Sepertinya beberapa anggota FD banyak yang suka fotografi, dan juga memiliki kamera
SLR. Saya ingin berbagi juga tips dan FAQs mengenai lensa SLR.
Untuk para pemula, atau mungkin siapa saja yang ingin tahu sebuah lensa secara lebih
mendetail, mengenai jenis kacanya, kodenya, teknologinya, dsb. Saya disini akan
mencoba menjabarkan (dengan sebaik-baiknya dari kemampuan saya), untuk
memberikan pengertian yang lebih dan mudah untuk anda.
Sebuah lensa itu tidak mudah di buat, terdapat unsur matematis yang harus tepat dan
akurat, jenis kaca, jenis lapisan pelindung (coating), jenis motor, dan lainnya.
Apalagi bagi kita yang masih tergolong pemula, mungkin kita akan bingung apabila suatu
saat kita akan membeli sebuah lensa, atau akan menjual lensa milik kita. Apa aja sih yang
perlu kita ketahui? Ya itu terserah anda, sah-sah aja sebenarnya anda tidak tahu apa2
mengenai lensa anda, yang penting anda senang memakainya, tapi apakah itu baik?
Ya relatif, menurut saya sih ada baiknya mengenal lensa anda sedikit banyak.
Ada suatu kutipan, Knowing your lenses means knowing photography. Dan ya,
menurut saya kalimat itu tepat sekali, dengan mengenal lensa anda, anda bisa tau sampai
dimana batas keunggulan lensa anda, dan kekurangannya, sehingga anda dapat
memaximalkan kegunaan lensa anda dalam mengambil sebuah gambar. (Yah kalau anda
mau memaximalkan dengan cara lain buat ganjalan pintu misalnya itu juga terserah
anda, hehe, whatever makes you happy!)
Langsung saja kita menuju pokok pembahasan.
** FOCAL LENGTH **
Atau sering kita sebut FL (singkatannya). Focal length adalah satuan ukuran sebuah lensa
dimana ukuran tersebut ditentukan daripada panjang pendeknya jangkauan sebuah
lensa..
Sedikit koreksi. Focal length itu adalah jarak nodal point dengan focal planenya. Atau
kalau dibayangin adalah jarak titik api dengan film/sensornya.
Focal length tidak bergantung pada formatnya, tetapi memiliki implikasi sudut pandang
yang berubah-ubah sesuai sensornya. Memang lebih mudah menulis FL dalam mm
daripada AoV dalam derajat atau radian. Karenanya Anders Uschold mengatakan bahwa
menggunakan FL untuk illustrasi AoV adalah salah kaprah yang keterusan, padahal
informasi yang hendak disampaikan adalah sudut pandang (AoV)
Illustrasinya adalah menggambarkan sudut yang dibentuk oleh kaki-kaki segitiga
samakaki, tetapi illustrasinya menggunakan tinggi segitiga tersebut.
Dan ini biasanya tertera di lensa tersebut, dengan ukuran millimeter (mm). Focal length
juga dapat dibagi menjadi dua type, FIX dan ZOOM. Dua type tersebut juga tentunya
membedakan jenis sebuah lensa. Sebuah lensa zoom, tentunya bisa maju mundur,
mendekatkan pandangan anda pada sebuah objek, atau menjauhkan pandangan anda dari
sebuah objek untuk mendapatkan gambar yang lebih luas. Contoh: 18-55mm adalah
sebuah lensa zoom. Dia dapat mengambil gambar dari jarak 18mm sampai dengan 55mm
(artinya bisa 19, 20, 21, 22, dst s/d 55). Fix atau sering juga di sebut PRIME LENS,
adalah sebuah lensa dengan ukuran mati. Artinya dia tidak dapat maju mundur, dan
hanya bisa mengambil foto dengan jarak tersebut. Contoh: 50mm adalah sebuah lensa fix,
dan hanya dapat mengambil foto pada jarak 50mm. Apabila anda ingin mengambil
gambar yang lebih luas dan menjauhkan diri dari objek, atau ingin mengambil gambar
lebih dekat maka kaki andalah yang harus bergerak bukan lensa anda. Sebuah focal
length juga dapat juga mengartikan angle of view (sudut pandang) sebuah lensa.
Contohnya: 12mm mempunyai angle of view 122 derajat, dan 50mm mempunyai angle
of view 46.8 derajat.
