal dan arus kas pada akhirnya akan
di ikhtisarkan dalam laporan neraca dan laba rugi.
Laporan keuangan berupa neraca dijadikan sebagai alat untuk
mengetahui tugas manajer keuangan yang paling aktual, dimana neraca
tersebut mencerminkan keseluruhan posisi keuangan perusahaan,
sehingga manajer keuangan harus melakukan monitor terhadap neraca
dan menemukan masalah-masalah yang dihadapi, kemudian mencoba
untuk memecahkannya, sehingga tujuan perusahaan secara keseluruhan
akan dapat tercapai.
Laporan keuangan berupa laporan rugi laba di jadikan sebagai alat
untuk mengetahui wujud atau hasil dari tugas manajemen keuangan yang
mencerminkan nilai pendapatan yang diperoleh perusahaan selama
periode akuntansi satutahun secara aktual.
Untuk mengukur tingkat kesehatan keuangan perusahaan dapat
digunakan alat analisis yang disebut analisis rasio keuagan. Secar garis
3

besar ada empat rasio untuk menilai kinerja keuanagn perusahaan yaitu,
rasio likuiditas,aktivitas, leverage dan profitabilitas, merupakan alat ukur
utuk mengetahui kinerja keuangan suatu perusahaan dengan menganalisis
laporan keuangan yang melibatkan neraca dan laba rugi.
Manajemer keuangan adalah orang yang paling bertanggung jawab
terhadap kinerja keuangan perusahaan, dimana bertolak dari tugas
manajer keuangan secara khusus ada tiga, yaitu :
1) Mengenalidan merencanakan pembelanjaan perusahaan
2) Mengelola penanaman modal dalam aktiva.
3) Mengatur struktur finansial dan struktur modal perusahaan.
Uraian di atas dapat digaris bawahi, bahwa kinerja keuangan adalah
hasil kerja manajer keuangan dalam mengelola keuangan perusahaan
yang tercermin pada laporan perusahaan barupa neraca adalah cerminan
posisi keuangan perusahaan selama periode akuntansi satu tahun, jadi
kinerja keuangan harus diukur secara kuantitatif, baik internal maupun
eksternal.
PT. Semen Tonasa (Persero) Pangkep merupakan perusahaan milik
Negara atau BUMN yang bergerak dalam industeri pemasok semen
terbesar di wilayah Indonesia Timur. Dalam era globalisasi saat ini
kemampuan perusahaan dalam menghadapi persaingan sangat
dipengaruhi oleh kondisi masing-masing BUMN. Perusahaan yang sehat
akan mampu menghadapi persaingan dengan perusahaan lain yang
komoditi bisnisnya sejenis, sedangkan perusahaan yang mengalami
4

kondisi kurang sehat atau tidak sehat akan kesulitan dalam menghadapi
persaingan. Laba usaha PT. Semen Tonasa (Persero) Pangkep di
harapkan bisa memberi kontribusi bagi perekonomian Negara, maka
peneliti untuk menganalisis strategi tersebut yaitu dengan cara
perhitungan dan analisis rasio yang ada dalam SK Menteri BUMN
Nomor 100 tahun 2002, serta melihat strategi yang dilakukan untuk
meningkatkan kinerja PT. Semen Tonasa (Persero).
Berdasarkan penilaiaan secara keseluruhan atas aspek-aspek
penilaiaan tersebut maka hasil penelitian dapat digolongkan sebagaimana
yang tercatat dalam keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-
100/MBU/2002 tentang tingkat kesehatan BUMN adalah sebagai berikut:
1) Sehat, yaitu BUMN yang nilai bobot kinerja tahun terakhir
menunjukkan angka 80 sampai dengan 100.
2) Kurang sehat, yaitu yang nilai bobot kinerja tahun terakhir
menunjukkan angka 40 sampai dengan 65.
3) Tidak sehat, yaitu BUMN yang nilai bobot kinerja tahun terakhir
menunjukkan angka diatas 10 sampai dengan 30.
Guna mengetahui kesehetan kinerja keuangan PT. Semen Tonasa
(Persero) Pangkep, maka dalam penulisan proposal ini, penulis
mengangkat judul Analisis Kinerja Keuangan Pada PT.Semen
Tonasa (Persero) Pangkep.


5

B. Masalah Pokok
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut Apakah Kinerja
Keuangan PT.Semen Tonasa (Persero) Pangkep dapat dikatakan sehat
berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-
100/MBU/2002, selama dua tahun terakhir dari tahun 2010, 2011 sampai
tahun 2012?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitiaan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kesehatan
keuangan pada PT.Semen Tonasa (Persero) Pangkep periode tahun 2010,
2011 sampai dengan 2012 berdasarkan SK Menteri BUMN Nomor :
KEP-100/MBU/2002.
Adapun kegunaan yang diharapkan dari penelitiaan ini adalah :
1) Sebegai bahan masukan bagimanajemen PT. Semen Tonasa(Persero)
Pangkepmengenai kesehatan kinerja keuangan berdasarkan SK
Menteri BUMN Nomor : KEP-100/MBU/2002.
2) Sebagai bahan pertimbangan bagi pimpinan perusahaan, orang-orang
yang berkepentingan dalam mengambil keputusan pada PT. Semen
Tonasa (Persero) Pangkep dalam menentukan rencana kedepan dan
kebijakan perusahaan.
3) Memberikan masukan atau informasi bagi pihak akademis atau pihak
lainnya yang membutuhkan informasi mengenai kinerja keuangan PT.
Semen Tonasa.
6

4) Sebagai bahan referensi bagi pihak yang akan melakukan penelitian
lebih lanjut pada objek yang sama.
5) Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada program
ilmu pada Fakultas Ekonomi Universitas Muslim Indonesia.
D. Hipotesis
Bertolak dari uraiaan latar belakang dan masalah pokok yang telah
dikemukakan sebelumnya maka penulis mengajukan hipotesis sebagai
berikut ''Diduga bahwa kinerja perusahaan PT. Semen Tonasa(Persero)
dapat dikatakan sehat berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN
Nomor: KEP-100/MBU/2002, selama tiga tahun terakhir dari tahun
2010, 2011 sampai dengan tahun 2012.












7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Manajemen Keuangan
Pada saat ini manajemen keuangan memegang peranan yang sangat
penting dalam perusahaan. Seiring dengan perkembangannya tugas
manajemen keuangan tidak hanya mencatat, membuat laporan,
mengendalikan posisi keuangan dan mengatur masalah tentang cara
memperoleh dana, akan tetapi manajemen keuangan juga harus mampu
mengatur sumber dana yang optimal, dan mendistribusikan keuntungan
serta juga mempelajari cara mengunakan dana secara efisien dan efektif.
Setiap perusahaan yang bergerak diberbagai bidang manapun
memusatkan perhatiaannya dibidang manajemen keuangan, karena
bidang manajemen keuangan merupakan hal yang sangat penting dalam
mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalammelaksanakan tugas dan
kegiatannya. Masalah yang timbul dalam keuangan akan sangat
berpengaruh pada kelangsungan perusahaan dalam menjalankan
aktivitasnya.
Manajemen keuangan sangat berperan penting dalam perusahaan
karena merupakan salah satu faktor penggerak bagi para manajemen
untuk menentukan batas-batas kemungkinan sampai seberapa besar
kemampuan perusahaan dalam menjalankan kegiatannya dalam
perusahaan. Jadi dalam perusahaan manajemen keuangan sangat
8

berperan penting dalam mencapai kesejahteraan perusahaan dalam
memperoleh laba.
Berikut ini akan diuraikan beberapa definisi Manajemen Keuangan
menurut para ahli:
Sutrisno (2009:3) mengemukakan manajemen keuangan dapat
diartikansebagai semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan
usaha-usaha mendapatkan dana perusahaan dengan biaya yang efektif
dan efisien.
James C JR (1997:2) mengemukakan manajemen keuangan adalah
segala aktifitas berhubungan dengan perolehan, pendanaan dan
pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh.
Dari beberapa pendapat para ahli yang mendefinisikan mengenai
manajemen keuangan maka dapat disimpulkan bahwa manajemen
keuangan adalah kegiatan dalam menghimpung dana, mengelola atau
menggunakan uang oleh perusahaan dengan beberapa tujuan yang
menyeluruh.
B. Pengertian Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan merupakan gambaran tentang setiap hasil
ekonomi yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat periode tertentu
melalui aktivitas-aktivitas perusahaan untuk menghasilkan keuntungan
secara efisien dan efektif yang dapat diukur perkembangannya dengan
mengadakan analisis terhadap data-data keuangan yang tercermin dalam
laporan keuangan.
9

Fahmi (2012 : 2) mengemukakan bahwa: Kinerja Keuangan adalah
suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu
perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan
pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan adalah salah satu
bentuk kegiatan analisis yang dilakukan oleh perusahaan dimana dalam
setiap pengambilan keputusan selalu mengacu pada laporan kinerja
keuangan.
C. Pengertian Laporan Keuangan
Untuk membahas kinerja keuangan, tidak bisa terlepas dari laporan
keuangan. Oleh karena itu diperlukan pembahasan singkat mengenai
laporankeuangan. Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk
menyediakan informasi keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan di dalam mengambil
keputusan.
Munawir (2007:2) mengemukakan Pengertian laporan keuangan
adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat
untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu
perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau
aktivitas perusahaan tersebut.
Sutrisno (2009:9) mengemukakan laporan keuangan merupakan
hasil akhir dariproses akuntansi yang meliputi dua laporan utama yakni
Neraca dan laporan Laba rugi.
10

