LABORATORIUM
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2013/2014
Disusun Oleh:
Nama:..
No Mhs:
Kelompok :
KATA PENGANTAR
(40 %)
(15 %)
LEMBAR PENGESAHAN
:.
No Mhs
:.
Kelompok
:.
HP personal
:.
No
Unit
Ttd Ass&
nama
Penerima
Kumpul Laporan
1
2
3
4
5
6
7
8
Unit 1
RANGKAIAN LISTRIK SERI DAN PARALEL
( Sifat Praktek Paralel, 1 meja 4 peserta, 60 menit)
I. Tujuan praktikum :
1. Memahami prinsip rangkaian listrik seri dan paralel
2. Dapat memahami kunci utama mode pengukuran Arus adan Tegangan.
II. Alat dan bahan
1. Multimeter
2. Bola lampu bolam + Fitting
3. Kabel Jumper secukupnya
III. Dasar Teori
Kombinasi hambatan Seri
+
I R1
R1
- +
I R2 R2
I Rek
I Rn Rn
-
Rek
V
Gambar 3-1a. di atas memperlihatkan sebuah kombinasi seri dari hambatan. Harus
dipahami bahwa dalam jaringan seri setiap komponen/elemen yang terlibat akan dialiri
arus yang sama. Maka persamaan KVL untuk gambar tersebut adalah :
V = IR1 + IR2 + + IRn = I (R1 + R2 + +Rn)
atau : V = I Rek
Dengan : Rek seri = R1 + R2 + +Rn
Jadi resistansi seri (Rseri) dari beberapa elemen hambatan adalah ekivalen (setara) dengan
sebuah Rek (gambar 3-1b). Sedangkan nilai Rek merupakan hasil penjumlahan dari
resistansi elemen-elemen/komponen yang terlibat
+
VGn
VG2
G1
G1
VGek
G1
G1
Gambar : 3-2a
Gambar : 3-2b
Jadi konduktansi seri (Gparalel) dari beberapa elemen konduktans adalah ekivalen dengan
sebuah Gek (Gambar 3-2b). Sedangkan nilainya merupakan hasil penjumlahan dari nilai
konduktansi elemen-elemen atau komponen yang terlibat.
Persamaan di bawah ini dapat dinyatakan dalam konteks resistansi sebagai berikut :
R paralel =
1
= Rek
(1/R 1 ) + (1/R 2 ) + ... + (1/R n )
L1
Am
AC
PLN/Vs
Gambar 3
Langkah Percobaan :
1. Ambil bolam dan amati daya yang tertera di bolam. Pasanglah 2 bolam dengan daya
yang sama sedangkan 1 bolam dengan daya berbeda. Catat nilainya pada lembar data
percobaan 1,
2. Dengan menggunakan jepitan buaya rangkailah bolam tersebut seperti gambar A di
atas. Perhatikan, dan hati-hati keselamatan kerja pada unit ini, karena menggunakan
sumber arus AC PLN.
3. Ukurlah hambatan masing-masing bolam menggunakan multitester dalam kondisi
tanpa aliran listrik dan catat hasilnya dalam lembar kerja.
4. Setting multimeter pada posisi pengukuran Tegangan ( Volt AC) tempatkan pada skala
tertinggi terlebih dahulu, guna mengukur titik sumber VS, yang belum tahu besarnya,
dan catat nilai yang terukur pada lembar data.
5. Ukur Arus AC yang mengalir pada rangkaian, dan catat nilai yang terukur pada lembar
data.
6. Ulangi prosedur ke-2 sampai ke-5 untuk bolam berikutnya, dan catat nilai yang terukur
pada lembar data
Am
L1
L2
AC
PLN/Vs
(a)
A
Am
L1
L1
L1
AC
PLN/Vs
(b)
Gambar 4
Langkah Percobaan :
1. Dengan menggunakan jepitan buaya rangkailah bolam seperti gambar 4.a di atas.
Perhatikan, dan hati-hati keselamatan kerja pada unit ini, karena menggunakan sumber
arus AC PLN.