** APERTURE **
Aperture adalah sebuah ukuran BUKAAN lensa. Atau sering disebut dengan rana. Dan
kodenya adalah F. Jujur saja, saya tidak tau kenapa namanya F, kenapa tidak X, Y, Z,
hehehe. Anyway, F juga biasanya tertera pada lensa dan berguna untuk berbagai hal,
antaranya adalah untuk jalur masuk cahaya (semakin besar sebuah F semakin banyak
cahaya yang masuk), untuk DOF (Depth of Field akan dibahas nanti), dan menentukan
shutter speed anda berhubung semakin banyak sinar yang masuk, semakin cepat shutter
speed yang anda bisa dapatkan untuk menghindari shake / blur, dan semakin kecil angka
sebuah F, maka semakin besarlah bukaan lensanya. F ini dapat membesar (sampai pada
ukuran maximumnya) dan (mengecil sampai pada ukuran minimum). Semakin kecil
angka sebuah F, artinya semakin besar bukaannya. Misalnya, sebuah lensa dengan F/1.4
mempunyai bukaan yang jauh lebih besar daripada sebuah lensa dengan F/3.5. Sebuah
lensa zoom juga bisa mempunyai bukaan (F) yang berbeda pada ukuran zoom yang
berbeda. Misalnya: 18-55mm F/4-5.6. Apa artinya ini? Artinya, pada focal length 18mm,
maka bukaan lensa tersebut maximum dapat mencapat 4. Dan pada focal length 55mm,
hanya dapat mencapai angka 5.6 (lebih kecil). Anda sendiri pun, dapat mengeset F anda
sesuka hati, namun tetap terpaut pada angka maximum lensa tersebut lensa F/4 tidak
akan pernah bisa anda set ke 1.4 misalnya, atau 2, atau berapapun yang lebih kecil
angkanya daripada 4. Dan angka minimum biasanya sampai dengan F/22. Lebih kecil
daripada F/22 maka bukaan (lubang cahaya) pada lensa tersebut sudah hampir tertutup
dan sudah tidak berguna untuk meneruskan cahaya ke sensor.
Contoh mudahnya ya seperti pupil di mata anda yang dapat membesar dan mengecil
menyesuaikan dengan cahaya yang ada.
** DEPTH OF FIELD (DOF) **
DOF adalah kedalaman sebuah pandangan lensa. DOF juga di tentukan oleh Aperture,
atau si F tersebut. Sebuah F/1.4 mempunyai kedalaman pandang yang lebih sempit,
dibandingkan F/4. Artinya, apabila anda mengambil sebuah foto yang berisi 2 manusia
dan satu berdiri di depan dan satu di belakangnya dan anda focus pada orang yang di
depan, pada F/1.4 kemungkinan besar orang yang di depan (yang anda focus) akan
terlihat jelas dan tajam, namun orang dibelakangnya akan menjadi semu / buram / blur.
Ini bukan gangguan pada lensa atau kamera anda, tapi ini adalah kedalaman pandang
lensa anda. Apabila anda mengeset pada F/4, dan focus pada orang yang sama, maka
kedua orang tersebut yang depan dan belakang kemungkinan besar akan terlihat jelas
dan sama tajamnya. Itulah sebabnya apabila foto portrait sendiri, banyak orang akan
mencari lensa dengan F yang besar (angka F yang kecil), untuk menghilangkan segala
bentuk distraksi atau gangguan yang dapat menghalangi isolasi sebuah objek.
Sedangkan untuk foto pemandangan dimana orang ingin mendapatkan setiap detail
biasanya akan di set pada F/8 sampai F/11.
** PERSPEKTIF **
Tergantung pada focal length lensa anda, background (latar belakang) sebuah objek dapat
terlihat dekat atau lebih jauh. Visual efek tersebut dapat dinamakan perspektif. Dengan
focal length yang kecil (lebih wide angle), background objek anda anda terlihat lebih
jauh, daripada sebuah lensa dengan focal length yang lebih besar.
** MACRO **
Macro adalah jenis lensa yang dapat focus pada sebuah objek dengan sangat dekat, dan
biasanya mempunyai kemampuan pembesaran sebuah objek dengan sangat mendetail.
Macro ini biasanya juga terbagi menjadi 1:1 (true macro) yang dapat mendapatkan detail
secara 1:1, dan 1:2 (walaupun termasuk lensa macro banyak orang menyebutnya bukan
TRUE macro). Biasanya lensa macro ini digunakan untuk mengambil gambar serangga,
bunga, dan benda2 kecil lainnya.
** FISH EYE **
Sebuah jenis lensa yang dapat mengambil gambar dengan angle of view 180 derajat, dan
menghasilkan gambar yang agak spherical atau cembung. Maka dinamakan lensa mata
ikan (entah karena bentuk lensanya yang seperti mata ikan atau gambar yang dihasilkan
seperti pandangan seekor ikan). Lensa ini adalah lensa exotis, biasanya tidak dapat
digunakan dalam keseharian kita (jarang lah).
** ASPHERICAL LENS **
Aspherical lens ini bukan lensa biasa, lensa ini cenderung lebih baik kualitasnya, dan
tetap mempunyai ukuran yang relatif kecil, sehingga dapat mengurangi ukuran
keseluruhan sebuah lensa. Dan biasanya, lensa aspherical dapat melebarkan sudut
pandang sebuah lensa dengan tetap menjaga ukuran, meningkatkan kualitas dan juga
mengungari efek negatif sebuah lensa.
** JENIS ELEMEN LENSA **
Lensa juga terbagi dalam jenis elemen yang berbeda beda pula. Dan ada tingkatannya,
tentunya semakin baik tingkatan sebuah elemen, semakin baik pula penangkapan
gambarnya. Selain elemen lensa biasa, ada elemen yang setidaknya diatasnya, dan
biasanya sebutannya berbeda untuk setiap produsen lensa yang berbeda pula. Tapi
kiranya dapat di sebut LD / ED yang artinya Low Dispersion, atau Extra-Low Dispersion.
- Build qualitynya very good, beratnya pas, bahannya bagus (walaupun plastik tapi
kesannya mahal).
- SWD lho - seperti biasa, lensa Nikkor emang udah kebanyakan SWD semua.
- Harganya tidak terlalu mahal untuk sebuah lensa Nikkor Glass dengan FL yang sangat
berguna.