Brigham Houston (2001:36) mengemukakan laporan keuangan
adalah beberapa lembar kertas yang bertuliskan angka-angka, tetapi
sangat penting juga untuk memikirkan aktiva rill dibalik angka-angka
tersebut.
Riyanto (2004:327), mendefinisi Laporan Keuangan adalah
Laporan Finansial (Financial Statement), memberikan ikhtisar mengenai
keadaan financial suatu perusahaan, dimana neraca (balance sheet)
mencerminkan nilai aktiva,utang dan modal sendiri pada suatu saat
tertentu, dan laporan rugi dan laba (income statement) mencerminkan
hasil-hasil yang dicapai selama suatu periode tertentu biasanyameliputi
suatu periode satu tahun.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli ekonomi di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan hasil akhir proses
akuntansi yang menjelaskan atau melaporkan kegiatan perusahaan
sekaligus untuk mengevaluasi keberhasilan strategi perusahaan dalam
pencapaian tujuan yang ingin dicapai.
D. Bentuk-bentuk Laporan Keuangan
Dalam menganalisa dan menafsirkan laporan keuangan, seorang
penganalisis harus mempunyai pengertian mengenai bentuk-bentuk
maupun prinsip-prinsip penyusunan laporan keuangan serta masalah
yang mungkintimbul dalam penyusunan laporan keuangan. Laporan
keuangan terdiri dari empat neraca, rugi laba dan arus kas, dan
perubahan modal. Dari keempat macam laporan tersebut dapat di ringkas
11

lagi menjadi dua yaitu neraca dan laba rugi. Hal ini karena laporan
perubahan modal dan aliran kas pada akhirnya akan di ikhtisarkan dalam
laporan neraca atau laba rugi.
1. Neraca
Neraca menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada saat
tertentu. Neraca menunjukkan aktiva, hutang dan modal sendiri suatu
perusahaan padahari terakhir periode akuntansi. Aktiva menunjukkan
penggunaan dana,hutang, dan modal menunjukkan sumber dana yang
diperoleh.
Sutrisno (2009:9), neraca merupakan laporan yang menunjukkan
posisi keuangan suatu perusahaan pada saat tertentu.
Neraca bertujuan untuk menunjukkan posisi keuangan pada
suatu perusahaan pada tanggal tertentu, biasanya pada waktu dimana
buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada akhir tahun fiskal atau
tahun kalender sehingga neraca sering disebut dengan balance sheet.
2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi merupakan laporan yang menggambarkan
jumlah penghasilan atau pendapatan dan biaya dari suatu perusahaan
pada periode tertentu sebagaimana halnya neraca, laporan laba rugi
juga disusun tiap akhirtahun. Munawir (2007:28) mengemukakan
laporan laba rugi adalah laporan yang sistematis tentang penghasilan,
biaya, laba rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode
tertentu.
12

Astuti (2004:17) mengemukakan bahwa laporan labarugi
merupakan laporan yang mengikhtiarkan pendapatan dan beban
perusahaan selama periode akuntansi tertentu, yang umumnya setiap
kuartal atau setiap tahun.
Sudana (2011:16) mengemukakan laporan laba rugi adalah
laporan keuangan yang memperlihatkan penghasilan, biaya dan
pendapatan bersih dari suatu perusahaan selama satu priode waktu.
3. Laporan Arus Kas
Laporan ini menggambarkan tentang perputaran uang (kas dan
bank) selama periode tertentu, misalnya bulanan dan tahunan. Laporan
arus kasterdiri dari kas untuk kegiatan operasional dan kas untuk
kegiatan pendanaan.
Sudana (2011:18) mengemukakan laporan arus kas adalah
laporan keuangan yang memperlihatkan penerimaan kas dan
pengeluran kas suatu perusahaan selama satu periode waktu.
4. Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal adalah laporan yang menyajikan
perubahan modal setelah digunakan untuk membiayai kegiatan usaha
perusahaan selama satu periode akuntansi. Laporan perubahan modal
menjadi suplemen pelengkap dari laporan laba/rugi. Laporan ini
menyajikan pertambahan atau pengurangan modal dalam satu periode
akuntansi. Unsur-unsur yang digunakan dalam penyajian laporan
perubahan modal antara lain akun modal, akun prive, dan laba/rugi.
13

E. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi
kepada pihak yang membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan dari
sudut angka-angka dalam suatu moneter dan Informasi laporan keuangan
bermanfaat bagi pembuatan keputusan bisnis dan ekonomis oleh investor,
kreditor, manajemen, pemerintah dan pengguna lainnya.
Yustina dan Titik (2001:2) mengemukakan bahwa Laporan
keuangan ditujukan sebagai pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang di percayakan kepadanya oleh pemilik perusahaan atas
kinerja yang telah dicapai serta merupakan laporan akuntansi utama yang
mengomunikasikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan
dalam membuat analisis ekonomi dan peramalan untuk masa yang akan
datang.
Stice (2001:22) mengemukakan bahwa tujuan pelaporan keuangan
yang di ungkapkan di dalam rangka konseptual adalah :
1 Kegunaan
2 Dapat dipahami
3 Target audiens :investor dan kreditor
4 Penilaiaan arus kas masa yang akan datang
5 Mengevaluasi sumber daya ekonomi
6 Fokus primer pada laba
Lebih dalam Harahap (2001:192) mengemukakan bahwa, hasil
analisis laporan keuangan akan bisa membuka tabir :
14

1. Kesalahan peroses akuntansi seperti: kesalahan pencatatan, kesalahan
pembukuan, kesalahan jumalah, kesalahan pemikiran, kesalahan
posting, kesalahan jurnal.
2. Kesalahan lain yang disengaja, misalnya tidak dicatat, pencatatan
harga yang tidak wajar, menghilangkan data, dan lain sebagainya.
F. Analisis Rasio Keuangan
Rasio keuangan dapat disajikan dengan dua cara yang pertama
untuk membuat perbandingan keadaan keuangan pada saat yang berbeda
dan kedua untuk membuat perbandingan keadaan keuangan dengan
perusahaan lain. Analisis rasio merupakan alat analisis yang berguna
apabila dibandingkan dengan rasio standar.
Munawir (2007:64) mengemukakan laporan keuangan sebagai
berikut: Rasio menggambarkan seuatu hubungan atau perbandingan
(mathenatical relationship) antara suatu jumlah dengan jumlah yang lain
dan dengan menggunakan alat analisis, berupa rasio ini akan dapat
menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisis tentang baik
atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama
apabila rasio angka-angka tersebut dibandingkan dengan angka rasio
perbandingan yang digunakan sebagai standar.
Muslich (2004:47) mengemukakanAnalisis rasio merupakan alat
analisis yang berguna apabila dibandingkan dengan rasio standar.
Untuk mengetahui apakah perusahaan sudah berjalan dengan baik,
maka pengelola harus mengetahui kesehatan perusahaan yang
15

dikelolanya. Kesehatan perusahaan secara sederhana bisa diketahui dari
tiga aspek yaitu:
1. Pengertian Likuiditas
Rasio Likuiditas merupakan rasio yang diperlukan dalam
menganalisa laporan keuangan perusahaan. karena rasio likuiditas
merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendek yang harus segera dipenuhi
perusahaan. Berikut ini akan diuraikan beberapa pengertian Likuiditas
menurut beberapa ahli ekonomi.
Munawir (2007:31) mengemukakan Rasio Likuiditas adalah
menunjukkan kemampuan suata perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih.
Sugiarso (2006:114), mengemukakan Likuiditas adalah rasio
yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
keuangan jangka pendek. Sedangkan menurut Sutrisno (2009:215),
mendefinisikan likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk
membayar kewajiban-kewajibannya yang segera harus dipenuhi.
Kewajiban yang segera harus dipenuhi adalah hutang jangka pendek,
oleh karena itu rasio ini biasa digunakan untuk mengukur tingkat
keamanan kreditor jangka pendek, serta mengukur apakah operasi
perusahaan tidak akan terganggu bila kewajiban jangka pendek ini
segera ditagih. Ukuran Rasio Likuiditas terdiri daritiga alat ukur yaitu:
16

