Anda di halaman 1dari 6

JARINGAN LOKAL KOMPUTER TANPA

KABEL (WIRELESS LAN)

Komunikasi tanpa kabel (wireless) telah menjadi gaya hidup


masyarakat informasi. Beberapa wujudnya yang sederhana telah cukup lama
dikenal masyarakat Bumi. Kini mereka hadir kembali disekitar kita dalam
bentuk yang kian beragam dan cerdas. Mulai dari pager dua arah, telepon
genggam digital, hingga sampai wireless LAN.

Sifat fleksibilitas dari karakteristik wireless menjadikan teknologi


wireless sebagai salah satu teknologi utama yang diaplikasikan dalam
jaringan telekomunikasi. Komunikasi lokal wireless memiliki perkembangan
tercepat dan tumbuh sebagai sektor yang sangat penting dalam industri
telekomunikasi. Salah satu aplikasi pengembangan wireless untuk
komunikasi data adalah wireless LAN.

Wireless LAN merupakan jaringan komputer lokal yang


menggunakan media transfer data tanpa kabel. Wireless LAN ini sama
halnya seperti ethernet tanpa kabel dimana user berhubungan dengan server
melalui modem radio. Salah satu satu bentuk modem radio adalah PC Card
yang digunakan untuk laptop. Kecepatan komunikasi wireless LAN ini dapat
mencapai 3 MBps.
Wired LAN vs Wireless LAN

Local area network (jaringan komputer lokal) memungkinkan


terjadinya pertukaran data dan informasi melalui komputer, dengan
menyediakan koneksi yang cepat dan andal. Jaringan komputer konvesional
menggunakan media transmisi kabel, coaxial, twisted pair ataupun fiber
optic untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Pengkabelan ini selain hardware
dan software, juga merupakan bagian yang besar dari biaya investasi
instalasi sebuah jaringan komputer. Untuk jaringan yang ada pada kantor
kantor besar, biaya pengkabelan ini dapat mencapai lebih dari 40% dari
biaya total yang dibutuhkan. Masalah akan timbul apabila jaringan akan di
konfigurasi ulang atau untuk kantor sementara seperti kantor konsultan.
Untuk kasus pengkonfigurasian ulang jaringan, akan dibutuhkan biaya yang
hampir sama dengan biaya instalasi LAN baru. Sedangkan pengkabelan
LAN untuk kantor yang semantara hanya akan menghabiskan waktu dan
uang.

Masalah ini ikut memacu dikembangkannya wireless LAN, mengingat


karakteristik sistem wireless yang fleksibel untuk diimplementasikan dimana
saja seperti perkantoran, industri, rumah sakit maupun perguruan tinggi.
Disamping itu sistem wireless juga menawarkan berbagai aplikasi
diantaranya aplikasi komunikasi antar terminal PC dan koneksi ke jaringan
telepon misalnya wireless PABX. Dengan pertimbangan tersebut, wireless
LAN dapat memberikan biaya instalasi yang lebih ekonomis, disamping
sifatnya yang portabel.

Dalam mengimplementasikan indoor wireless LAN digunakan


arsitektur seluler dimana gedung akan dibagi dalam beberapa cell dan setiap
cell akan memiliki link wireless. Area cakupan wireless tergantung dari
beberapa faktor seperti teknologi yang digunakan, lingkungan
pengimplementasian, kecepatan data dll.
• Teknologi

Pada prinsipnya pembangunan link wireless pada implementasi


wireless LAN tidak hanya dapat dilakukan dengan teknologi frekuensi radio
(RF) tetapi juga dapat menggunakan teknologi infra merah. Tetapi pada saat
ini teknologi RF lebih banyak dikembangkan untuk kebutuhan sistem
wireless. Teknologi RF sendiri terbagi dalam beberapa teknik akses, salah
satu diantaranya yaitu teknik Multiple Akses yang paling sering digunakan
para vendor sebagai teknik akses produk wireless mereka, yaitu teknik
multiple access FDMA, TDMA dan CDMA.

• Protokol Multiple Akses


Teknik Multiple Akses menerapkan beberapa protokol seperti yang
diklasifikasikan pada gambar dibawah :

P r o t o k o l M u lt ip le A k s e s

C o n t e n t io n le s s C o n t e n t io n
( s c h e d u lin g ) (ra n d o m a c c e s s )

F ix e d D em and R e p e a te d R andom access


a s s ig n m e n t a s s ig n m e n t r a n d o m a c c e s s w it h r e s e r v a t io n
C D M A
F D M A P o llin g A LO H A I m p lic it
T D M A T o k e n p a s s in g s -A L O H A E x p lic it

Gambar 1
Klasifikasi teknik multiple akses

Berdasarkan cara pengaksesan, protokol multiple akses terbagi dalam


contentionless dimana waktu pengiriman telah dijadwalkan sebelumnya dan
contention dimana waktu pengiriman dipilih secara acak.
Protokol Contentionless menjadwalkan waktu transmisi setiap user
untuk menghindari terjadinya tubrukan paket data apabila beberapa user
mengakses suatu kanal pada saat yang sama. Penjadwalan dilakukan dengan
cara :

1. Fixed Assignment scheduling


Protokol ini mengalokasikan suatu bagian yang sifatnya tetap kepada
setiap user. Bagian yang tetap ini dapat berupa time slot (TDMA) atau
frekuensi (FDMA). Kelemahan sistem ini terletak pada in-efiesiensi
jaringan, karena time slot atau frekuensi yang telah dialokasikan untuk
user tertentu tidak dapat digunakan oleh user lain walaupun time slot atau
frekuensi tersebut tidak digunakan.

