Indonesia
LIPI Press 2011
PENDAHULUAN
Kebutuhan energi dunia akan terus meningkat
sejalan dengan pertambahan penduduk dan
pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan akan
tumbuh rata-rata 1,7% hingga 2030. Permintaan
energi tumbuh sangat pesat, sedangkan pasokan
minyak bumi berkurang dan tidak stabil, dan
munculnya pemanasan global dengan penggunaan
bahan bakar fosil telah menghidupkan kembali
minat yang kuat dalam mencari sumber-sumber
energi alternatif dan terbarukan.[1] Energi baru
terbarukan yang cukup potensial dikembangkan
di masa mendatang adalah energi biomasa.
Off print request to: Ida Bagus Wayan Gunam, Ni Made Wartini, Anak Agung Made Dewi Anggreni dan Pande Made Suparyana
24
Delignifikasi Ampas Tebu dengan ... | Ida Bagus Wayan Gunam, dkk.
Proses delignifikasi
Proses delignifikasi dilakukan sebagai berikut:
serbuk ampas tebu direndam sebanyak 30 g dalam larutan NaOH pada konsentrasi larutan 0, 2,
4 dan 6% pada gelas beker dengan perbandingan
1:15 (serbuk ampas tebu: larutan NaOH) selama
0, 4, 8, 12, dan 24 jam pada suhu kamar. Pada
delignifikasi serbuk ampas tebu untuk substrat
sakarifikasi dilakukan pada suhu kamar, tetapi
untuk delignifikasi substrat dalam pembuatan
enzim selulase kasar dilakukan pada suhu
25
26
Analisis
Bahan baku berupa serbuk ampas tebu sebelum
dan sesudah perlakuan delignifikasi dilakukan
analisis: kadar selulosa, hemiselulosa, lignin,[7,12]
dan nilai retensi air.[13] Pada produksi enzim selulase kasar dari A. niger, kultur filtratnya dilakukan
uji aktivitas filter paperase.[14] Setelah sakarifikasi
substrat ampas tebu secara enzimatis, dilakukan
analisis kadar gula reduksi equivalen glukosa
menggunakan metode Nelson-Somogyi.[15]
Penelitian ini merupakan percobaan pola
fak torial dengan menggunakan Rancangan
Acak Kelompok (RAK), yang dikelompokkan
berdasarkan waktu pelaksanaannya. Data yang
diperoleh kemudian dianalisis dengan sidik
ragam (Anova) dan apabila terdapat pengaruh
perlakuan yang nyata maka dilanjutkan dengan
uji Duncan.
Delignifikasi Ampas Tebu dengan ... | Ida Bagus Wayan Gunam, dkk.
Sampel
(%)
Referensi
(%)a[7]
(%)
Air
7,92
9,67
NRA
5,10
13,88
LAP
25,37
7,86
[16]
Selulosa
40,59
42,67
37,65 52[17]
Hemiselulosa
15,91
26,26
15[16]29[18]
Lignin
17,50
17,65
13[18]30[16]
5,57
8,80[17]
Abu
Proses delignifikasi
Variabel yang diamati pada hasil proses delignifikasi, yaitu nilai retensi air dan kadar komponen
serbuk ampas tebu terdelignifikasi (hemiselulosa,
selulosa, dan lignin).
Nilai Retensi Air (NRA)
Nilai retensi air merupakan perbandingan berat
basah dan berat kering bahan setelah direndam air
selama 12 jam. Nilai retensi air meningkat pada
semua serbuk ampas tebu yang diberi perlakuan
delignifikasi. NRA pada bahan baku yang belum
didelignifikasi adalah 7,24. Nilai rata-rata NRA
serbuk ampas tebu terdelignifikasi dapat dilihat
pada Tabel 2.
