Anda di halaman 1dari 14

Pengaruh Derajat Keterbukaan, IHK, PDB,

Nilai Tukar Rupiah Dan Suku Bunga SBI


Terhadap Impor Indonesia
Periode : 2000.1-2012.3
(Aplikasi ECM)
Karya Jaya Zendrato
Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS)
10.6337@stis.ac.id
ABSTRACT
This research aims to identify and analyze the presence / absence
of a long-term relationship stability (in this study referred to the
long-term effects) and the presence / absence of short-term
relationships (in this study referred to the short-term effects) of
variable degree of openness, CPI, GDP, Interest Rate SBI, the
exchange rate about the Indonesian imports, as well as determine
the level of speed of adjustment of these variables to return to the
long-term equilibrium. The data used in this study is a secondary
data in the form of time series data of the period 2000-2012.
Models and analysis tools used are Cointegration models and
Error Correction Model (ECM). Cointegration equation (longterm) found that the degree of openness, exchange rate and GDP
significantly affect Indonesia's imports. Degree of openness and
GDP is positively related to imports. While the CPI, Exchange and
Interest Rates negatively related to import. ECM model estimation
results, it was found that the changes affect significantly the value
of imports is the change in degree of openness, exchange rate, and
the degree of openness at lag 1. Speed of adjustment is quite large
so it takes a relatively short time for a change in the value of
imports back to the balanced condition in case of shock.
Keywords : Degree of openness, CPI, GDP, Interest Rate SBI, the
Exchange Rate, Import, Cointegration, ECM, Speed of adjustment
A. PENDAHULUAN
Komoditas impor bagi Indonesia dapat menguntungkan dan dapat juga
merugikan. Dengan adanya impor maka kebutuhan masyarakat akan terjamin dan
terpenuhi. Tetapi komoditas impor ini juga dapat mengancam kelangsungan
industri dalam negeri. Hal ini terjadi apabila produksi dalam negeri tidak mampu
bersaing dengan komoditas impor.
Pengeluaran impor sejalan dengan meningkatnya kegiatan ekonomi,
mengalami kenaikan yang berfluktuasi dari tahun ke tahun dan keadaan ini sangat
mempengaruhi kestabilan perekonomian Indonesia. Hal ini terjadi karena impor
Indonesia mempunyai hubungan dengan berbagai faktor di dalam negeri maupun
di luar negeri. Adalah sangat sukar untuk secara sekaligus menganalisis hubungan

Pengaruh Derajat Keterbukaan, IHK, PDB,Nilai Tukar Rupiah Dan Suku Bunga SBI Terhadap Impor Indonesia
Periode : 2000.1-2012.3(Aplikasi ECM)

KJ

berbagai faktor tersebut, oleh karena itu penelitian ini lebih menitikberatkan pada
hubungan perekonomian dalam negeri dan impor Indonesia. Keadaan
perekonomian yang dimaksud ditunjukkan melalui keadaan variabel
makroekonomi negara Indonesia. Variabel makroekonomi yang diteliti meliputi
pengaruh indeks harga konsumen (IHK), nilai tukar rupiah terhadap mata uang
asing dalam hal ini dolar Amerika (Kurs Rupiah), Produk Domestik Bruto (PDB),
Suku Bunga Bank Indonesia (SBI) serta Derajat Keterbukaan di Indonesia dan
Impor Indonesia.
Pada tulisan ini akan dibahas mengenai ada/tidaknya stabilitas hubungan
jangka panjang (dalam penelitian ini disebut pengaruh jangka panjang) dan
ada/tidaknya hubungan jangka pendek (dalam penelitian ini disebut pengaruh
jangka pendek) Derajat Keterbukaan, IHK, PDB, Suku Bunga SBI, Nilai Tukar
Rupiah terhadap impor Indonesia, serta mengetahui besarnya kecepatan
penyesuaian (speed of adjustment) variabel-variabel tersebut untuk kembali ke
kondisi keseimbangan jangka panjang.
B. KAJIAN TEORITIS
Teori Perdagangan Internasional
Perdagangan Internasional dapat didefenisikan sebagai perdagangan yang
melibatkan berbagai negara, yang mencakup ekspor dan impor. Terdapat empat
faktor yang terpenting yang mendorong kepada semua negara di dunia untuk
melakukan perdagangan luar negeri, yaitu sebagai berikut :
1. Memperoleh barang yang tidak dapat dihasilkan di dalam negeri.
2. Mengimpor teknologi yang lebih modern dari negara lain.
3. Memperluas pasar produk-produk dalam negeri.
4. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi.
Ditinjau dari perhitungan pendapatan nasional, pengaruh perekonomian
internasional terhadap ekonomi nasional dapat dilihat dari perubahan impor dan
ekspor dalam penyusunan pendapatan nasional yang dilakukan melalui
pendekatan pengeluaran. Berdasarkan teori Keynes dapat diformulasikan sebagai
berikut :
Y = C + I + G + (X-M)
Keterangan : Y
= Produk Domestik Bruto
G
= Pengeluaran Pemerintah
C
= Konsumsi
(X-M) = Ekspor Neto
I
= Investasi