2. Rasio Aktivitas
Rasio Aktivitas menurut yaitu rasio yang mengukurseberapa
efektif (hasil guna) perusahaan menggunakan sumber dayanya.Harahap
(2006:308) mengemukakan rasio ini menggambarkan aktivitas yang
dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya, baik dalam
kegiatan penjualan, pembeliandan kegiatan lainnya.
3. Rasio Laverage
Rasio Leverage yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuanperusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik
jangka pendekmaupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan
(dilikuidasi).
Irham Fahmi (2012:63) rasio leverage mengukur seberapa besar
perusahaan dibiayai dengan utang-utang.
4. Rasio Profitabilitas
Agus Harjito dan Martono (2012:53) mengemukakan Rasio
profitabilitas yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya.
Astuti (2004:36) mengemukakan bahwa profitabilitas adalah
kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba dan satu-
satunya ukuran profitabilitas yang paling penting adalah laba bersih.
Harahap (2006:304) rasio profitabilitas menggambarkan
kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan
17

dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah
karyawan, jumlah cabang dan sebagainya.
G. Rasio Penilaian Tingkat Kesehatan Keuangan Nomor 100 Tahun
2002.
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100
(2002:1-7) menyatakan bahwa penilaian kinerja aspek keuangan Badan
usaha Milik Negara dibagi menjadi delapan, yaitu :
.Daftar indikator dan bobot aspek keuangan
Indikator BoboT
Infra
1. Imbalan kepada pemegang saham
(ROE)
20
2. Imbal investasi (ROI) 15
3. Rasio kas 5
4. Rasio lancar 5
5. Collection periods 5
6. Perputaran persediaan 5
7. Perputaran total asset
8. Rasio modal sendiri terhadap total
aktiva
10
Total bobot 50
Sumber : Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:1)
1. Imbalan kepada pemegang saham (ROE)
Return on Equity atau biasa disebut Rentabilitas modal sendiri
dimaksudkan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang
menjadi hak pemilik modal sendiri. Dapat di rumuskan sebagai berikut:




Adapun skor penilaian ROE untuk BUMN infrastruktur dapat
dilihat pada Tabel berikut ini:
18

ROE (%) Skor
Infra
15 < ROE 15
13 < ROE < 15 13,5
11 < ROE 13 12
9 < ROE 11 10,
7,9 < ROE 9 9
6,6 < ROE 7,9 7,5
5,3 < ROE 6,6 6
4 < ROE 5,3 5
2,5 < ROE 4 4
1 < ROE 2,5 3
0 < ROE 1 1,5
ROE 0 1
Sumber : Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:1)
2. Imbalan investasi (ROI)
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100
(2002:2) menyatakan bahwa Imbalan Investasi (ROI) dapat
dirumuskan sebagai berikut:


Table Skor Penilaian ROI untuk BUMN Infrastruktur
ROI (%) Skor
Infra
18<ROI 10
15<ROI18 9
13<ROI15 8
12<ROI13 7
10,5<ROI12 6
9<ROI10,5 5
7<ROI9 4
5<ROI7 3,5
3<ROI5 3
1<ROI3 2,5
0<ROI1 2
ROI 0 0
Sumber: Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:2).
19


3. Rasio Kas (Cash Ratio)
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100
(2002:3) menyatakan bahwa Rasio Kas (Cash Ratio) dapat
dirumuskan sebagai berikut:




Tabel Skor Penilaian Cash Ratio untuk BUMN Infrastruktur
Cash Ratoi= x (%) Skor
Infra
X 35 3
25 x < 35 2,5
15 x < 25 2
10 x < 15 1,5
5 x < 10 1
0 x < 5 0
Sumber : Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:3).
4. Rasio Lancar (Current Ratio)
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100
(2002:4) menyatakan bahwa Rasio Lancar (Current Ratio) dapat
dirumuskan sebagai berikut:



Tabel Skor Penilaian Current Ratio untuk BUMN Infrastruktur
Current Ratoi= x (%) Skor
Infra
125 x 3
110 x < 125 2,5
100 x < 110 2
20

95 x < 100 1,5
90 x < 95 1
x < 90 0
Sumber: Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:4).
5. Collection Periods (CP)
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100
(2002:4) menyatakan bahwa Collection Periods (CP) dapat
dirumuskan sebagai berikut:


Tabel Skor Penilaian CP untuk BUMN Infrastruktur
CP = X (hari) Perbaikan = X
(hari)
Skor
Infra
X = <= 60 X > 35 4
60 < X <=90 30 < X <= 35 3,5
90 < X <= 120 25 < X <= 30 3
120 < X <= 150 2O < X <= 25 2,5
150 < X <= 180 15 < X <= 20 2
180 < X <= 210 10 < X <= 15 1,6
210 < X <= 240 6 < X <= 10 1,2
240 < X <= 270 3 < X <= 6 0,8
270 < X <= 300 1 < X <= 3 0,4
300 < X 0 < X <= 1 0
Sumber: Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:4).
6. Perputaran Persediaan (PP)
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100
(2002:5) menyatakan bahwa Perputaran Persediaan (PP) dapat
dirumuskan sebagai berikut:






21

Tabel Skor Penilaian PP untuk BUMN Infrastruktur
PP = X (hari) Perbaikan Skor
Infra
X = <= 60 35 < X 4
60 < X <= 90 30 < X <= 35 3,5
90 < X <= 120 25 < X <= 30 3
120 < X <= 150 20 < X <= 25 2,5
150 < X <= 180 15 < X <= 20 2
180 < X <= 210 10 < X <= 15 1,6
210 < X <= 240 6 < X <= 10 1,2
240 < X <= 270 3 < X <= 6 0,8
270 < X <= 300 1 < X <= 3 0,4
300 < X 0< X <= 1 0
Sumber: Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:5).
7. Perputaran Total Asset/Total Asset Turn Over (TATO)
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100
(2002:6) menyatakan bahwa Perputaran Persediaan (PP) dapat
dirumuskan sebagai berikut:


Tabel Skor Penilaian TATO untuk BUMN Infrastruktur
TATO = X (hari) Perbaikan =
X (hari)
Skor
Infra
120 < X 20 < X 4
105 < X <= 120 15 X <= 20 3,5
90 < X <= 105 10 < X <= 15 3
75 < X <= 90 5 < X <= 10 2,5
60 < X <= 75 0 < X <= 5 2
40 < X <= 60 X <= 0 1,5
20 < X <= 40 X <= 0 1
X <= 20 X <= 0 0,5
Sumber : Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:6).

22

8. Rasio Total Modal Sendiri Terhadap Total Asset (TMS terhadap TA)
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100
(2002:7) menyatakan bahwa Rasio Total Modal Sendiri Terhadap Total
Asset (TMS terhadap TA) dapat dirumuskan sebagai berikut:




Tabel Skor Penilaian TMS terhadap TA untuk BUMN Infrastruktur
TMS terhadap TA
(%)
Skor
Infra
X < 0 0
0 <= X < 10 2
10 <= X < 20 3
20 <= X < 30 4
30 <= X < 40 6
40 <= X < 50 5,5
50 <= X < 60 5
60 <= X < 70 4,5
70 <= X < 80 4,25
80 <= X < 90 4
90 <= X < 100 3,5
Sumber: Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:7).
H. Penilaiaan tingkat kesehatan keuanagan
Tingkat kesehatan perusahaan diperlukan untuk melihat apakah
suatu keuangan dalam suatu perusahaan ini dalam keadaan sehat atau
tidak. Hal ini dapat dilakukan dengan membandingkan dengan rasio.
Dengan rasio itu kita dapat mengetahui tingkat rentabilitas, likuiditas dan
leverage suatu perusahaan dalam suatu priode tertentu.
Dalam dunia bersaing secara global perusahaan menenuntut
kesehatan keuangan yang baik, hal ini diperlukan karena akan
mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan. Hal ini bertujuaan untuk
23

mengetahui tingkat kesehatan perusahaan tersebut.Pada perinsipnya
penilaian kesehatan keuangan merupakan kepentingan pemilik, pimpinan
perusahaan, investor, kreditor dan pemerintah. Penilaiaan maupun
pemeriksaan BUMN dilakukan oleh Badan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) berdasarkan ketentuan penilaian tingkat kesehatan
perusahaan. Ini menunjukkan bahwa ketentuan penilaiaan tingkat
kesehatan merupakan sebagai tolak ukur dalam penilaian perusahaan.
Hasil penilaiaan keuangan BUMN digunakan untuk menentukan
penggolongan tingkat kesehatan BUMN. Menurut Keputusan Menteri
Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002 penilaian
kesehatan keuangan BUMN pada peraturan tahun 2002 tersebut terdiri
berdasarkan nilai bobot pada aspek Rentabilitas, Liquiditas, dan
Solvabilitas.
Di bawah ini pada tabel ini disajikan Dasar perhitungan kesehatan
keuangan BUMN. Menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik
Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002.
Kategori Keterangan
Sehat - AAA apabilah total skor (TS) lebih besar dari 95
- AA apabila 80 < TS 95
- A apabila 65 < TS 80
Kurang sehat - BBB apabila 50 < TS < 85
- BB apabila 40 < TS < 50
- B apabila 30 < TS 40
Tidak sehat - CCC apabila 20 < TS < 30
- CC apabila TS 10 < TS < 20
- C apabila TS < 10
Sumber : SK Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002 (diolah).


