Pengaruh Derajat Keterbukaan, IHK, PDB,Nilai Tukar Rupiah Dan Suku Bunga SBI Terhadap Impor Indonesia
Periode : 2000.1-2012.3(Aplikasi ECM)
KJ
berbagai faktor tersebut, oleh karena itu penelitian ini lebih menitikberatkan pada
hubungan perekonomian dalam negeri dan impor Indonesia. Keadaan
perekonomian yang dimaksud ditunjukkan melalui keadaan variabel
makroekonomi negara Indonesia. Variabel makroekonomi yang diteliti meliputi
pengaruh indeks harga konsumen (IHK), nilai tukar rupiah terhadap mata uang
asing dalam hal ini dolar Amerika (Kurs Rupiah), Produk Domestik Bruto (PDB),
Suku Bunga Bank Indonesia (SBI) serta Derajat Keterbukaan di Indonesia dan
Impor Indonesia.
Pada tulisan ini akan dibahas mengenai ada/tidaknya stabilitas hubungan
jangka panjang (dalam penelitian ini disebut pengaruh jangka panjang) dan
ada/tidaknya hubungan jangka pendek (dalam penelitian ini disebut pengaruh
jangka pendek) Derajat Keterbukaan, IHK, PDB, Suku Bunga SBI, Nilai Tukar
Rupiah terhadap impor Indonesia, serta mengetahui besarnya kecepatan
penyesuaian (speed of adjustment) variabel-variabel tersebut untuk kembali ke
kondisi keseimbangan jangka panjang.
B. KAJIAN TEORITIS
Teori Perdagangan Internasional
Perdagangan Internasional dapat didefenisikan sebagai perdagangan yang
melibatkan berbagai negara, yang mencakup ekspor dan impor. Terdapat empat
faktor yang terpenting yang mendorong kepada semua negara di dunia untuk
melakukan perdagangan luar negeri, yaitu sebagai berikut :
1. Memperoleh barang yang tidak dapat dihasilkan di dalam negeri.
2. Mengimpor teknologi yang lebih modern dari negara lain.
3. Memperluas pasar produk-produk dalam negeri.
4. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi.
Ditinjau dari perhitungan pendapatan nasional, pengaruh perekonomian
internasional terhadap ekonomi nasional dapat dilihat dari perubahan impor dan
ekspor dalam penyusunan pendapatan nasional yang dilakukan melalui
pendekatan pengeluaran. Berdasarkan teori Keynes dapat diformulasikan sebagai
berikut :
Y = C + I + G + (X-M)
Keterangan : Y
= Produk Domestik Bruto
G
= Pengeluaran Pemerintah
C
= Konsumsi
(X-M) = Ekspor Neto
I
= Investasi
Pengaruh Derajat Keterbukaan, IHK, PDB,Nilai Tukar Rupiah Dan Suku Bunga SBI Terhadap Impor Indonesia
Periode : 2000.1-2012.3(Aplikasi ECM)
KJ
Impor
Impor dapat diartikan sebagai pembelian barang dan jasa dari luar negeri ke
dalam negeri dengan perjanjian kerjasama antara 2 negara atau lebih. Impor juga
bisa dikatakan sebagai perdagangan dengan cara memasukkan barang dari luar
negeri ke wilayah Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku
(Hutabarat, 1996 : 403).
Banyak faktor yang menyebabkan suatu negara melakukan impor barang dan
jasa dari negara lain seperti faktor harga dan selera. Suatu negara melakukan
impor dapat juga disebabkan karena tidak mampu memenuhi kebutuhan dalam
negerinya sendiri.
Cakupan barang yang diimpor meliputi seluruh barang kiriman dari luar
negeri, kecuali barang atau komoditi berikut ini :
1. Pakaian dan perhiasan penumpang yang datang dari luar negeri.
2. Barang-barang penumpang untuk dipakai sendiri selain lemari es, pesawat
TV dan sebagainya.
3. Barang-barang yang diimpor untuk keperluan perwakilan asing (kedutaan) di
Indonesia.