Pengaruh Derajat Keterbukaan, IHK, PDB,Nilai Tukar Rupiah Dan Suku Bunga SBI Terhadap Impor Indonesia
Periode : 2000.1-2012.3(Aplikasi ECM)

KJ

Impor
Impor dapat diartikan sebagai pembelian barang dan jasa dari luar negeri ke
dalam negeri dengan perjanjian kerjasama antara 2 negara atau lebih. Impor juga
bisa dikatakan sebagai perdagangan dengan cara memasukkan barang dari luar
negeri ke wilayah Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku
(Hutabarat, 1996 : 403).
Banyak faktor yang menyebabkan suatu negara melakukan impor barang dan
jasa dari negara lain seperti faktor harga dan selera. Suatu negara melakukan
impor dapat juga disebabkan karena tidak mampu memenuhi kebutuhan dalam
negerinya sendiri.
Cakupan barang yang diimpor meliputi seluruh barang kiriman dari luar
negeri, kecuali barang atau komoditi berikut ini :
1. Pakaian dan perhiasan penumpang yang datang dari luar negeri.
2. Barang-barang penumpang untuk dipakai sendiri selain lemari es, pesawat
TV dan sebagainya.
3. Barang-barang yang diimpor untuk keperluan perwakilan asing (kedutaan) di
Indonesia.
4. Barang-barang untuk pameran di dalam negeri.
5. Barang-barang yang diimpor langsung oleh angkatan bersenjata.
6. Peti kemas atau pembungkus untuk diisi.
7. Uang dan surat-surat berharga.
8. Barang-barang contoh.
Selain barang atau komoditi di atas, barang-barang luar negeri yang dikirim
ke indonesia untuk diolah dan hasil olahannya dikirim kembali ke luar negeri
tetap dicatat sebagai impor.
Kebijakan pemerintah untuk menghambat meningkatnya impor dibedakan
empat jenis yaitu :
1. Kebijakan tarif, dengan mengenakan pajak atas barang dan atau jasa yang
diimpor.
2. Kebijakan Non Tarif, berupa aturan-aturan yang membatasi masuknya barang
dan jasa dari luar negeri.
3. Kuota Pembatasan Impor, bentuk hambatan perdagangan yang menentukan
jumlah maksimum suatu jenis barang yang dapat diimpor dalam suatu periode
tertentu.
4. Pembatasan Penggunaan Valuta Asing, seperti tidak memberi kemudahan
pinjaman bank untuk mengimpor atau melakukan pembatasan penjualan
valuta asing yang digunakan untuk mengimpor.
Variabel-variabel Penentu Impor
Semakin tinggi pendapatan akan semakin tinggi juga kecenderungan untuk
melakukan impor serta sebaliknya apabila pendapatan berkurang maka
kecenderungan untuk mengimpor barang juga semakin berkurang (Sukirno,
2004).

Pengaruh Derajat Keterbukaan, IHK, PDB,Nilai Tukar Rupiah Dan Suku Bunga SBI Terhadap Impor Indonesia
Periode : 2000.1-2012.3(Aplikasi ECM)