- PF / Vignett / CA cukup terkontrol dengan baik, kecuali PF agak tinggi sih, tapi stop
down sedikit juga sudah ok. Tapi itu hanya terjadi pada kondisi yang cukup extrim. :)
- 135mm nya menghasilkan DOF yang cukup tipis dan bokeh yang cukup creamy lho!
Good for portraiture work apabila anda lupa bawa lensa fix ataupun ga punya. :)
- Front element tidak berputar! Cihuy!
- F nya bagus lho! 3.5-5.6.
- Bisa buat "macro"! :D
Cons:
- No distance scale (window ataupun scale biasa).
- Maunya sih 18-200 dengan harga sama dengan kualitas sama hahahaha.
- SWD bisa berisik kalo udah banyak debu... krinyittt...
- Harganya ga turun2... buat kita yang mau beli - ken mendingan murah harganya
huahahahaha.
- Filter threadnya 62mm - cukup ga umum ya...
- No macro mode! Sayang ya... tapi well, ketajamannya bisa cukup buat macro kok...
bener deh hehehe.
Secara keseluruhan, apabila anda mau membeli sebuah all-arounder, saya lebih
recommend lensa ini dibandingkan SigMA 18-200 ataupun Tamron 18-200, walaupun
dengan FL yang lebih panjang, namun kualitas hasil dari ketajaman, kontras, warna, dan
hampir segala aspeknya - sampai ke designnya pun, tidak sebagus 18-135. Harganya
mirip sekali, bahkan cuma selisih sekitar 100-200rb aja.
So, kalau mau all-rounder, jangan ragu - saran saya coba ini dan anda tidak mungkin
kecewa.
Kecuali! Anda benar2 butuh sampai 200, dan anda benar2 mau macro 1:2 yang di
tawarkan oleh SiGMA dan Tamron, bila tidak - this is your lens!
putaran zoom lebih pendek sepertinya, mungkin sedikit, jadi bisa lebih cepat tuh AF nya.
Oh iya, ini udah AF-S loh. Inner barrelnya juga berubah, dulu di front ring filter
threadnya, diameternya lebih lebar sedikit dibandingkan dengan inner barrel yang keluar
masuk ke dalam lensa, sekarang sama rata. Mungkin karena ada mekanisme VR nya yang
membutuhkan ruang gerak lebih. AF nya masih sama berputar, jadi yang pake CPL harus
repot dikit. Mounting masih plastic hitam (ga masalah, lensanya uenteng, jangan takut
copot karena mountingnya plastic).
Tentunya setelah itu, saya coba pakai donk! Pas di pasang, hampir tidak ada perbedaan
dengan versi2 sebelumnya, click dengan baik, AF-S cepat dan handal, namun VRnya
sedikit berisik. Mungkin bunyinya ga sampe keletek kelontang, tapi minimal anda pasti
akan menyadarinya apabila VR nya sedang bekerja.
Ternyata, setelah saya tes sana sini, VR WORKS! It works so great, that it makes every
other normal zoom lens, menurut saya, go down the drain. Dan, yang saya cukup kaget,
lensa ini memberikan kesan dimensi yang jauh lebih baik dibandingkan dengan versi2
sebelumnya. Entah bagaimana, foto yang saya ambil (IMHO), kesannya lebih 3-D deh
dibandingkan dengan versi2 sebelumnya. Biasanya saya ga pernah merasakan kehadiran
ini pada lensa2 versi murahnya Nikon.
Selanjutnya, saya akan biarkan foto2 dibawah bicara.
Price: 1,600,000 (Alta NEW).
What you get: Lensa, tutup depan belakang (belakangnya putih susu), box, kartu garansi
dan buku. Sorry guys, no hood. Hoodnya juga percuma sih, kecil, ga guna buat ngalangin
apa2.
Ayo pros and consnya
Pros:
- Very lightweight, portable banget. Pokoknya kalo punya ni lensa mendingan dibawa
kemana-mana deh, enteng banget.
- VR REALLY WORKS!
- Nice finishing, looks expensive. Improvement kosmetik yang luar biasa dibandingkan
versi sebelumnya.
- Less AF turn radius (which could mean faster AF).
- ED glasses to minimize flare ghosting and blab la bla.
- Very sharp in its class.
- Somehow ada efek dimensinya. IMHO.
Cons:
- Belum SWD, jadi lebih berisik (saya sih no problem, lebih suka suara AF yang begini
dibandingkan SWD yang kalo udah ada debunya krinyit2).
- Tidak ada MF/AF switch.
- Kadang PF bisa terjadi di kondisi extrim.
- Hoodnya menyulitkan kalau anda mau pasang tutupnya dengan hoodnya terpasang.
- Bahannya masih plastik gitu - harusnya lebih banyak metal.
- Ring focusnya modelnya jelek - harusnya dibuat lebih classy sedikit.
- Kadang FL terlalu panjang kalau buat indoor.
Overall, a highly recommended portraiture lens. Hampir semua orang yang suka
portraiture, biasanya pasti suka lensa ini. Saya sih udah ga bisa ngomong apa2 lagi deh,
saya sampai sekarang masih pake dan ga pernah pikir mau ganti kemana-mana. :)
BARU ATAUPUN LAMA NYA. Perhatiakan saya sampai capslock - artinya kalau anda
main dSLR - jangan sampai ga punya nih lensa deh - pasti butuh kok. :D. Kecuali anda
adalah PURE NATURE atau PURE WILDLIFE, jadi ga pernah moto orang ya baru deh
lensa ini percuma.
