Anda di halaman 1dari 8

Enterobius vermicularis (Oxyuris vermicularis)

Manusia merupakan hospes definitive beberapa nematoda usus (cacing perut),


yang dapat mengakibatkan masalah bagi kesehatan masyarakat. Diantara cacing
perut terdapat sejumlah spesies yang ditularkan melalui tanah (soil transmitted
helminth). Diantara cacing tersebut yang terpenting adalah cacing gelang (Ascaris
lumbricoides), cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus)
dan cacing cambuk (Trichuris trichiura). Jenis-jenis cacing tersebut banyak
ditemukan di daerah tropis seperti Indonesia. Pada umumnya telur cacing bertahan
pada tanah yang lembab menjadi telur yang infektif dan siap untuk masuk ke
tubuh manusia yang merupakan hospes definitifnya Selain ketiga cacing tersebut,
cacing kremi (Enterobiusvermicularis) adalah salah satu jenis cacing usus yang
juga masih tinggi infeksinya di Indonesia. Jenis cacing ini tidak termasuk dalam
golongan Soil Transmitted Helminth, karena penularannya tidak melalui tanah,
namun melalui debu. Umumnya pemeriksaan dalam survei-survei infeksi cacing
usus di Indonesia adalah pemeriksaan tinja sehingga infeksi Enterobius
vermicularis jarang dilaporkan.
Penyebaran cacing kremi lebih luas daripada cacing lain. Penularan dapat terjadi
pada suatu keluarga atau kelompok-kelompok yang hidup dalam satu lingkungan
yang sama (asrama, rumah piatu). Telur cacing dapat diisolasi dari debu di
ruangan sekolah atau kanti sekolah dan mungkin ini menjadi sumber infeksi bagi
anak-anak sekolah. Di berbagai rumah tangga dengan beberapa anggota keluarga
yang mengandung cacing kremi, telur cacing dapat ditemukan (92%) di lantai,
meja, kursi, buffet, tempat duduk kakus (toilet seats), bak mandi, alas kasur,
pakaian. Hasil penelitian menunjukkan angka prevalensi pada berbagai golongan
manusia 3%-80%. Penelitian di daerah Jakarta timur melaporkan bahwa
kelompok usia terbanyak yang menderita enterobiasis/oxyuriasis adalah kelompok
usia antara 5-9 tahun yaitu terdapat 46 anak (54,1%) dari 85 anak yang diperiksa.
Pertumbuhan telur cacing tergantung pada tingkat pertumbuhan, temperatur dan
kelembaban udara. Telur yang belum masak lebih mudah rusak dari pada telur

yang masak. Telur cacing rusak pada temperatur 45C dalam waktu 6 jam. Udara
yang dingin dan ventilasi yang jelek merupakan kondisi yang baik untuk
pertumbuhan telur cacing.
Klasifikasi E. vermicularis
Enterobius vermicularis dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Phylum : Nematoda
Kelas : Plasmidia
Ordo : Rabtidia
Super famili : Oxyuroidea
Family : Oxyuridea
Genus : Enterobius
Species : Enterobius vermicularis
Morfologi dan daur hidup
Cacing betina berukuran 8-13 mm x 0,4 mm. pada ujung anterior ada pelebaran
kutikulum seperti sayap yang disebut alae.Bulbus esophagus jelas sekali,ekornya
panjang dan runcing. Uterus cacing yang gravid melebar dan penuh dengan telur.
Cacing jantan berukuran 2-5 mm, juga mempunyai sayap dan ekornya melingkar
sehingga bentuknya seperti tanda Tanya (?). spikulum pada ekor jarang
ditemukan. Habitat cacing dewasa biasanya di rongga sekum, usus besar dan di
usus halus yang berdekatan dengan rongga sekum. Makanannya adalah isi dari
usus.

Gambar Telur cacing E. Vermicularis

Cacing berina yang gravid mengandung 11.000-15.000 butir telur, bermigrasi ke


daerah perianal untuk bertelur dengan cara kontraksi uterus dan vaginanya. Telurtelur jarang dikeluarkan di usus,sehingga jarang ditemukan didalam tinja. Telur
berbentuk lonjong dan lebih datar pada satu sisi (asimetris). Dinding telur bening
dan agak lebih tebal dari dinding telur cacing tambang.Telur menjadi matang
dalam waktu kira-kira 6jam setelah dikeluarkan,pada suhu badan. Telur resisten
terhadap desinfektan dan udara dingin. Dalam keadaan lembab telur dapat hidup
sampai 13 hari. Kopulasi cacing jantan dan betina mungkin terjadi di sekum.
Cacing jantan mati setelah kopulasi dan cacing betina mati setelah bertelur.
Infeksi cacing kremi terjadi bila menelan telur matang, atau bila larva dari telur
yang menetas di daerah perianal bermigrasi kembali ke usus besar. Bila telur
matang yang tertelan,telur menetas diduodenum dan larva rabditiform berubah
dua kali sebelum menjadi dewasa di yeyunum dan bagian atas ileum.