KJ

Apabila suku bunga dalam negeri lebih tinggi dari suku bunga luar negeri
maka akan terjadi arus modal ke dalam negeri (capital inflow) sehingga supply
valuta asing semakin tinggi dan nilai tukar rupiah akan menguat. Tetapi apabila
suku bunga terlalu tinggi maka biaya serta resiko untuk melakukan investasi juga
semakin tinggi. Dengan keadaan suku bunga yang tinggi ini maka melakukan
investasi semakin tidak menguntungkan bagi para pengusaha (Samuelson dan
Nordhaus, 2004). Para pengusaha lebih memilih untuk menginvestasikan
modalnya di bank daripada melakukan investasi riil. Keadaan ini tentu saja
berpengaruh terhadap permintaan barang dalam masyarakat sehingga dengan
tidak adanya investasi maka permintaan akan komoditas impor juga akan
berkurang.
Apabila terjadi kenaikan IHK atau terjadi inflasi maka secara keseluruhan
harga barang buatan dalam negeri menjadi lebih mahal dari harga semula. Hal ini
mendorong masyarakat membeli lebih banyak barang impor (Sukirno, 2004).
Apabila terjadi penguatan pada nilai tukar valuta asing atau terjadi apresiasi
nilai tukar suatu negara maka akan menyebabkan jatuhnya ekspor dan naiknya
impor (Samuelson dan Nordhaus, 2004). Semakin menguatnya nilai tukar suatu
negara menyebabkan produk dari negara tersebut semakin mahal di pasar
internasional dan harga produk dari luar negeri semakin murah di pasar dalam
negeri, begitu pula sebaliknya.
Derajat keterbukaan ekonomi adalah total perdagangan (ekspor + impor)
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) (Arifin, S., Winantyo, R., Kurniati, Y.,
2005). Derajat keterbukaan ekonomi yang merupakan rasio perdagangan terhadap
PDB ini sangat mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian dengan
semakin meningkatnya derajat keterbukaan ini akan mempengaruhi nilai impor
suatu negara.
Penelitian Terdahulu
Penelitian Sigit Yuniyanto (2003) yang menganalisis pengaruh Produk
Domestik Bruto (PDB), nilai kurs rupiah, penanaman modal asing (PMA),
Penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan cadangan devisa terhadap
permintaan impor jangka pendek dan jangka panjang di Indonesia. Alat analisis
yagn digunakan adalah OLS- PAM Double log. Hasil yang didapat dari penelitian
tersebut adalah ada pengaruh positif antara PDB, terhadap permintaan impor
Indonesia dalam jangka pendek dan jangka panjang. Kurs rupiah memiliki
pengaruh yang negative terhadap permintaan impor Indonesia, dalam jangka
pendek. Sedangkan cadangan devisa memiliki pengeruh yang positif terhadap
permintaan impor dalam jangka pendek dan jangka panjang. Selain itu PMA dan
PMDN juga memiliki pengaruh yang positif terhadap permintaan impor
Indonesia.

Pengaruh Derajat Keterbukaan, IHK, PDB,Nilai Tukar Rupiah Dan Suku Bunga SBI Terhadap Impor Indonesia
Periode : 2000.1-2012.3(Aplikasi ECM)

KJ

Hipotesis

1.
2.

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :


Diduga terdapat pengaruh jangka panjang antara Derajat Keterbukaan, IHK,
PDB, Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Rupiah terhadap impor Indonesia.
Diduga terdapat pengaruh jangka pendek antara Derajat Keterbukaan, IHK,
PDB, Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Rupiah terhadap impor Indonesia.

C. METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA


Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
berbentuk data runtun waktu (time series) periode tahun 2000-2012. Data-data
tersebut dikumpulkan dari beberapa sumber, yaitu IFS CD-ROM yang diterbitkan
oleh IMF, SEKI BI, dan BPS. Variabel riil dalam penelitian ini adalah Impor riil
(terhadap IHPB 2005=100), kurs riil (IHK 2005=100) dan PDB riil (deflator
2005=100) serta SBI riil (dikurangi inflasi pada triwulan terkait).
Spesifikasi Model
Model dasar yang digunakan adalah :

(1)

dimana :
LNIMPOR
DERAJAT
IHK
KURS
LNPDB
SBI
et
t

= log nilai impor riil


= derajat keterbukaan
= Indeks Harga Konsumen
= nilai tukar rupiah terhadap dolar AS
= log nilai PDB Indonesia
= Suku bunga Sertifikat Bank Indonesia
= error term
= indikator waktu

Uji Akar Unit (Unit Root Test)


Uji akar unit adalah salah satu cara untuk menguji kestasioneran suatu data
runtun waktu. Uji akar unit digunakan untuk mengamati apakah nilai koefisien
tertentu dari variabel yang ditaksir mempunyai nilai satu atau tidak. Uji akar unit
dapat dijelaskan dari model di bawah ini :
(2)