Lensa ini sangat ringan, dan compact sekali, sehingga mudah di bawa bawa dan hampir
tidak terasa menambah berat kamera anda. Dengan elemen lensa terdepan agak cekung di
dalam juga memberikan extra proteksi terhadap goresan, atau sentuhan, ataupun segala
macam kendala lain yang mungkin dapat merusak lensa secara tidak sengaja.
Apabila anda ingin memiliki lensa portraiture - maka lensa ini adalah pilihan anda yang
tidak mungkin salah. Kenapa saya bisa bilang begitu? Tentunya karena hasilnya yang
tajam (ciri khas lensa prime), built qualitynya bagus (yang versi lama lho ya), ringan dan
compact, dan kalau di jual pun anda tidak akan rugi - apalagi kalo belinya second.
Minimal jual dengan harga anda beli lho. :)
Harga: Versi lama (sudah tidak ada yang baru), sekitar Rp. 1,200,000 s/d 1,500,000
tergantung dari kondisi dan kelengkapan. Versi baru Rp. 1,050,000 sudah garansi Alta.
Second sekitar 900rb-an.
What you get: Lensa dan tutup depan belakang - biasa. :) No hood.
Pros and Cons.
Pros:
- Wooo hooo - lensa prime dengan hasil yang tajam banget harga murah meriah? Ow
yeah! Kapan lagi... :D
- Ukuran yang ringan dan kecil membuat lensa ini setia sepanjang masa untuk masuk ke
tas kamera anda atau bahkan ke saku anda! :D. You'll never know when you'll need it, but
you can make sure it's always around! Hehehe.
- Elemen lensa depan tenggelam di dalam - jadi kalau bagian depan lensa terbentur juga
ga akan merusak elemen lensanya (kecuali benturannya kenceng banget). Jadi jangan
takut kalau sampai tutupnya ternyata lepas di dalem kantong - lensa anda tidak akan
lecet2. :D
- Ada window scalingnya lho! Kalo yang baru ada distance scalenya juga, tapi versi nya
bukan yang window - yang window lebih keren aja. :P
- Bokeh bagus, no vignett, no distortion, typical prime portrait lens lah. What more could
you ask for?
- PF kadang ada, tapi minim banget, kalo di stop down dikit aja udah byebye kok.
- Mount metal! Coba, bagi kalian yang hobi mount metal - lensa ini harga seperti lensa
kit, tapi udah mountnya metal pula! (Kalo versi baru kayaknya plastik).
- Yah pokoknya bagus banget deh.
Cons:
- Aperture bladenya kurang rounded - atau setidaknya kalau ga mau rounded, ya banyakin
dikit deh, 8 blade pasti jauh lebih bagus bokehnya!
- Susah di cari.
- No hood waktu beli, jadi harus beli hood terpisah.
- AF motornya berisik sih dan mungkin agak lambat karena putaran focusnya lebih jauh
di bandingkan dengan yang baru.
- Karena barangnya bagus, harga secondnnya tinggi, dan bahkan barang barunya sering
kosong di pasaran. Jadi harus siap2 mental :D.
- Kurang gagah modelnya. :)
- Non-D, artinya metering untuk flash ada kemungkinan ngaco, tapi saya pribadi merasa
tidak ada bedanya antara lensa D ataupun non-D.
Conclusion: BUY THE LENS! You can never go wrong deh hehehehe. :D
Kalo pun salah, ya jual lagi aja, harganya ga beda kok... itung2 minjem pake jaminan
hahahaha.
Lensa ini begitu saya dapat kesan pertama nya "Loh? kok kecil ya?". Tentunya ukuran
untuk Fix Stop F/2.8 lensa ini ukurannya paling kecil di kelasnya. Kalau anda
bandingkan dengan Canon 24-70, Sigma 24-70, Nikkor 24-70, semuanya cukup jauh
lebih besar daripada lensa ini. Tapi tetap modelnya kurang oke ya, simple aja, ga ada
kesan mahalnya. Bahkan menurut saya kelihatan "murah" untuk lensa sekelasnya. Tidak
ada window scale (yang lain semuanya ada), terus, tidak ada cincin emas / merah / perak
yang menambah kesan mahal.
Tapi setelah saya pakai, barulah saya merasakan, woww... ternyata, hasilnya sangat
sangat memuaskan sekali. Ketajamnnya sangat mencengangkan (setidaknya bagi saya).
Focusing walaupun tidak USM / SWM / HSM, tetap cepat dan cukup tidak berisik. Dan
tentunya dengan segala kekurangannya menjadikan kelebihannya juga. Lensa galak
dengan harga paling murah di kelasnya.
Andaikan saya tidak coba sendiri, saya tidak akan percaya dengan hasil yang saya
dapatkan dengan lensa ini. Walaupun blade hanya 7, dan tidak terlihat terlalu rounded,
hasil bokehnya kok bisa bulet2 ya...? Bingung juga saya. Anyway, hasilnya sangat tidak
mengecewakan. Macro nya pun cukup okey, walaupun saya tidak akan bilang dia adalah
sepenuhnya sebuah macro, karena tidak ada switch khusus dan juga perbandingannya
hanya 1:3.9.
