Anda di halaman 1dari 3

Sekuen stratigrafi

Urutan lapisan batuan yang relatif selaras, yang berhubungan secara genetis, pada
bagian atas dan bawah dibatasi oleh ketidakselarasan atau keselarasan.
Sekuen dan Batas Sekuen
Istilah "sekuen" dalam pengertian sekuen stratigrafi pertamakali didefinisikan oleh
Mitchum dkk (1977). Menurut mereka, sekuen adalah satuan stratigrafi yang disusun oleh
sejumlah stratum yang selaras dan satu sama lain berkaitan secara genetik; sekuen dipisahkan
dari sekuen lain oleh bidang ketakselarasan atau bidang keselarasan yang korelatif dengan
bidang ketakselarasan tersebut.
Definisi di atas tidak memberikan batasan mengenai ukuran fisik dan rentang waktu
yang dicerminkan oleh suatu sekuen serta tidak pula mencerminkan mekanisme penyebab
terbentuknya bidang ketakselarasan yang menjadi bidang pembatasnya. Pada mulanya,
pemakaian bidang ketakselarasan sebagai pembatas sekuen menimbulkan kerancuan karena
hal itu dilakukan oleh sejumlah ahli dalam pengertian yang berbeda-beda. Pada mulanya
Mitchum dkk (1977) memasukkan hiatus bahari dan condensed section ke dalam lingkup
ketakselarasan. Namun, pengertian itu kemudian dirubah ketika para ahli memandang perlu
adanya pembedaan yang tegas antara ketakselarasan yang disebabkan oleh erosi daratan
dengan hiatus yang terbentuk di sekitar pusat cekungan. Perlunya pembedaan tersebut
terutama dirasakan ketika para ahli mencoba menyusun model-model pengendapan yang
pembentukannya dipengaruhi oleh perubahan muka air laut relatif. Jadi, dalam sekuen
stratigrafi, istilah "ketakselarasan" diartikan relatif sempit: "ketakselarasan adalah sebuah
bidang yang memisahkan strata muda dari strata tua, pada bidang mana ditemukan jejak-jejak
erosi atau pemancungan strata akibat aktivitas permukaan bumi (dalam beberapa kasus
bidang itu juga korelatif dengan bidang erosi bawah laut), jejak-jejak penyingkapan di
permukaan bumi, serta indikasi hiatus yang berarti (van Wagoner dkk, 1988).
Dari pembahasan di atas jelas bahwa sebuah sekuen dibatasi oleh bidang erosi
daratan. Satuan-satuan yang dibatasi oleh condensed surface, bidang transgresi, atau bidang
marine onlap tidak termasuk ke dalam kategori batas sekuen. Perlu diketahui bahwa para
peneliti Exxon, sebagaimana dikemukakan oleh Mitchum dkk (1977), telah
mempertimbangkan dengan serius untuk memakai istilah "sintem" (synthem) sebagai
pengganti istilah "sekuen", dengan harapan agar tidak terjadi kerancuan dengan istilah
"sekuen" yang sebelumnya banyak digunakan dalam literatur sedimentologi atau dengan
istilah-istilah yang digunakan untuk menamakan satuan strata yang ditentukan keberadaannya
berdasarkan daur sedimentasi (misalnya "genetic depositonal sequence" yang digunakan oleh
Galloway, 1989). Namun tampaknya mereka sukar untuk menerima "sintem stratigrafi".
Pada mulanya definisi yang sederhana seperti tersebut di atas tampak mudah untuk
diterapkan. Namun, kenyataannya tidak demikian. Adalah suatu hal yang tidak mudah untuk
mengenal bidang penyingkapan dalam rekaman log sumur atau rekaman seismik. Selain itu,
pengkorelasian bidang ketakselarasan itu dengan bidang keselarasan yang ada dalam
cekungan juga tidak jarang menimbulkan masalah. Dimasukkannya ungkapan
"mengindikasikan hiatus yang cukup berarti" oleh van Wagoner (1988) tidak banyak
menolong karena tidak ada batasan yang jelas mengenai rentang waktu yang dipandang
"cukup berarti". Sekuen gabungan (composite sequence) dapat mengandung ketakselarasan,
namun ketakselarasan itu adalah ketakselarasan yang "tingkatannya" lebih tinggi daripada
ketakselarasan yang menjadi pembatas sekuen. Ketakselarasan seperti itu dipandang "tidak
cukup berarti" dari kacamata sekuen stratigrafi.
Dalam pengertian yang terbatas, satu sekuen mencerminkan satu siklus
pengendapan yang dibatasi oleh erosi non-bahari dan diendapkan dalam satu siklus naik-
turunnya alas kikis yang berarti (dalam skala penelitian sekuen). Pada kebanyakan cekungan,
alas kikis dikontrol oleh muka air laut. Dengan demikian, setiap sekuen merupakan produk
dari satu siklus naik-turunnya muka air laut relatif. Lukisan ideal dari sebuah sekuen yang
terbentuk pada satu siklus perubahan muka air laut diperlihatkan pada gambar 2-13. Sekuen
itu dinamakan sekuen tipe-1. Pada sekuen tipe-1, penurunan muka air laut cukup besar
sedemikian rupa sehingga topset pertama dari sekuen itu terletak onlap terhadap klinoform
dari sekuen yang terbentuk sebelumnya. Sekuen tipe-2 akan dijelaskan kemudian.
Menurut Van Wagoner dkk (1988), batas sekuen tipe-1 dicirikan oleh jejak
penyingkapan yang berasosiasi dengan erosi non-bahari, peremajaan sungai, perpindahan
fasies ke arah cekungan, penurunan coastal onlap, serta pola onlapping dari strata yang
terbentuk kemudian. Coastal onlap adalah istilah yang digunakan untuk menamakan titik
onlap pada strata topset yang ada di tepi cekungan (lihat Bab 3). Akibat migrasi fasies ke arah
cekungan, endapan-endapan non-bahari atau pesisir, misalnya batupasir endapan sungai
menganyam dan endapan estuarium, dapat terletak langsung di atas endapan laut dangkal
seperti batupasir lower shoreface atau batulumpur paparan. Superposisi fasies seperti itu
disebut dislokasi fasies (facies dislocation). Van Wagoner dkk (1988) menafsirkan bahwa
batas sekuen tipe-1 terbentuk pada saat laju penurunan guntara lebih tinggi dibanding laju
subsidensi cekungan pada offlap break.

Anda mungkin juga menyukai