2. Setting multimeter pada posisi pengukuran Tegangan (Volt AC) tempatkan pada skala
tertinggi terlebih dahulu, guna mengukur titik sumber VS, yang belum tahu besarnya.
Alirkan listrik kemudian ukurlah tegangan pada titik VBC dan VCD, dan catat hasilnya
pada lembar data.
3. Ukur Arus AC yang mengalir pada rangkaian gambar 4, dan catat nilai yang terukur
pada lembar data.
4. Rangkailah bolam seperti gambar 4.b di atas. Perhatikan, dan hati-hati keselamatan
kerja pada unit ini, karena menggunakan sumber arus AC PLN.
5. Setting multimeter pada posisi pengukuran Tegangan (Volt AC) tempatkan pada skala
tertinggi terlebih dahulu. Alirkan listrik kemudian ukurlah tegangan pada titik VBC,
VCD dan VDE dan catat hasilnya pada lembar data.
6. Ukur Arus AC yang mengalir pada rangkaian gambar 4, dan catat nilai yang terukur
pada lembar data.
10
I.Inp
Am
L2
L1
AC
PLN/V
Am
I.L2
I.L1
Am
(a)
I.Inp
Am
L3
L2
L1
AC
PLN/V
I.L1
Am
I.L2
Am
I.L3
Am
(b)
Gambar 5
Langkah Percobaan :
1. Dengan menggunakan jepitan buaya, buatlah rangkaian pada gambar 5.a.
2. 2 buah bolam AC dengan nilai L1 dan L2 sama ( L1 = L2 ) catat nilainya pada lembar
data
3. Seting Alat ukur pada pengukuran Volt AC dengan langkah ukur pada skala AC
tertinggi.
4. Sebelum mengukur konsultasikan rangkaian yang anda buat ke Asisten terlebih dulu,
kemudian ukur tegangan AC input sebagai Vs (sumber), dan catat hasilnya pada
lembar data.percobaan 3
5. Setting multimeter pada posisi pengukuran Arus AC skala dan terminal ukur 10 A, Jika
menggunakan hanya dengan satu alat ukur maka, ukur arus pada titik terminal A1 (arus
total yang masuk rangkaian) terlebih dahulu, terminal A2 (arus pada lampu 1 dan A3
arus pada lampu 2 di hubung singkat ke titik yang ada. Begitu seterusnya di hubung
dan lepas gonta-ganti, awas jangan sampai hubung singkat.
6. Kemudian berikutnya gantian ke terminal A2, dimana terminal A1 dan A3 di hubung
pada titik yang ada. Selesai dan seterusnya A3, dengan cara yang sama.
7. Ulangi untuk skema gambar 5.b.
11
L3
L2
AC
PLN/Vs
Am
Am
(a)
L1
Am
L1
Am
Am
L1
AC
PLN/Vs
Am
(b)
Gambar 6
Langkah Percobaan :
1. Dengan menggunakan jepitan buaya, buatlah rangkaian seperti gambar 6.a.
2. 1 buah bolam AC dengan nilai L1 L2 L3 catat nilai dayanya pada lembar data.
3. Ukur Vac atau sumber dulu, lalu V di L1, lalu L2 dan L3. data isikan ke table.
4. Setelah selesai ganti seting multi di Amper meter, sekala 10 A. lalu ukur arus di
A1- A2 dan A3, data isikan ke table.
5. Ulanngi untuk skema gambar 6.b.
12
PARAMETER
Hambatan (ohm / )
Arus (Ampere / A )
Tegangan (Volt / V )
LAMPU 1
LAMPU 2
LAMPU 3
LAMPU 4
2. Rangkaian Seri
a. Dua daya beban sama (PL1 = PL2 = .......Watt)
Sumber
BC
CD
BC
CD
Tegangan (V)
Arus (mA)
Tegangan (V)
Arus (mA)
13
Sumber
BC
CD
DE
Tegangan (Volt)
Arus (mA)
Berikan penjelasan terhadap hasil pengukurannya!
Jawab:..
