Anda di halaman 1dari 16

Sayuthi, SE, Ak, M.

Si
Fakultas Ekonomi
Universitas Syiah Kuala

KRITERIA DALAM PEMERIKSAAN

APA ITU KRITERIA


Kriteria adalah norma atau standar yang

merupakan pedoman bagi setiap individu


maupun kelompok dalam melakukan
aktivitas di dalam perusahaan.
Kriteria ini akan digunakan untuk menilai
pelaksanaan dan pengendalian berbagai
aktivitas yang dilakukan dalam perusahaan.
Kriteria sangat penting dalam audit
manajemen untuk menilai ekonomisasi,
efisiensi, dan efektivitas.

Salah satu perbedaan yang sangat kontras

antara financial audit dgn management


audit, adalah pada standarnya.
Dalam audit manajemen tidak ada standar
baku, seperti layaknya audit keuangan, yaitu
SAK (Standar Akuntansi Keuangan), IFRS
(International Financial Reporting Standarts).

Bagaimana Audit Manajemen


Dilaksanakan?
Bila audit manajemen dilakukan pada sektor

pemerintah, maka standar yang dipakai oleh


auditor, berupa:
Undang-Undang
Peraturan Pemerintah (PP)
Qanun
Pergub (Peraturan Gubernur)
Kepmen (Keputusan Menteri)
Kepres (Keputusan Presiden)

Bila audit manajemen pada


sektor non pemerintah
Maka auditor harus berpedoman kepada;
1. SOP atau standar-standar yang ditetapkan

dalam Perusahaan itu sendiri


2. Berdasarkan hasil analisis auditor dengan
hukum, ketentuan, undang-undang yang
berlaku
3. Berdasarkan hasil analisis auditor dengan
rata-rata industri
4. Teori-teori yang berlaku

Karakteristik Kriteria Yang


Baik

Realistis
Dapat dipercaya
Bebas dari pengaruh manusia
Mengarah pada temuan-temuan dan kesimpulan untuk
memenuhi kebutuhan informasi pemberi tugas audit.
Dirumuskan secara jelas dan tidak mengandung arti ganda yang
dapat menimbulkan interpretasi yang berbeda
Dapat dibandingkan
Diterima semua pihak
Lengkap
Memerhatikan adanya rentang waktu pada saat suatu
kejadiian/kegiatan berlangsung

Pedoman Dalam Pengembangan


Kriteria
Undang-Undang (peraturan) yang berlaku
Kebijakan-kebijakan yang ditetapkan dalam

objek audit
Norma (standar) yang sudah mendapat
pengakuan (diterima) secara umum
Kriteria yang digunakan pada objek audit
sejenis
Pengalaman auditor dalam tugas-tugas audit
sebelumnya pada objek audit sejenis

Kriteria berikut telah digunakan oleh Office of

Auditor General Canada (semacam BPK di


Indonesia) sejak tahun 1978, untuk menilai
apakah suatu program atau operasi telah
dikelola secara efisien.

Kriteria 1
Ukuran Kinerja Harus Relevan & Akurat
Output harus dirumuskan/didefinisikan dengan baik dan

diukur dengan benar. Definisi dan ukuran harus dimodifikasi


untuk menggambarkan perubahan dalam sifat dan ciri output.
Ukuran taksiran atau sementara hanya digunakan jika sangat
perlu.
Ciri-ciri output seperti mutu dan tingkat jasa harus ditentukan

dengan jelas. Jika menguntungkan, laporan kinerja harus


mencakup indikator dan ciri-ciri ini.
Input harus dikaitkan dengan output yang dihasilkan.

Peraturan untuk mengalokasikan input harus tetap. Koreksi


untuk perubahan yang besar dalam persediaan barang dalam
proses (WIP) harus mencakup kalkulasi ini.
Data input dan output harus dicek ketelitian dan

keterpecayaan.