4. Barang-barang untuk pameran di dalam negeri.
5. Barang-barang yang diimpor langsung oleh angkatan bersenjata.
6. Peti kemas atau pembungkus untuk diisi.
7. Uang dan surat-surat berharga.
8. Barang-barang contoh.
Selain barang atau komoditi di atas, barang-barang luar negeri yang dikirim
ke indonesia untuk diolah dan hasil olahannya dikirim kembali ke luar negeri
tetap dicatat sebagai impor.
Kebijakan pemerintah untuk menghambat meningkatnya impor dibedakan
empat jenis yaitu :
1. Kebijakan tarif, dengan mengenakan pajak atas barang dan atau jasa yang
diimpor.
2. Kebijakan Non Tarif, berupa aturan-aturan yang membatasi masuknya barang
dan jasa dari luar negeri.
3. Kuota Pembatasan Impor, bentuk hambatan perdagangan yang menentukan
jumlah maksimum suatu jenis barang yang dapat diimpor dalam suatu periode
tertentu.
4. Pembatasan Penggunaan Valuta Asing, seperti tidak memberi kemudahan
pinjaman bank untuk mengimpor atau melakukan pembatasan penjualan
valuta asing yang digunakan untuk mengimpor.
Variabel-variabel Penentu Impor
Semakin tinggi pendapatan akan semakin tinggi juga kecenderungan untuk
melakukan impor serta sebaliknya apabila pendapatan berkurang maka
kecenderungan untuk mengimpor barang juga semakin berkurang (Sukirno,
2004).
Pengaruh Derajat Keterbukaan, IHK, PDB,Nilai Tukar Rupiah Dan Suku Bunga SBI Terhadap Impor Indonesia
Periode : 2000.1-2012.3(Aplikasi ECM)
KJ
Apabila suku bunga dalam negeri lebih tinggi dari suku bunga luar negeri
maka akan terjadi arus modal ke dalam negeri (capital inflow) sehingga supply
valuta asing semakin tinggi dan nilai tukar rupiah akan menguat. Tetapi apabila
suku bunga terlalu tinggi maka biaya serta resiko untuk melakukan investasi juga
semakin tinggi. Dengan keadaan suku bunga yang tinggi ini maka melakukan
investasi semakin tidak menguntungkan bagi para pengusaha (Samuelson dan
Nordhaus, 2004). Para pengusaha lebih memilih untuk menginvestasikan
modalnya di bank daripada melakukan investasi riil. Keadaan ini tentu saja
berpengaruh terhadap permintaan barang dalam masyarakat sehingga dengan
tidak adanya investasi maka permintaan akan komoditas impor juga akan
berkurang.
Apabila terjadi kenaikan IHK atau terjadi inflasi maka secara keseluruhan
harga barang buatan dalam negeri menjadi lebih mahal dari harga semula. Hal ini
mendorong masyarakat membeli lebih banyak barang impor (Sukirno, 2004).
Apabila terjadi penguatan pada nilai tukar valuta asing atau terjadi apresiasi
nilai tukar suatu negara maka akan menyebabkan jatuhnya ekspor dan naiknya
impor (Samuelson dan Nordhaus, 2004). Semakin menguatnya nilai tukar suatu
negara menyebabkan produk dari negara tersebut semakin mahal di pasar
internasional dan harga produk dari luar negeri semakin murah di pasar dalam
negeri, begitu pula sebaliknya.
Derajat keterbukaan ekonomi adalah total perdagangan (ekspor + impor)
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) (Arifin, S., Winantyo, R., Kurniati, Y.,
2005). Derajat keterbukaan ekonomi yang merupakan rasio perdagangan terhadap
PDB ini sangat mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian dengan
semakin meningkatnya derajat keterbukaan ini akan mempengaruhi nilai impor
suatu negara.
Penelitian Terdahulu
Penelitian Sigit Yuniyanto (2003) yang menganalisis pengaruh Produk
Domestik Bruto (PDB), nilai kurs rupiah, penanaman modal asing (PMA),
Penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan cadangan devisa terhadap
permintaan impor jangka pendek dan jangka panjang di Indonesia. Alat analisis
yagn digunakan adalah OLS- PAM Double log. Hasil yang didapat dari penelitian
tersebut adalah ada pengaruh positif antara PDB, terhadap permintaan impor
Indonesia dalam jangka pendek dan jangka panjang. Kurs rupiah memiliki
pengaruh yang negative terhadap permintaan impor Indonesia, dalam jangka
pendek. Sedangkan cadangan devisa memiliki pengeruh yang positif terhadap
permintaan impor dalam jangka pendek dan jangka panjang. Selain itu PMA dan
PMDN juga memiliki pengaruh yang positif terhadap permintaan impor
Indonesia.