Pengaruh Derajat Keterbukaan, IHK, PDB,Nilai Tukar Rupiah Dan Suku Bunga SBI Terhadap Impor Indonesia
Periode : 2000.1-2012.3(Aplikasi ECM)

KJ

dengan
adalah residual yang bersifat acak atau stokastik dengan rata-rata nol,
variansi konstan dan saling tidak berhubungan sebagaimana asumsi OLS
(Ordinary Least Square).
yang bersifat acak dapat dikatakan sebagai white
noise (Endri, 2008). Jika =1 maka variabel acak Y mempunyai akar unit. Jika
data runtun waktu mempunyai akar unit maka dikatakan data tersebut bergerak
secara acak (random walk) dan data yang mempunyai sifat random walk bersifat
tidak stasioner. Dari persamaan (2) diperoleh,
(3)

(4)

Persamaan (4) dapat ditulis menjadi


dengan
dan
. Untuk menguji ada atau tidaknya akar unit dapat dilakukan
estimasi pada persamaan
dengan hipotesis
. Jika
maka
sehingga data Y mengandung akar unit dan data runtun waktu tidak
stasioner.
Untuk menguji apakah data runtun waktu mengandung akar unit, DickeyFuller menyarankan untuk melakukan regresi model-model berikut :
adalah random walk :
(5)
adalah random walk dengan drift :
(6)
adalah random walk dengan drift dan trend :
(7)
dengan t adalah trend waktu. Persamaan 6 dan 7 adalah dua regresi dengan
memasukkan konstanta dan variabel trend waktu. Jika data runtun waktu
mengandung akar unit maka data tersebut tidak stasioner dengan hipotesis nolnya
adalah
, dan jika sebaliknya maka data runtun waktu itu stasioner. Pada
jurnal ini, peneliti memakai metode Phillips-Perron. Perbedaan antara ADF test
dengan PP test adalah bahwa PP test tidak diperlukan panjang lag. Beberapa
keunikan dari kedua test tersebut adalah : Untuk ukuran sampel yang besar, nilai
critical values antara ADF test sama dengan PP test. Untuk ukuran sampel yang
lebih kecil, nilai critical values keduanya memberikan perbedaan signifikan.

Pengaruh Derajat Keterbukaan, IHK, PDB,Nilai Tukar Rupiah Dan Suku Bunga SBI Terhadap Impor Indonesia
Periode : 2000.1-2012.3(Aplikasi ECM)

KJ

Uji Kointegrasi
Uji kointegrasi dipopulerkan oleh Engle dan Granger (1987) (Damodar
Gujarati, 2009). Pendekatan kointegrasi berkaitan erat dengan pengujian terhadap
kemungkinan adanya hubungan keseimbangan jangka panjang antara variabelvariabel ekonomi seperti yang disyaratkan oleh teori ekonomi. Pendekatan
kointegrasi dapat pula dipandang sebagai uji teori dan merupakan bagian yang
penting dalam perumusan dan estimasi suatu model dinamis (Engle dan Granger,
1987). Dalam konsep kointegrasi, dua atau lebih variabel runtun waktu tidak
stasioner akan terkointegrasi bila kombinasinya juga linier sejalan dengan
berjalannya waktu, meskipun bisa terjadi masing-masing variabelnya bersifat
tidak stasioner. Bila variabel runtun waktu tersebut terkointegrasi maka terdapat
hubungan yang stabil dalam jangka panjang, bila dua seri tidak stasioner yang
terdiri atas
terkointegrasi, maka ada representasi khusus sebagai
berikut :
= +
+
(8)
= (error term) stasioner pada I(0).
2.4

Model Koreksi Kesalahan (Error Correction Model)


Bila dua variabel waktu adalah tidak stasioner tetapi saling berkointegrasi
maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan keseimbangan jangka panjang
antara kedua variabel tersebut. Dalam jangka pendek ada kemungkinan terjadi
ketidakseimbangan (disequilibrium), dan untuk mengatasinya digunakan koreksi
dengan model koreksi kesalahan (Error Correction Model). Model ECM
diperkenalkan oleh Sargan, dikembangkan oleh Hendry, dan dipopulerkan oleh
Engle dan Granger. Model ECM mempunyai beberapa kegunaan, namun
penggunaan yang paling utama dalam ekonometrika adalah mengatasi data runtun
waktu yang tidak stasioner dan regresi palsu. Model ECM Engle-Granger dapat
didefinisikan sebagai berikut :
(9)
dengan
,
= koefisien jangka pendek,
= koefisien jangka panjang, dan
= koefisien koreksi ketidakseimbangan.