Kriteria 2
Kinerja Harus Dibandingkan denga Standar
Standar atau perbandingan harus cukup. Agar tepat

standar tersebut harus dibuat dengan menerapkan teknik


pengukuran kerja yang diterima secara umum.
Standar atau dasar tersebut dibuat secara konsisten untuk
satu daerah dengan daerah lain dalam operasi yang
didesentralisasi. Standar harus menggunakan kondisi
setempat sehingga dapat diperbandingkan kinerja antar
daerah/regional dengan cukup berarti.
Tingkat kinerja sebenarnya harus secara wajar dalam
perbandingan dengan standar atau dasar terkait. Jika telah
dibuat standar berdasar pengukuran kerja maka target
untuk individu harus 100% dari standar. Selama suatu
periode waktu kinerja kelompok minimal yang dapat
diterima harus 80%.

Kriteria 3
Laporan Harus Disesuaikan Dengan
Kebutuhan Manajemen
Indikator kinerja harus bermanfaat bagi

manajer program. Data yang belum


dipertimbangkan atau unit output yang tidak
sama harus dihindari.
Laporan harus tepat waktu sesuai dengan
kebutuhan manajemen. Laporan harus
diikhtisarkan dan dibuat rincian yang penting.

Kriteria 4
Data Kinerja Harus Digunakan Untuk
Mencapai Perbaikan Produktivitas
Harus dibuat target yang dinyatakan dalam ungkapan

kinerja absolut atau sebagai manfaat/keuntungan dalam


beberapa periode masal lalu. Data kinerja harus
menunjukkan apakah targetnya tercapai atau diperlukan
koreksi. Jika perbandingan historis menjadi dasar untuk
melaporkan tingkat efisiensi maka harus dilakukan
analisis tambahan untuk menunjukkan sejauh mana
terdapat kesempatan perbaikan produktivitas.
Efisiensi yang meningkat harus secara sistematis
dipantau dan dinilai. Teknis yang dikenal seperti
pengukuran kerja analisa organisasi dan metode harus
digunakan dalam penilaian. Jika perlu dipertimbangkan
juga mekanisasi. Semua perubahan yang akan dilakukan

Cont..
Data kinerja harus digunakan untuk mendorong karyawan

dan pimpinan kelompok tentang kinerja yang diharapkan dari


mereka merupakan hal yang penting. Inisiatif seperti yang
disarankan oleh riset yang sedang berjalan atas kualitas kerja
dapat memberikan usaha berguna mencari perbaikan
produktivitas secara keseluruhan.
Data produktivitas harus digunakan dalam menaksir
kebutuhan di masa datang. Dalam proses penganggaran,
data kinerja digunakan untuk merencanakan cara-cara yang
baik untuk mengarahkan program-program.

Kriteria 5
Ukuran dan Laporan Produktivitas Harus
Dijaga Tetap Dalam Kondisi Terkini
Koleksi dan analisis data secara rutin harus dimodifikasi

untuk memperbaiki kelemahan yang terdeteksi.


Komputerisasi atau proyek mekanisasi yang
mempengaruhi bagian karyawan dalam operasi harus
diketahui dan selanjutnya indikator produktivitas tenaga
kerja direvisi.
Sistem pengukuran kinerja harus dimodifikasi seperlunya
untuk mencerminkan perubahan program yang timbul
dari ketentuan peraturan perundang-undangan yang
baru.

Tujuan pokok penilaian kinerja menurut

Rudianto ( 2006, Hal 311 ) adalah


untuk memotivasi karyawan dalam mencapai
secara organisasi dan dalam mematuhi
standar perilaku yang telah ditetapkan
sebelumnya agar membuahkan tindakan dan
hasil yang diinginkan.

Sedangkan Mulyadi ( 2001, Hal 416 ) menyatakan bahwa : ada


lima manfaat penilaian kinerja yaitu sebagai berikut :
1. Mengelola operasional organisasi secara efektif dan efisien
melalui pemotivasian karyawan secara maksimal.
2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan
dengan karyawan, seperti promosi, transfer dan
pemberhentian.
3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan
karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan
evaluasi program pelatihan karyawan.
4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai
bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka.
5. Menyediakan dasar bagi pendistribusian penghargaan.

Anda mungkin juga menyukai