Price: 3,300,000 (baru). Second masih sekitar 2.8-2.9 tergantung kondisi. (Garansi Ana
Foto).
What you get: Hood, lensa, lens cap depan dan belakang. Sayang ga dapet pouchnya yah namanya juga mau murah, ini itu dikurangi deh.
Pros:
- Extremely sharp lens - even wide open loh!
- Flarenya (Di LD glass coating) sangat minim sekali bila dibandingkan dengan lensa lain
- benar2 efektif si Tamron ini.
- XR glass - ukuran bisa jadi kecillll, jadi ga berat dey.
- Bokeh halus, F/2.8 Fix stop, low light oke, portrait oke, FL juga pas buat portraiture dan
day to day basis.
- Focus cepat, dan tidak terlalu berisik meskipun bukan ultrasonic.
- Harga termurah untuk kelasnya.
- Designnya enak di operasikan (bukan bagus - tapi efektif, dengan zoom ring yang lebar
dan focus ring yang cukup lebar juga).
kalau keadaan memungkinkan, bokeh yang di hasilkan sangat creamy dan indah di lihat.
:D
Lensa ini termasuk cukup langka, terutama yang dalam kondisi bagus. Ada versi barunya,
yang Ai-S, bedanya hanya dia ada built-in hoodnya, tapi yah - apalah arti sebuah build in
hood - ga kepake juga, hoodnya cuman 1 cm doank (mau ngalangin sinar apaan coba?).
Harga: Bervariasi, second, antara 800rb - 1.2jt.
What you get: Yah minimal lensanya, sukur2 dapet hoodnya.
Pros:
- VERY SHARP.
- Great build material, precise manufacturing, pokoknya buildnya jauh lebih bagus
daripada lensa2 jaman sekarang.
- Bokehnya indah.
- 105mm F/2.5 - dengan harga murah? Ya kapan lagi...
- Walaupun cukup berat untuk lensa sekelasnya, tapi dia tidak berat2 amat kok.
- Colour dan kontrasnya bagus di wide open (better if stopped down - ya iya lah ya...).
- Not much trouble with PF and CA. :)
Cons:
- Ya lensanya manual focus - harus bisa makenya, kalo ga misfocus melulu dan hasilnya
blur.
- Langka - susah cari yang kondisinya bagus.
- Kalau anda tidak suka lensa berat, ya ini cukup berat.
- Uh - kayaknya sedikit sekali bagi saya Cons nya..
So - if you have the time to learn MF, dan pengen hasil yang wah tanpa bikin kantong
jebol - saya sarankan coba cari lensa2 tua yang MF (tapi jangan maen beli aja, harus di
lihat dulu, apakah lensa itu benar2 di top class nya Nikkor tua). Dan harganya juga
biasanya tidak terlalu mahal, yang pasti, kalau anda jual lagi, biasanya ga rugi, kalopun
rugi ya dikit banget deh, sukur2 untung :p.
- Harganya sangat murah, dibandingkan dengan lensa F-fix stop lainnya, terutama untuk
kelas F4L Canon, hasil boleh di adu, harga udah pasti menang huehehe.
- Zoom ringnya besar, jadi enak buat zoom in dan zoom out.
- Kualitas gambar di wide open SANGAT tajam mencengangkan. Lensa jadul emang
yahud.
- Ada window scale.
- Bisa macro, bahkan si Kenrockwell bilang ini satu2nya lensa zoom Nikon NonMacro untuk FL antara 70-200 yang bisa zoom sedekat itu,
- Ada aperture ringnya, dan bisa di stop down sampai F32 (mana tau ada yang butuh).
- Tajam banget deh, walaupun di wide open.
- Internal zoom, jadi panjang lensa tidak berubah saat anda ngezoom.
- Masih Made In Japan (Hurrraaayyy!).
- Modelnya menurut saya sangat sleek.
- Memberikan kesan keren karena punya barang langka huehehehe.
Cons:
- Ampun focus ringnya kecil dan tipis amittt
- AF nya agak lamban bagi saya, tapi ya saya sih ga butuh buru2 kok heheh.
- No AF Limiter, jadi lari ke macro mode tuh, bikin focus lama.
- Gak IF (cupu)..
- Jeleknya lagi, Focusnya ring depannya muter.. (halah basi).
- Aperture locknya flimsy banget, rawan patah.
- Namanya lensa zoom panjang dan dari besi, walaupun ringan dibandingkan kakaknya,
tetep aja berat huehehehe.
- Dengernya sih rawan flaring, jadi harus pakai hood, tapi sejauh ini saya tidak ada
masalah dengan flare tuh, atau mungkin saya yang dodol.
Overall memang ini lensa zoom yang saya dambakan. Fix stop di F/4, harga murah,
build kokoh dan elemen lensa yang top quality, menjadikan lensa ini sebuah fenomena
yang juga membuahkan banyak pertanyaan kenapa sih Nikon tidak meneruskan lensa
ekonomis ini? Padahal, peminatnya banyak kok, apalagi untuk mereka yang gak suka
push pull (dengernya pushpull sering bocor dan mengakibatkan lensa fogging). Anyway,
saya sangat recommend lensa ini bagi siapa pun yang membutuhkan lensa zoom panjang,
dengan Fix F/4 stop. Apalagi harganya murah begitu, daripada beli 55-200 versi baru, ya
mendingan beli ini kemana-mana deh.