Pengaruh Derajat Keterbukaan, IHK, PDB,Nilai Tukar Rupiah Dan Suku Bunga SBI Terhadap Impor Indonesia
Periode : 2000.1-2012.3(Aplikasi ECM)
KJ
Hipotesis
1.
2.
(1)
dimana :
LNIMPOR
DERAJAT
IHK
KURS
LNPDB
SBI
et
t
Pengaruh Derajat Keterbukaan, IHK, PDB,Nilai Tukar Rupiah Dan Suku Bunga SBI Terhadap Impor Indonesia
Periode : 2000.1-2012.3(Aplikasi ECM)
KJ
dengan
adalah residual yang bersifat acak atau stokastik dengan rata-rata nol,
variansi konstan dan saling tidak berhubungan sebagaimana asumsi OLS
(Ordinary Least Square).
yang bersifat acak dapat dikatakan sebagai white
noise (Endri, 2008). Jika =1 maka variabel acak Y mempunyai akar unit. Jika
data runtun waktu mempunyai akar unit maka dikatakan data tersebut bergerak
secara acak (random walk) dan data yang mempunyai sifat random walk bersifat
tidak stasioner. Dari persamaan (2) diperoleh,
(3)
(4)
Pengaruh Derajat Keterbukaan, IHK, PDB,Nilai Tukar Rupiah Dan Suku Bunga SBI Terhadap Impor Indonesia
Periode : 2000.1-2012.3(Aplikasi ECM)
KJ
Uji Kointegrasi
Uji kointegrasi dipopulerkan oleh Engle dan Granger (1987) (Damodar
Gujarati, 2009). Pendekatan kointegrasi berkaitan erat dengan pengujian terhadap
kemungkinan adanya hubungan keseimbangan jangka panjang antara variabelvariabel ekonomi seperti yang disyaratkan oleh teori ekonomi. Pendekatan
kointegrasi dapat pula dipandang sebagai uji teori dan merupakan bagian yang
penting dalam perumusan dan estimasi suatu model dinamis (Engle dan Granger,
1987). Dalam konsep kointegrasi, dua atau lebih variabel runtun waktu tidak
stasioner akan terkointegrasi bila kombinasinya juga linier sejalan dengan
berjalannya waktu, meskipun bisa terjadi masing-masing variabelnya bersifat
tidak stasioner. Bila variabel runtun waktu tersebut terkointegrasi maka terdapat
hubungan yang stabil dalam jangka panjang, bila dua seri tidak stasioner yang
terdiri atas
terkointegrasi, maka ada representasi khusus sebagai
berikut :
= +
+
(8)
= (error term) stasioner pada I(0).
2.4
Pengaruh Derajat Keterbukaan, IHK, PDB,Nilai Tukar Rupiah Dan Suku Bunga SBI Terhadap Impor Indonesia
Periode : 2000.1-2012.3(Aplikasi ECM)
KJ
Asumsi
(2)
Ada trend dan intercept
Ada trend dan intercept
Ada trend dan intercept
Ada intercept, tidak ada trend
Ada intercept, tidak ada trend
Ada intercept, tidak ada trend
Data Level
Nilai Kritis
First
Nilai Kritis
PP test
5%
Difference PP
5%
Statistic
test statistic
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
LNIMPOR
-3.021503
-3.502373
-6.170085*
-3.504330
DERAJAT
-2.514065
-3.502373
-7.097028*
-3.504330
IHK
-2.465142
-3.502373
-6.389096*
-3.504330
KURS
-0.759237
-2.921175
-6.978508*
-2.922449
LNPDB
2.860806
-2.921175
-18.49166*
-2.922449
SBI
-1.934246
-2.921175
-10.28389*
-2.922449
Sumber : Output Eviews 6
Catatan : *) signifikan pada =5%
Keputusan : Tolak H0 untuk semua
Berdasarkan hasil estimasi uji akar unit seperti yang ditunjukkan Tabel 2,
diketahui bahwa semua variabel tidak stasioner pada tingkat level, karena nilai PP
test lebih besar dari nilai kritis MacKinnon. Oleh karena itu, perlu untuk menguji
tingkat integrasi semua variabel pada turunan pertama. Diketahui bahwa semua
variabel telah signifikan atau menolak Ho pada taraf uji 5 persen. Dapat
disimpulkan bahwa semua variabel tidak lagi memiliki unit roots dan telah
stasioner pada turunan pertama atau terintegrasi pada order pertama [I(1)].