27
Lama
Perendaman
(jam)
8,06 g
12,48 f
13,27 de 14,62 c
8,25 g
12,53 f
13,72 d
12
8,33 g
12,64 f
14,29 c 15,90 ab
24
8,32 g
12,84 ef
14,45 c
15,38 b
16,24 a
Keterangan: huruf sama di belakang nilai rata-rata menunjukkan perbedaan tidak nyata (P>0,05)
Lama
Perendaman
(jam)
4
8
43,00 f
42,90 f
67,83 bc
60,45 e
64,08 de 69,41 a
69,34 ab 70,20 a
12
24
42,67 f
42,91 f
66,38 cd
68,46 b
72,31 a 72,49 a
72,64 a 72,21 a
28
Keterangan: huruf sama di belakang nilai rata-rata menunjukkan perbedaan tidak nyata (P>0,05)
Lama
Perendaman
(jam)
19,76
11,40
10,93
10,06
13,04 a
19,28
11,65
10,29
9,77
12,75 ab
12
16,26
10,87
9,39
9,09
11,41 c
24
17,00
10,77
10,24
9,96
11,99 bc
18,07 a
11,17 b
10,21 cd
9,72 d
Rerata
Rerata
Delignifikasi Ampas Tebu dengan ... | Ida Bagus Wayan Gunam, dkk.
Lama Perendaman
(jam)
17,64
14,67
13,61
12,21
14,53 a
17,28
15,21
12,88
13,52
14,73 a
12
17,65
13,75
11,13
11,88
13,60 a
14,12 a
24
Rerata
Rerata
17,68
12,93
13,99
11,90
17,56 a
14,14 b
12,90 bc
12,38 c
Keterangan: Huruf sama di belakang nilai rata-rata pada baris dan kolom menunjukkan perbedaan tidak nyata (P>0,05)
20
Konsentrasi
NaOH
16
0%
2%
12
4%
6%
8
4
0
0
10
15
20
25
30
29
Proses sakarifikasi
Sakarifikasi secara enzimatis dalam penelitian
ini bertujuan untuk menghasilkan glukosa
yang nantinya dapat digunakan dalam proses
fermentasi pembuatan bioetanol. Pada dasarnya,
prinsip sakarifikasi adalah memutuskan rantai
polimer bahan menjadi unit-unit monomer yang
lebih sederhana. Pemutusan rantai polimer
tersebut dapat dilakukan secara kimiawi (asam)
dan enzimatis. Sakarifikasi enzimatis memiliki
beberapa keuntungan dibandingkan sakarifikasi
asam, antara lain: tidak terjadi degradasi gula
hasil hidrolisis, kondisi proses yang lebih lunak
(suhu rendah), berpotensi memberikan hasil yang
tinggi, dan biaya pemeliharaan peralatan relatif
30
60
50
40
30
20
10
0
0
20
40
60
80
100
120
140
Gambar 2. Grafik kadar gula reduksi hasil sakarifikasi enzimatis selulosa ampas tebu terdelignifikasi terbaik
Delignifikasi Ampas Tebu dengan ... | Ida Bagus Wayan Gunam, dkk.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa konsentrasi larutan NaOH 6% dan lama
perendaman 12 jam, menghasilkan serbuk
ampas tebu terdelignifikasi terbaik dengan
kadar selulosa, hemiselulosa, lignin, dan nilai
retensi air berturut-turut adalah 72,49%, 9,09%,
11,88%, dan 15,90 (b/b). Perlakuan ini dapat
melonggarkan beberapa struktur berkas selulosa ditunjukkan dengan terlepasnya lignin dan
hemiselulosa, masing-masing sampai 32,11 dan
42,87%. Sakarifikasi enzimatis menggunakan
enzim selulase kasar dari A. niger pada ampas
tebu terdelignifikasi dengan perlakuan terbaik
sebanyak 2 g selama 120 jam menghasilkan gula
reduksi sebesar 54,47 mg/100 ml.
[7]
[8]
[9]
[10]
[11]
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[12]
[13]
[14]
[15]
[16]
[17]
[18]
31
32
[20] Dale B. E. and Moreira M. J. A. (1982). freezeexplosion technique for increasing cellulose
hydrolysis. Biotechnol. Bioeng. Symp. Ser., 12:
3143.