Koefisien koreksi ketidakseimbangan


adalah nilai absolut yang menjelaskan
seberapa cepat waktu yang diperlukan untuk mendapatkan nilai keseimbangan.
Apabila nilai probabilitas dari koefisien
lebih kecil 0.05 maka terindikasi
mempunyai hubungan jangka pendek.

Pengaruh Derajat Keterbukaan, IHK, PDB,Nilai Tukar Rupiah Dan Suku Bunga SBI Terhadap Impor Indonesia
Periode : 2000.1-2012.3(Aplikasi ECM)

KJ

D. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Uji Stasionaritas
H0 : i=0 (data tidak stasioner) ; i= lnimpor, derajat, ihk, kurs, lnpdb, sbi
H1 : i<0 (data stasioner)
Tk. Signifikansi : =0,05
Daerah penolakan : Tolak H0 jika p-value <
Stat uji : Phillips-Perron
Tabel 1. Hasil uji signifikansi trend dan intercept
Variabel
(1)
LNIMPOR
DERAJAT
IHK
KURS
LNPDB
SBI
Sumber : Output Eviews 6

Asumsi
(2)
Ada trend dan intercept
Ada trend dan intercept
Ada trend dan intercept
Ada intercept, tidak ada trend
Ada intercept, tidak ada trend
Ada intercept, tidak ada trend

Tabel 2. Hasil uji stasionaritas dengan metode uji Philips-Perron


Variabel

Data Level
Nilai Kritis
First
Nilai Kritis
PP test
5%
Difference PP
5%
Statistic
test statistic
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
LNIMPOR
-3.021503
-3.502373
-6.170085*
-3.504330
DERAJAT
-2.514065
-3.502373
-7.097028*
-3.504330
IHK
-2.465142
-3.502373
-6.389096*
-3.504330
KURS
-0.759237
-2.921175
-6.978508*
-2.922449
LNPDB
2.860806
-2.921175
-18.49166*
-2.922449
SBI
-1.934246
-2.921175
-10.28389*
-2.922449
Sumber : Output Eviews 6
Catatan : *) signifikan pada =5%
Keputusan : Tolak H0 untuk semua

Berdasarkan hasil estimasi uji akar unit seperti yang ditunjukkan Tabel 2,
diketahui bahwa semua variabel tidak stasioner pada tingkat level, karena nilai PP
test lebih besar dari nilai kritis MacKinnon. Oleh karena itu, perlu untuk menguji
tingkat integrasi semua variabel pada turunan pertama. Diketahui bahwa semua
variabel telah signifikan atau menolak Ho pada taraf uji 5 persen. Dapat
disimpulkan bahwa semua variabel tidak lagi memiliki unit roots dan telah
stasioner pada turunan pertama atau terintegrasi pada order pertama [I(1)].

Pengaruh Derajat Keterbukaan, IHK, PDB,Nilai Tukar Rupiah Dan Suku Bunga SBI Terhadap Impor Indonesia
Periode : 2000.1-2012.3(Aplikasi ECM)

KJ

Hasil Uji Kointegrasi


Selanjutnya akan dilakukan uji kointegrasi untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan jangka panjang antara Derajat Keterbukaan, IHK, PDB, Suku Bunga
SBI, Nilai Tukar Rupiah terhadap impor Indonesia. Pengujian dilakukan terhadap
variabel yang memiliki orde yang sama. Secara umum bisa dikatakan bahwa jika
data time series Y dan X tidak stasioner pada tingkat level tetapi menjadi stasioner
pada diferensi (difference) yang sama yaitu Y dan I(d) dan X adalah I(d) dimana d
adalah tingkat diferensi yang sama maka kedua series tersebut adalah
terkointegrasi dan diinterpretasikan sebagai hubungan jangka panjang antar
variabel, asalkan residual (error) yang dihasilkan dari kombinasi kedua variabel
tersebut adalah stasioner. Dalam penelitian ini digunakan variabel yang
terintegrasi pada orde pertama [I(1)].
Untuk mengetahui apakah residual dalam kombinasi linier antar variabel
merupakan data stasioner maka terlebih dahulu dibentuk persamaan regresi antar
variabel dan kemudian mendapatkan residualnya.
# Persamaan regresi Derajat Keterbukaan, IHK, PDB, Suku Bunga SBI, Nilai
Tukar Rupiah terhadap impor Indonesia
LNIMPOR = -15.50767* + 15.51122*DERAJAT - 0.004782IHK 5807.576*KURS + 1.737317*LNPDB - 0.004102SBI
(10)
2
Radj = 0.856953
DW = 0.975259
Catatan: *) signifikan pada =5%
Hasil pengujian terhadap residual dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
H0 : =0 (residual tidak stasioner)
H1 : <0 (residual stasioner)
Tk. Signifikansi : =0,05
Daerah penolakan : Tolak H0 jika p-value <
Stat uji : Phillips-Perron
Tabel 3. Hasil uji stasionaritas residual (4.1) pada tingkat level
Variabel
Asumsi
PP test statistic
(1)
(2)
RESID01
Ada trend dan intercept
Sumber : Output Eviews 6
Catatan : *) signifikan pada =5%