1. Rangkaian Paralel
a. Dua daya beban sama (PL1 = PL2 = .......Watt)
Lampu 1
Vs (Volt)
Lampu 2
I.Inp (mA)
I.Out (mA)
V.L2 (Volt)
I.L1 (mA)
V.L2 (Volt)
I.L2 (mA)
Vs (Volt)
Lampu 2
I.Inp (mA)
I.Out (mA)
V.L2 (Volt)
I.L1 (mA)
V.L2 (Volt)
I.L2 (mA)
Lampu 1
Vs
(Volt)
I.Inp
(mA)
V.L2
(Volt)
I.L1
(mA)
Lampu 2
V.L2
(Volt)
I.L2
(mA)
Lampu 3
V.L2
(Volt)
I.L2
(mA)
I.Out
(mA)
14
Jawab:.
V . L1
V.L2
V. L3
Is (mA)
I1 (mA)
I2 (mA)
I3 (mA)
V . L1
V.L2
V. L3
Is (mA)
I1 (mA)
I2 (mA)
I3 (mA)
Analisis Singkat:
Bagaimana Hubungan V dan I yang terjadi, dalam kombinasi masing-masing lampu
tersebut,
Apakah dalam praktek anda menemukan Fenomena yang terjadi, jika iya apa venomena itu
dan kemudian jelaskan mengapa bias demikan, menurut pengertian saudara.
Jawab :.
Yogyakarta, ..............................
Co- Asisten
(.)
15
UNIT 2
INSTALASI LISTRIK TENAGA
( Sifat Praktek Paralel, 1 meja 2 -3 peserta, 2 jam)
TUJUAN :
1. Mengenal berbagai alat dan komponen instalasi listrik yang meliputi pengamatan
betuk sebenarnya, nama dan simbol, beserta kegunaanya
2. Mampu melakukan pemasangan instalasi listrik penerangan sederhana lengkap dengan
gambar diagram satu garis dan pengawatannya.
3. Dapat membaca dan memahami gambar satu garis dan ganda pada instalasi listrik
PENJELASAN UMUM
A. Bahan-bahan Instalasi Penerangan
1. Kabel NYA 2,5 mm : Jenis penghantar yang banyak di pakai untuk instalasi rumah
tinggal untuk pasangan tetap pada saluran utama.
2. Kabel NYA 1,5 mm : Penghantar untuk saluran cabang atau LAMPU dan Saklar
3. Pipa Union ukuran 5/8 inc : sebagai pembungkus kabel NYA pada jalur instalasi
4. Tule 5/8 inc : Pelindung permukaan pipa agar halus. Ini bertujuan agar isolasi kabel
tidak rusak saat dimasukkan.
5. Lasdop : Sebagai isolasi sambungan Kabel
6. T Doos 5/8 : kotak percabangan tiga buah.
7. Kruis Doos : kotak percbangan 4.
8. Roset kayu: Sebagai dudukan Fithing flapon yang dipasang pada langit-langit
9. Fithing Edison : Pemegang lampu pijar yang di gantung
10. Bocht Korte : Penyambung dua pipa yang berbentuk sudut 90 derajat.
11. Saklar Tunggal : untuk menyambung dan memutus aliran litrik.
12. Saklar Seri : Menyalakan atau mematikan dua lampu bersamaan atau bergantian.
13. Saklar Hotel : Menyalakan atau mematikan lampu dari tempat yang berbeda
14. Kontak-kontak: Terminal tempat menghubungkan peralatan listrik atau beban
listrik.
15. Kontak Tusuk : Penusuk pada peralatan listrik ke terminal kontak-kontak
16. Saklar 2/3 Kutup : Memutuskan atau memnghubungkan aliran listrik dengan
sumber
17. Sekring Kast : Kotak berisi saklar dan sekering berguna untuk melindungi instalasi
dari arus lebih ( konsleting)
18. KWH meter : Berguna untk megetahui / mengukur energi listik yang di pakai pada
suatui instalasi.