Kemarin ini sempat nyobain nih, kebetulan teman ada yang punya dan saya diberikan
kesempatan untuk nyicip salah satu lensa yang marak di pasar. First impression pada
lensa ini adalah lensa yang kokoh, namun tidak terlalu berat, dan tidak banyak gadgetry
nya untuk sebuah lensa yang boleh dibilang semi-pro. Design terlihat sangat
simple, dengan finish yang baik. Namun, terus terang lensa ini kurang terlihat
mahal, padahal dengan price-tag yang sudah dalam jutaan, ada baiknya tampilan
terlihat lebih keren. Namun itu hanya opini pribadi, mungkin akan ada orang
yang lebih suka tampilannya yang simple dan tidak mencolok, namun kalau saya kalo
lensa udah harganya mahal ya sekalian tampilannya mahal donk minimal kalo
hasil fotonya jelek kalo lagi hunting, di foto, kan kelihatan keren lensanya
huahahaha. Lepas dari segi fashionnya, lensa tersebut sangat nyaman di pegang, beratnya
pas, panjang juga cukup untuk membiarkan anda menggenggamnya dengan baik. Zoom
ring yang sangat lebar dan besar memberikan anda keleluasaan saat anda zoom-in or out
(bahkan cukup lebar untuk anda genggam dengan seluruh telapak tangan anda). Namun
focus ringnya sangat mengecewakan, designnya terlalu dekat ke mounting, dan juga kecil
sekali (mungkin hanya 1cm tebalnya). Sehingga menyulitkan bagi orang yang mau
menggunakan MF, atau mau adanya fine adjustment dari AF. Mungkin designer Nikon
berpikir Ah siapa juga yang mau pake MF nya di lensa VR ini pada saat mereka
memutuskan untuk memberikan Focus Ring yang kecil itu. Hasil lensa tentunya tajam,
dan baik, namun ciri khas dari lensa VR hasilnya memang cenderung soft dibandingkan
dengan lensa non-VR. Namun keunggulannya tentu pada VR stabilizationnya yang
memudahkan anda untuk mengambil gambar pada slow shutter speed atau pencahayaan
rendah.
Price: Rp. 5,300,000. (New, garansi Alta).
What you get: Lensanya, tutup depan belakang, hood, dan pouch.
Mari kita ke pros and cons:
Pros:
- Lensanya ringan untuk kelasnya, tidak berat seperti yang anda bayangkan.
- VR Works! Bisa 4 stop loh katanya.
- Harganya relatif terjangkau untuk lensa tele dengan VR.
- Buildnya kokoh (walaupun tidak fashionable menurut saya.
- Hasilnya baik.
- Lensa ini lengkap paketnya, dapet ini itu, juga ada distance scale, dll.
- Anda bisa mulai melupakan kebiasaan anda membawa tripod kemana-mana hehe.
- Zoom ringnya lebar banget, sangat nyaman saat zoom.
Cons:
- Harganya agak jauh dibandingkan dengan 55-200 VR (Namun tentunya kualitasnya
lebih baik).
- Focus ringnya terkesan di design untuk anak SD yang tangannya masih kecil.
- Menghabiskan baterai kamera anda.
- Hasilnya tidak setajam lensa non-VR pada umumnya (hanya gambaran secara
keseluruhan).
- Designnya kurang eye-catching.
- Di posisi 300mm, dia sudah F/5.6, dan itu AF sudah mulai sulit. Berhubung min
working aperture untuk AF cepat dan akurat dari lensa adalah 5.6, jadi dia sudah di
minimal dan AF mulai hunting.
- Setau saya sih gak bisa buat macro (coba bandingkan dengan Tamron dan Sigma yang
bisa 1:2).
Conclusion: Not extraordinary, but a great lens to have, apalagi kalau anda suka tele,
karena disanalah VR paling dibutuhkan. Ditambah lagi dengan situasi lowlight, VR akan
menyelamatkan hidup anda! Huehehehe. Tapi apabila anda tidak memerlukan focal
length sampai dengan 300mm, mungkin ada baiknya anda beli 55-200VR yang harganya
hanya setengahnya loh!
yang full metal (tidak seperti para kompetitornya), Tokina terlihat begitu well built (atau
orang luar suka bilang built like a tank), designnya menarik, dan terlihat jelas bukan
lensa sembarangan. Apalagi dengan tambahan adanya window scale (walaupun agak
kecil dibanding beberapa pesaingnya), dan juga gelang emas di ujungnya, menambah ke
istimewaan design tersebut. Adanya tripod collar yang sayangnya tidak bisa dilepas
menambah rasa kaget (gembira lho) saya, karena biasanya tidak ada lensa dengan ukuran
seperti ini yang mempunyai collar. Walaupun tidak bisa di lepas, tentunya bisa di geser
(putar) supaya lidah untuk dudukan tripodnya tidak menganggu pegangan zoom anda.
Water-Proof coatingnya pada elemen terdepan memberikan perlindungan extra pada lensa
terhadap percikan air dan juga finger print. Saya pribadi tidak tau apakah lensa ini
weather proof, karena setau saya Pentax (modelnya persis sama, hanya beda coating
saja), itu modelnya weatherproof. Focusingnya juga silent dan cukup cepat, walaupun
tidak Supersonic. Sayangnya dia ga dapet case / pouch, padahal lensa2 Tokina yang dulu2
dapet casenya keren2 gitu. Hoodnya juga bagus banget, ada velvet liningnya di dalem
biar ga reflect cahaya (mirip L-series).
