Anda di halaman 1dari 7

Keseimbangan Asam Basa

Keseimbangan asam basa ditentukan oleh ion H


asam
H+
basa
H2CO3
BHCO3

= 1 (carbonic acid)
20 (bicarbonat)

Asam ditentukan oleh carbonic acid


Basa ditentukan oleh HCO3

Asam Dalam Darah Yang Penting :


1. Asam yang mudah menguap
2. Asam yang tidak mudah menguap
Asam laktat hasil metabolisme anaerob
a)
Asam keton hasil metabolisme glukosa yang
b)
tidak wajar karena insulin menurun. Asam keton
yang dimetabolisme CO2
Asam eksogen melalui pencernaan keluar melalui
c)
ginjal.
Faktor yang membantu pertahanan pH :
Respirasi
Buffer
Ginjal
PCO2 normal ventilasi normal
PCO2 meningkat hiperventilasi (krn ipoventilasi)
PCO2 menurun hipoventilasi
PCO2 meningkat respirasi asidosis

PCO2 menurun respirasi alkalosis


PO2
tekanan O2
PCO2 tekanan CO2
pH
symbol yg menunjukkan konsentrasi H+
Buffer basa
:
Total seluruh buffer basa
Ini menunjukkan kelainan metabolic.
Basa deficit/success

: asidosis dan + alkalosis.

Standart Bicarbonat :
Kadar HCO3- plasma darah yg tlh diseimbangkan pd PCO 2 40
mmhg & dgn suhu 38C.
Nilai Normal :
PO2
: 80-100 mmHg
PCO2 : 35-45 mmHg
pH
: 7,35-7,45
HCO3- : 22-27 Meq/L
Base excess : 2
[ +2-(-2)]
BUFFER :
Substansi kimia dalam larutan untuk mempertahankan pH
yang disebabkan oleh penambahan asam basa.
Bicarbonate carbonic acid 60%
Protein salt/protein acid ammonia
Phosphatase salt/acid phosphatase
Hb 30 %


SISTEM BUFFER PHOSPHATASE :
H+
+
HPO4=
H2PO4NaOH +
NaH2PO4
Na2HPO4 + H2O
HCl
+
Na2HPO4
NaCl + NaH2PO4
SISTEM BUFFER PROTEIN :
Sebagai asam : H protein H+ + protein
Sebagai basa.
Buffer
Primer
ok ggn metabolisme

kompensasi
ok ggn respirasi
HCO3
H2CO3

Primer
ok ggn respirasi

komponen metabolik
komponen respirasi
kompensasi
ok ggn metabolic

Depresi sirkulasi :
Depresi pusat vasomotor
Depresi otot pembuluh darah arteri
Depresi kontraksi otot jantung
Hipotensi
Febris
Sianosis
Ekstremitas berkeringat
Depresi pernapasan
Pernapasan GASPING disertai TRACHEAL TUG

Bila H dapat menyebabkan kematian

ALKALOSIS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Pusing
Mual
Muntah
Pengaliran darah ke otak berkurang
Vasokonstriksi cutaneus
Aritmia
Kematian

ASIDOSIS

H+ :
1. Mendepresi fungsi otak mula-mula penderita apati.
Efek ini lebih jelas bila diberi obat narkotik / hipnotik
2. Rangsangan simpatis, sekresi katekolamin bertambah
H+ lebih tinggi penderita tidak sadar

Pemberian
asam

KELAINAN RESPIRASI
RESPIRASI
ASIDOSIS
Peny
cardiopulmoner
Depresi
CNS
misalnya : oleh
obat
Kel neurologis

kelemahan
otot pernapasan
Kelainan karena
suatu penyakit
paru,
mis
:
bronchitis kronis

RESPIRASI
ALKALOSIS
Kompensasi
terhadap
metabolic
acidosis
Stimulasi
CNS, mis :
oleh
obat,
trauma
Emotional
disorder
:
nyeri
dan
ketakutan,
nervous

METABOLI
K ASIDOSIS
Produksi
yang
berlebihan :
asam
organic
(keton
bodies,
as.laktat
diabetes,
shock
&
starvation).
Basa yang
keluar
banyak
(berlebihan)
diarrhea
Retensi
asam

penyakit
ginjal,
dehidrasi

METABOLIK
ALKALOSIS
- muntah2,
gastric
suction
- penambaha
n
basa
(NaHCO3)
- pemakaian
kortikoster
oid byk
- pemakaian
diuretika
- penyakit
ginjal

akut :
- PCO2
- pH

akut :

kompensasi :
- PCO2
- pH normal

kompensasi
:
PCO2
pH
normal

PCO2
pH

Akut :
pH
PCO2
normal
HCO3
BE
Kompensasi :
pH
normal
PCO2
HCO3
BE

SYOK
Pengaliran darah yang tidak adequate ke organ vital.
Gawat darurat tangani cepat
Diagnosis Shock/Ancaman Shock :

Hipotensi
Tekanan darah dibawah 90 mmHg
Bila ragu pada hipertensi amati tanda vital
perubahan ortostatik
Perubahan tekanan darah dan frekuensi nadi pada
posisi terlentang dengan posisi duduk dengan
interval waktu 3-5 mnt tekanan darah stabil.
Bila perbedaannya 10-20 mmHg atau lebih besar
dan nadi 15xmntberarti ada perubahan
intravaskuler.

Hipoperfusi Perifer
Ekstremitas dingin, lembab dan isi nadi melemah
atau nadi tak teraba.
Kesadaran menurun, akibat pengaliran darah ke otak tidak
dequat.