(3)
-4.356581

Nilai Kritis
5%
(4)
-3.502373

Keputusan : Tolak H0
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa residual yang dihasilkan dari
persamaan (10) adalah stasioner, dimana nilai statistik Phillips-Perron lebih besar
dibandingkan nilai kritis dari tabel MacKinnon pada taraf uji 5 persen. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi (10) di atas dapat digunakan

Pengaruh Derajat Keterbukaan, IHK, PDB,Nilai Tukar Rupiah Dan Suku Bunga SBI Terhadap Impor Indonesia
Periode : 2000.1-2012.3(Aplikasi ECM)

KJ

sebagai model jangka panjang atau disebut Model Regresi Terkointegrasi dan
parameter yang dihasilkan disebut parameter kointegrasi.
Persamaan regresi (10), didapatkan bahwa intercept, Derajat Keterbukaan,
Kurs dan PDB yang signifikan, artinya Derajat Keterbukaan, Kurs dan PDB
secara signifikan pengaruhnya terhadap impor Indonesia. Jika derajat keterbukaan
dan PDB semakin besar, maka nilai impor Indonesia juga semakin besar, disini
terlihat adanya hubungan positif. Sementara jika IHK, Kurs dan Suku Bunga SBI
naik, maka nilai impor Indonesia akan turun, terlihat adanya hubungan negatif.
Persamaan Error Correction Model (ECM)
Variabel penelitian yang telah diuji stasionaritasnya kemudian digunakan
untuk membentuk Error Correction Model (ECM), yang dirumuskan secara
matematis sebagai berikut :
(LNIMPORt)=

+ 2IHKt + 3KURSt + 4LNPDBt +


+ 6DERAJATt-1 + 7IHKt-1 + 8KURSt-1 +
9LNPDBt-1 +
10SBIt-1 +
11[{DERAJATt-1 + IHKt-1 +
KURSt-1 + LNPDBt-1 + SBIt-1} (LNIMPORt-1)] + t
(11)
0

1DERAJATt

5SBIt

Persamaan (11) setara dengan:


(LNIMPORt)=

+ 1DERAJATt + 2IHKt + 3KURSt + 4LNPDBt +


SBI
5
t +
6DERAJATt-1 +
7IHKt-1 +
8KURSt-1 +
(12)
9LNPDBt-1 + 10SBIt-1 + 11 (RESID01t-1)+t

RESID01t-1 sama dengan ECT, dimana :


RESID01t-1 = [{DERAJATt-1 + IHKt-1 + KURSt-1 + LNPDBt-1 + SBIt-1}
(LNIMPORt-1)]
(13)
Hasil Error Correction Model (ECM) didasarkan pada model di atas dan
disajikan pada tabel 4 di bawah ini.

10

Pengaruh Derajat Keterbukaan, IHK, PDB,Nilai Tukar Rupiah Dan Suku Bunga SBI Terhadap Impor Indonesia
Periode : 2000.1-2012.3(Aplikasi ECM)

KJ

Tabel 4. Hasil estimasi Error Correction Model (ECM)


Variabel dependen : LNIMPOR
Variabel

Koefisien
C
0.044298
D(DERAJAT)
17.78612*
D(IHK)
-0.005662
D(KURS)
-5158.350*
D(LNPDB)
0.404988
D(SBI)
0.004264
D(DERAJAT(-1)) 7.333771*
D(IHK(-1))
-0.006755
D(KURS(-1))
-1028.475
D(LNPDB(-1))
-0.588500
D(SBI(-1))
-0.000410
RESID01(-1)
-0.587783*
R2
0.704722
2
Radj
0.616937
F-statistic
8.027793
Prob(F-statistic)
0.000001
DW
2.036163
Sumber : Output Eviews 6
Catatan : *) signifikan pada =5%

t Statistic
1.862601
4.594160
-0.583962
-3.072718
0.916344
0.379448
2.415967
-0.473770
-0.598344
-1.258255
-0.081101
-4.643948

Prob.
0.0705
0.0000
0.5628
0.0040
0.3654
0.7065
0.0207
0.6384
0.5533
0.2162
0.9358
0.0000

Model ECM yang dihasilkan adalah :


(LNIMPORt)= 0.044298 + 17.78612*DERAJATt - 0.005662IHKt 5158.350*KURSt + 0.404988LNPDBt + 0.004264SBIt +
7.333771*DERAJATt-1 - 0.006755IHKt-1- 1028.475KURSt-1 0.588500LNPDBt-1 - 0.000410SBIt-1 - 0.587783*(RESID01t-1) + t
Berdasarkan model di atas, terlihat bahwa yang mempengaruhi perubahan nilai
impor secara signifikan adalah perubahahan Derajat Keterbukaan, Kurs, dan
Derajat Keterbukaan pada lag 1. Koefisien residual (speed of adjustment) sebesar
0,587783 (cukup besar) sehingga membutuhkan waktu yang relatif singkat untuk
perubahan nilai impor kembali ke kondisi seimbang (normal/moderato) jika
terjadi shock.
Dari Tabel 4, kita mendapatkan koreksi error term (ECT) signifikan pada
tingkat kepercayaan 95%, dengan kata lain menyatakan bahwa model yang telah
dibuat berlaku, sehingga memberikan indikasi hubungan jangka pendek dari
variabel yang diamati. Model ini tentu saja harus memenuhi uji asumsi klasik dan
uji statistik untuk melihat kebenaran hipotesis. Pengujian asumsi klasik atau uji
diagnostic terhadap model ini dilakukan dengan uji normalitas, heteroskedastisitas
dan autokorelasi. Sedangkan untuk uji statistik mencakup uji signifikansi (t-test),
uji kebaikan model (F-test) dan uji koefisien determinasi (R2).

11

14

Pengaruh Derajat Keterbukaan, IHK, PDB,Nilai Tukar Rupiah Dan Suku Bunga SBI Terhadap Impor Indonesia
Periode : 2000.1-2012.3(Aplikasi ECM)

KJ

Uji Diagnostik ECM


#

Uji Normalitas

H0 : i N(0,2)
H1 : i N(0,2)
Tk. Signifikansi : = 0,05
Daerah penolakan : Tolak H0 jika p-value <
Statistik uji : Uji Jarque-Bera
Tabel 5. Hasil uji Normalitas
Skewness
-0,307014
Kurtosis
2,578322
Sumber : Output Eviews 6

Jarque-Bera
Probability

1,179042
0,554593

Keputusan : Terima H0
Kesimpulan : Dengan tingkat kepercayaan 95%, RESID01 mengikuti distribusi
normal
#

Uji Heteroskedastisitas

H0 : i2= j2 = 2
H1 : i2 j2 untuk ij
Tk. Signifikansi : = 0,05
Daerah penolakan : Tolak H0 jika p-value <
Stat uji : Uji White-Noise
Tabel 6. Hasil uji Heteroskedastisitas
F-statistic
4.701804 Prob. F(19,31)
Obs*R-squared
37.86160 Prob. Chi-Square(19)
Scaled explained SS 23.26212 Prob. Chi-Square(19)
Sumber : Output Eviews 6

0.0001
0.0062
0.2260

Keputusan : Terima H0
Kesimpulan : Dengan tingkat kepercayaan 95%, varians RESID01 bersifat
homoskedastis.
#

Uji Autokorelasi

H0 : E(i, j ) = 0 untuk ij
H1 : E(i, j ) 0 untuk ij
Tk. Signifikansi : =0,05
Daerah penolakan : Tolak Ho jika p-value <
Stat uji : Uji Breusch-Godfrey Correlation LM test