Waktu yang diperlukan untuk daur hidupnya, mulai dari tertelannya telur matang
sampai menjadi cacing dewasa gravid yang bermigrasi ke daerah perianal,
berlangsung kira-kira 2 minggu sampai 2 bulan. Mungkin daurnya hanya
berlangsung kira-kira1 bulan karena telur0telur cacing dapat ditemukan kembali
pada anus paling cepat 5 minggu sesudah pengobatan. Infeksi cacing kremi dapat
sembuh sendiri(self limited). Bila tidak ada reinfeksi,tanpa pengobatanpun infeksi
dapat berakhir.
Patologi dan gejala klinis
Enterobiasis relative tidak berbahaya, jarang menimbulkan lesi yang berarti.
Gejala klinis yang menonjol disebabkan iritasi di sekitar anus, perineum dan
vagina oleh cacing betina gravid yang bermigrasi ke daerah anus dan vagina

sehingga menyebabkan pruritus lokal. Oleh karena cacing bermigrasi ke daerah


anus dan menyebabkan pruritis ani, maka penderita menggaruk daerah sekitar
anus sehingga timbul luka garuk disekitar anus. Keadaan ini sering terjadi pada
waktu malam hari hingga penderita terganggu tidurnya dan menjadi lemah.
Kadang-kadang cacing dewasa muda dapat bergerak ke usus halus bagian
proksimal sampai ke lambung, esophagus dan hidung sehingga menyebabkan
gangguan didaerah tersebut. Cacing betina gravid mengembara dan dapat
bersarang di vagina dan di tuba Fallopi sehingga menyebabkan radang di saluran
telur.
Siklus hidup E. vermicularis
Manusia merupakan satu-satunya hospes definitif E. vermicularis dan tidak
diperlukan hospes perantara. Cacing dewasa betina mengandung banyak telur
pada malam hari dan akan melakukan migrasi keluar melalui anus ke daerah
perianal dan perinium. Migrasi ini disebut Nocturnal migration. Di daerah
perinium tersebut cacing-cacing ini bertelur dengan cara kontraksi uterus,
kemudian telur melekat didaerah tersebut. Telur dapat menjadi larva infektif pada
tempat tersebut, terutama pada temperatur optimal 23-26 C dalam waktu 6 jam.
Waktu yang diperlukan untuk daur hidupnya, mulai dari tertelan telur matang
sampai menjadi cacing dewasa gravid yang bermigrasi kedaerah perianal,
berlangsung kira-kira 2 minggu sampai 2 bulan. Mungkin daurnya hanya
berlangsung kira-kira I bulan karena telur-telur cacing dapat ditemukan kembali
pada anus paling cepat 5 minggu sesudah pengobatan.
Cara penularan Enterobius vermicularis dapat melalui tiga jalan :
1. Penularan dari tangan ke mulut penderita sendiri (auto infection) atau pada
orang lain sesudah memegang benda yang tercemar telur infektif misalnya
alas tempat tidur atau pakaian dalam penderita.
2. Melalui pernafasan dengan menghisap udara yang tercemar telur yang infektif.

3. Penularan secara retroinfeksi yaitu penularan yang terjadi pada penderita


sendiri, oleh karena larva yang menetas di daerah perianal mengadakan
migrasi kembali ke usus penderita dan tumbuh menjadi cacing dewasa.
(Srisari G, 2006)

