Hifema Traumatik
Hifema Traumatik
I.
PENDAHULUAN
Mata mempunyai sistem pelindungan yang cukup baik seperti rongga orbita,
kelopak mata, dan jaringan lemak retrobulbar selain terdapatnya refleks memejam
atau mengedip, namun mata masih sering mendapat trauma dari dunia
luar.Trauma dapat mengakibatkan kerusakan pada bola mata, kelopak mata, saraf
mata dan rongga orbita. Kerusakan mata dapat mengakibatkan atau memberikan
penyulit sehingga mengganggu fungsi penglihatan.1
Struktur bola mata terbentuk cukup baik untuk melindungi mata dari
trauma.Bola mata terletak pada permukaan yang dikelilingi oleh tulang-tulang
yang kuat.Kelopak mata dapat menutup dengan cepat untuk mengadakan
perlindungan dari benda asing, dan mata dapat mentoleransi tabrakan kecil tanpa
kerusakan.Walau demikian, trauma dapat merusak mata, terkadang sangat parah
dimana terjadi kehilangan penglihatan, dan lebih jauh lagi mata harus dikeluarkan.
Kebanyakan trauma mata adalah ringan, namun karena luka memar yang luas
pada sekeliling struktur, maka dapat terlihat lebih parah dari sebenarnya.1,2
Trauma mata merupakan kejadian yang lazim saat ini dan cenderung
meningkat pada masyarakat umum. Secara garis besar trauma okular dibagi dalam
3 kategori : trauma tumpul, trauma tajam dan trauma kimia. Peralatan baru,
penggunaan mikroskop dalam operasi, teknik bedah minor telah mengubah secara
dramatis pendekatan kita terhadap penanganan kebanyakan trauma.Pengertian kita
terhadap patofisiologi dari trauma telah bertambah dengan penggunaan hewan
coba. Sebagai hasil, prognosis umum terhadap kebanyakan trauma mata menjadi
jauh lebih baik.1,3
Perforasi bola mata merupakan keadaan yang gawat untuk bola mata karena
pada keadaan ini kuman mudah masuk ke dalam bola mata selain dapat
mengakibatkan kerusakan susunan anatomi dan fungsional jaringan intraokuler.
Trauma tembus dapat berbentuk perforasi sklera, prolaps badan kaca maupun
prolaps badan siliar.3
II.
EPIDEMIOLOGI
Terdapat sekitar 2,4 juta okuler dan orbita di Amerika Serikat setiap tahunnya,
dimana20.000 sampai 68.0000dengan trauma yang mengancam penglihatan dan
40.000 orang menderita kehilangan penglihatan yang signifikan setiap tahunnya.
Hal ini hanya di dahului oleh katarak sebagai penyebab kerusakan penglihatan di
AS dan trauma merupakan penyebab paling banyak dari kebutaan unilateral.6
United States Eye Injury Registry (USEIR) merupakan sumber informasi
epidemiologi yang digunakan secara umum di AS.Menurut data dari USEIR, ratarata umur orang yang terkena trauma okuli adalah 29 tahun, dan laki-laki lebih
sering terkena dibanding dengan perempuan.Di Amerika Serikat, frekuensi trauma
superfisial mata dan adneksa (41,6%), benda asing pada mata bagian luar (25,4%),
kontusio pada mata dan adneksa (16%), luka terbuka pada mata dan adneksa
(10,1%), fraktur dasar orbita (1,3%) dan cedera saraf (0,3%).6
III.