12

Pengaruh Derajat Keterbukaan, IHK, PDB,Nilai Tukar Rupiah Dan Suku Bunga SBI Terhadap Impor Indonesia
Periode : 2000.1-2012.3(Aplikasi ECM)

KJ

Tabel 7. Hasil uji Autokorelasi


F-statistic
5.906027
Obs*R-squared
10.99055
Sumber : Output Eviews 6

Prob. F(2,43)
Prob. Chi-Square(2)

0.0054
0.0041

Keputusan : Tolak H0
Kesimpulan : Dengan tingkat kepercayaan 95%, pengamatan yang satu dengan
yang lainnya dalam satu variabel yang sama saling berkorelasi.
Uji Statistik ECM
#

Uji Signifikansi

Berdasarkan Tabel 4, diketahui bahwa variabel independen perubahan Derajat


Keterbukaan (D(DERAJAT)), Kurs (D(KURS)), Derajat Keterbukaan pada lag 1
(D(DERAJAT(-1))) dan ECT (RESID01(-1)) yang memiliki pengaruh signifikan
terhadap variabel dependen perubahan nilai impor (D(LNIMPOR)).
#

Uji Kebaikan Model

H0 : j=0 ; j= variabel independen


H1 : Minimal ada satu j 0
Tk. Signifikansi : =0,05
Daerah penolakan : Tolak Ho jika p-value <
Stat uji : Uji F
Hasil :
Tabel 8. Hasil F-test
F-statistic
8.027793
Prob(F-statistic)
0.000001
Sumber : Output Eviews 6
Keputusan : Tolak H0
Kesimpulan : Dengan tingkat kepercayaan 95%, secara simultan variabel bebas
signifikan mempengaruhi variabel tak bebas (impor).
#

Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk menunjukkan jumlah variasi


perubahan variabel independen dalam menjelaskan variasi perubahan variabel
dependen dan juga digunakan untuk mengetahui bagaimana tepatnya model
regresi yang diperoleh. Menurut Tabel 4, terlihat bahwa nilai R2=0.704722, yang
berarti bahwa variasi perubahan variabel independen termasuk ECT dalam model
mampu menjelaskan variasi perubahan impor sebesar 70,57 persen, dan sisanya
29,43 persen dijelaskan oleh variabel independen lain di luar model.

13

Pengaruh Derajat Keterbukaan, IHK, PDB,Nilai Tukar Rupiah Dan Suku Bunga SBI Terhadap Impor Indonesia
Periode : 2000.1-2012.3(Aplikasi ECM)

KJ

E. KESIMPULAN
Berdasarkan persamaan kointegrasi (jangka panjang) didapatkan bahwa
Derajat Keterbukaan, Kurs dan PDB secara signifikan pengaruhnya terhadap
impor Indonesia. Jika derajat keterbukaan dan PDB semakin besar, maka nilai
impor Indonesia juga semakin besar, disini terlihat adanya hubungan positif.
Sementara jika IHK, Kurs dan Suku Bunga SBI naik, maka nilai impor Indonesia
akan turun, terlihat adanya hubungan negatif.
Sementara hasil estimasi menggunakan model ECM, didapatkan bahwa yang
mempengaruhi perubahan nilai impor secara signifikan adalah perubahan Derajat
Keterbukaan, Kurs, dan Derajat Keterbukaan pada lag 1. Dalam hubungan jangka
pendek, variabel perubahan Derajat Keterbukaan, PDB dan SBI berkorelasi positif
terhadap perubahan nilai impor, sedang variabel perubahan IHK dan Kurs
berkorelasi negatif terhadap perubahan nilai impor. Koefisien residual (speed of
adjustment) sebesar 0,587783 (cukup besar) sehingga membutuhkan waktu yang
relatif singkat untuk perubahan nilai impor kembali ke kondisi seimbang
(normal/moderato) jika terjadi shock.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Lincolin (2012). The Effect of Social Capital on Indonesian Economic
Growth Period 1983 2008 [jurnal]. Yogyakarta: UGM
www.bps.go.id
www.bi.go.id
http://www.google.com/url?sa=f&rct=j&url=http://repository.upi.edu/operat
or/upload/s_mat_0611013_chapter3x.pdf&q=syarat+menggunakan+model+
ECM&ei=6PDgUa3MDI2Qrgf10oCgDw&usg=AFQjCNEWlTTsIySlf4FXEg
hi-jwLZyDxWA

14

Anda mungkin juga menyukai