Anda di halaman 1dari 19

A.

Identifikasi Masalah
Apabila dilihat dari data yang ada Ny.E menderita penyakit Diabetes Mellitus
Gestasional ditandai dengan:

BMI : 23,5 kg/m2 (Overweight)1

BB Bayi (32 minggu) : 3,1 kg (lebih)2

Hasil Lab :

- Puasa

- Gula darah 1 jam : >180 mg / dL (Lebih)

- Gula darah 2 jam : > 155 mg / dL (Lebih)

Gula darah 3 jam : <140 mg / dL (Normal)3

Diabetes
intoleransi karbohidrat

Mellitus

: <95 mg / dL

Gestasional

(Normal)

didefinisikan

sebagai

keadaan

dari seorang perempuan yang baru diketahui ketika

penderita dalam keadaan hamil.Diabetes Mellitus Gestasional terjadi karena terjadi


kelainan yang dipicu oleh kehamilan,diperkirakan karena terjadi perubahan pada
metabolisme glukosa.Lalu diabetes ini dapat juga didefinisikan sebagai Diabetes
tipe 2 yang baru ditemukan pada saat masa kehamilan.Wanita yang memiliki BB
diatas normal,riwayat keturunan,riwayat melahirkan dengan BB bayi diatas 4
kg,riwayat bayi lahir mati,dan riwayat abortus berulang memiliki resiko menderita
Diabetes Mellitus Gestasional4.

B.Faktor Penyebab
Fisiologis
1.Perubahan Fisik selama Hamil
Kehamilan dapat memicu sekaligus memacu terjadinya perubahan tubuh, baik
secara anatomis, fisiologis, maupun biokimiawi. Perubahan ini dapat terjadi secara
sistemik atau sekedar lokal. Tujuannya jelas untuk mensejahterakan janin, meskipun
sayangnya kerap mengabaikan kesehatan ibu.

1.1 Sistem Endokrin


Sebagai organ endokrin, plasenta menghasilkan berbagai hormon yang
sangat penting untuk menyinambungkan kehamilan. Hormon ini antara lain
adalah human chorionic gonadotropin (hCG), human placental lactogen
(hPL), estrogen dan progesteron, serta human chorionic thyrotropin. Human
chorionic gonadotropin, substansi yang telah lama digunakan untuk memantau
kehamilan, berfungsi mempertahankan korpus luteum. human placental
lactogen bertugas mempengaruhi metabolisme zat gizi, sementara hCT
bertanggung jawab atas percepatan kegiatan kelenjar tiroid ibu hamil.
Peningkatan produksi estrogen berpengaruh pada pembesaran uterus,
payudara, dan organ genital; retensi cairan yang menyebabkan pertambahan
natrium; perubahan deposisi lemak dan faktor pembekuan dalam darah;
relaksasi persendian; penurunan produksi HCL dan pepsin lambung; dan
berpengaruh pada fungsi tiroid serta mengganggu metabolisme asam folat.
Progesteron memacu pertumbuhan endometrium, penumpukan lemak
ibu, peningkatan retensi natrium dan pelemasan jaringan otot polos
(mengakibatkan penurunan kelenturan rahim, gerak lambung, dan tonus otot).
Kelenjar endokrin juga menunjukkan perubahan. Kelenjar hipofisis dan tiroid
membesar sedikit, laju metabolisme basal meningkat (akibat peningkatan
konsumsi oksigen serta luas permukaan tubuh ibu dan bayi) sebanyak 25%. Di
samping itu, kelenjar paratiroid juga membesar. Itulah sebabnya kebutuhan
akan vitamin D dan kalsium ikut meningkat.