Lepas dari fisiknya, hasilnya Tokina (testing aja nih, belum ada hasil yang bagus untuk di
posting), sangat memukau. Ketajaman, saturasi, warna, serta bokeh yang halus sekali,
sangat sangat cocok untuk hobby saya yaitu portraiture. Ketajamannya pun boleh
dibilang diatas rata2. Apalagi bila dibandingkan dengan SiGMA, entah mengapa, lensa
ini jauh lebih tajam, padahal perkiraan saya perbedaan ketajaman hanya akan tipis2 aja.
Tapi ternyata saya salah Namun, untuk segala hasilnya, ini merupakan lensa yang
sangat teramat memuaskan bagi saya.
Price: Rp. 7,100,000. (New, garansi Seasons / JPC).
What you get: Lensa, tutup depan bekalang, dan hood.
Pros:
- Well built, a truly professional lens.
- Water proof coating rasanya baru Tokina dan Pentax aja nih yang pakai.
- Focal length yang sangat pas bagi saya untuk indoor dan outdoor, sehingga lensa tidak
terlalu besar dan berat.
- Ada tripod collar.
- Lensanya tuajem banget coy.
- Designnya keren banget. :D
- Warna saturasi PF CA Distorsi semua terkontrol dengan baik. Walaupun dari report sana
sini ada bilang di 135mm wide open agak kurang baik dibandingkan dengan FL lainnya,
saya pribadi sih tidak terlalu melihat perbedaannya.
Kebetulan kemarin lensa ini numpang lewat ke saya, jadi saya bisa ada waktu bermainmain sedikit dengan lensa ini. Walaupun tidak banyak yang dapat saya lakukan
(berhubung sudah malam, dan saya juga ga ngerti mau moto apaan pakai lensa ini), jadi
saya lakukan apapun yang saya bisa - seadanya, untuk melihat fungsi dan kegunaan lensa
ini.
Hal pertama yang saya lihat adalah bentuk lensanya, elemen depannya sangat sangat
menonjol, dan tidak terlindungi (kecuali di tutup), dan sepertinya sangat "gelap" - entah
gelap itu arti yang benar ngga, tapi rasanya beda banget deh dari elemen lensa depan
lainnya.
Ukuran lensanya cukup kecil, ringan, dan mudah dibawa kemana -mana. Focus cukup
cepat, hasil yang relatif tajam, dan tentunya, SANGAT wide sekali (180 derajat bo!),
artinya: kalau ada cewe cakep yang mau anda foto tanpa ketahuan, lensa ini terpakai
sekali (tapi distorsinya minta ampun - jadi harus pakai software dulu benerin hehe).
Namun bagi anda yang bisa menggunakan lensa ini - hasilnya bisa jadi sangat fantastis
(ada teman yang pernah pakai lensa fisheye - saya di kasih lihat fotonya - wow).
Price: Barunya sekitar 4.9jt, tapi sekarang dah ada generasi baru, dengan F/3.5 sekitar
5.8jt.
What you get: Tutup depan belakang, lensanya, (No hood), tas kecil buat bawa2, dan
sebuah plat perak buat masukin filter di belakang (ga ngerti deh).
Pros:
- VERY WIDE angle, 180 derajat.
- Lensa yang sangat exotis.
- Focus cepat (walaupun tidak HSM), artinya tidak jalan di D40 ya..
- Body yang ringan, dan ringkas.
- Hasil yang diberikan tajam, saturasi bagus, dan anehnya tidak terlalu warm seperti
Sigma pada umumnya (IMHO).
- Bisa moto orang laen tanpa ketahuan (huahahah).
Cons:
- Elemen depan tidak terlindungi (uh oh!).
- Tidak semua orang dapat menggunakannya dengan baik.
- Perlu software third party (Sigma ga sedia pas beli).
- No filter depan.
- Harganya relatif mahal.
- Cat sigma terkenal ngelotok.. wew.
- Bukan lensa yang sering dipakai (kecuali anda memang hobby fish eye).
- No HSM.
Conclusion, great lens, but definitely not an everday usage. Pemakaian harus extra hati
hati, dan tentunya anda harus belajar menggunakannya sebelum dapat menghasilkan
foto2 keren. :D
- Kayaknya satu2nya 17-70 dengan aperture terbesar saat ini (walaupun bukan 2.8 fix).
- Hasilnya tajam, PF dan CA cukup baik.
- FL nya bagus tuh-kepakai untuk semua kegiatan. :D
- IF kalo ga salah, jadi ga usang pusing kalau pake CPL.
Cons:
- Modelnya juelek.
- F nya sayangnya tidak 2.8 fix.
- Tidak terlihat mahal.
- No HSM, sehingga agak berisik.
- Focusnya agak lama dibandingkan lensa2 sekelasnya.
- PF nya kalau di extreme light kelihatan cukup jelas.
- Distorsi cukup jelas di wide-end, yah biasa sih di lensa beginian.
- Harganya agak mahal, mendingan beli 24-70/2.8 dan 18-55 kit, dan anda masih ada
kemungkinan dapet kembalian kalau beli bekas. Paling ngga habisnya sama. :D
- Uhm... saya pribadi kurang suka modelnya SiGMA juga heheh. :D
- No macro capability kalo ga salah.