24


BAB III
METODE PENELITIAAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitiaan
Lokasi yang dijadikan sebagai objek penelitiaan adalah PT. Semen
Tonasa (Persero) Pangkep. Dengan waktu penelitian selama 2 (dua)
bulan dari bulan Desember 2013 sampai dengan Januari 2014.
B. Rincian Data Yang Diperlukan
1. Gambaran umum perusahaan.
2. Struktur Organisasi Perusahaan.
3. Laporan neraca per 31 Desember tahun 2010 , 2011sampai dengan
tahun 2012.
4. Laporan Laba Rugi untuk Tahun yang berakhir 31 Desember 2010
sampai dengan 2012.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data
yang diperlukan dalam penyusunan penelitiaan ini adalah sebagai
berikut:
1. Observasi yaitu pengamatan langsung pada bagian-bagian, seperti
bagiaan keuangan dan akuntansi yang berhubungan dengan masalah
liquditas, leverage dan profitabilitas.
25

2. wawancara, yaitu kegiatan tanya jawab pada beberapa pihak yang di
anggap berkompoten dengan masalah yang dibahas dalam karya imiah
ini.
3. Dokumentasi yaitu penelitian yang dilakukan dengan jalan
mengumpulkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian.
D. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
a. Data kualitatif adalah semua data yang bersifta keterangan atau
informasi.
b. Data kuantitatif adalah semua data yang bersifat angka-angka atau
dapat di hitung, seperti data laporan keuangan berupa neraca dan
laporan rugi laba untuk tahun (3 tahun kebelakang)
2. Sumber data
a. Data primer adalah semua data yang di kumpulkan melalui
penelitiaan lapangan termasuk didalamnya data kualitatif dan data
kuantitatif.
b. Data sekunder adalah semua data yang dikumpulkan melalui
penelitiaan kepustakaan dan data perusahaan berupa dokumen yang
dapat mendukung penulisan.
E. Metode analisis
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor : Kep-
100/MBU/2002 yang berisi tata cara penilaian tingkat kesehatan
keuangan pada perusahaan-perusahaan di bawah naungan BUMN, maka
26

dari itu untuk alat analisis peneliti mengambil tata cara penilaian tingkat
kesehatan keuangan khususnya hanya pada aspek keuangannya saja
dimana PT. Semen Tonasa (Persero) Pangkep digolongkan sebagai
perusahaan BUMN Infrastruktur. Adapun tata cara aspek operasional dan
aspek administrasi penulis tampilkan sebagai kelengkapan informasi bagi
pembaca.
Menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor
100 (2002:1-7) menyatakan bahwa penilaian kinerja aspek keuangan
Badan usaha Milik Negara dibagi menjadi delapan, yaitu :
Tabel Daftar indikator dan bobot aspek keuangan
Indikator Bobot
Infra
1. Imbalan kepada pemegang saham
(ROE)
15
2. Imbal investasi (ROI) 10
3. Rasio kas 3
4. Rasio lancar 4
5. Collection periods 4
6. Perputaran persediaan 4
7. Perputaran total asset 4
8. Rasio modal sendiri terhadap total
aktiva
6
Total bobot 50
Sumber : Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:1)
1. Imbalan kepada pemegang saham (ROE)
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100
(2002:2) menyatakan bahwa Imbalan Investasi (ROI) dapat
dirumuskan sebagai berikut:




27

2. Imbalan investasi (ROI)
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100
(2002:2) menyatakan bahwa Imbalan Investasi (ROI) dapat
dirumuskan sebagai berikut:


3. Rasio Kas (Cash Ratio)
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100
(2002:3) menyatakan bahwa Rasio Kas (Cash Ratio) dapat
dirumuskan sebagai berikut:




4. Rasio Lancar (Current Ratio)
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100
(2002:4) menyatakan bahwa Rasio Lancar (Current Ratio) dapat
dirumuskan sebagai berikut:


5. Collection Periods (CP)
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100
(2002:4) menyatakan bahwa Collection Periods (CP) dapat
dirumuskan sebagai berikut:




6. Perputaran Persediaan (PP)
28

Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100
(2002:5) menyatakan bahwa Perputaran Persediaan (PP) dapat
dirumuskan sebagai berikut:




7. Perputaran Total Asset/Total Asset Turn Over (TATO)
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100
(2002:6) menyatakan bahwa Perputaran Persediaan (PP) dapat
dirumuskan sebagai berikut:


8. Rasio Total Modal Sendiri Terhadap Total Asset (TMS terhadap TA)
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100
(2002:7) menyatakan bahwa Rasio Total Modal Sendiri Terhadap
Total Asset (TMS terhadap TA) dapat dirumuskan sebagai berikut:






9. Table penilaian tingkat kesehatan perusahaan menurut BUMN
Hasil perhitungan dari rumus tersebut merupakan tingkat
prestasi dari Badan Usaha Milik Negara pada aspek keuangan.
Memberikan penafsiran terhadap tingkat prestasi aspek keuangan
yang ditemukan tersebut, table di bawah ini menunjukkan penilaiaan
tingkat kesehatan perusahaan menurut BUMN.
29

Tabel Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN untuk Seluruh Aspek
Kategori Keterangan
Sehat - AAA apabilah total skor (TS) lebih besar dari 95
- AA apabila 80 < TS 95
- A apabila 65 < TS 80
Kurang sehat - BBB apabila 50 < TS < 85
- BB apabila 40 < TS < 50
- B apabila 30 < TS 40
Tidak sehat - CCC apabila 20 < TS < 30
- CC apabila TS 10 < TS < 20
- C apabila TS < 10













30

BAB 1V
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
PT Semen Tonasa merupakan perusahaan (BUMN) manufaktur yang
bergerak di bidang industri pertambangan. Produk yang dihasilkan adalah
semen. PT Semen Tonasa adalah produsen semen terbesar di Kawasan Timur
Indonesia yang menempati lahan seluas 715 hektar di Desa Biringere, Kecamatan
Bungoro, Kabupaten Pangkep, sekitar 68 kilometer dari kota Makassar.
Perseroan yang memiliki kapasitas terpasang 5.980.000 ton semen per tahun ini,
mempunyai empat unit pabrik, yaitu Pabrik Tonasa II, Pabrik Tonasa III, Pabrik
Tonasa IV dan Pabrik Tonasa V.
Keempat unit pabrik tersebut menggunakan proses kering dengan
kapasitas masing-masing 590.000 ton semen pertahun untuk Unit II dan III,
2.300.000 ton semen per tahun untuk Unit IV serta 2.500.000 ton semen untuk
Unit V. Perseroan berdasarkan anggaran dasar merupakan produsen semen di
Indonesia yang telah memproduksi serta menjual semen di dalam negeri dan
mancanegara sejak tahun 1968. Proses produksi perseroan bermula dari kegiatan
penambangan tanah liat dan batu kapur di kawasan tambang tanah liat dan
pegunungan batu kapur sekitar pabrik hingga pengantongan semen zak di unit
pengantongan semen. Proses produksi perseroan secara terus menerus dipantau
oleh satuan Quality Control guna menjamin kualitas produksi. Lokasi pabrik
perseroan yang berada di Sulawesi Selatan merupakan daerah strategis untuk
mengisi kebutuhan semen di Kawasan Timur Indonesia. Dengan didukung oleh
jaringan distribusi yang tersebar dan diperkuat oleh delapan unit pengantongan
31

semen yang melengkapi sarana distribusi penjualan, telah menjadikan perseroan
sebagai pemasok terbesar di kawasan tersebut. Kedelapan unit pengantongan
semen berlokasi di Bitung, Palu, Banjarmasin dan Ambon dengan kapasitas
masing-masing 300.00 ton semen per tahun serta di Makassar, Bali dan
Samarinda dengan kapasitas masing-masing 600.000 ton semen per tahun, dan di
Pontianak dengan kapasitas 150.000 ton semen per tahun. Sarana pendukung
operasi lainnya yang berkontribusi besar terhadap pencapaian laba perusahaan
adalah utilitas.
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan kapasitas 2x25 MW
yang berlokasi di Desa Biringkassi, Kabupaten Pangkep, sekitar 17 km dari
lokasi pabrik. Pendapatan utama perseroan adalah hasil penjualan Semen
Portland (OPC), Semen Non OPC yaitu Tipe Komposit (PCC) tersebar di
wilayah Sulawesi, Kalimantan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.
Didukung dengan merk produk yang solid di Kawasan Timur Indonesia,
perseroan berusaha secara terus menerus mempertahankan brand image produk
dengan menjaga kestabilan pasokan produk di pasar semen, selain itu dukungan
sistem distribusi yang optimal juga merupakan unsure kesuksesan penjualan
semen perseroan. Disamping itu, penjualan ekspor juga dilakukan perseroan jika
terjadi kelebihan produksi setelah pemenuhan pasar dalam negeri. Sejak 15
September 1995 perseroan terkonsolidasi dengan PT Semen Indonesia (Persero)
Tbk. (sebelumnya PT Semen Gresik (Persero) Tbk.) menjadi sebuah holding
company.
Lebih dari satu dekade perseroan berbenah dan berupaya keras
meningkatkan nilai perseroan di mata pemegang saham dan stakeholder.
Berbagai terobosan strategi dan program kerja dalam meningkatkan kinerja
32

perseroan secara terintegrasi terus dipacu untuk mewujudkan visi perseroan
menjadi produsen semen yang terefisien dan mempunyai keunggulan yang
kompetitif diantara para produsen semen lainnya. Di mulai tahun 2009 sampai
saat ini, perseroan melaksanakan pembangunan Pabrik Tonasa V yang nantinya
diharapkan beroperasi dengan kapasitas 2.500.000 ton pertahun dengan dukungan
pembangkit listrik 2x35MW dengan pembiayaan proyek tersebut bersumber dari
dana sendiri dan kredit pembiayaan sindikasi perbankan nasional. Pembangkit
listrik tersebut ditargetkan akan beroperasi normal di tahun 2013.
Sejarah perkembangan PT Semen Tonasa adalah sebagai berikut :
PT Semen Tonasa didirikan sesuai TAP MPRS No.II/MPRS/1960 tanggal 5
Desember 1960 dengan kepemilikan 100% pemerintah.
Tonasa I beroperasi dengan kapasitas 120.000 ton per tahun.
Tonasa II beroperasi dengan kapasitas terpasang 510.000 ton per tahun.
Tonasa III beroperasi dengan kapasitas 590.000 ton per tahun. Optimalisasi
Tonasa II secara swakelola, kapasitas menjadi 590.000 ton pertahun.
15 September 1995: Konsolidasi dengan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
(dahulu PT Semen Gresik (Persero) Tbk.).
Tahun1996 Tonasa IV beroperasi dengan kapasitas 2,3 juta ton per tahun.
Tahun 2012 Fire on Pabrik Tonasa V tanggal 16 September 2012, sementara
finish mill Pabrik Tonasa V telah berproduksi sejak Juni 2012 dengan kapasitas
terpasang 2,5 juta ton semen per tahun.
1 Februari 2013, Pabrik Tonasa V beroperasi secara komersil. Rencana operasi
pembangkit listrik di triwulan II 2013 dengan kapasitas 2x35 MW.

33

B. Visi dan Misi Perusahaan
1. VISI
Menjadi perusahaan persemenan terkemuka di Asia dengan tingkat efisiensi
tinggi
2. MISI
a. Meningkatkan perusahaan sesuai keinginan stakeholder.
b. Memproduksi semen untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan kualitas
dan harga bersaing serta penyerahan tepat waktu.
c. Senantiasa berupaya melakukan improvement di segala bidang, guna
meningkatkan daya saing di pasar dan ebitda margin perusahaan.
d. Membangun lingkungan kerja yang mampu membangkitkan motivasi
karyawan untuk bekerja secara professional.

C. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi perusahaan pada PT Semen Tonasa (Persero)
Kabupaten Pangkep terdiri atas Direktur Utama yang membawahi : Direktur
Produksi, Direktur Litbang dan Operasional, Direktur Pemasaran, Direktur
Keuangan, Satuan Kerja Audit Internal, Sekertaris Perusahaan dan Dept. CSR
dan Umum.
Dukungan jumlah karyawan sejumlah 1.962 orang dengan produktifitas
kerja yang tinggi mampu mendukung operasional perseroan dalam
mempertahankan pasokan produk di pasar domestik yang ada bahkan memenuhi
permintaan semen dari luar negeri. Setiap Direktur bidang membawahi lagi
beberapa departemen, yaitu sebagai berikut :
34


1. Direktur Produksi membawahi beberapa departemen, diantaranya adalah Dept.
Produksi Bahan Baku, Dept. Produksi Terak I, Dept. Produksi Terak II, Dept.
Produksi Semen, Dept. Teknik Utilitas, dan Dept. Energi.
2. Direktur Litbang dan Operasional membawahi beberapa departemen,
diantaranya adalah : Dept. Perkembangan Usaha & Sismen, Dept. Rancang
Bangun & Perekayasaan, Dept. Pengadaan & Pengelolaan Persediaan dan Dept.
Jaminan Mutu & Lingkungan.
3. Direktur Pemasaran membawahi beberapa departemen, diantaranya adalah :
Dept. Produksi Bahan Baku, Dept. Distribusi dan Transportasi dan Dept.
Perencanaan dan Pengembangan Pemasaran.
4. Direktur Keuangan membawahi beberapa departemen, diantaranya adalah :
Dept. Akutansi & Treasury, Dept. Sumber Daya Manusia dan Biro Sistem
Informasi.
Pada halaman selanjutnya tampilan struktur organisasi PT Semen Tonasa
yang disajikan dalam bentuk bagan.
35

Bagan 1.
STRUKTUR ORGANISASI
PT SEMEN TONASA 2012-2013











Andi Unggul Attas
Direktur Utama
Wahab Candoko
Direktur Pemasaran
Syaiful Abunawar
Direktur Litbang & Operational
Gatot Kustyadji
Direktur Produksi
Subhan
Direktur Keuangan
Hardoyo
Dept. Prod. Bahan Baku
Sjofani Y.R Ifneldy
Dept. Perkembangan Usaha & Sismen
Syaeful Mamma
Dept. Prod. Bahan Baku
Saparuddin
Dept. Produksi Terak I
Agus Subroto
Dept. Rancang Bangun & Perekayasaan
Arifin Yebbo
Dept. Distribusi & Transportasi
Ridwan Marzuki
Dept. Produksi Terak II
Mahyunir Sudarma
Dept. Pengadaan & Pengelolaan Persediaan
M. Amir Zainuddin
Dept. Perencanaan & Pengembangan Pemasaran
Bambang Haryanto
Dept. Produksi Semen
Rudi Pirngadi
Dept. Jaminan Mutu & Lingkungan
M. Yusuf Ashad
Dept. Teknik Utilitas
Bahar Syamsu
Dept. Energi
Asruddin
Dept. Akutansi & Treasury
Matia Ilfajar
Satuan Kerja Audit Internal
Lukman
Dept. Sumber Daya Manusia
Muh. Arifin
Sekertaris Perusahaan
Subiyanto
Biro Sistem Informasi
Muh. Ilyas Timu
Dept. CSR & Umum
36








D. Produk dan Jenis Semen
1) Semen Portland Tipe I
Semen Portland Tipe I adalah semen hidrolis yang dibuat dengan
menggiling terak dan gipsum. Semen Portland Tipe I produksi perseroan
memenuhi persyaratan SNI 15-2049-2004 Jenis I dan ASTM C150-2004 Tipe I.
Semen jenis ini digunakan untuk bangunan umum dengan kekuatan
tekanan yang tinggi (tidak memerlukan persyaratan khusus), seperti bangunan
bertingkat tinggi, perumahan, jembatan serta jalan raya, landasan bandar udara,
beton pratekan, bendungan/ saluran irigasi, elemen bangunan seperti genteng,
hollow, brick/batako, paving block, buis beton, roster dan lain-lain.
2) Semen Portland Komposit
Semen Portland Komposit adalah bahan pengikat hidrolis hasil
penggilingan bersama terak semen Portland dan gipsum dengan satu atau lebih
bahan anorganik, atau hasil pencampuran bubuk semen Portland dengan bubuk
bahan anorganik, atau hasil pencampuran bubuk Semen Portland dengan bubuk
bahan anorganik lain. Semen Portland Komposit produksi PT Semen Tonasa
memenuhi persyaratan SNI 15-7064-2004. Kegunaan semen jenis ini
diperuntukkan untuk konstruksi beton umum, pasangan batu bata, plesteran dan
acian, selokan, jalan, pagar dinding, pembuatan elemen bangunan khusus seperti
beton pracetak, beton pratekan, panel beton, bata beton (paving block) dan
sebagainya.


Jenis semen yang dimaksud adalah sebagai berikut :




a. Portland Cement Tipe 1 (PC 1) = SNI 15-2049-04
b. Portland Pozzolan Cement (PPC) = SNI 15-2049-04
c. Super Masonry Cement (SMC) = SNI 15-3500-1993
d. Oil Well Cement (OWC) = SNI 15-3044-1992
e. Portland Composite Cement (PCC) = SNI 15-700-2004
f. Portland Pozzolan Cement (PPC) = SNI 15-0302-94

E. Mekanisme Tata Kelola Perusahaan
Sesuai Undang-Undang No 40 Tahun 2007 tentang perseroan terbatas,
organ perseroan terdiri dari Rapat Umum Pemegang saham (RUPS), Dewan
Komisaris dan Dewan Direksi. Kepengurusan perseroan menganut sistem dua
badan, yaitu Dewan Komisaris dan Dewan Direksi, yang memiliki wewenang
dan tanggung jawab yang jelas sesuai fungsinya masing-masing sebagaimana
diamanatkan dalam anggaran dasar dan peraturan perundangundangan. Perseroan
telah memiliki infrastruktur yang diperlukan dalam rangka implementasi tata
kelola perusahaan, dijajaran Dewan Komisaris telah dibentuk komite-komite
fungsional untuk memberdayakan fungsi kepengawasan. Demikian pula di
jajaran Dewan Direksi telah dibentuk unit kerja yang mengendalikan, mengawal
dan bertanggung jawab atas implementasi governance dan juga bertugas sebagai
mitra kerja dari komite-komite dibawah Dewan Komisaris, sebagaimana bagan di
bawah ini.







Bagan 2.
Komite-komite dibawah Dewan Komisaris








Sebagaimana tergambar dalam struktur tata kelola diatas, dalam forum
RUPS sesuai dengan anggaran sasar perseroan dan perundang-undangan yang
berlaku, para pemegang saham dapat melakukan pengambilan keputusan penting
berkaitan dengan investasi yang telah ditanamkan di perseroan.
Keputusan yang diambil dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham)
didasarkan pada kepentingan perseroan. RUPS atau pemegang saham tidak dapat
melakukan intervensi terhadap tugas, fungsi dan wewenang Dewan Komisaris
dan Dewan Direksi dengan tidak mengurangi wewenang RUPS untuk
menjalankan haknya sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan perundang-
undangan. Dengan kedudukan yang setara, para pemegang saham akan
mempertimbangkan dengan seksama keputusannya demi kepentingan perseroan.
Rapat Umum
Pemegang Saham
Sekertaris Perusahaan Audit Internal Kepala Departemen
Dewan Direksi Dewan Komisaris
Komite Audit




Segera setelah keputusan diambil, RUPS kemudian akan menyerahkan segala
kewenangan pengawasan dan pelaksanaan keputusan tersebut kepada Dewan
Komisaris dan Dewan Direksi. Pengelolaan perseroan dan pelaksanaan atas setiap
Keputusan RUPS tersebut dilakukan oleh Dewan Direksi. Dewan Komisaris
kemudian melakukan pengawasan dan memberikan nasihat untuk memastikan
bahwa tujuan perseroan serta keputusan RUPS.




















BAB V
HASIL PENELITIAN


A. Hasil penelitian
Berdasakan hasil penelitian yang telah diperoleh, baik berupa data
kuantitatif maupun kualitatif yang didukung oleh dasar teori dan metode
penelitian yang telah dikemukakan pada bab terdahulu, maka dilakukan
analisis kinerja aspek keuangan berdasarkan Keputusan Menteri Badan
Usaha Milik Negara Nomor 100 Tahun 2002 meliputi tiga aspek yaitu
aspek keuangan, aspek operasional, dan aspek administrasi. Analisa
dalam skripsi ini hanya terbatas pada aspek keuangan sajapada PT.
Semen Tonasa (persero) Pangkep dari tahun 2010 sampai dengan 2012
untuk menemukan jawaban atas rumusan masalah dan hipotesis yang
telah dikemukakan oleh peneliti. Menurut Keputusan Menteri Badan
Usaha Milik Negara Nomor 100 Tahun 2002 menyatakan bahwa
penilaian kinerja aspek keuangan Badan Usaha Milik Negara dibagi
menjadi delapan indikator yaitu ROI, ROE, Rasio kas, Rasio lancar,
collection periode, perputaran persediaan,perputaran total aaset, rasio
modal sendiri terhadap total aktiva, untuk lebih jelasnya dapat disajikan
sebagai berikut:
B. Analisis rasio Menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik
Negara Nomor 100 Tahun 2002




Menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor
100 Tahun 2002 menyatakan bahwa penilaian kinerja aspek keuangan
Badan Usaha Milik Negara dibagi menjadi delapan indikator yaitu
1. Imbalan kepada pemegang saham (ROE)
Return on Equity atau biasa disebut Rentabilitas modal sendiri
dimaksudkan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi
hak pemilik modal sendiri.
Tabel hasil perhitungan ROE
PT.Semen Tonasa (Persero)
Periode tahun 2010-2012
N
o
Keterangan komponen Jumlah Nilai
rasio
Skor
kinerja
1 ROI 2010 Laba setelah pajak 543.587.112
Modal sendiri 1.941.682.556
ROE=(LSP:MS)x100% 27,99 15
2 ROI 2011 Laba setelah pajak 544.293.789
Modal sendiri 2.238.278.583
ROE=(LSP:MS)x100% 24,31 15
3 ROI 2012 Laba setelah pajak 642.154.817
Modal sendiri 2.645.891.522
ROE=(LSP:MS)x100% 24,26 16
Sumber : PT. Semen Tonasa (Persero) (data diolah)
Dari tabel diatas dapat dilihat sejauh mana perusahaan
mempergunakan sumber daya yang dimiliki untuk mampu memberi laba
kepada pemegang saham atas ekuitas. Rulhumb rata-rata industri untuk
return on equity adalah 40% (Kasmir, 2013:203) berdasarkan analisis ROE
di atas dapat disimpulkan bahwa ROE PT.Semen Tonasa (Persero)
Pangkep periode 2010-2012 dikategorikan cukup baik walaupun masih




dibawah rata-rata industri, hal ini dilihat berdasarkan hasil perhitungan
return on investment (ROI) pada tahun 2010 sebesar 27,99%, tahun 2011
mengalami penurunan, menjadi 24,31 % , dan pada tahun 2012 mengalami
penurunan menjadi 24,26 %, ini berarti setiap 1 aktiva mampu
menghasilkan laba bersih Rp. 0,2798 pada tahun 2010, Rp 0,2431 pada
tahun 2011, Rp 0,2426 pada tahun 2012 , Walaupun demikian, hasil
(ROI) yang positif pada setiap tahunnya dapat diartikan bahwa perusahaan
telah mampu memanfaatkan aktiva yang dimiliki untuk memperoleh laba
dan memperoleh skor kinerja 20 yaitu yang dapat dilihat pada tabel 5.1.
2.
Tabel hasil perhitungan ROI
PT.Semen Tonasa (Persero)
Periode tahun 2010-2012
N
o
Keterangan komponen Jumlah Nilai
rasio
Skor
kinerja
1 ROI 2010 EBIT 738.158.834
Penyusutan aktiva
tetap
1.155.284.263
Capital employet 3.510.477.336
53,93 15
2 ROI 2011 EBIT 736.855.661
Penyusutan aktiva
tetap
1.265.896.315
Capital employet 5.374.843.616
37,26 15
3 ROI 2012 EBIT 946.827.485
Penyusutan aktiva
tetap
1.301.828.940
Capital employet 7.331.627.207
30,67 15





Rule of thumb rata-rata industri untuk return on equity adalah 30% (kasmir ,
2013:205). Berdasarkan hasil analisis ROI diatas dapat disimpulkan bahwa ROI
PT. Semen Tonasa (Persero) Pangkep, periode 2010-2012 dapat dikategorikan
baik dikarenakan telah mencapai rata-rata industri ,pada tahun 2010 sebesar
53,97% , pada tahun 2011 sebesar 37,26 dan pada tahun 2012 sebesar 30,67 . Ini
berarti setiap 1 modal kerja, perusahaan memperoleh laba bersih sebesar
Rp.0,5397 pada tahun 2010, Rp 0,3726 pada tahun 2011, dan Rp 0,3067 pada
tahun 2012, walaupun demikian, dengan nilai ROI yang positif dapat diartikan
bahwa perusahaan sudah mampu memanfaatkan modal yang dimiliki untuk
memperoleh laba , dan memperoleh skor kinerja 15
3. Cash ratio
N
o
Keterangan Komponen Jumlah Nilai
rasio
Skor
kinerja
1 Cash ratio
2010
Kas 215.598.492
Setara kas dibatasi
penggunaannya
87.943.598
Total kas 303.542.090
Kewaijban lancar 586.981.976
51,71 5
2 Cash ratio
2011
Kas 342.933.778
Setara kas dibatasi
penggunaannya
12.191.922
Total Kas 337.125.700
Kewajiban lancar 661.895.112
50,93 5
3 Cash ratio
2012
Kas 503.076.307
Penyusutan aktiva
tetap
6.639.304
Total kas 509.076.307
Kewaijban lancar 1.056.532.734
48,24 5





Rule of thumb rata-rata industri untuk cash ratio adalah 50% (Kasmir
2013:140) Berdasarkan hasil analisi cash ratio di atas dapat disimpulkan
bahwa cash ratio PT. Semen Tonasa (Persero) Pangkep dapat
diketegorikan baik pada tahun 2010 dan 2011 karena telah memenuhi
standar rata-rata industri, hal ini dilihat melalui perhitungan cash ratio
pada tahun 2010 sebesar 51,71% , pada tahun 2011, 50,93%, , walauapun
pada tahun 2012 mengalami penurunan menjadi 48,24% tapi dapat
dikategorikan cukup baik walauapun tidak mencapai rata-rata industri cash
ratio. Ini berati setiap Rp 1 , perusahaan mampu membayar utang
lancarnya yang dijamin oleh kas sebesar Rp. 0,5171 pada tahun 2010 , Rp.
0,5093 pada tahun 2011, Rp. 0,4824 pada tahun 2012. Walaupun pada
tahun 2012 nilai cash ratio masih dibawah standar rata-rata industri,
dengan hasil kas yang positif dapat di artikan bahwa perusahaan telah
mampu membayar utang lancarnya yang dijamin oleh kas . pada tahun
2010-2012 berada pada skor cash ratio 5 dapat dilihat pada tabel.
4. Current ratio
N
o
Keterangan Komponen Jumlah Nilai
rasio
Skor
kinerj
a
1 Current ratio
2010
Asset lancar 1.017.517.644
Kewajiban lancar 586.981.967
173.34 5
2 Current ratio
2011
Asset lancar 1.237.682.866
Kewajiban lancar 661.895.112
186,99 5
3 Current ratio
2012
Asset lancar 1.594.864.239
Kewajiban lancar 1.056.532.734
150,95 5




Rule of thumb rata-rata industri untuk current ratio adalah 100-200%
(kasmir 2013:135). Berdasarkan hasil analisis current ratio diatas dapat
disimpulkan bahwa current ratio PT. Semen Tonasa (Persero) pangkep
periode tahun 2010-2012 dapat dikatakan baik karena telah memenuhi
standar rata-rata industri. Hal ini dilihat berdasarkan hasil perhitungan
current ratio pada tahun 2010 sebesar 173,34% , pada tahun 2011
sebesar 186,99%, pada tahun 2012 sebesar 150,95 %. Ini berarti Rp 1
aktiva lancar dapat menjamin utang lancar sebesar Rp. 1,7334 pada
tahun 2010 , Rp. 1,8699 pada tahun 2011, dan Rp.1,5095 pada tahun
2012 , ini dapat di artikan perusahaan telah dapat membayar hutang
jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang dimiliki dan mendapat
skor kinerja current ratio 5 dapat dilihat pada tabel

5. Collection period
N
o
Keterangan Komponen Jumlah Nilai
rasio
Skor
kinerj
a
1 Collection
period 2010
Total piutang usaha 366.056.456
Total pendapatan
usaha
2.723.863.787
49 5
2 Collection
period 2011
Total piutang usaha 381.602.813
Total pendapatan
usaha
3.039.863.341
46 5
3 Collection
period 2012
Total piutang usaha 594.617.183
Total pendapatan
usaha
3.753.269.551
58 5




Rule of thumb rata-rata industri untuk collection period adalah 25 hari
(Kasmir 2013:179). Berdasarkan hasil analisis collection periode di
atas dapat di simpulkan bahwa collection periode PT.Semen Tonasa
(Persero) Pangkep periode tahun 2010-2012 dikategorikan cukup baik
walaupun masih melebihi batas rata-rata industri yang dapat di artikan
bahwa konsumen membayar tagihan tidak tepat waktu. Hal ini di lihat
berdasarkan hasil perhitungan collection periode pada tahun 2010
selama 49 hari, pada tahun 2011 selama 46 hari dan tahun 2012 selama
58 hari. Ini berarti setiap 1 piutang usaha , perusahaan harus
melakukan penagihan rata-rata selama 49 hari pada tahun 2010 , 46
hari pada tahun 2011, dan 58 hari pada tahun 2012.
Menurut keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara dari hasil
perhitungan rasio collection period dapat dilihat pada tabel
memperoleh skor 5 pada level
6. Perputaran persediaan
N
o
Keterangan Komponen Jumlah Nilai
rasio
Skor
kinerj
a
1 Perputaran
persediaan
2010
Total persediaan 339.080.974
Total pendapatan 2.723.863.787
45 5
2 Perputaran
persediaan
2011
Total persediaan 494.288.980
Total pendapatan 3.039.863.341
59 5
3 Perputaran
persediaan
2012
Total persediaan 481.519.053
Total pendapatan 3.753.269.551
47 5




Rule of thumb rata-rata industri untuk inventory turnover adalah 20
hari (Kasmir , 2013:181). Berdasarkan hasil analisis inventory turnover
di atas dapat disimpulkan bahwa inventory turnover PT. Semen Tonasa
periode tahun 2010-2012 tidak memenuhi standar rata-rata industri ,
hal ini berarti dana yang ditanamkan pada sediaan berputar pada tahun
2010 selama 45 hari, pada tahun 2011 hari 59 hari , dan pada tahun
2012 selama 47 hari.
Dalam menentukan skor kinerja keuangan inventory turnover
menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100
Tahun 2002 dapat dilihat pada tabel yang dimana pada tahun 2010-
2012 memperoleh skor 5 pada level x 60.

7. Analisis kinerja aspek keuangan tahun 2010 Analisis kinerja keuangan
PT. Semen Tonasa (Persero) pangkep tahun 2010 berdasarkan
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 Tahun
2002 akan disajikan pada tabel 5.1 berikut ini.
Tabel Perhitungan Penilaian Kinerja Aspek Keuangan PT.
Semen Tonasa (Persero) Pangkep tahun 2010 Berdasarkan Keputusan
Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 Tahun 2002.
No Keterangan Komponen Tahun 2010
Jumlah Nilai
Rasio
(%)

Skor
Kiner
ja
1 ROE Laba Setelah Pajak 543.587.122
Modal sendiri 1.941.682.55




6
ROE=(LSP:MS) x 100 % 27,99 15


ROI

EBIT 738.158.834
Penyusutan aktiva
tetap
1.155.284.26
3
Capital employed 3.510.477.33
6
ROI= (EBIT+PA:CE) x 100 % 53,93 10
3 Cash Ratio Kas dan setara kas 215.598.492
Kas setara kas dan
dibatasi
penggunaannya
Surat berharga jangka
pendek

87.943.598

-
Total kas 303.542.090
Kewajiban lancar 586.981.967
Cash Ratio = ((K+B+SBJP) : KL) x
100%
51,71 3
4 Current
Ratio
Asset lancar 1.017.517.64
4

Kewajiban lancar 586.981.967
Current ratio= (AL:KL) x 100% 173,34 3
5


ColectionPe
riode
Total piutang usaha 366.056.465
Total pendapatan
usaha
2.723.863.78
7
49 4
6 Perputaran
persediaan
Total persediaan 339.080.97
4

Total pendapatan 2.723.863.7
87
45 4
7 Total asset /
total asset
turn over
(TATO)
Total pendapatan 2.723.863.78
7

Total aktiva 3.510.477.33
6
77,59 2,5
8 Rasio total Total modal sendiri 1.941.682.55




modal
sendiri
terhadap
total asset
6
Total asset 3.510.477.33
6
55,31 5
Total nilai PT. Semen Tonasa (Persero ) pangkep tahun 2010 46,5
Rasio Tingkat Kesehatan PT. Semen Tonasa (Persero) Pangkep
tahun 2010 = total nilai keuangan + operasi 35+ administrasi + 15 =
96,5
Kategori tingkat kesehatan PT. Semen Tonasa tahun 2010 AAA
Sumber Diolah dari hasil penelitian 2013
Keterangan :
1. Untuk memberikan skor kinerja keuangan tabel di atas dapatdilihat pada
tabel
2. Berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100
tahun 2002 dapat dilitah pada table 5.1 bahwa kinerja keuangan PT. Semen
Tonasa pada tahun 2010 dapat dikatakan sehat dengan penilaan AAA
dimana total skor yang diperoleh dari aspek keuangan tahun 2010 adalah
96,5 dengan standar penilaian > 95.
8. Penilaiaan kinerja aspek keuangan PT. Semen Tonasa (Persero) Pangkep tahun
2011 berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100
tahun 2002 akan disajikan pada tabel 5.2 berikut ini.
Tabel Perhitungan Penilaian Kinerja Aspek Keuangan PT. Semen Tonasa
(Persero) Pangkep tahun 2011 Berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha
Milik Negara Nomor 100 Tahun 2002
No Keterangan Komponen Tahun 2011
Jumlah Nilai
Rasio
(%)

Skor
Kinerj
a
1 ROE Laba Setelah Pajak 544.293.789
Modal sendiri 2.238.278.58
3




ROE=(LSP:MS) x 100 % 24,31 15
2 ROI

EBIT 736.855.661
Penyusutan aktiva
tetap
1.265.896.31
5
Capital employed 5.374.843.61
6
ROI= (EBIT:CE) x 100 % 37,26 10
3 Cash Ratio Kas dan setara kas 324.933.778
Kas setara kas dan
dibatasi
penggunaannya
Surat berharga

12.191.922
-
Total kas 337.125.700
Kewajiban lancar 661.895.112
Cash Ratio = ((K+B+SBJP) : KL) x
100%
50,93 3
4 Current Ratio Asset lancar 1.237.682.86
6

Kewajiban lancar 661.895.112
Current ratio= (AL:KL) x 100% 186,9
9
3
5 Colection
Periode
Total piutang usaha 381.602.813
Total pendapatan
usaha
3.039.863.34
1
Colection Periods = (TPiU:TPU) x
365 Hari
45,81 4
6 Perputaran
persediaan
Total persediaan 494.288.980
Total pendapatan
usaha
3.039.863.34
1
Perputaran Persediaan = (TP:TPU) x
365
59,34 4
7 Total asset /
total asset turn
over (TATO)
Total pendapatan 3.039.863.34
1

Total aktiva 5.374.843.61
6
Total Asset Turn Over (TATO) =
(TP:TA) x 100%
56,55 1,5
8 Rasio total Total modal sendiri 2.238.278.58




modal sendiri
terhadap total
asset
3
Total asset 5.374.843.61
6
Rasio Modal Sendiri Terhadap Total
asset = (TMS:TA) x 100%
41,64 5,5
Total nilai PT. Semen Tonasa (Persero ) pangkep tahun 2010 46
Rasio Tingkat Kesehatan PT. Semen Tonasa (Persero) Pangkep tahun
2011= total nilai keuangan + operasi 35+ administrasi + 15 =
96
Kategori tingkat kesehatan PT. Semen Tonasa tahun 2010 AAA
Sumber Diolah dari hasil penelitian 2013
Keterangan :
a. Untuk memberikan skor kinerja keuangan tabel di atas dapatadilihat pada
tabel
b. Berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100
tahun 2002 dapat dilitah pada table 5.2 bahwa kinerja keuangan PT. Semen
Tonasa pada tahun 2011 dapat dikatakan sehat dengan penilaan AAA
dimana total skor yang diperoleh dari aspek keuangan tahun 2011 adalah 96
dengan standar penilaian >95.