SYOK HIPOVOLEMIK
Pada kasus pembedahan hipovolemia merupakan penyebab utama.
Hipovolemia dapat terjadi akibat :
Perdarahan
Kehilangan cairan dan elektrolit
Patofisiologi :

Penurunan curah jantung menyebabkan vasokonstriksi dari


vena dan arteriol sehingga filtrasi menurun untuk
mempertahankan curah jantung.

Katekolamin meningkat sehingga arteri jantung dan otak


kurang peka terhadap pengaruhnya.

Ginjal, kulit, usus dan hati sangat peka menyebabkan


konstriksi hebat.

Vasokonstriksi menyebabkan tekanan perifer meningkat, O2


dan glucose untuk sel menurun metabolisme anaerob
menyebabkan laktat menumpuk dan permeabilitas
meningkat cairan dan protein ke ruang interstisial
menyebabkan sel mati.
Tingkat Shock :
Shock Ringan :
Kekurangan darah <20% dari volume total : perasaan
dingin, hipotensi ortostatik, takikardia, pucat, kulit
lembab, vena leher kolaps
dan urine pekat serta,
kesadaran masih normal.
Shock Sedang :
Kekurangan darah 20-40%. Tekanan darah menurun,
takikardia, oligouria atau anuria dan metabolic asidosis.

Shock Berat :
Kehilangan darah > 40%. Tekanan darah menurun,
takikardia, kesadaran sangat menurun, pernapasan cepat
dan dalam dan metabolic asidosis.

Tindakan :

Letakkan penderita pada posisi terlentang.

Beri O2 / pernapasan lihat kead resusitasi

Lakukan kanulasi vena tepi dengan kateter no 16 atau 14.


Jumlah kanulasi vena tergantung keadaan.

Beri cairan infus kristaloid atau koloid.

Beri darah bagi yang memerlukan.

deposisi fibrin pada beberapa jaringan. Dimana terjadi pelepasan


serotonin dan epinephrine dan akhirnya terjadi hipoksia.

SYOK SEPSIS
Diagnosis : Gambaran syok dan infeksi.
Febris tapi bisa juga teraba dingin pada beberapa kasus.
Predisposisi :
Penurunan daya tahan tubuh
Terapi dengan kotikosteroid (defek pada fagositosis seperti
agranulositosis)
Terapi radiasi
Usia lanjut, DM, dan penyakit hati yang berat.
Patofisiologi :
Kerusakan sel dan perubahan hemodinamik
Kerusakan sel
Membran sel rusak oleh kerena endotoksin. Endotoksin
menyebabkan trombositopeni den granulositopeni. Sel endotel
rusak sehingga platelet membebaskan bahan yang menyebabkan

KASUS
Seorang penderita berumur 27 thn dengan fraktur femur terbuka.
Akan dilakukan debridemant.
Dari hasil konsultasi diketahui penderita mengalami :
- Perdarahan yang banyak
- Conjunctiva anemia
- TD 90/60 mmHg
- Kesadaran apatis

Anjuran terapi diberikan RL?


Karena komposisi elektrolit RL hampir sama dengan komposisi
elektrolit cairan intravascular.

Setelah diberi RL cukup lama ternyata TD pasien belum naik,


maka cairan yang harus diberikan ?
Cairan yang hipertonis supaya cairan yang telah keluar dari
intravascular, akan ditarik kembali sehingga volume plasma
menigkat dan TD akan meningkat pula.

Setelah nadi pasien diperiksa, ternyata nadi mencapai


120x/mnt?
Hal ini merupakan mekanisme kompensasi jantung untuk
menyeimbangkan suplai cairan, O2, makanan keseluruh tubuh
yang sudah mulai berkurang akibat perdarahan, sehingga kerja
jantung menjadi lebih berat.

Dari pemeriksaan lebih lanjut ternyata meskipun penderita


dalam keadaan apatis ternyata suhu tbh pasien tinggi (panas)?
Hal ini terjadi karena system regulasi temperature pada otak
sudah terganggu akibat hipoksia.
Kesimpulan :
Pada perdarahan yang lebih banyak sebaiknya penanganan yang
terbaik diberikan transfusi darah.
Dari hasil pemeriksaan selanjutnya ternyata pasien sudah lama sakit
dan sedikit/tidak makan dengan teratur sehingga pasien jatuh
terjatuh dan terjadi fraktur serta pasien memiliki riwayat penyakit
maag, terjadi kekurangan elektrolit (K) sehingga terjadi paralitic
ileus.
Pada pembedahan, maka selama proses bedah ternyata TD yang
tadinya telah normal menjadi turun kembali? (urine sedikit dan
pekat)
Hal ini dapat terjadi karena :
Perdarahan yang terjadi selama operasi.
Penguapan karena suhu ruangan operasi yang tinggi.
Intake cairan dari infuse yang kurang selama pembedahan.
Untuk itu selama proses operasi perllu dilakukan monitoring
terhadap kadar cairan tubuh.

Pada perdarahan yang hebat harus diberi cairan isotonis


untuk mencegah dehidrasi yang lebih hebat. Bila telah
diberi cairan isotonis cukup banyak namun TD belum naik,
maka diberikan cairan isotonis dengan syarat tidak terjadi
lagi dehidrasi atau dalam keadaan hipovolemia.
Bila terjadi trauma jaringan yang hebat akan terjadi
hiperkalemia, karena elektrolit K banyak terdapat dalam sel
sehinggaapabila sel rusak akibat trauma maka K akan
dikeluarkan dari sel yang rusak tsb.
Pada pasien cito (hilang kesadaran/koma) perlu dilakukan
tindakan medis secepatnya sehingga puasa yang harus
dilakukan berbeda dengan puasa pada pasien yang elektif.

NB :

MARRY CHRISTMAS
( 25 Des 2006 )
&
HAPPY NEW YEAR
( 1 Jan 2007 )

By : KRISTANTY.R.A

Anda mungkin juga menyukai