Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Infeksi saluran kemih (ISK) pada anak sering ditemukan dan merupakan
penyebab kedua morbiditas penyakit infeksi pada anak, sesudah infeksi
saluran nafas. Prevalensi pada anak perempuan berkisar 3-5% dan pada lakilaki sekitar 1%.1
ISK telah dianggap sebagai faktor risiko penting pada terjadinya
insufisiensi renal atau end stage renal disease pada anak-anak. Setelah ISK
pertama, 60-80% anak perempuan biasanya akan mendapatkan ISK kedua
dalam 18 bulan. Pada anak laki-laki, ISK paling banyak terjadi selama tahun
pertama kehidupan dan jauh lebih sering terjadi pada anak laki-laki disunat.
Selama tahun pertama kehidupan, perbandingan rasio anak laki-laki: rasio
anak perempuan adalah 2,8-5,4: 1. Selama usia 1-2 tahun, dominasi rasio anak
perempuan lebih mencolok, dengan perbandingan anak laki-laki: anak
perempuan adalah 1: 10. Infeksi berulang sering terjadi pada penderita yang
rentan atau terjadi karena adanya kelainan anatomik atau fungsional saluran
kemih yang menyebabkan adanya stasis urin atau refluks sehingga perlu
pengenalan dini dan pengobatan yang adekuat untuk mempertahankan fungsi
ginjal dan mencegah kerusakan lebih lanjut.1,2
Standar pemeriksaan untuk mendiagnosis ISK adalah dengan kultur
urin. Karena dalam proses kultur dibutuhkan waktu setidaknya 48 jam untuk
mendapatkan hasilnya oleh karena itu, pemeriksaan mikroskopis urin juga

sering dibutuhkan untuk membantu membuat diagnosis awal ISK. Spesimen


urin penderita ISK akan menunjukkan temuan positif pada dipstick untuk
nitrit, esterase leukosit, atau darah. Dipstick test memiliki sensitivitas hampir
85-90%. Pemeriksaan mikroskopis urin dapat mengevaluasi adanya eritrosit,
leukosit, bakteri, dan sel epitel. Selain itu evaluasi diagnostik pada anak yang
menderita ISK sudah banyak mengalami kemajuan, ditambah dengan adanya
metode-metode

yang tidak invasif seperti

ultrasonografi, pencitraan

radioisotop, MRI, dan lain-lain merupakan alat yang sangat membantu dalam
menegakkan diagnosis.1,3
Mengingat adanya komplikasi jangka panjang yang merugikan jika
anak dengan ISK tidak segera diobati, maka deteksi dan penanggulangan dini
dari ISK tersebut akan sangat dibutuhkan.1

1.2 Batasan Masalah


Makalah ini membahas tentang patogenesis, diagnosis, dan tatalaksana ISK
pada anak.

1.3 Tujuan Penulisan


Untuk mengetahui patogenesis, diagnosis, dan tatalaksana ISK pada anak.

1.4 Metode Penulisan


Metode yang dipakai adalah tinjauan kepustakaan dengan merujuk pada
berbagai literatur.

1.5 Manfaat Penulisan


Melalui penulisan ini diharapkan akan bermanfaat dalam memberikan
informasi dan pengetahuan tentang ISK pada anak.

Anda mungkin juga menyukai