bola mata yang terletak di dalam rongga orbita yang dikelilingi tulang-tulang yang
membentuk rongga orbita. Selain itu juga terdapat jaringan adneksa mata yaitu :
palpebra,
sistem
lakrimalis,
konjungtiva,
otot-otot
ekstraokular,
fasia,
Kelopak mata atau palpebra yang terdiri dari palpebra superior dan inferior
mempunyai fungsi melindungi bola mata terhadap trauma dan pengeringan bola
mata, serta mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di
depan kornea. Setiap kelopak terdiri dari bagian anterior dan bagian
posterior.Pada kelopak mata terdapat bagian-bagian kelenjar seperti kelenjar
sebasea, kelenjar Moll atau kelenjar keringat, kelenjar Zeis pada pangkal rambut,
dan kelenjar Meibom pada tarsus. Otot seperti musculus orbikularis okuli yang
berjalan melingkar di dalam kelopak mata atas dan bawah, dan terletak di bawah
kulit kelopak.6,7
Musculus orbikularis berfungsi menutup bola mata yang dipersarafi nervus
fasial.Musculus levator palpebra yang berorigo pada anulus foramen orbita dan
berinsersi pada tarsus atas dengan sebagian menembus musculus orbikularis okuli
menuju kulit kelopak bagian tengah.Bagian kulit tempat insersi musculus levator
palpebrae terlihat sebagai lipatan palpebra. Otot ini dipersarafi oleh nervus III,
yang berfungsi untuk mengangkat kelopak mata atau membuka mata.5,7
Sistem sekresi air mata terletak di daerah temporal bola mata. Sistem
ekskresi mulai pada pungtum lakrimalis, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal,
duktus nasolakrimal, dan berakhir di meatus nasi inferior.5
Konjungtiva merupakan membran mukosa transparan yang menutupi
sklera dan kelopak bagian belakang.Bermacam-macam obat mata dapat diserap
melalui konjungtiva ini.Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang dihasilkan
oleh sel goblet. Musin bersifat membasahi bola mata terutama kornea.6,7
Konjungtiva terdiri atas 3 bagian yaitu5 :
-
10
11
yang oleh tiga susunan otot dapat mengatur jumlah sinar masuk ke dalam
bola mata. Badan siliar yang terletak di belakang iris menghasilkan cairan
humor aquos yang dikeluarkan melalui trabekulum yang terletak pada
pangkal iris.
3. Lapis ketiga bola mata adalah retina yang terletak paling dalam dan
mempunyai susunan lapis sebanyak sepuluh lapis yang merupakan lapis
membran neurosensoris yang akan merubah sinar menjadi rangsangan ke
saraf optik dan diteruskan ke otak. Terdapat rongga yang potensial antara
retina dan koroid sehingga retina dapat terlepas dari koroid yang disebut
ablasio retina.
IV.
DEFINISI
Trauma okuli adalah trauma atau cedera yang terjadi pada mata yang dapat
mengakibatkan kerusakan pada bola mata, kelopak mata, saraf mata dan rongga
12
V.
KLASIFIKASI
13
VI.
PATOFISIOLOGI
14
Trauma bola mata terjadi ketika benda tumpul mengenai orbita, penekanan
bola mata sepanjangsumbu anterior-posterior menyebabkan peninggian tekanan
intraokular.,3,5
Berdasarkan mekanisme traumanya, trauma okular terbagi atas3,10:
1. Trauma tumpul
2. Trauma tembus bola mata/benda tajam
3. Trauma akibat benda asing intraokuler
4. Trauma fisis
1. Trauma tumpul pada mata dapat diakibatkan benda yang keras atau benda
yang tidak keras, dimana benda tersebut dapat mengenai mata dengan keras
(kencang)
ataupun
lambat.
Berdasarkan
letak
traumanya
dapat
menyebabkan3,10:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
15
h.
i.
Robekan/laserasi sclera
j.
Glaukoma sekunder
VII.
GAMBARAN KLINIS
Bila trauma disebabkan benda tajam atau benda asing masuk ke dalam bola
mata,maka akan terlihat tanda-tanda bola mata tembus, seperti ;
16
17
5. Iridoparese
Iridoplegia adalah adanya kelumpuhan pada otot pupil sehingga terjadi
midriasis.
6. Iridodialisis
Iridodialisis ialah iris yang pada suatu tempat lepas dari pangkalnya, pupil
menjadi tidak bulat dan disebut dengan pseudopupil.
7. Irideremia ialah keadaan di mana iris lepas secara keseluruhan
8. Subluksasi lentis- luksasi lentis
Luksasio lentis yang terjadi bisa ke depan atau ke belakang. Jika ke depan
akan
menimbulkan glaukoma dan jika ke belakang akan menimbulkan afakia.
Bila terjadigaukoma maka perlu operasi untuk ekstraksi lensa dan jika
terjadi afakia pengobatan dilakukan secara konservatif.
9. Hemoragia pada korpus vitreum
Perdarahan yang terjadi berasal dari korpus siliare, karena banyak terdapat
eritrosit pada korpus siliare, visus akan sangat menurun.
10. Glaukoma
Di sebabkan oleh karena robekan trabekulum pada sudut kamera okuli
anterior, yang di sebut traumatic angle yang menyebabkan gangguan
aliran akquos humour.
11. Ruptur sklera
Menimbulkan penurunan tekanan intra okuler.Perlu adanya tindakan
operatif segera.
12. Ruptur retina
Menyebabkan timbulnya ablasio retina sehingga menyebabkan kebutaan,
harus dilakukan operasi.
VIII.