1. 2 Saluran Pencernaan

Selama kehamilan berlangsung, terjadi perubahan mulai dari rongga


mulut hingga usus besar, termasuk organ penghasil enzim, seperti hati dan
empedu. Peningkatan hormon estrogen memperbanyak sekresi air ludah dan
sifatnya menjadi lebih asam. Kondisi ini memudahkan terjadinya lubang gigi
dan sekaligus menjelaskan bahwa lubang gigi tidak disebabkan oleh
kekurangan kalsium karena kalsium gigi bersifat stabil. Jika asupan berkurang,
bukan kalsium gigi yang termobilisasi, melainkan kalsium tulang. Yang
berlangsung di sekitar gigi hanyalah pembengkakan sehingga gusi terkesan
mudah berdarah.
Peningkatan kadar progesteron menurunkan motilitas saluran cerna
karena motilitas serta tonus otot polos berkurang. Waktu pengosongan
lambung dan transit makanan memanjang sehingga lebih banyak air yang
terserap. Hal ini yang mengakibatkan sembelit. Produksi asam lambung,
terutama pada trimester I sangat variatif, dapat bertambah atau bahkan
berkurang. Peningkatan hormon gastrin yang dihasilkan oleh plasenta
menyebabkan

volume

lambung

meningkat,

sementara

keasamannya

berkurang. Refluks lambung sering kali terjadi terjadi (terutama selama


trimester III) akibat penurunan peristaltik esofagus, pemanjangan waktu
pengosongan lambung, dilatasi sfingter lambung, serta penekanan oleh uterus
yang terus membesar.
Metabolisme karbohidrat berubah sehingga glukosa untuk janin cukup
tersedia. Keadaan ini berpotensi menimbulkan diabetes kehamilan. Human
placental lactogen (HPL) menyebabkan terjadinya lipolisis meningkatkan
kadar asam lemak bebas didalam plasma yang berdampak pada penyiapan
sumber energi pengganti untuk ibu. HPL mengganggu kerja insulin sehingga
kebutuhan akan insulin bertambah. Perubahan ini dapat mengakibatkan
diabetes kehamilan pada ibu yang tidak mampu memenuhi peningkatan
kebutuhan akan insulin tersebut.
Metabolisme lemak juga meningkat. Penimbunan lemak ini diduga
berlatar belakang upaya proteksi, seandainya pada akhir kehamilan ibu
menderita kelaparan atau bekerja terlalu berat. Lemak dalam plasma
meningkat pada paruh terakhir kehamilan, menyebabkan nafsu makan
menurun. Seandainya keadaan ini berlangsung berkepanjangan, tubuh akan
menggunakan cadangan lemak tersebut sehingga akan terbentuk keton yang
dapat menyusup ke dalam urin serta cairan amnion.

1.3 Ginjal dan Saluran Kemih


Panjang dan berat ginjal selama hamil akan bertambah; panjang
bertambah antara 1 1,5 cm. Piala ginjal melebar sampai 60 cc (jika tidak
hamil: 10 cc). Ureter di atas pintu atas pinggul melebar, memanjang, dan
berkelok. Stasis kemudian terjadi sehingga menyisakan banyak sekali urin di
dalam saluran pengumpul (dapat mencapai 200 cc). Perubahan fungsi ginjal
diduga akibat peningkatan hormon ibu, hormon plasenta (adreno corticotropic
hormone/ACTH, antidiuretic hormone/ADH, aldosteron, kortisol, human
chorionic somato-mammotropin), hormon tiroid, serta faktor lain, seperti
peningkatan volume plasma.
Glomerular filtration rate (GFR) meningkat sampai 50%. Peningkatan
ini mulai terjadi di awal kehamilan, dan akan tetap tinggisampai kehamilan
berakhir (akan kembali normal sesudah 20 minggu pascapartum). Aliran
plasma ginjal meninggi sampai 25 50%. Kecepatan aliran kencing dan
ekskresi natrium pada akhir kehamilan dapat dipengaruhi oleh posisi tubuh:
nilainya dua kali lebih tinggi pada keadaan berbaring miring ketimbang tidur
terlentang. Namun demikian, meski GFR meningkat, jumlah urin yang
diekskresikan setiap hari tidak berubah.

1.4 Sistem Kardiovaskular


Pembesaran uterus menekan pembuluh darah yang melewati rongga
panggul dan paha. Jika wanita tidur terlentang, uterus yang besar ini juga
menekan vena cava. Keadaan yang pertama menyebabkan aliran balik
terganggu sehingga darah mengumpul pada tungkai bawah. Kondisi yang
kedua menyusutkan aliran darah ke atrium kanan. Dampak kedua kondisi
tersebut adalah hipotensi. Hipotensi postural disebabkan oleh terganggunya
aliran darah melalui rongga panggul, sementara supine hypotensive syndrome
atau vena caval syndrome dipicu oleh tekanan pada vena cava.
Volume darah mulai meningkat pada trimester I, yang kemudian
mengalami percepatan selama trimester II, dan untuk selanjutnya melambat
pada trimester III. Volume puncak dicapai pada pertengahan trimester III,
yaitu sekitar 30 -

50%. Besarnya peningkatan volume darah bervariasi

menurut besar tubuh, jumlah kehamilan, jumlah bayi yang pernah dilahirkan,
serta pernah atau tidaknya melahirkan bayi kembar. Volume darah wanita yang
bertubuh kecil hanya meningkat 20%, sementara mereka yang besar

meningkat sampai 100% (rata-rata 45 50%). Kadar hemoglobin dan besi


menurun, termasuk pula persentase kejenuhan transferin serta feritin serum.
Penurunan ini mencerminkan keadaan hemodilusi. Namun tidak jarang pula,
kadar transferin meningkat dari 300g/100cc (jika tidak hamil) menjadi
500g/100cc pada trimester III. Peningkatan ini dianggap sebagai langkah
memudahkan tranfer besi ke janin.
1.5 Kantung Empedu
Penurunan tonus dinding otot polos menyebabkan fungsi kantung empedu
berubah. Waktu pengosongan memendek dan sering tidak tidak tuntas. Cairan
empedu mengental dan tidak jarang pula terjadi stasis yang memudahkan
terbentuknya batu empedu. Komposisi kimiawi cairan empedu tidak berubah
dan kegiatan kolinesterase dalam plasma menurun selama kehamilan normal.
1.6 Hati
Fungsi hati berubah meskipun morfologinya tidak. Kegiatan alkalin fosfatase
dalam serum meningkat dua kali lipat, diduga akibat dari penambahan
isoenzim alkalin fosfatase plasenta. Kadar albumin dan globulin plasma
menurun, meski penurunan albumin lebih banyak. Dengan demikian, rasio
albumin/globulin juga menurun tajam. Namun, penurunan ini terbilang normal
karenaterjadi pada keadaan hamil.5
Metabolisme
1. Metabolisme Karbohidrat

Dalam keadaan tidak hamil asupan glukosa mengalami 4 macam proses :


a. Dibawah pengaruh insulin dirubah menjadi glikogen dan disimpan dalam
hepar
b. Masuk kedalam sirkulasi secara langsung dan dimetabolisir oleh jaringan
tubuh secara langsung
c. Dirubah menjadi cadangan lemak

d. Disimpan dalam otot dalam bentuk glikogen dengan bantuan insulin


Gula darah dipertahankan antara 4.5 5.5 mmol / liter ( 80 100 mg/dL ). Gula
yang melewati filtrasi glomerular ginjal biasanya tidak banyak dan mengalami
resorbsi oleh tubulus ginjal sehingga dalam keadaan normal tidak dijumpai dalam
urine.
Selama kehamilan terjadi perubahan metabolisme karbohidrat secara nyata
yang betujuan untuk mendukung ketesediaan glukosa pada fetus. Glukosa adalah
bahan bakar yang disukai fetus, meskipun lemak dapat dimanfaatkan untuk energi.
Ketersediaan glukosa terus diberikan pada fetus sampai tercukupi sehingga terjadi
perubahan metabolik yang menyebabkan resistensi insulin pada ibu. Perubahan
ini, kadang-kadang disebut sebagai efek diabetogenic kehamilan, membuat ibu
hamil yang normal menjadi sedikit intoleran terhadap karbohidrat pada trimester
ketiga kehamilan. Gambar diagram dibawah ini memberikan contoh dari tingkat
normal glukosa plasma dan insulin selama kehamilan dibandingkan dengan
tingkat sebelum kehamilan.

Gambar 1. Kadar glukosa dan insulin plasma pada wanita hamil dan pada
wanita tidak hamil

Metabolisme karbohidrat pada trimester pertama kehamilan ditandai dengan


dorongan estrogen dan progresteron yang meningkat dalam produksi insulin dan
konversi dari glukosa menjadi glikogen dan lemak. Dalam trimester kedua,
meningkatnya level dari hCS dan prolaktin dari kelenjar pituitari ibu menghambat
konversi dari glukosa menjadi glikogen dan lemak. Pada saat yang sama, resisten
insulin terjadi pada ibu, terjadi pula peningkatan ketergantungan pada lemak
untuk pembentukan energi. Penurunan konversi glukosa menjadi glikogen dan
lemak, menurukan pemanfaatan glukosa pada ibu dan meningkatnya produksi
glukosa hati membatu untuk memastikan bahwa pasokan glukosa terjadi secara
konstan untuk pertumbuhan dan perkembangan fetus yang tersedia pada semester
kedua kehamilan.
Menurunnya kadar glukosa darah puasa ibu pada trisemester ketiga
bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan glukosa oleh janin yang berkembang
pesat.
Pada saat yang sama juga terdapat kebutuhan untuk cadangan energi pada
masa laktasi dan pertumbuhan kehamilan atau kebutuhan energi lain dalam bentuk
cadangan lemak. Komponen utama diet adalah karbohidrat dan harus diubah
dengan mudah untuk memenuhi kebutuhan yang sudah disebutkan diatas

Gambar 1. OGTT
Perubahan yang jelas terlihat adalah pada gula darah. Ini dapat dilihat dengan
memberikan beban glukosa pada pemeriksaan OGTT oral glucosa tolerance

test. Dapat dilihat disini bahwa terjadi adanya kadar gula yang tinggi pasca
pembebanan sehingga memungkinkan terjadinya transfer melalui plasenta.
Peristiwa berkaitan dengan menurunnya sensitivitas jaringan terhadap
insulin. Sensitivitas terhadap insulin berkurang sebanyak 80%. Hal ini disebabkan
oleh adanya antagonis spesifik terhadap insulin yang terbentuk selama kehamilan.

Human Placental Lactogen hPL

Progesteron

Human chorionic gonadotropin hCG

Cortisol

Dengan meningkatnya kadar steroid yang dihasilkan plasenta maka terdapat


sedikit glikogen yang ditimbun di hepar dan otot . Kadar gula darah yang tinggi
memungkinkan untuk dimanfaatkan oleh janin

Gambar 2. Asupan Karbohidrat

2. Metabolisme Protein

Pemecahan protein intraseluler menghasilkan asam asam amino bebas yang


akan menjadi precursor dalam menyintesis protein lain. Kelompok asam amino
intraseluler mengalami keseimbangan dengan asam amino ekstraseluler (plasma)
dan beregulasi melalui karakteristik transport membrane dari masing masing
asam amino. Konstributor lain dalam kelompok asam amino ekstraseluler adalah
asam amino turunan dari protein makanan. Asam amino ini dikatabolisme atau
dioksidasi dan hasil katabolisme atau oksidasinya dikeluarkan dari tubuh sebagai
nitrogen (Urea dan ammonia) atau karbon dioksida dalam udara sisa.
Selama kehamilan, pergantian protein pada bagian janin juga berkonstribusi
pada perubahan asam amino yang terus menerus dalam jani dan ibunya. Nitrogen
dan protein dibutuhkan dalam jumlah yang meningkat selama kehamilan untuk
sintesis jaringan ibu dan jaringan baru pada janin. Diperkirakan bahwa sekitar 925
gram protein terakumulasi selama kehamilan.
Peningkatan akan kebutuhan protein dipenuhi melalui menurunnya tingkat
ekskresi nitrogen dan konservasi asam amino untuk sintesis protein jaringan.
Tidak ada bukti, bagaimanapun, bahwa tubuh ibu menyimpan protein di awal
kehamilan untuk memenuhi kebutuhan janinuntuk protein akhir kehamilan.
Berikut merupakan perbandingan laju sintesis urea dan konsentrasinya pada enam
wanita hamil dibandingkan dengan tujuh wanita normal (tidak hamil).

Gambar dibawah ini menunjukkan model untuk kinetika leucine dalam in vivo
saat kehamilan. Keseluruhan protein diasumsikan menjadi homogenous tunggal yang
tercampur baik dengan proteolysis (B) menghasilkan asam amino bebas yang
membentuk kesetimbangan dengan kelompok plasma asam amino. Sumber lain dari
plasma asam amino tersusun dari protein makanan (I) dan asam amino janin (saat
kehamilan). Asam amino bebas dalam intrasel juga menjadi precursor dalam sintesis
protein (S). cabang rantai amino seperti leusin mengalami diaminasi.

3. Metabolisme Lemak
Lemak adalah cadangan energi utama selama kehamilan. Pada minggu ke
30, terdapat penyimpanan sebesar 4 kg. Sebagian besar diantaranya tersimpan di
cadangan lemak di perut, punggung dan paha. Cadangan lemak juga berada di
payudara dalam jumlah yang sedang.
Terdapat 3 hal yang berkaitan dengan metabolisme lemak :
a) Metabolisme total dan kebutuhan energi dalam kehamilan meningkat
b) Penyimpanan glikogen sangat terbatas dan dengan demikian maka
energi diperoleh secara langsung dari karbohidrat juga berkurang
c) Meskipun kadar lemak darah meningkat namun hanya sebagian yang
tersimpan dalam cadangan lemak
Beberapa perubahan terjadi di dalam tubuh pada pemanfaatan lemak selama
kehamilan. Secara keseluruhan, perubahan metabolisme lipid mendukung
akumulsi penyempanan

lemak

pada paruh pertama

kehamilan

dan

meningkatkan mobilisasi lemak pada paruh kedua. Selain itu, kadar


lipoprotein meningkat secara dramatis. Kolesterol yang mengandung
lipoprotein, fosfolipid, dan asam lemak juga meningkat, tetapi pada tingkat
lebih rendah dari pada trigliserida. Peningkatan pasokan kolesterol digunakan
oleh plasenta untuk sintesis hormon steroid, dan oleh janin untuk saraf dan
pembentukan membran sel.

Metabolisme lemak selama kehamilan normal dan GDM


Perubahan pada metabolisme di hati dan adiposa merubah sirkulasi dari

konsentrasi triasilgliserol, asam lemak, kolesterol, dan posfolipid. Tingginya


konsentrasi estrogen dan resistensi insulin dianggap bertanggung jawab atas
hipertrigliseridemia dari kehamilan. Kolesterol digunakan oleh plasenta untuk sintesis
steroid dan asam lemak yang digunakan untuk oksidasi plasenta dan pembentukan
membran. Perubahan konsentrasi kolesterol total mencerminkan berbagai perubahan
pada fraksi lipoprotein. Kolesterol HDL meningkat pada 12 minggu kehamilan dalam
merespon estrogen dan tetap tinggi selama kehamilan. Pada awalnya konsentrasi
kolesterol total dan kolesterol LDL menurun, tetapi terjadi peningkatan pada
trisemester kedua dan ketiga. VLDL dan triasilgliserol meningkat pada 8 minggu awal
kehamilan dan berlanjut meningkat sampai jangka waktu tertentu. Paruh kedua masa
kehamilan, VLDL clearance dibubah karena adanya menurunan aktifitas lipoprotein
lipase (LPL) di dalam adiposa dan hati dan juga disebabkan oleh peningkatan aktifitas
dalam placenta. Dalam keadaan makan, LPL hati rendah, tetapi dapat meningkat
dengan puasa, yang mana terjadi peningkatan produksi asam lemak dan keton untuk
janin pada saat pasokan glukosa rendah.
Perubahan metabolisme lipid mendukung akumulasi dari penyimpanan lemak
ibu pada awal dan pertengahan kehamilan dan mempertinggi mobilisasi lemak pada
akhir kehamilan. Pada awal kehamilan, peningkatan estrogen, progensteron dan
insulin mendukung pada deposisi lemak dan menghambat terjadinya lipolisis.
Aktifitas LPL pada jaringan adiposa dari daerah femoralis, tetapi bukan dari daerah

abdominal, ditinggikan pada 8-11 minggu kehamilan. Lipolisis menanggapi


katekolamin ternyata lebih tinggi pada daerha abdominal daripada di daerah
femoralis. Sel femoralis hampir tidak responsif terhadap katekolamin pada masa
kehamilan.
Pada akhir kehamilan, hormon human chorionic somatomammotropin (HCS)
mendukung lipolisis dan mobilisasi lemak. Peningkatan asam lemak plasma dan
konsentasi gliserol konsisten dengan mobilisasi dari penyimpanan lemak. Pergeseran
dari anabolik ke keadaan katabolik yang mendukung penggunaaan lipid sebagai
sumber energi ibu selagi menjaga glukosa dan asam amino untuk janin. Peningkatan
lipolisis dan ketogenesis memungkinkan ibu hamil memanfaatkan simpanan lipid
untuk mensubsidi kebutuhan energi dan meminimalkan katabolisme protein. GDM
menginduksi keadaan dislipidemia secara kosisten dengan resistensi insulin. Selama
kehamilan, wanita dengan GDM memiliki konsentrasi serum triasilgliserol lebih
tinggi tetapi konsentrasi kolesterol LDL lebih rendah dibandingkan wanita hamil
normal.

Identifikasi Faktor Perilaku

Pola Makan
Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang
dibutuhkan oleh tubuh dan jarang melakukan aktifitas fisik seperti olahraga
dapat menyebabkan kelebihan berat badan dan terjadinya resistensi insulin
saat masa kehamilan.6

Identifikasi Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan yang diperkirakan dapat meningkatkan risiko diabetes


gestasional adalah perpindahan dari pedesaan ke perkotaan atau urbanisasi
yang kemudian menyebabkan perubahan gaya hidup seseorang. Di antaranya

adalah kebiasaan makan yang tidak seimbang akan menyebabkan obesitas.7


Riwayat keluarga dengan diabetes tipe II.8

C.Pemecahan Masalah

1.

Ibu dengan diabetes gestasional dapat menjaga kadar gula dalam darahnya
dengan pembatasan asupan karbohidrat.9 Jenis karbohidrat yang disarankan
untuk ibu hamil dengan diabetes gestasional yaitu karbohidrat kompleks.
Kurangi makanan yang banyak mengandung banyak gula seperti softdrink,

2.

dan kue pastri.


Ibu sebaiknya memilih makanan yang menganduk IG (Indeks Glikemik)
rendah. Makanan dengan IG rendah akan membutuhkan waktu yang lebih
lama untuk dicerna dan diserap oleh tubuh, sehingga glukosa dilepas ke dalam

3.

darah dengan lambat.10


Batasi asupan lemak jenuh dengan mengurangi asupan makanan yang
digoreng, mengurangi tambahan lemak seperti mentega, margarin, krim keju,

4.

dan sebagainya.10
Tingkatkan asupan makanan tinggi serat, seperti buah dan sayur. Akan tetapi
jus buah tidak disarankan, karena jus berupa cairan dan cepat diserap tubuh

5.

sehingga glukosa darah akan cepat meningkat.11


Olahraga teratur 2,5 jam per minggu atau 30 menit per hari cukup 5 kali
seminggu. Olahraga dapat membantu ibu menurunkan kadar gula darah dan
hanya membutuhkan sedikit insulin. Contoh olahraga yang dapat dilakukan
adalah berjalan kaki, bersepeda, berenang, dan senam khusus untuk ibu hamil.
Bersepeda sangat baik untuk menjaga detak jantung. Berenang baik bagi sendi
dan otot. Hindari olahraga yang beresiko untuk jatuh, seperti berkuda dan
berselancar. Olahraga harus dilakukan tanpa meninggalkan jadwal makan.
Sebelum olahraga disarankan untuk makan dengan porsi sedikit. Sebelum dan
setelah berolahraga jangan lupa minum air. Olahraga harus tetap menjaga
status hidrasi.12

6.

Mengecek/memantau kadar gula darah secara rutin penting untuk mengontrol


kadar gula darah. Pengecekan ini dapat dilakukan sendiri di rumah dengan

7.

glucose meter.10
Jika ibu sudah mencoba modifikasi diet namun gula darahnya tetap di atas
level normal, maka diperlukan obat untuk mengatasinya. Terapi insulin
merupakan alternatif terakhir jika ibu tidak dapat menjalankan terapi diet dan
merubah gaya hidupnya.9

Rekomendasi Makanan untuk Pasien Diabetes Gestasional :


Makanan
Sumber Karbohidrat
Roti (whole grain)
Apel
Pisang
Mangga
Jeruk
Susu (skim)
Yogurt
Jagung
Gula
Madu
Sirup
Protein
Ikan
Ayam (tanpa kulit)
Telur ayam
Lemak
Margarin/mentega

URT

Berat (gram)

Penukar

1 lembar
1 bh besar
1 bh besar
cangkir
1 bh sedang
1 gelas
cangkir
cangkir
1 sdm
1 sdm
cangkir

15
30
30
15
15
15
15
15
15
15
52 60

1
2
2
1
1
1
1
1
1
1
3-4

1 potong
1 potong
1 butir

28
28
55

1
1
1

1sdt

13

2014 Allina Health System, Allina Health's Patient Education Department,


Gestational Diabetes: When You Have Diabetes During Your Pregnancy, fourth
edition.

C.Intervensi Gizi
A. Tujuan
1. Menurunkan kadar glukosa darah hingga normal
2. Mencegah komplikasi terhadap ibu maupun bayi

3. Memperbaiki kebiasaan makan dan aktifitas fisik untuk mendapatkan kontrol


metabolik yang baik
4. Meningkatkan pengetahuan terkait gizi
B. Preskripsi diet
1.

2.

3.

Modifikasi jumlah asupan energi untuk mencukupi kebutuhan ibu hamil dan
bayi yaitu sebesar 30 kkal/kg BB hamil/hari.13
Modifikasi jadwal makan setiap 2-3 jam agar kadar gula darah tetap stabil. 10
Terdiri dari 3 kali makan besar dan 3 kali selingan.
Modifikasi jumlah dan jenis karbohidrat.
Membatasi karbohidrat menjadi 40% dari total asupan energi sehari dapat
menurunkan kadar gula postprandial. Khusus untuk pagi hari pembatasan
menjadi 33%, karena pada pagi hari kadar gula darah cenderung lebih
tinggi.13 Modifikasi jenis karbohidrat dengan merekomendasikan asupan
sumber karbohidrat kompleks seperti padi-padian (beras, jagung, gandum),
umbi-umbian (singkong, ubi jalar, kentang), dan sagu. Pasien harus
mengurangi makanan yang banyak mengandung sumber karbohidrat

4.

sederhana.
Modifikasi jumlah dan jenis lemak.
Total asupan lemak tidak boleh melebihi 25 35 % dari total asupan energi
dan lemak jenuh tidak boleh melebihi 7 %. Batasi asupan lemak jenuh dengan
mengurangi asupan makanan yang digoreng, mengurangi tambahan lemak

5.

seperti mentega, margarin, krim keju, dan sebagainya.10


Modifikasi jumlah dan jenis serat
Tingkatkan asupan makanan tinggi serat, seperti buah dan sayur. Akan tetapi
jus buah tidak disarankan, karena jus berupa cairan dan cepat diserap tubuh
sehingga glukosa darah akan cepat meningkat.11 DRI serat yang

6.

direkomendasikan untuk ibu hamil adalah sebesar 28 g/hari.15


Pasien melakukan kebiasaan olahraga secara teratur 2,5 jam per minggu atau
30 menit per hari, cukup 5 kali seminggu.
Olahraga dapat membantu ibu menurunkan kadar gula darah. Diet yang
disertai olahraga dapat lebih signifikan menurunkan kadar gula hemoglobin
(glycated hemoglobin levels) serta gula darah puasa daripada diet sendiri
tanpa berolahraga.13 Contoh olahraga yang dapat dilakukan ibu hamil adalah
berjalan kaki, bersepeda, berenang, dan senam khusus untuk ibu hamil.
Bersepeda sangat baik untuk menjaga detak jantung. Berenang baik bagi

sendi dan otot serta membantu menurunkan tekanan darah. 14 Hindari olahraga
7.

yang beresiko ibu untuk jatuh, seperti berkuda dan berselancar.


Dietitian melakukan konseling dan edukasi gizi
Dietitian memberikan motivasi pada pasien agar pasien berkemauan dan
konsisten untuk menjalani terapi gizi yang diberikan, memberitahu pasien
tentang asupan makanan yang direkomendasikan dan jenis makanan yang
harus dikurangi maupun dihindari bagi penderita GDM, serta menyarankan
pasien untuk tidak melewatkan jadwal makan.

C. Implementasi
Rekomendasi menu sehari

D.Monitoring dan Evaluasi Gizi


Intervensi
Monitoring
Evaluasi
Memperbaiki
kebiasaan Melakukan
monitoring Tercukupinya kebutuhan
makan

dan

memberikan berkala

terhadap

asupan energi zat gizi dengan

klien

dengan batasan-batasan yang telah

kebutuhan kalori dan zat makan

gizi yang adekuat untuk menggunakan


memenuhi

metode ditentukan, yaitu kalori 30

kebutuhan recall 24 jam.

kkal/kg

kehamilan.

BB

hamil/hari,

Karbohidrat 40%, protein


20%, lemak 25%-35%
(lemak jenuh kurang dari
10%),

Menurunkan kadar glukosa Pemantauan

gula

dan

konsumsi

makanan tinggi serat.


darah Tercapainya kadar gula

darah mencapai normal dan teratur minimal dua kali darah yang normal, yaitu,
mencegah hipoglikemi.

seminggu.

kadar gula darah puasa 70


- 110 mg/dL dan kadar
gula darah 2 jam PP 100 -

140 mg/dL.
monitoring Pasien
melakukan
kebiasaan olahraga secara
berkala terhadap aktivitas
teratur 2,5 jam per minggu
fisik dan olahraga klien atau 30 menit per hari,

Meningkatkan aktivitas fisik Dilakukan


(olahraga).

dalam sehari.
cukup 5 kali seminggu.
Meningkatkan pengetahuan Memberikan konseling gizi Klien termotivasi dan
terkait

gizi

konseling gizi.
Mengusahakan

melalui kepada klien dan keluarga.

konsisten untuk menjalani

terapi gizi yang diberikan.


tumbuh Memantau kesehatan ibu Tercapainya
tumbuh

kembang janin yang optimal serta

pertumbuhan

janin kembang

janin

yang

dan normal, serta mencegah sacara berkala dan terus- optimal dan normal, serta
kompilikasi
maupun bayi.

terhadap

ibu menerus (misalnya dengan tidak terjadi komplikasi


USG) untuk mengetahui terhadap ibu maupun bayi.
perkembangan

dan

pertumbuhan ukuran janin


sehingga

dapat

ditentukan saat dan cara


persalinan yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA
1.WHO 2000
2. www. http://www.babycenter.com/average-fetal-length-weight-chart
3. PERKENI, 2002
4.http://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0CCIQFjAA&url=http%3A%2F
%2Frepository.usu.ac.id%2Fbitstream%2F123456789%2F32649%2F3%2FChapter
%2520II.pdf&ei=dqsNVPiuH8mUuASn0oHQDw&usg=AFQjCNE8z5D0JsXzLyPvae4TlC9cjEGEg&sig2=0woCDoPyxah9cK2Xjidb5g&bvm=bv.74649129,d.c2E
5. Arisman MB. 2010. Gizi Dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi, Ed. 2.
Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta
6.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41190/4/Chapter%20II.pdf.
7. http://eprints.undip.ac.id/37123/1/Radio_P.W.pdf.
8.http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-wisnugemma-6506-3babiic-r.pdf.
9. Brown LS. Chapter 1, Nutrition Requiremwnts During Pregnancy. Jonas and
Barlett Publisher, LLC.
10. Intermountain Healthcare. FACT SHEET FOR PATIENTS AND FAMILIES.
http://intermountainhealthcare.org/ext/Dcmnt?ncid=520921801
11. Dietary Recommendations for Gestational Diabetes. 2002 - 2014 The Regents of
The University of California.
http://www.ucsfhealth.org/education/dietary_recommendations_for_gestational_diabe
tes/index.html
12. http://www.everydayhealth.com/gestational-diabetes/stay-active-to-helpgestational-diabetes.aspx
13. Setji TL, Brown AJ, Feinglos MN. Gestational Diabetes Mellitus. CLINICAL
DIABETES Volume 23, Number 1, 2005

14. Artal R, OToole M. Guidelines of the American College of Obstetricians and


Gynecologists for exercise during pregnancy and the postpartum period. Br J Sports
Med 2003;37:612
15. Krause

Anda mungkin juga menyukai