2. Demand Scheduling
Protokol ini mengalokasikan jaringan kepada setiap user yang
memiliki paket data yang hendak dikirimkan. Demand scheduling terbagi
atas token passing yang menggunakan topologi ring atau bus dan roll-call
poling yang menggunakan topologi star.

Pada protokol contention, tidak dilakukan penjadwalan pada transmisi


paket, sehingga setiap user memiliki kebebasan untuk mengirim paket data
kapan saja. Untuk menghindari terjadinya tabrakan antar paket data
dilakukan cara :

1. Repeated random access protocol

Protokol ini dilakukan dengan metode ALOHA, slotted ALOHA, dan


CSMA (carrier sense multiple access). Metode CSMA merupakan
teknologi yang sesuai untuk aplikasi wireless LAN, karena pada metode
ini jaringan tidak perlu mengetahui jumlah node yang aktif, sehingga
tidak diperlukan rekonfigurasi protokol apabila terjadi perubahan pada
node. Node mengirim data setelah terlebih dahulu melihat apakah ada
node lain yang sedang mengirim data. Jika ada, maka node tersebut
menunggu sampai node lain selesai mengirimkan datanya. Apabila
terjadi tubrukan data yang merusak paket, seluruh node akan mengetahui
dan pengiriman data akan diulang.
2. Random access with reservation

Pada protokol ini, user yang berhasil mengirim paket data ke


penerima, akan memperoleh alokasi kanal yang disebut reservasi, untuk
pengiriman paket data selanjutnya. Apabila user tersebut telah selesai
mengirim paket datanya, maka user akan menghentikan reservasi agar
kanal dapat digunakan oleh user lain.

Protokol CDMA berada diantara protokol contentionless dan


contention. Pada protokol ini transmisi dibedakan berdasarkan kode,
seperti pada gambar 2.

user 3
user 2
user 1
b a n d w id th F

Gambar 2
Code Division Multiple Access (CDMA)

Kode ini digunakan untuk mentransformasi sinyal user ke dalam spread


spektrum. Beberapa sinyal spread spektrum akan tiba di penerima, dan
penerima akan menggunakan kode yang sama untuk mentransformasi
kembali sinyal spread spektrum ke bentuk aslinya. Dengan cara ini, hanya
sinyal yang diinginkan yang dapat ditransformasikan, sedangkan sinyal lain
diperlakukan sebagai noise yang dapat diabaikan.
• Alokasi frekuensi

Saat ini tidak banyak frekuensi kosong yang dapat digunakan untuk
frekuensi radio wireless LAN. Oleh karena itu beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam aplikasi wireless LAN yaitu menjaga jarak antar sistem
atau membatasi area cakupan suatu sistem wireless data, serta memperkecil
daya pancar yang digunakan.

• Security jaringan

Security pada wired LAN akan hilang pada saat kabel jaringan
dipotong atau ditap. Sedangkan pada wireless LAN, security akan hilang
apabila data dikirimkan tanpa metoda perlindungan. Pencegahan
performansi pada wireless data dapat dilakukan dengan menggunakan
metode enkripsi atau dengan metode transmisi spread spektrum. Security
juga dapat dilakukan dengan menggunakan identifikasi dan validasi terminal
yang akan mengakses sistem. Tanpa pengontrolan security, akses-akses
seperti jamming paket, airborne virus, tapping dll, dapat terjadi dan tidak
dapat terdeteksi oleh layer terbawah dari OSI (physical dan data link).

• Keandalan

Sebagai sistem baru, wireless LAN harus dapat menawarkan


komunikasi yang andalsebagaimana wired LAN. Probabilitas error pada
komunikasi LAN lebih kecil dari 10-9. Untuk itu wireless LAN harus dapat
menjaga error rate pada level yang sama dengan wired LAN. Sistem
wireless menggunakan S/N yang lebih rendah dari S/N pada kabel, dan
dengan sistem seluler, error dan loss terjadi saat perpindahan cell. Pada
komunikasi suara, error ini dapat diabaikan, tetapi tidak demikian pada
komunikasi data. Apabila pada paket data terjadi error maka paket data
harus dikirim ulang. Jika error rate pada wireless data dapat dijaga tetap
rendah, performansi sistem akan bagus. Selanjutnya pengontrolan error rate
dapat dilakukan oleh hardware.

Anda mungkin juga menyukai