Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN EKOLOGI TUMBUHAN

MINIMAL AREA

nama

Maximus tigo

nim

F05112047

kelompok

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2014

ABSTRAK
Sering kita melihat ada suatu lahan dimana tanaman yang tumbuh kebanyakan di
dominasi oleh jenis rerumputan kondisi seperti ini disebut homogen karena variasi
tanamannya sangat sedikit. Dalam analisa vegetasi (cara mempelajari susunan
jenis dan bentuk vegetasi) metode analisa yang tepat diperlukan agar hasil analisa
maksimal, untuk kondisi seperti yang diatas metode yang paling sesuai adalah
metode Minimal Area ( merupakan metode dasar dalam penyelidikan ekologi
dengan menggunakan plot). Dalam praktikum yang dilakukan kami menggunakan
metode ini untuk menyelidiki tanaman di sekitar halaman laboratorium
pendidikan biologi untuk mengetahui ukuran plot yang representative dari suatu
areal. Kami menggunakan meteran, pancang , tali raffia , buku identifikasi dan
alat-alat tulis untuk praktikum ini.

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Analisa vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan
komposisi vegetasi secara bentuk ( struktur) vegetasi dari masyarakat
tumbuh

tumbuhan. Unsur

terstruktur

vegetasi

adalah

bentuk

pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk. Untuk keperluan analisis


vegetasi di perlukan data data jenis diameter dan tinggi untuk
menentukan indeks nilai penting dari penyusun komunitas hutan tersebut.
Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang
struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan ( Syafei, 1990 ).
Metode minimal area adalah suatu metode dasar dalam
penyelidikan ekologi tumbuhan dengan memakai plot. Ukuran plot dibuat
sesuai dan harus representatif untuk mengambil data data dalam ekologi
tumbuhan. Dengan metode minimal area ini kita dapat mengetahui
bagaimana struktur tumbuhan dan tumbuhan dari spesies apa yang paling
mendominasi

lapangan

karena

metode

ini

sangat

objektif

bila

dipergunakan untuk daerah daerah padang rumput karena vegetasinya


homogen ( Heddy, 1996).

Sifat sifat pada suatu area dapat dilukiskan dengan membuat


uraian tentang komunitas tersebut. Memuat hal hal yang berkaitan
dengan komposisi, struktur, dan perkembangan dari komunitas. Secara
umum dalam menguraikan dari karakter komunitas tumbuhan dapat
dibedakan atas dua macam yaitu melakukan analisis dan sintesis ( Rima,
2003).
Suatu

syarat

untuk

daerah

pengambilan

contoh

haruslah

representatif bagi seluruh vegetasi yang dianalisis. Keadaan ini dapat di


kembalikan kepada sifat umum suatu vegetasi yaitu vegetasi berupa
komunitas tumbuhan yang dibentuk oleh populasi populasi. Jadi peranan
individu suatu jenis tumbuhan sangat penting. Sifat komunitas akan
ditentukan oleh keadaan keadaan individu tadi, dengan demikian untuk
melihat suatu komunitas sama dengan memperhatikan individu individu
atau populasinya dari seluruh jenis tumbuhan yang ada secara keseluruhan.
Ini bearti bahwa daerah pengambilan contoh itu representatif bila
didalamnya terdapat semua atau sebagian besar dari jenis tumbuhan
pembentuk komunitas tsb. Dengan demikian pada suatu daerah vegetasi
umumnya akan terdapat suatu luas tertentu, dan daerah tadi sudah
memperlihatkan kekhususan dari vegetasi secara keseluruhan. Jadi luas
daerah ini disebut luas minimum (Anonim, 2007).
Keragaman spesies dapat diambil untuk menandai jumlah spesies
dalam suatu daerah tertentu atau sebagai jumlah spesies diantara jumlah
total individu dari seluruh spesies yang ada. Hubungan ini dapat
dinyatakan secara numeric sebagai indeks keragaman atau indeks nilai
penting. Jumlah spesies dalam suatu komunitas adalah penting dari segi
ekologi karena keragaman spesies tampaknya bertambah bila komunitas
menjadi makin stabil.
Jika dua spesies dengan kebutuhan ekologis yang sama berada
didalam satu daerah yang sama, maka seleksi alamiah bekerja untuk
mengurangi ketumpang-tindihan relung kedua spesies tersebut. Ini bearti
relung yang luas di dalam suatu wilayah akan terbagi bagi terus dengan
makin banyaknya spesies. Kerapatan suatu spesies tergantung pada

persaingan atau kompetensi antara spesies yang sejenis dan tidak hanya
tergantung pada luas daerah saja (Michael, 1997).

METODOLOGI
Praktikum ini dilakukan di halaman sekitar Laboratorium Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura. Pada tanggal
27 Oktober 2014 jam 15.00-17.00 WIB. Peralatan maupun bahan yang digunakan
yaitu meteran, pancang, tali raffia, buku identifikasi dan alat-alat tulis.
Pengamatan dilakukan dengan membuat plot ukuran 25 x 25 cm dan dicatat jenisjenis tumbuhan yang terdapat pada plot tersebut. Plot pun diperbesar dengan
ukuran 25 x 50 cm dan dicatat penambahan jenis pada plot tersebut. Plot
diperbesar lagi menjadi dua kali lipat yaitu 50 x 50 cm, dan dicatat penambahan
jenis tumbuhannya. Hal yang sama dilakukan untuk perbesaran plot selanjutnya
yaitu 50 x 100 cm, 100 x 100 cm dan seterusnya sampai tidak terjadi lagi
penambahan jenis tumbuhan baru. Penambahan ukuran plot tidak diperluas lagi
jika pertambahan jenis relative kecil ( persentase penambahan jenis kira-kira 10
% ). Ukuran plot terakhir merupakan plot minimal area. Setelah melakukan
percobaan dibuat grafik kurva.
Plotnya dibuat seperti gambar:
Keterangan :
1. Petak 25 x 25 cm

2. Petak 25 x 50 cm
3

3. Petak 50 x 50 cm
4. Petak 50 x 100 cm
5. Petak 100 x 100 cm

HASIL DAN PEMBAHASAN


Table hasil pengamatan minimal area
Jumlah Tanaman dalam Plot
No

Nama Tumbuhan

25x25 cm

25x50 cm

50x50 cm

Plot 1

Plot 2

Plot 3

Ageratum cnyzoide

10

Cynodon dactylon

11

Synedrella nodiflora

20

Rumput cabe

Cyperus sp.

12

Meniran

10

Mimosa pudica

Spesies E

Spesies F

10

Spesies G

11

Spesies H

Anda mungkin juga menyukai