Pengaruh Derajat Keterbukaan, IHK, PDB,Nilai Tukar Rupiah Dan Suku Bunga SBI Terhadap Impor Indonesia
Periode : 2000.1-2012.3(Aplikasi ECM)
KJ
(3)
-4.356581
Nilai Kritis
5%
(4)
-3.502373
Keputusan : Tolak H0
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa residual yang dihasilkan dari
persamaan (10) adalah stasioner, dimana nilai statistik Phillips-Perron lebih besar
dibandingkan nilai kritis dari tabel MacKinnon pada taraf uji 5 persen. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi (10) di atas dapat digunakan
Pengaruh Derajat Keterbukaan, IHK, PDB,Nilai Tukar Rupiah Dan Suku Bunga SBI Terhadap Impor Indonesia
Periode : 2000.1-2012.3(Aplikasi ECM)
KJ
sebagai model jangka panjang atau disebut Model Regresi Terkointegrasi dan
parameter yang dihasilkan disebut parameter kointegrasi.
Persamaan regresi (10), didapatkan bahwa intercept, Derajat Keterbukaan,
Kurs dan PDB yang signifikan, artinya Derajat Keterbukaan, Kurs dan PDB
secara signifikan pengaruhnya terhadap impor Indonesia. Jika derajat keterbukaan
dan PDB semakin besar, maka nilai impor Indonesia juga semakin besar, disini
terlihat adanya hubungan positif. Sementara jika IHK, Kurs dan Suku Bunga SBI
naik, maka nilai impor Indonesia akan turun, terlihat adanya hubungan negatif.
Persamaan Error Correction Model (ECM)
Variabel penelitian yang telah diuji stasionaritasnya kemudian digunakan
untuk membentuk Error Correction Model (ECM), yang dirumuskan secara
matematis sebagai berikut :
(LNIMPORt)=
1DERAJATt
5SBIt
10
Pengaruh Derajat Keterbukaan, IHK, PDB,Nilai Tukar Rupiah Dan Suku Bunga SBI Terhadap Impor Indonesia
Periode : 2000.1-2012.3(Aplikasi ECM)
KJ
Koefisien
C
0.044298
D(DERAJAT)
17.78612*
D(IHK)
-0.005662
D(KURS)
-5158.350*
D(LNPDB)
0.404988
D(SBI)
0.004264
D(DERAJAT(-1)) 7.333771*
D(IHK(-1))
-0.006755
D(KURS(-1))
-1028.475
D(LNPDB(-1))
-0.588500
D(SBI(-1))
-0.000410
RESID01(-1)
-0.587783*
R2
0.704722
2
Radj
0.616937
F-statistic
8.027793
Prob(F-statistic)
0.000001
DW
2.036163
Sumber : Output Eviews 6
Catatan : *) signifikan pada =5%
t Statistic
1.862601
4.594160
-0.583962
-3.072718
0.916344
0.379448
2.415967
-0.473770
-0.598344
-1.258255
-0.081101
-4.643948
Prob.