Siklus hidup E. Vermicularis


Penatalaksanaan
Medikamentosa yang dianjurkan untuk Oxyuriasis adalah mebendazol, pirantel
pamoat dan albendazol. Pirantel pamoat dan analoginya menimbulkan

depolarisasi pada otot cacing dan meningkatkan frekuensi impuls, sehingga cacing
mati dalam keadaan spastis. Pirantel pamoat juga berefek menghambat enzim
kolinesterase. Pirantel pamoat dipasarkan sebagai garam pamoat yang berbentuk
Kristal putih, tidak larut dalam alcohol maupun air, tidak berasa dan bersifat
stabil. Pirantel pamoat terutama digunakan untuk memberantas cacing gelang,
cacing kremi, dan cacing tambang. Dosis tunggal yang dianjurkan adalah
10mg/kgBB.
Mebendazol merupakan antelmintik spektrum luas. Mebendazol menyebabkan
kerusakan struktur subselular dan menghambat sekresi asetilkolinesterase cacing.
Obat ini juga menghambat ambilan glukosa secara ireversibel sehingga terjadi
pengosongan (deplesi) glikogen pada cacing. Mebendazol sangat efektif untuk
mengobati infestasi cacing gelang, cacing kremi, cacing tambang dan T. trichiura,
maka berguna untuk mengobati infestasi campuran cacing-cacing tersebut.
Mebendazol merupakan obat terpilih untuk Oxyuriasis/Enterobiasis dan
Trichuriasis dengan angka penyembuhan 90-100% untuk Enterobiasis pada dosis
tunggal 100mg.
Albendazol adalah obat cacing derivate benmidazol berspektrum luas yang dapat
diberikan per-oral. Obat ini bekerja dengan cara berikatan dengan -tubulin
parasit sehingga menghambat polimerisasi mikrotubulus dan memblok
pengambilan glukosa oleh larva maupun cacing dewasa, sehingga persediaan
glikogen menurun dan pembentukan ATP berkurang, akibatnya cacing akan mati.
Dosis tunggal 400mg efektif untuk infeksi cacing kremi, cacing gelang, cacing
trikuris, cacing S. stercoralis dan cacing tambang. Rata-rata penyembuhan
menggunakan Albendazol dengan dosis yang direkomedasikan adalah
Ancylostoma duodenale Cure Rate (CR) 91,8%, Necator americanus (CR:
75,0%), Trichuris trichiura (CR: 47,7%), Enterobius vermicularis (CR: 97,8%),
Strongyloides stercoralis (CR: 62,2%) (Horton, 2000).

Siklus hidup Oxyuris vermicularis dari telur hingga dewasa berlangsung kira-kira
2 minggu sampai 2 bulan atau rata-rata 1 bulan karena telur-telur cacing dapat

ditemukan kembali pada anus 5 minggu setelah pengobatan. Oleh karena itu,
pengobatan Oxyuriasis disarankan untuk diulangi 2-3minggu kemudian
Mengingat bahwa Enterobiasis adalah masalah kesehatan keluarga maka
lingkungan hidup keluarga harus diperhatikan, selain itu kebersihan perorangan
merupakan hal yang sangat penting dijaga. Perlu ditekankan pada anak-anak
untuk memotong kuku, membersihkan tangan sesudah buang air besar dan
membersihkan daerah perianal sebaik-baiknya serta cuci tangan sebelum makan.
Di samping itu kebersihan makanan juga perlu diperhatikan. Hendaknya
dihindarkan dari debu dan tangan yang terkontaminasi telur cacing E.
vermicularis. Tempat tidur dibersihkan karena mudah sekali tercemar oleh telur
cacing infektif. Diusahakan sinar matahari bisa langsung masuk ke kamar tidur,
sehingga dengan udara yang panas serta ventilasi yang baik pertumbuhan telur
akan terhambat karena telur rusak pada temperatur lebih tinggi dari 46C dalam
waktu 6 jam. Karena infeksi Enterobius mudah menular dan merupakan penyakit
keluarga maka tidak hanya penderitanya saja yang diobati tetapi juga seluruh
anggota keluarganya secara bersama-sama.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes, 2007. Pedoman Pengobatan Dasar Di Puskesmas. Kementrian


Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
IDAI. 2012. Buku Ajar Infeksi Dan Pediatri Tropis. Balai Penerbit IDAI. Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI. 2006. Keputusan Menteri Kesehatan Rupublik
Indonesia Nomor 424/MENKES/SK/VI/2006 Tentang Pendoman
Pengendalian Cacingan. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI. 2011. Keputusan Menteri Kesehatan Rupublik
Indonesia Nomor 1995/MENKES/SK/XII/2010 Tentang Standar
Antropometri Penilaian Status Gizi. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia. Direktorat jendral bina gizi dan kesehatan ibu dan anak.
Jakarta.
Syarif, Amir., Elysabeth. 2009. Kemoterapi Parasit dalam Farmakologi dan
Terapi. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Balai Penerbit FKUI.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai