Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

(Individu)

KULIAH KERJA NYATA
PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS GADJAH MADA
TAHUN :

SUB UNIT : SANDIK
UNIT : NTB-05
KECAMATAN : BATULAYAR
KABUPATEN : LOMBOK BARAT
PROVINSI : NUSA TENGGARA BARAT





Disusun Oleh :

Nama Mahasiswa : PUTUT JATMIKO B
Nomor Mahasiswa : 11/319043/TK/38179


BAGIAN PENGELOLAAN KKN-PPM
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014









I. LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
Dinginnya udara Lombok di hari itu ternyata tak membuat sambutan warga
setempat kepada kami turut menjadi dingin. Sambutan yang hangat dan ramahnya
warga akan kedatangan kami, unit NTB-05 KKN-PPM UGM seakan membangkitkan
semangat kami yang teredupkan oleh lelahnya menempuh perjalanan panjang. Kami
sudah dianggap seperi anggota keluarga sendiri yang baru saja tiba dari perjalanan
jauh. Sehingga, jauh dari rumah bukan berarti kehilangan hangatnya kekeluargaan.
Itulah yang kami rasakan ketika pertama kali mendaratkan kaki di Desa Sandik.
Desa Sandik adalah sebuah desa di Kecamatan Batulayar, Kabupaten
Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Uniknya, Desa ini merupakan Desa
dengan jumlah dusun terbanyak di Kecamatan Batulayar, yakni terdiri dari 16 dusun.
Dusun-dusun yang terdapat di Desa Sandik adalah Sandik Indah, Aiq Are, Tato
Timur, Tato Barat, Sandik Bawaq, Sandik Atas, Dawung, Aremanis, Puncang Daye,
Puncang Lendang, Puncang Sari Tmur, Puncang Sari Barat, Kayangan, Medas,
Perempung dan Perempung Baru.
Desa Sandik memang sebelumnya beberapa kali menjadi lokasi KKN oleh
universitas lokal di Nusa Tenggara Barat, namun untuk pertama kali dijadikan lokasi
KKN oleh Universitas Gadjah Mada. Masyarakat sangat antusias dengan
kedatangan kami karena mereka merasa akhirnya merasakan juga bukti nyata
pengabdian dari UGM yang dikenal akan julukannya sebagai Kampus Kerakyatan.
Mereka pun berharap untuk selanjutnya akan dikirimkan lagi unit KKN dari UGM agar
potensi-potensi di daerah ini dapat lebih termanfaatkan secara lebih optimal.
Selama prosesi KKN ini, kami beberapa kali diundang dalam kegiatan seperti
nuzulul quran yang diperingati secara berganian oleh dusun-dusun setempat,
syukuran seperti aqiqah dan syukuran warga yang berangkat naik haji maupun
lebaran topat. Bahkan tak hanya acara religi saja, acara seperti kerja bakti,
pertemuan rutin PKK atau peringatan 17 agustus pun kami juga diajak untuk
berpartisipasi dan memeriahkan suasana.
Pelaksanaan KKN ini dimulai pada tanggal 12 Juli 2014 30 Agustus 2014.
Selama kurun waktu tersebut secara overall program-program kami dapat lancar,
dapat dilaksanakan dengan baik tanpa halangan yang berarti. Adapun uraian-uraian
program yang telah dilakukan ialah sebagai berikut:
A. Uraian jam kerja mahasiswa :
1. Program pokok `: jam
2. Program bantu `: jam
Selama pelaksanaan program beberapa faktor pendukung dan
penghambat telah ditemukan yang mempengaruhi sukses dan keberhasilannya
program KKN.
a. Faktor pendukung :
i. Mendapat dukungan dan bantuan dari masyarakat dan perangkat desa.
ii. Masyarakat memberi tanggapan dan sikap yang positif terhadap kehadiran
mahasiswa KKN.
iii. Kesediaan dan antusiasme masyarakat untuk mengikuti program-program
mahasiswa KKN.
b. Faktor penghambat :
i. Sulit mencari waktu untuk melaksanakan program KKN karena warga sudah
memiliki banyak aktivitas harian dan kegiatan lain.
ii. Sulit melaksanakan kegiatan di siang hari karena masyarakatnya kebanyakan
bekerja dari pagi hingga sore hari.
iii. Sulit menentukan waktu kegiatan dikarenakan adanya beberapa kegiatan
kampanye.
iv. Adanya bencana alam berupa letusan Gunung Kelud yang memberikan
dampak berupa hujan abu di kawasan KKN
Walaupun demikian, semua program secara keseluruhan dapat
dilaksanakan dengan lancar dan baik. Hal ini disebabkan kita mendapat
tanggapan baik, dukungan tinggi yang positif dari masyarakat di RW 11 ini.
Keinginan masyarakat untuk melibatkan diri secara aktif dalam semua program
sangat berkontribusi pada kesuksesan pelaksanaan program-program KKN yang
telah disusun.
B. Program-program yang terlaksana
Pembahasan dari setiap program yang telah dilaksanakan adalah seperti yang
berikut:
1. Pengelolaan Sampah
No Sektor : 1.7.01
Sifat Program : Monodisipliner
Tanggal :
Tempat : Balai Kantor Desa Sandik
Sasaran : Ibu-ibu PKK
a. Latar Belakang
Jumlah sampah yang berada di Desa Sandik berbanding lurus dengan
jumlah warganya yang banyak. Sampah-sampah baik berupa sampah organik
maupun non-organik hanya dibiarkan teronggok di pekarangan atau saluran
drainase setempat. Tidak ada pengolahan khusus yang mereka lakukan, yang
mereka lakukan adalah mengumpulkannya menjadi satu kemudian dibakar.
Hal ini tentu akan memicu terjadinya pencemaran udara.
Oleh karena itu, program ini bertujuan agar masyarakat terbuka pikirannya
untuk mengolah sampah yang ada. Dalam hal ini, sampah yang digunakan
adalah sampah botol plastik yang jumlahnya cukup tinggi. Terlebih lagi di
Lombok memiliki produsen air mineral sendiri yang harganya lebih murah
daripada air mineral kebanyakan yang beredar di Indonesia. Tentu
membludaknya sampah botol air mineral bukan hal yang mengejutkan lagi.
b. Pelaksanaan dan Hasil Kegiatan
Program ini diawali dengan observasi ke beberapa dusun di sekitar dan
fakta tentang sampah plastik pun terkuak. Kemudian dicarilah berbagai
informasi mengenai pengolahan sampah plastik, hingga menemukan titik temu
yakni metode urban farming, mengolah botol plastik menjadi pot-pot bunga
satuan maupun yang bermodel vertical garden, yakni penyusunan pot-pot
untuk berkebun atau bercocok tanam secara vertikal dan biasa diletakkan di
dinding, sehingga tidak memakan lahan bahkan justru memanfaatkan lahan
yang tidak digunakan. Informasi yang diperoleh dikemas dalam slide presentasi
yang menarik dan dikoordinasikan dengan PKK Desa Sandik.
Program ini dilaksanakan pada pertemuan rutin PKK Desa Sandik. Bahkan
dihadiri oleh Ibu Wakil Bupati yang merupakan warga Desa Sandik. Saat
pelaksanaan program, ibu-ibu PKK diberikan materi mengenai urban farming
dan pengolahan sampah botol plastik. Selain itu, diberikan juga gambar
mengenai pemanfaatan bahan-bahan sisa yang tidak terpakai dan cenderung
unik (Seperti sepatu, celana jeans, teko, dan lain-lain) menjadi pot yang
menarik.
Peserta sangat antusias dengan materi yang diberikan. Bahkan prototype
(sampel) botol plastik yang dijadikan pot dibawa pulang oleh seorang kader
PKK untuk dijadian percontohan bagi warga lainnya.
c. Kendala
Tidak ada kendala yang menghambat terlaksananya program ini.

2. Perancangan Sanitasi Limbah Kotoran Sapi
No Sektor : 1.7.01
Sifat Program : Monodisipliner
Tanggal :
Tempat :
Sasaran : Peternak Sapi
a. Latar Belakang
Sapi merupakan hewan yang cukup populer untuk diternakkan di Desa
Akan tetapi, para peternak sering kurang memperhatikan sanitasi dari sapi
tersebut. Bahkan beberapa warga hanya melepaskan sapinya di pekarangan
dan kotorannya dibiarkan di tanah dan dibiarkan mengering begitu saja. Sangat
dikamingkan karena potensi ternak sapi di Desa yang cukup tinggi dapat
terancam karena peternak kurang memperhatikan kebersihan ternak. Efek
terburuk yang dibayangkan adalah banyak Sapi yang keracunan oleh
kotorannya sendiri sehingga mati.

b. Pelaksanaan dan Hasil Kegiatan
Program ini diawali dengan observasi ke beberapa dusun. Ternyata
banyak sapi yang belum diperhatikan kebersihannya dan kotoran sapinya pun
berceceran. Dari studi literatur, kemudian diperoleh informasi mengenai apa itu
sanitasi, bagaimana langkah-langkahnya, serta rancangan kandang yang
bersih dengan kotoran sapi yang terpusat. Informasi ini pun dikemas dalam
leaflet yang nantinya akan disebarkan kepada peternak dan disajikan pula
dalam slide presentasi.

Program ini dilaksanakan pada program sosialisasi kelompok ternak. Pada
sesi ini, peternak terlihat cukup antusias dengan slide presentasi yang
diberikan karena tim presentasi mampu menjelaskan materinya dengan baik.
Namun peserta kurang tertarik dengan leaflet yang dibagikan, karena selain
peserta mayoritas adalah peternak lansia, sebagian dari mereka pun ada yang
buta huruf. Bahkan karena saking banyaknya leaflet yang dibagikan ada
seorang peserta yang berceletuk Lho mas, ini brosur lagi ya? Kami kirain
amplop. Selain itu diberikan pula sedikit materi tambahan mengenai Kandang
Kolektif dan Kandang Jepit.
Kendala
Beberapa peserta merupakan lansia dan buta huruf sehingga sedikit sulit
memberikan informasi yang lebih rinci melalui tulisan (leaflet). Karena
terbatasnya waktu presentasi sehingga tidak semua informasi terjelaskan
secara rinci.

3. Pengolahan Kotoran Sapi untuk Pembuatan Pupuk Kompos
No Sektor : 1.7.01
Sifat Program : Monodisipliner
Hari, tanggal :
Tempat :
Sasaran : Peternak Sapi
a. Latar Belakang
Dengan tingginya jumlah sapi di daerah ini, jumlah limbahnya pun
berbanding lurus. Namun kamingnya potensi ini masih disia-siakan oleh
beberapa peternak dan hanya dibiarkan mengering dan terurai begitu saja di
tanah. Seiring dengan diberikannya materi tentang perencanaan sanitasi
limbah kotoran ternak maka diharapkan limbah kotoran sapi akan terpusat di
sebuah tempat dan dapat mencukupi kebutuhan bahan baku untuk
dimanfaatkan sebagai Pupuk Kompos.
b. Pelaksanaan dan Hasil Kegiatan
Program ini diawali dengan mencari materi mengenai metode-metode
untuk mengolah limbah kotoran sapi menjadi Pupuk Kompos. Kemudian
menyusun informasi tersebut ke dalam modul dan slide presentasi. Tahap
berikutnya yaitu pencetakan modul dan materi pun dipresentasikan di depan
Peternak Sapi dalam kegiatan Sosialisasi Kelompok Ternak.
c. Kendala
Kendala yang dihadapi yaitu masih sulit menemukan materi yang
memberikan cara kerja yang disertai rasio bahan baku yang digunakan dalam
proses. Sehingga masih diperlukan riset lebih lanjut agar menemukan
komposisi yang pas. Selain itu, pengolahan ini membutuhkan tempat khusus
yang jauh dari pemukiman warga karena menghasilkan bau busuk yang cukup
mengganggu masyarakat sekitar dan jika ingin membangun, warga merasa
keberatan karena hal itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

4. Penyuluhan Penggunaan Pupuk Kompos untuk Pertanian
No Sektor : 1.7.01
Sifat Program : Monodisipliner
Hari, tanggal :
Tempat :
Sasaran :
a. Latar Belakang
Dengan melimpahnya jumlah sapi berbanding lurus dengan jumlah kotoran
sapi. Jumlah kotoran sapi yang tinggi juga berbanding lurus dengan potensi
Pupuk Kompos Organik yang dihasilkan. Akan lebih baik jika pupuk kompos
organik yang dihasilkan selain sebagian dijual juga digunakan sebagai
penyubur tanaman di sekitar peternak atau bisa juga sebagai campuran tanah
yang digunakan dalam urban farming (vertical garden). Selain bisa dijadikan
pakan ternak yang lebih sehat, juga lebih baik untuk tanah. hal seperti ini harus
diberikan kepada masyarakat sekitar.
b. Pelaksanaan dan Hasil Kegiatan
Program ini diawali dengan mencari dan menyusun materi tentang
kelebihan dan kekurangan pupuk kompos organik dibandingkan dengan pupuk
kimia yang diproduksi oleh pabrik. Materi ini disediakan dalam bentuk leaflet
dan slide presentasi.
Presentasi berlangsung dengan baik. Peserta pun merasa mendapat
pengetahuan baru dan sebagian ada yang merespon positif akan hal ini. Hal ini
ditunjukkan dengan adanya pertanyaan di saat presentasi.
c. Kendala
Tidak ada kendala yang menghambat selama pelaksanaan program ini.

5. Penyuluhan Kesehatan Ternak dan Kebersihan Lingkungan Ternak
No Sektor : 2.4.21
Sifat Program : Interdisipliner
Hari, tanggal :
Tempat :
Sasaran : Peternak Sapi
a. Latar Belakang
Potensi ternak yang besar di daerah ini akan terancam jika peternak tidak
memperhatikan akan kesehatan ternak dan kebersihan lingkungannya.
Sehingga perlu diberikan pengetahuan mengenai bahaya yang mengancam
ternak mereka karena kurang menjaga kebersihan lingkungan ternak.
b. Pelaksanaan dan Hasil Kegiatan
Program ini diawali dengan mencari dan menyusun materi tentang hal-hal
apa saja yang dapat mengancam ternak jika tidak menjaga kebersihan
lingkungan ternak. Termasuk penyakit-penyakit yang dapat diderita oleh
ternak. Materi ini disediakan dalam bentuk leaflet dan slide presentasi.
Program ini dilaksanakan dalam program sosialisasi kelompok ternak dan
berlangsung lancar. Semua peternak memperhatikan dengan serius karena di
dalam slide presentasi pun disajikan gambar-gambar mengenai penyakit yang
dapat mengancam ternak mereka.
c. Kendala
Tidak ada kendala yang menghambat selama pelaksanaan program ini.
Hal baru yang kami temukan dari pulau seribu masjid ini sangat banyak.
Terutama mengenai budaya masyarakat sekitar yang sangat antusias dengan acara-
acara keagamaan Islam. Misalnya :
Nuzulul Quran
Warga sangat antusias menyambut datangnya Nuzulul Quran, dimulai
dengan rapat koordinasi oleh remaja masjid kemudian malamnya
diadakan pengajian dimana seusai pengajian disajikan makanan
ringan seperti kue dan buah yang berasal dari warga setempat yang
mengumpulkan makanan di sore hari sebelum acara dimulai. Bahkan
disediakan plastik bagi warga yang ingin membawa pulang makanan.
Membangunkan Sahur
Cara mereka membangunkan sahur cukup unik, berbeda dengan di
jawa yang populer dengan warga yang berkeliling membangunkan
sahur sambil membunyikan kenthongan, mereka justru
membangunkan warga lain dengan menggunakan speaker di masjid.
Kalimat yang diucapkan pun variatif karena bukan hanya satu orang
saja yang berbicara namun mereka bergantian membangunkan
masyarakat untuk sahur. Ada yang menggunakan intonasi lembut, ada
yang dengan intonasi yang mengagetkan, ada pula yang menyapa
warga dengan bahasa sasak halus terlebih dahulu. Bahkan penulis
pernah mendapati seseorang membacakan puisi terlebih dahulu
sebelum membangunkan sahur.
Takbiran
Berbeda dengan takbiran di jawa yang hanya berkeliling dengan obor
dan bertakbir atau dengan berkonvoi dengan motor, di lombok
memiliki budaya yang berbeda. Mereka takbiran sambil mengarak
miniatur masjid yang mereka buat dan dihias sedemikian rupa. Warga
pun tak segan-segan mengucurkan dana jutaan rupiah dalam momen
ini. Meskipun menyebabkan jalanan menjadi macet, namun warga
terhibur dengan puluhan masjid yang diarak hingga ke Kantor
Kecamatan. Selain itu, masjid-masjid ini pun dilombakan.
Idul Fitri
Budaya lain di Lombok ialah saat Idul Fitri tidak ada acara sungkeman
seperti di jawa. Tidak ada pula silaturahmi dari rumah tetangga ke
rumah tetangga yang lain. Namun mereka sudah saling bermaafan
sejak keluar dari masjid, semakin cepat semakin baik. Termasuk jika
seorang anak bertemu dengan orang tuanya di luar masijd, mereka
langsung bermaafan, berpelukan bahkan hingga meneteskan air
mata.
Lebaran Topat
Selain itu, lebaran di lombok berlangsung dua kali. Yang pertama
adalah lebaran saat Idul Fitri (1 Syawal) sedangkan yang kedua
adalah Lebaran Topat. Ini adalah budaya khas lombok. Jadi, setelah
Idul Fitri warga lombok biasanya langsung berpuasa syawal 6 hari
kemudian seminggu setelah Idul Fitri atau pada tanggal 8 Syawal,
mereka bersama-sama merayakan Lebaran Topat. Warga berduyun-
duyun menuju ke pantai dan melaksanakan prosesi syukuran mereka
telah menyelesaikan puasa ramadhan selama sebulan ditambah
dengan puasa syawal selama 6 hari. Budaya seperti ini merupakan
budaya baru yang yang belum pernah kami temui di daerah tempat
tinggal kami.
Yang cukup dikamingkan kami belum sempat melihat prosesi Maulid Nabi di
Lombok. Karena menurut cerita warga setempat, ketika Maulid Nabi, masjid-masjid
di lombok bergantian mengadakan tirakat selama sebulan penuh. Bahkan sampai
dibuat jadwal. Perbedaan budaya ini menjadi sebuah pembelajaran bagi kami bahwa
ketika di kota-kota besar lebih sering merayakan perayaan-perayaan seperti tahun
baru dan sebagainya, justru di daerah seperti lombok mereka lebih antusias
memperingati hari besar Islam yang minim euforia dan sering terlupakan di kota-kota
besar.

II. KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari prosesi KKN yang berjalan dari bulan Juli dan
Agustus 2014 adalah :
a. Di luar Jawa, memiliki banyak potensi sumber daya alam yang melimpah namun
tidak diiringi dengan sumber daya manusia yang kompeten sehingga belum
dapat termanfaatkan secara maksimal
b. Perangkat desa yang kooperatif dan keaktifan masyarakat dalam berpartisipasi
sangat membantu kami dalam menyelesaikan program.
c. Program yang dilaksanakan dalam KKN ini berlangsung dengan lancar dan
diharapkan dapat bermanfaat bagi kedua belah pihak. Diharapkan untuk ke
depannya, dapat membantu warga meningkatkan pemanfaatan sumber daya
alam dan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia. Maupun bagi
mahasiswa yang akan terbuka pandangan dan wawasannya akan keadaan
lapangan sesunggunya yang selama ini hanya diperoleh dari literatur saja.

III. SARAN
Saran yang dapat diberikan untuk pelaksanaan KKN ke depannya adalah:
a. Lebih ditingkatkan koordinasi antara berbagai pihak yang terlibat dalam
pelaksanaan KKN baik mahasiswa, LPPM, DPL, perangkat desa serta warga
masyarakat.
b. Lebih ditingkatkan koordinasi antara LPPM dan mahasiswa. Misalnya mengenai
timeline pelaksanaan KKN maupun pembuatan dokumen-dokumen yang harus
dikumpulkan.

IV. LAMPIRAN







Kegiatan pemberian modul rumah sehat dan olahan ikan

Anda mungkin juga menyukai