0.0705
0.0000
0.5628
0.0040
0.3654
0.7065
0.0207
0.6384
0.5533
0.2162
0.9358
0.0000
11
14
Pengaruh Derajat Keterbukaan, IHK, PDB,Nilai Tukar Rupiah Dan Suku Bunga SBI Terhadap Impor Indonesia
Periode : 2000.1-2012.3(Aplikasi ECM)
KJ
Uji Normalitas
H0 : i N(0,2)
H1 : i N(0,2)
Tk. Signifikansi : = 0,05
Daerah penolakan : Tolak H0 jika p-value <
Statistik uji : Uji Jarque-Bera
Tabel 5. Hasil uji Normalitas
Skewness
-0,307014
Kurtosis
2,578322
Sumber : Output Eviews 6
Jarque-Bera
Probability
1,179042
0,554593
Keputusan : Terima H0
Kesimpulan : Dengan tingkat kepercayaan 95%, RESID01 mengikuti distribusi
normal
#
Uji Heteroskedastisitas
H0 : i2= j2 = 2
H1 : i2 j2 untuk ij
Tk. Signifikansi : = 0,05
Daerah penolakan : Tolak H0 jika p-value <
Stat uji : Uji White-Noise
Tabel 6. Hasil uji Heteroskedastisitas
F-statistic
4.701804 Prob. F(19,31)
Obs*R-squared
37.86160 Prob. Chi-Square(19)
Scaled explained SS 23.26212 Prob. Chi-Square(19)
Sumber : Output Eviews 6
0.0001
0.0062
0.2260
Keputusan : Terima H0
Kesimpulan : Dengan tingkat kepercayaan 95%, varians RESID01 bersifat
homoskedastis.
#
Uji Autokorelasi
H0 : E(i, j ) = 0 untuk ij
H1 : E(i, j ) 0 untuk ij
Tk. Signifikansi : =0,05
Daerah penolakan : Tolak Ho jika p-value <
Stat uji : Uji Breusch-Godfrey Correlation LM test
12
Pengaruh Derajat Keterbukaan, IHK, PDB,Nilai Tukar Rupiah Dan Suku Bunga SBI Terhadap Impor Indonesia
Periode : 2000.1-2012.3(Aplikasi ECM)
KJ
Prob. F(2,43)
Prob. Chi-Square(2)
0.0054
0.0041
Keputusan : Tolak H0
Kesimpulan : Dengan tingkat kepercayaan 95%, pengamatan yang satu dengan
yang lainnya dalam satu variabel yang sama saling berkorelasi.
Uji Statistik ECM
#
Uji Signifikansi
13
Pengaruh Derajat Keterbukaan, IHK, PDB,Nilai Tukar Rupiah Dan Suku Bunga SBI Terhadap Impor Indonesia
Periode : 2000.1-2012.3(Aplikasi ECM)
KJ
E. KESIMPULAN
Berdasarkan persamaan kointegrasi (jangka panjang) didapatkan bahwa
Derajat Keterbukaan, Kurs dan PDB secara signifikan pengaruhnya terhadap
impor Indonesia. Jika derajat keterbukaan dan PDB semakin besar, maka nilai
impor Indonesia juga semakin besar, disini terlihat adanya hubungan positif.
Sementara jika IHK, Kurs dan Suku Bunga SBI naik, maka nilai impor Indonesia
akan turun, terlihat adanya hubungan negatif.
Sementara hasil estimasi menggunakan model ECM, didapatkan bahwa yang
mempengaruhi perubahan nilai impor secara signifikan adalah perubahan Derajat
Keterbukaan, Kurs, dan Derajat Keterbukaan pada lag 1. Dalam hubungan jangka
pendek, variabel perubahan Derajat Keterbukaan, PDB dan SBI berkorelasi positif
terhadap perubahan nilai impor, sedang variabel perubahan IHK dan Kurs
berkorelasi negatif terhadap perubahan nilai impor. Koefisien residual (speed of
adjustment) sebesar 0,587783 (cukup besar) sehingga membutuhkan waktu yang
relatif singkat untuk perubahan nilai impor kembali ke kondisi seimbang
(normal/moderato) jika terjadi shock.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Lincolin (2012). The Effect of Social Capital on Indonesian Economic
Growth Period 1983 2008 [jurnal]. Yogyakarta: UGM
www.bps.go.id
www.bi.go.id
http://www.google.com/url?sa=f&rct=j&url=http://repository.upi.edu/operat
or/upload/s_mat_0611013_chapter3x.pdf&q=syarat+menggunakan+model+
ECM&ei=6PDgUa3MDI2Qrgf10oCgDw&usg=AFQjCNEWlTTsIySlf4FXEg
hi-jwLZyDxWA
14