9. Penilaiaan kinerja aspek keuangan PT. Semen Tonasa (Persero) Pangkep tahun
2012 berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100
tahun 2002 akan disajikan pada tabel 5.2 berikut ini.
Tabel Perhitungan Penilaian Kinerja Aspek Keuangan PT. Semen Tonasa
(Persero) Pangkep tahun 2012 Berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha
Milik Negara Nomor 100 Tahun 2002.
10. N
o

Keterangan Komponen Tahun 2013
Jumlah Nilai
Rasio
(%)

Skor
Kiner
ja
1 ROE Laba Setelah Pajak 642.154.817




Modal sendiri 2.645.891.52
2
ROE=(LSP:MS) x 100 % 24,26 15
2 ROI

EBIT 946.827.485
Penyusutan aktiva
tetap
1.301.828.94
0
Capital employed 7.331.627.20
6
ROI= (EBIT:CE) x 100 % 30,67 10
3 Cash Ratio Kas dan setara kas 503.076.307
Kas setara kas dan
dibatasi
penggunaannya
Surat berharga jangka
pendek

6.639.304

-
Total kas 509.715.611
Kewajiban lancar 1.056.532.73
4
Cash Ratio = ((K+B+SBJP) : KL) x
100%
48,24 3
4 Current Ratio Asset lancar 1.594.864.23
9

Kewajiban lancar 1.056.532.73
4
Current ratio= (AL:KL) x 100% 150,95 3
5 Colection
Periode
Total piutang usaha 594.617.183
Total pendapatan
usaha
3.753.269.55
1
Colection Periods = (TPiU:TPU) x
365 Hari
57,82 4
6 Perputaran
persediaan
Total persediaan 481.519.053
Total pendapatan 3.753.269.55
1
Perputaran Persediaan = (TP:TPU) x
365
46,82 4
7 Total asset /
total asset turn
Total pendapatan 3.753.269.55
1





over (TATO) Total aktiva 7.331.627.20
6
Total Asset Turn Over (TATO) =
(TP:TA) x 100%
51,19 1,5
8 Rasio total
modal sendiri
terhadap total
asset
Total modal sendiri 2.645.891.52
2

Total aktiva 7.331.627.20
6
Rasio Modal Sendiri Terhadap Total
asset = (TMS:TA) x 100%
36,1 6
Total nilai PT. Semen Tonasa (Persero ) pangkep tahun 2010 46,5
Rasio Tingkat Kesehatan PT. Semen Tonasa (Persero) Pangkep tahun
2011= total nilai keuangan + operasi 35+ administrasi + 15 =

96,5
Kategori tingkat kesehatan PT. Semen Tonasa tahun 2010 AAA
Sumber Diolah dari hasil penelitian 2013
Keterangan :
a. Untuk memberikan skor kinerja keuangan tabel di atas dapatadilihat pada
tabel.
b. Berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100
tahun 2002 dapat dilitah pada table bahwa kinerja keuangan PT. Semen
Tonasa pada tahun 2011 dapat dikatakan sehat dengan penilaan AAA
dimana total skor yang diperoleh dari aspek keuangan tahun 2011 adalah 96
dengan standar penilaian >95.

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan Keputusan Menteri
Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 Tahun 2002 dari tahun 2010 sampai
dengan tahun 2012 diketahui bahwa pada tahun 2010 penilaian kinerja aspek
keuangan PT. Semen Tonasa pada tahun 2010 sampai dengan 2012 berada
pada klasifikasi sehat predikat AAA,sesuai syarat klasifikasi sehat predikat




AAA menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100
Tahun 2002.
No Tahun Nilai Rasio tingkat kesehatan Keterangan
1 2010 96,5% total skor (TS) lebih besar dari 95 Sehatpredikat
AAA
2 2011 96% total skor (TS) lebih besar dari 95 Sehat predikat
AAA
3 2012 96,5% total skor (TS) lebih besar dari 95 Sehat predikat
AAA





BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN
Berdasarkan permasalahan penelitian yang sesuai dengan hipotesis
yang diajukan, maka dari hasil penelitian dan pembahasan dapat
disimpulkan sabagai berikut:
1. Berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor
100 Tahun 2002 pada penilaian kierja keungan PT. Semen Tonasa
(Persero) Pangkep dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 dapat
dikatakan sehat predikat A yang dimana total skor (TS) > 95 .
2. Berdasarkan penelitian yang telah di laksanakan nilaiROE, ROI, cash
ratio, collection periode, dan perputaran persediaan, pada periode,
tahun 2010 hingga 2012 dapat simpulkan bahwa PT Semen Tonasa
(Persero) Pangkep dapat dikatakan sehat dan pengelolaannya
maksimanl. Hal ini dilihat dari skor penilaiaan tingkat kesehatan yang
maksimal menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara
Nomor 100 Tahun 2002.
B. SARAN
Dari hasil penelitian serta pembahasan, dapat disarankan agar:
1. Bagi pihak manajemen agar dapat mempertahankan kesehatan kinerja
keuangan dan dapat meningkatkan kesehatan kinerja kuangan




perusahaan menurut Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100
Tahun 2002.
2. Diharapkan perusahaan dapat meningkatkan usahanya dalam
memanpaatkan total aktivanya yang ia miliki dalam menciptakan
pendapatan yang lebih baik, sehingga dapat meningkatkan skor
tingkat kesehatannya menjadi lebih maksimal.





DAFTAR PUSTAKA

Astuti,2004. Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi Pertama.Penerbit.Ghalia
Indonesia.

Brigham. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi kedelapan. Cetakan pertama.
Penerbit Erlangga.

Fahmi2012. Analisis Kinerja Keuangan. Cetakan pertama.Alfabeta.Bandung.

Stice, dan James D. Stice, 2001, Akuntansi Keuangan Menengah. PT. Dian Mas
Cemerlang, Jakarta. Hlm. 80.

Harahap. 2006. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Edisi Pertama.Penerbit
PT Raja Grafindo Persada.

Harahap.2001. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. CetakanPertama.Penerbit
PT Raja Grafindo Persada.Hlm. 192.

Sudana. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan: teori & praktik.Edisi pertama.
Pernerbit Erlangga.

Muslich.2004. Manajemen Keuangan Modern Analisis Perencanaandan
Kebijakan. PT Bumi Aksara, Jakarta.

Munawir. 2007, Analisis Laporan Keuangan. Edisi keempat. Penerbit.
Liberty,Yogyakarta.

Riyanto. 2004. Dasar-Dasar Pembelajaan Perusahaan. Edisi keempat.Penerbit.
BPFE-Yogyakarta.

Sugiarso. 2006. Manajemen Keuangan. Cetakan kedua.
MediaPersindo,Yogyakarta.

Sutrisno. 2009.Manajemen Keuangan Teori,Konsep dan Aplikasi. Edisi
Pertama.Yogyakarta.





Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor : Kep-100/MBU/2002. Tata Cara
Penilaian Tingkat Kesehatan Keuangan, Jakarta.

James C.1997.Prinsif-Prinsif Manajemen Keuangan. Penerbit Salemba.

Yustina, Sandiyani, dan Titi,aryanti. 2001. Rasio Keuangan Sebagai Preditor
Laba dan Arus Kas di Masa Yang Akan Datan, Media Riset Akuntansi,
Auditing dan informasi, Vol 1 No.2, LP FE Trisakti.





HALAMAN PENGESAHAN


ANALISIS KINERJA KEUANGAN
PADA PT. SEMEN TONASA (PERSERO) PANGKEP


OLEH :
ANDI MUHAMMAD IKBAR SETIARAJA
02220100157

PEMBIMBING I



PROF.DR.Hj.JENI KAMASE SE,M.Si Tanggal ....................2013


PEMBIMBING II



DR.Hj.A.NIRWANA NUR SE,MM Tanggal.....................2013
















Oleh :
ANDI MUHAMMAD IKBAR SETIA RAJA
02220100157











DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I.PENDAHULUAN ............................................................................... 1
a. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
b. MasalahPokok ................................................................................... 4
c. Tujuan danKegunaanPenelitian ....................................................... 4
d. Hipotesis ........................................................................................... 5
BAB II.TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 6
a. Pengertian ManajemenKeuangan ..................................................... 6
b. Pengertian KinerjaKeuangan ............................................................ 7
c. PengertianLaporanKeuangan ............................................................ 8
d. Bentuk-bentuk laporan keuangan ..................................................... 9
e. TujuanLaporanKeuangan .................................................................. 11
f. AnalisisRasioKeuangan .................................................................... 12
g. Rasio Penilaian Tingkat Kesehatan Keuangan Nomor 100
Tahun 2002 ....................................................................................... 15
BAB III.METODE PENELITIAN.................................................................. 24
1) Lokasi Penelitian ............................................................................... 24




2) Rincian Data Yang Diperlukan ......................................................... 24
3) MetodePengumpulan Data ................................................................ 24
4) Jenis dan Sumber Data ...................................................................... 25
5) MetodeAnalisis ................................................................................. 25
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ......................................... 29
a. Sejarah Berdirinya PT. Semen Tonasa ............................................. 29
b. Visi .................................................................................................... 29
c. Misi ................................................................................................... 30
d. Struktur Organisasi ............................................................................ 30
e. Produk ................................................................................................ 34
BAB V HASIL PENELITIAN
a. Hasil Penelitian ................................................................................. 37
b. Analisis kinerja keuangan 2010 ........................................................ 37
c. Analisis kinerja keuangan 2011 ........................................................ 39
d. Analisis kinerja keuangan 2012 ........................................................ 41
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 44
a. Simpulan ............................................................................................. 44
b. Saran .................................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 46

Anda mungkin juga menyukai