DIAGNOSIS
18
Anamnesis
Pada saat anamnesis kasus trauma mata ditanyakan waktu kejadian, proses
terjadi traumadan benda akan yang mengenai mata tersebut. Bagaimana arah
datangnya benda yang mengenaimata itu, apakah dari depan, samping atas,
samping bawah atau dari arah lain dan bagaimanakecepatannya waktu mengenai
mata. Perlu ditanyakan pula berapa besar benda mengenai matadan bahan
tersebut, apakah terbuat dari kayu, besi atau bahan lainnya. Jika kejadian kurang
darisatu jam maka perlu ditanyakan ketajaman penglihatan atau keluhan nyeri
pada mata karenaberhubungan dengan peningkatan tekanan intra okuler akibat
pendarahan sekunder. Apakahtrauma tersebut disertai sengan keluarnya darah,
19
Pemeriksaan mata
20
21
Bila dalam inspeksi terlihat ruptur bola mata , atau adanya kecenderungan
rupturebola mata, maka tidak dilakukan pemeriksaan lagi. Mata dilindungi dengan
pelindung tanpa bebat, kemudian dirujuk ke spesialis mata. Dokumentasi foto
bermanfaat untuk tujuan-tujuan medikolegal pada semua kasus trauma
eksternal.(2,6,10)
IX.
PENATALAKSANAAN
Keadaan trauma pada mata merupakan hal yang gawat darurat dan harus
segera mendapat perawatan khusus karena dapat menimbulkan bahaya seperti:4
Infeksi
Mempertahankan penglihatan
Pada setiap keadaan, harus dilakukan usaha untuk mempertahankan bola mata bila
masih terdapat kemampuan melihat sinar atau ada proyeksi penglihatan.Bila
terdapat benda asing, maka sebaiknya dilakukan usaha untuk mengeluarkan banda
asing tersebut.
22
dalam
bola
mata
sehinggameningkatkan
kecendrungan
herniasi
isi
23
terlebih dahulu
menggunakan
diberikan anestesi
jarum
yang
topikal
berbentuk
kemudiandikeluarkan
kait
dibawah
dengan
penyinaran
slit
Penanganan umum penderita hifema traumatik antara lain, rawat rumah sakit,
tirahbaring,
billateral
patching,
dan
sedasi.
Penderita
hifema
harus
24
penderita hifema grade 3 agar blok pupil bisa hilang. Pemberianaminocaproic acid
(ACA) sistemik dapat mencegah terjadinya perdarahan berulang.
Aktifitasanti fibrinolitik ACA sistemik seperti ditunjukkan pada bagian tubuh
yang lain yaitu menurunkanterjadinya pendarahan sekunder. Asam traneksamat
juga memiliki efek antifibronolitik.Padaanak-anak dengan dosis 25 mg/kg/hari
dapat menurunkan terjadinya perdarahan sekunder.Steroid sistemik seperti
prednison juga dapat menurunkan terjadinya perdarahan sekunder.9,10
X.
KOMPLIKASI
25
XI.
PROGNOSIS
Mata sembuh dengan baik setelah trauma minor dan jarang terjadi sekuele
jangka panjang karena munculnya sindrom erosi berulang.Namun tauma tembus
mata seringkali dikaitkan dengan kerusakan penglihatan berat dan mungkin
membutuhkan pembedahan ekstensif.Retensi jangka panjang dari benda asing
berupa besi dapat merusak fungsi retina dengan menghasilkan radikal
bebas.Serupa dengan hal itu, trauma kimia pada mata dapat menyebabkan
gangguan penglihatan berat jangka panjang dan rasa tidak nyaman pada
mata.Trauma tumpul dapat menyebabkan kehilangan penglihatan yang tidak dapat
diterapi jika melibatkan fovea.Dalam jangka panjang, dapat timbul glaukoma
sekunder pada mata beberapa tahun setelah cedera awal jika jalinan trabekula
mengalami kerusakan. Trauma orbita juga dapat menyebabkan masalah kosmetik
dan okulomotor.2
26
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
Khaw PT, Shah P, Elkington AR. ABC of Eyes 4th Ed. London: BMJ Books.
2004.p 29-33.
3.
4.
Kunh F, Pieramici DJ. Ocular Trauma: Principles and Practice. Thieme. 2002.
P. 3-5, 235-258.
5.
6.
7.
Galloway NR, Amoaku WMK, Galloway PH, Browning AC. Common eyes
disease and their management. 3rdedition . London. Springer-Verlag. 2006.
p.7-15, 129-134
8.
9.
10. Eva PR. Whitcher JP. Vaughan & Asburys: General Opthalmology. 17th
edition. United States of America. Mc Graw Hill. 2007. Ch. 19. p.380-387
27