Conclusion, great lens, but I would prefer something else. Tapi kalau anda mau an allround good lowlight performer dengan FL yang asik dan hasil yang cukup bagus, this is
your lens. But, kalau ga masalah repot2 ganti2 lensa, saya sih mendingan beli 24-70 dan
lensa kit (24-70nya yang non-macro aja gapapa. :D).
lensa ini sangat berguna untuk portraiture. Dengan DOF yang tipis, F yang besar, dan
juga jarak yang saya rasa pas, membuat lensa tersebut sangat cocok untuk foto portrait
indoor ataupun outdoor.
Build lensa tersebut pun sangat apik, dengan window scale nya dan juga matt finish,
lensa tersebut walaupun kecil namun terlihat classy dan tidak murahan. Lensa tersebut
juga sangat ringan dan cukup kecil untuk selalu dibawa dalam tas atau perlengkapan
anda.
Satu hal yang saya pribadi kurang suka dari lensa tersebut adalah aperture blade nya yang
"hanya" 7, yang berarti bokeh kurang "bulet" dan kurang "creamy", dan dengan harga
yang lebih dari 2x lipat dari 50/1.8, penambahan aperture blade ini seharusnya ada
(50/1.8 juga hanya ada 7 blade saja). Atau setidaknya blade tersebut dibuat lebih
"rounded", namun ternyata tidak - sama saja - satu hal yang sangat di sayangkan (bagi
saya).
Price: Sekitar Rp. 1,900,000 - 2,300,000 (Second, tergantung garansi dan kelengkapan,
harga barunya saya lupa).
What you get: Lens cap depan belakang dan lensanya sendiri.
Pros:
- Very sharp, walaupun di wide open (tapi tetap lebih sharp kalo di stop down), dan
hasilnya kalau di stop down ke 1.8 dan di bandingkan dengan 50/1.8 tetep masih bagusan
50/1.4 donks. :)
- Ringan dan kecil, mudah di bawa bawa.
- DOF yang tipis, bagus untuk "menghancurkan" background yang mengganggu.
- Aperture yang besar, baik untuk indoor dan lowlight.
- Ada window scale nya lho! :)
- Segala contrast, PF dan CA cukup baik, tapi seperti semua kasus large aperture lens,
akan lebih baik bila di stop down.
- FL 50mm sangat berguna dan sangat cocok untuk portraiture hampir di segala situasi.
Cons:
Conclusion, saya rasa lensa ini adalah lensa yang sangat baik sekali. Dari segi aperture
dan hasil, lensa ini tentu tidak mengecewakan. Namun yang mengecewakan bagi saya
adalah kenyataan pada aperture blade yang hanya berjumlah 7 buah dan kelengkapan
yang minim, dengan harga seperti itu, rasanya "mahal". Saya lebih prefer beli 50/1.8 any
time, dibandingkan dengan 50/1.4. Kalaupun mau beli yang lebih bagus daripada 50/1.8,
saya lebih prefer langsung loncat ke 85/1.8 yang hasilnya jauh lebih signifikan.
Walaupun di posisi yang cukup jauh, detail gambar tetap bisa terlihat dengan baik di hasil
fotonya. Saya benar2 puas sekali dengan lensa ini.
Harga: Rp. 1,500,000 Rp 1,900,000 (Tergantung kondisi).
What you get: Yah namanya juga lensa second at least dapet lensanya lah heheh.
Pros:
- Great build quality, beratnya mantep dan tidak terasa timpang saat dipasangkan di
kamera.
- Harga yang relatif murah bila dibandingkan dengan lensa sekelasnya.
- Ada window scalingnya loh!
- Tajamnya rrruuuarrr biasaaa...
- Bisa macro (walaupun hanya bisa manual focus).
- Ada aperture ringnya.
- Distorsi, CA, PF yang cukup rendah. Dan hampir no vignett (at least mata telanjang ga
bisa lihat lah).
- F stop yang cukup baik mengingat harga dan range yang ditawarkan.
- Design yang menurut saya keren.
Cons:
- Rotating front filter thread - so no CPL happy.
- Susah nyari yang kondisinya bagus.
- Yang nyari kondisi nya jelek juga ga gampang.
- Non - D (Ga epek bagi saya).
- Andaikan saja dia 2.8-4 huahahaha.
- Sayang Macro nya tidak bisa AF.
- Range foto yang cukup jauh 0.8m min. distancenya.
- Kalo dibandingkan dengan 24-85 - kalah di wide endnya yang lebih lebar.
- Kalo pake hood HB-32 kayaknya vignett deh - harus cari hoodnya sendiri yang tentunya
dijual terpisah.
Conclusion - I am very happy with this lens, dan saya rasanya mau jual juga sayang.
Tentu tidak bisa menyaingi hasil daripada lensa Nikkor dengan range yang sama dengan
F/2.8. Untuk DOF juga kalah tipis bila dibandingkan dengan Tamron dan SiGMA pada
range yang sama - tapi - ketajamannya boleh nyaingin dan bahkan saya percaya lebih
tajam (berhubung lensa Nikkor terkenal ketajamnya).
Anyway - bila anda perlu review lebih lanjut - ini adalah salah satu lensa favorit
Kenrockwell dan akan ada pembahasan yang lebih lanjut disana.