19. Watt Meter : Alat untuk mengukur daya listrik.
16
penghubung
ke
kontak-kontak
4. Pemasngan penghantar Snoor dan fithing gantung untuk lampu yang digantung
pada plafon
5. Pemasangan saklar-saklar, kontak-kontak, roset plafon, fithing.
6. Mengukur tahanan isolasi pada instalasi dengan Meger
7. Apabila tahanan isolasinya tidak memenuhi syarat, harus dicari kesalahanya untuk
diperbaiki.
E. Beberapa Aturan Pemasangan Instalasi Rumah Tinggal
1. Saklar dan Kontak kontak di pasang setinggi 150 cm dari lantai.
2. Sekring Kast, Saklar otomatis di pasang pada dinding setinggi 190 cm dari lantai
3. KWH meter dipasang pada dinding setinggi 190 cm dari lantai
4. Instalasi menggunakan Rol isolator jarak satu dengan yg lain paling dekat 5 cm
ALAT DAN BAHAN :
1.
2.
3.
4.
LANGKAH KERJA :
1.
Amati dan pahami terlebih dahulu gambar skematis blok (gambar A) di bawah ini,
kemudian Gambar dalam kertas yang disediakan untuk gambar hubungan garis
tunggal dan berikut gandanya.
2.
Setelah menggambar garis tunggal dan ganda, kemudian amati kabel yang sudah
terpasang di papan percobaan, amati dan pahami ketentuan dari penggunaan warnawarna kabel yang ada.
3.
4.
Konsultasikan dan diskusikan dengan asistensi bila perlu, untuk hal-hal yang belum
diketahui.
5.
Setelah instalasi komponen selesai, sebelum di sambung ke Jala-jala tes dulu hubung
singkat dan tidaknya rangkaian dengan MULTIMETER analog atau digital untuk
posisi pengukuran Ohm meter
6.
Bila rangkaian sudah benar dan siap , lakukan uji coba penyambungan dengan
mengaliri listrik dari jala-jala PLN ( mohon hati-hati terhadap arus kejut)
7.
Analisislah Gambar yang sudah ada. Tentang (cara kerja), (jumlah titik), (jumlah
sambungan). ( dan jumlah beban)
8.
Setelah selesai analisis lepas kembali semua komponen instalasi kecuali kabel dalam
pipa, rapikan seperti semula dan persiapan untuk Acc hasil kerja, jangan lupa beri
nama dan lain-lain.
9.
Setelah di acc dan mendapat pengarahan secukupnya dari asistensi praktikum untuk
semua lembar kerja anda, silahkan di kumpulkan di asisten di LAB untuk di koreksi
lebih lanjut.(tidak boleh di bawa pulang)
KK
SKT
Lamp
KWH
F
N
G
MCB
KK
SKT
Lamp
Gambar A
18
TUGAS PERCOBAAN
1. Rangkaian listrik 2 lantai dengan 1 MCB
Tempat Gambar dan analisa singkat
(.)
19
Unit 3
T R ANS F ORMATOR
( Sifat Praktek SERIAL , 1 meja 4 peserta 60 menit)
I..Tujuan
1. Mengetahui hubungan prinsip kerja transformator step-up dan step-down.
2. Dapat menghitung nilai Regulasi Tegangan dan Efisensi Transformator.
3. Meneliti dan mengukur daya keluaran trafo step down step Up
II. Alat-alat yang digunakan
1. Trafo
2. Voltmeter
3. Beban
4. Ampermeter
III. Dasar Teori
Menurut jenisnya trafo dibedakan menjadi dua, trafo Step-Up (transformator penaik
tegangan) dan Step-Down ( transformator penurun tegangan).
Pada umumnya Trafo terdiri atas dua buah kumparan, yatu kumparan primer dan
kumparan sekunder, yang dilitkan pada sebuah inti besi lunak yang biasa disebut teras trafo
(transformator core). Aliran listrik memasuki trafo melalui kumparan primer, sedangkan
keluarannya melalui kumparan sekunder. Lihat gambar sekema transformator berikut ini.
K. Primer
V. primer
atau Vp
K. Sekunder
V. sekunder
atau Vs
V input
V output
Vp & Np
Vs & Ns
Jika pada lilitan primer di aliri arus bola-balik, maka pada teras besi akan terjadi
fluk magnet. Karena kumparan sekunder juga dilitkan teras besi, maka pada lilitan
sekunder akan terdapat fluk magnetik juga. Fluk pada teras selalu berubah-ubah sesuai
dengan arus pada lilitan primer. Sehingga pada kumparan sekunder akan timbul GGL
induksi ( ukum Faraday . Hubungan yang menggambarkan antara lilitan dan besarnya
tegangan pada kedua kumparan adalah sebagai berikut.
Ns Vs
=
= VaktorLipa tan Tegangan.(n)
Np Vp
20
Trafo yang ideal tidak mempunyai rugi-rugi daya, hal ini berarti daya yang
diiberikan pada kumparan primer sama dengan daya yang diberikan pada kumparan
sekunder. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
Vp . Ip = Vs . Is
Atau lebih lengkap ditulis
21
220
Trafo I
0
12
12
Gambar 3.1
Trafo 2
12
0
220
Trafo I
0
12
12
Gambar 3.2
Trafo 2
12
0
Gambar 3.3
P
220
Trafo I
0
S
12
12
Trafo 2
12
0
22
TABEL : 1.13. Pengukuran Hubung Buka sisi primer & sekunder Trafo I terbeban Trafo 2
Bagian Primer
Bagian sekunder
Cos
No Titik/tab trafo I Amper dan V
5A
I Amper dan V
Terukur : 0,68
Ia.b = .............A
Va.b = .............V
P =V.I. Cos :
0 - 220
0 0 -12- 12
P =V.I. Cos
Ia.b = .............A
Va.b = .............V
P =V.I. Cos :
0 - 220
0 0 -15- 15
P =V.I. Cos
Ia.b = .............A
Va.b = .............V
P =V.I. Cos :
0 - 220
0 0 -18- 18
P =V.I. Cos
Ic.d = ............A
Vc.d=..............V Ve.f =..V
:
Ic.d = ............A
Vc.d=..............V Ve.f =..V
:
Ic.d = ............A
Vc.d=..............V Ve.f =..V
:
11. Selesai percobaan dan isi tabel cabut tegangan dari jala-jala PLN
12. Apa yang dapat anda simpulkan terhadap hasil data percobaan di tabel 1.13 di atas
Langkah Kerja : Pengukuran Arus Primer Trafo Step Down terbeban trafo step Up dan
beban tambahan.
13. Seting Multi di Amper Ac range 10 / 20 amper tergantung multinya, ingat probe
merah di Amper 10/20 dan probe hitam/ com tetap.
14. Beban tambahan berupa Bolam Lampu dengan Daya mula-mula 15 W dan 60 W
220 V, sesuai tabel yang ada (1.14). Dipasang di titik tab 0 220 V bagian trafo 2
(jadi nantinya dalam tabel ada dua kali percobaan dgn langkah yang sama )
15. Kemudian rangkaialah gambar berikut ini dulu:
A
1
220
Trafo I
0
S
12
12
Gambar 3.4
Trafo 2
12
0
16. Cek ke asisten, dan jika sudah benar lakukan pengukuran Arus primer terbeban T2
dan beban tambahan yang berupa bolam
17. Isilah pengukuran arus A.1 di data pengamatan di tabel 1.14
18. Selesai dan Cabut sementara hubungan ke jala-jala PLN. Dan baca langkah
berikutnya
23
Langkah Kerja : Pengukuran Arus Sekunder Trafo Step Down terbeban trafo step Up dan
beban tambahan.
19. Pastikan Multi masih di pengukuran Arus 10/20 Amper Ac.
20. Rangkaian gambar masih tetap seperti gambar D.3 di atas, hanya saja multi
dipindahkan ke bagian sekunder 0 0 12 12 ( A.2), dan catuan trafo dari PLN
langsung tanpa multi. (gambar E.3 )
A
P
S
S
P
2
Gambar 3.5
220
Trafo 2
12
12
Trafo I
12
0
0
0
Langkah Kerja : Pengukuran Arus Primer Trafo Step Up (T.2 ) dan beban tambahan
24. Pastikan multi masih pada pengukuran Arus I Amper Ac, range 10/ 20 Amper Ac,
probe merah di 10 atau 20 amper dan probe hitam tetap di COM. Dan pindahkan
multi ke sisi primer T.2/ A.3
25. Rangkailah seperti gambar 3.6, pengukuran dan isi tabel 1.14.
A3
P
220
Trafo I
0
S
12
12
Gambar 3.6
Trafo 2
12
0
0
24
TABEL : 1.14. Pengukuran Hubung Buka sisi primer & sekunder Trafo I terbeban Trafo 2
Bagian Primer T.1
Bagian Sekunder
Bagian Primer T.2
Titik/tab
No
trafo
Arus dan V
5A
I Amper dan V
0 220. T.1
0 220. T.1
0 220. T.1
A.1.15 w
=.............A
A.1.60 w
=.............A
A.1.15 w
=.............A
A.1.60 w
=.............A
A.1.15 w
=.............A
A.1.60 w
=.............A
0 12
0 15
0 18
A.2.15 w
=.............A
A.2.60 w
=.............A
A.2.15 w
=.............A
A.2.60 w
=.............A
A.2.15 w
=.............A
A.2.60 w
=.............A
0 220
T.2
0 220
T.2
0 220
T.2
A.3.15 w
=.............A
A.3.60 w
=.............A
A.3.15 w
=.............A
A.3.60 w
=.............A
A.3.15 w
=.............A
A.3.60 w
=.............A
Selesai percobaan tabel 1.14 cabut dulu tegangan catuan ke trafo dari PLN.
Apa kesimpulan sementara anda untuk percobaan tabel 1.14 di atas:.
...................................................................................................................................
Lalu ikuti petunjuk berikutnya ini
Langkah Kerja : Pengukuran Tegangan Primer dan sekunder Trafo Step Down terbeban
trafo step Up dan beban tambahan bolam
26. Ambil multi dan posisikan untuk mengukur V AC volt seting di 700 VAC. Awas
prob merah dipindah lubang volt jika masih di amper sementara yang hitam /com
tetap.
27. Rangakailah dulu seperti gambar G.3
28. Ukur tegangan di primer dulu Va.b, baru setelah itu ke 0 12 (Vc.d) sekunder
trafonya. Dan setelah itu ukur V keluaran T.2 yaitu ditik 0- 220 nya ( V e.f.)
terbeban tambahan. Isi tabel 1.14
29. Percobaan ini dilakukan 2 kali dengan beban bolam 15 w dan terakhir 60 W 220 V.
Gambar 3.7
P
220
Trafo I
0
S
12
12
Trafo 2
12
0
0
f
25
33. Lalu Analisislah perhitungan Daya tiap-tiap trafo menggunakan data tabel 1.13,
1.14, dan 1.15 guna menghitung parameter yang diperlukan. Perhatikan Cos di
tabel ada yang 0.68 dan 0,92.
TABEL : 1.16. Analisa dan Perhitungan Daya Trafo P = V.I. Cos phi (Terbeban Terukur
: 0,92 )
Bagian Primer T.1
Bagian sekunder
Bagian Primer T.2
Titik/tab
No
P Volt Amper
5A
P Volt Amper
trafo
1
P T.1 15 W
=
P T.1 15 W = P T.1 15 W =
2
P T.1 60 W
=
P T.1 60 W = P T.1 60 W =
34. Apa yang dapat anda simpulkan terhadap hasil data percobaan di tabel 1.16 di atas
terhadap sebuah TRAFO (Transformator step dwon dan Step Up
tersebut).
26
(..)
27
Unit 4
MOTOR LISTRIK
( Sifat Praktek SERIAL , 1 meja 8 peserta 60 menit)
A. MOTOR SHADED POLE
I. TUJUAN
Percobaan ini bertujuan untuk mengenalkan mahasiswa tentang motor 1 fasa motor
shaded pole yang banyak dipakai pada rumah tangga (domestik). Pada akhir percobaan,
mahasiswa mampu menjelaskan prinsip kerja dan fungsi komponen-komponen dari motor
shaded pole serta mampu mengevaluasi unjuk kerja mesin motor listrik tersebut.
II. TEORI
Motor kutub bayangan (bahasa Inggris: Shaded-pole motor) atau biasa disebut
juga shaded pole adalah salah satu jenis dari motor induksi AC baik daya listrik satu fase
maupun tiga fase. Pada dasarnya motor ini adalah motor sangkar bajing yang kumparan
bantunya diberi cincin tembaga yang melingkar di setiap kutubnya. Kumparan bantu ini
disebut juga dengan kumparan bayangan. Arus terinduksi kedalam kumparan dengan
menunda fase medan magnet dari fluks magnetik pada kutub bayangan(shaded pole)
sehingga cukup untuk membentuk medan yang berputar untuk memutar rotor. Arah dari
medan putar pada motor shaded pole adalah dari kutub utama ke kutub bayangannya.
Karena perbedaan sudut fase antara kutub utama dengan kutub bayangannya sangat kecil,
menyebabkan motor ini hanya menghasilkan torsi yang kecil.
28
Dari 900 hingga 1800, medan utama makin melemah. Akibatnya, garis gaya
terpusat pada bagian shaded pole. Dari 1800 hingga 3600, medan utama mengalami
perubahan yang sama seperti pada saat dari 00 hingga 1800, tetapi arahnya berlawanan.
Arah dari medan tidak mempengaruhi kinerja dari shaded pole.
29
30
V. TABEL PENGAMATAN
1. Percobaan tanpa sumber tegangan
No
1
2
3
4
Posisi Kecepatan n
(Rpm)
0
1
2
3
Hambatan
(Ohm)
Ketrangan
Posisi
Kecepatan
n (Rpm)
E (V)
I
(mA)
P (W)
R
(Ohm)
Keterangan
VI. PERTANYAAN
1. Bagaimana prinsip pengaturan kecepatan yang dipakai pada motor shaded pole?
2. Digunakan untuk aplikasi apa saja penggunaan motor shaded pole? Jelaskan
alasanya!
3. Apa fungsi cincin hubung singkat pada motor tersebut?
Yogyakarta, .........................
Co-Asisten
()
31
B. MOTOR UNIVERSAL
I. TUJUAN
Percobaan ini bertujuan untuk mengenalkan mahasiswa tentang motor 1 fasa motor
universal yang banyak dipakai pada rumah tangga (domestik). Pada akhir percobaan,
mahasiswa mampu menjelaskan prinsip kerja dan fungsi komponen-komponen dari motor
universal serta mampu mengevaluasi unjuk kerja mesin motor listrik tersebut.
II. DASAR TEORI
Motor universal adalah salah satu jenis motor listrik yang dapat disuplai
dengan tegangan DC maupun tegangan AC. Motor ini mempunyai kecepatan yang tinggi
(lebih dari 10000 rpm) dan memiliki torsi yang rendah sehingga tidak cocok untuk
mensuplai beban-beban yang besar.
Pengaturan kecepatan motor universal dapat dilakukan dengan cara memasang
tahanan depan (rheostat resistance) dihubungkan seri dengan motor listrik. Tahanan depan
yang di atur bervariasi pada motor listrik akan memberikan tegangan masuk bervariasi
pada motor, sehingga fungsi tegangan terhadap kecepatan sesuai dengan formula dasar
dari motor listrik. Pengaturan kecepatan kedua adalah dengan kumparan medan dibuat
dalam beberapa tingkat (step) untuk memberikan variasi impedansi lilitan medan, sehingga
fluksi medan terhadap kecepatan sesuai dengan rumus dasar motor listrik. Dengan
pengaturan tap-tap lilitan medan (impedansi medan) maka kecepatan motor dapat diatur.
Kopel start motor universal cukup besar dan kecepatannya bervariasi menurut beban. Di
bawah diperlihatkan gambar rangkaian motor universal dengan variasi kecepatan.
32
Sedang untuk pengaturan putarannya dapat dilakukan dengan merubah jumlah lilitan,
merubah harga tegangan, ataupun dengan cara merubah harga flux seperti rumus dibawah
ini:
e=
.
.
. (Volt)
atau
n=
.
..
(rpm)
Dengan:
e = GGL lawan volt
P = jumlah kutub
a = jumlah cabang parallel lilitan jangkar
n = jumlah putaran tiap menit (rpm)
Z = jumlah kawat penghantar aktif
33
34
V. TABEL PENGAMATAN
No
Arus (mA)
160
180
200
220
240
260
n (Rpm)
E (V)
P (W)
R
(Ohm)
Keterangan
VI. PERTANYAAN
1. Bagaimana cara pengaturan kecepatan pada motor universal?
2. Bagaimana cara merubah putaran pada motor universal ? Gambarkan !
3. Digunakan untuk aplikasi apa saja penggunaan motor universal? Jelaskan
alasanya!
Yogyakarta, .
Co-Asisten
()
35
C. MOTOR KAPASITOR
I. TUJUAN
Percobaan ini bertujuan untuk mengenalkan mahasiswa tentang motor 1 fasa motor
kapasitor yang banyak dipakai pada rumah tangga (domestik). Pada akhir percobaan,
mahasiswa mampu menjelaskan prinsip kerja dan fungsi komponen-komponen dari motor
kapasitor serta mampu mengevaluasi unjuk kerja mesin motor listrik tersebut.
II. DASAR TEORI
Konstruksi sebuah motor kapasitor mirip dengan motor fasa belah, hanya pada jenis
kapasitor ini di tambah satu unit kapasitor. Motor kapasitor bekerja untuk tegangan AC
satu fasa dan umumnya banyak digunakan untuk pompa air, refrigerator, compressor
udara, mesin cuci dan lainnya. Tempat kedudukan kapasitor pada motor terletak pada
bagian atas motor ada juga yang di dalam kerangka motor itu sendiri. Kapasitor ini
berfungsi untuk mempertinggi kopel awal dan mengurangi arus start pada motor kapasitor
dan geseran fasa antara belitan utama dan bantu lebih dipertajam.
3.
Umumnya kapasitas dari kapasitor ini antara 6 mikroF 150 mikroF. Menurut hubungan
kapasitornya jenis motor kapasitor dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu:
1. Motor kapasitor start (starting capacitor motor)
2.
3.
36
37
listrik. Belitan utama, lilitan bantu dan kapasitor tetap terhubung pada sirkuit jala-jala saat
motor bekerja.
Jenis motor ini banyak digunakan pada pompa air satu fasa, dimana lilitan utama dan
bantu jumlah lilitannya sama banyak tetapi diameter kawatnya berbeda diantara keduanya.
Diameter kawat lilitan utama lebih besar dibanding diameter lilitan bantunya. Type motor
ini kopel awalnya kurang bagus, tetapi kopel jalan (torsi jalan) merata. Kebanyakan
pompa air berbagai merek banyak menggunakan jenis motor running kapasitor dengan
kecepatan mendekati 3000 rpm.
38
III.
Pada percobaan ini digunakan alat peraga berupa satu buah motor kapasitor dan
peralatan lain sebagai berikut :
39
V. TABEL PENGAMATAN
No
Frekuensi
Inverter
(Hz)
10
20
30
40
50
60
n (Rpm)
E (V)
I
(mA)
P (W)
R
(Ohm)
Keterangan
VI. PERTANYAAN
1. Bagaimana prinsip pengaturan kecepatan pada motor kapasitor?
2. Jelaskan perbedaan antara motor kapasitor start, kapasitor start-running dan
kapasitor tetap!
3. Apakah fungsi kapasitor pada motor tersebut?
4. Peralatan apa saja yang menggunakan motor jenis ini? Jelaskan!
Yogyakarta, ..
Co-Asisten
()
40