Media refraksi adalah media kesemua bangunan transparan yang harus dilalui
berkas cahaya untuk mencapai retina.
a. Kornea
Jernih dan tembus cahaya dengan permukaan yang licin, tetapi tidak melengkung
secara uniform / seragam. Bagian tengah ( zona optikal ) mempunyai radius
lengkungan yang lebih kecil di banding bagian tepi, dan permukaan posterior lebih
melengkung dari pada anterior, karenanya kornea lebih tipis ( 0,7 0,8 mm ) dibagian
tengah dari pada tepinya ( 1,1 mm ) :
Secara histologik kornea terdiri dari lima lapisan dari luar ke dalam :
1) Lapisan epitel
Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensorik terutama berasal dari saraf siliar longus, saraf
nasosiliar, saraf ke V, saraf siliar longus berjalan supra koroid, masuk ke dalam stroma
kornea, menembus membran Bowman melepaskan selubung Schwannya. Bulbus Krause
untuk sensasi dingin ditemukan diantara. Daya regenerasi saraf sesudah dipotong di daerah
limbus terjadi dalam waktu 3 bulan.
Sumber nutrisi kornea adalah pembuluh-pembuluh darah limbus, humour aquous, dan air
mata. Kornea superfisial juga mendapat oksigen sebagian besar dari atmosfir. Transparansi
kornea dipertahankan oleh strukturnya seragam, avaskularitasnya dan deturgensinya. Limbus
kornea merupakan zona peralihan atau zona pertemuan, dengan tebal hanya 1 mm, antara
kornea dan sclera. Disini, epitel kornea menebal sampai 10 atau lebih lapisan dan
melanjutkan diri dengan konjungtiva, membrane Bowman berhenti dengan tiba tiba,
membrane Descemet menipis dan memecah dan melanjutkan diri menjadi trabekula ligament
pektinata, dan stroma kornea menjadi kurang teratur dan secara bertahap susunannya berubah
dari susunan lamellar yang khas menjadi kurang teratur seperti yang ditemukan pada sclera.
Limbus memiliki vaskularisasi.
b.
Lensa
Lensa kristalina bentuknya bikonveks, permukaan posterior lebih
melengkung daripada anterior. Dibagian tengah pada kedua permukaannya
terdapat kutup anterior dan kutup posterior. Garis yang menghubungkan
keduanya , aksis dan batas kelilingnya adalah ekuator .
Secara structural, terdapat 3 komponen :
1. Kapsul lensa
Meliputi lensa. Tebalnya sekita 10 m pada permukaan anterior tetapi
hanya 5 hingga 6 m pada permukaan posteriornya. Kapsul ini
homogeny, agaknya merupakan membrane yang tak berbentuk, bersifat
elastic, dan mengandung glikoprotein dan kolagen tipe IV. Padanya
melekat serat zonula, yang berjalan ke badan siliar sebagai ligament
suspensorium atau penyokong.
2. Endotel subkapsularis
Hanya ada permukaan anterior di bawah kapsula, terdapat epitel
subskapsular, merupakan satu lapisan sel kuboid. Bagian dasar sel ini
terletak di luar dalam hubungan dengan kapsula. Apeksnya terletak di
dalam dan membentuk kompleks fungsional dengan serat lensa. Ke
arah ekuator sel ini bertambah tinggi dan beralih menjadi serat lensa,
lensa bertumbuh sepanjang kehidupan dengan penambahan serat ini.
3. Substansi lensa
Terdiri dari serat lensa, yang masing masing berbentuk sebagai
prisma heksagonal. Panjanganya 8 10 mm , lebar 8 10 m, dan
tebalnya hanya 2 m. sebagian besar serat tersusun secara konsentris
dan sejajar permukaan lensa. Diperkuaan pada korteks serat yang lebih
muda mengandung inti dan beberapa organel. Dibagian tengah, dalam
inti lensa, serat yang lebih tua telah kehilangan inti dan tampak
homogen.
Lensa sama sekali tanpa pembuluh darah, karenanya mendapatkan
nutrisi dari humor aquos dan badan vitreus. Lensa bersifat tembus
cahaya lensa tergantung pada ketidak tembusan membrane oleh ion
kecil dan bahwa gangguan pada sifat ini mengakibatkan katarak. Lensa
dipertahankan pada tempatnya oleh ligament suspensorium, disebut
zonula, yang terdiri dari lembaran ( serat zonular ) terdiri dari materi
fibrilar yang berjalan dari badan siliar ke ekuator lensa, sehingga
meliputi lensa. Perlekatannya ke lensa, serat zonular memecah menjadi
serat yang lebih halus yang menyatu dengan kapsul lensa.
c. Aqueous humor
Suatu cairan encer yang disekresi sebagian oleh epitel siliar dan oleh difusi dari
kapiler dalam proses silia. Humor aquos mengandung materi yang dapat berdifusi dari
plasma darah, tetapi mengandung kadar protein yang rendah ( 0,02 % ), dibandingkan
dengan serum ( 7 % ). Cairan ini disekresi secara kontinu ke dalam camera oculi
posterior , mengalir ke ruang anterior melalui pupil dan disalurkan melakui jaringan
trabekular ke dalam canal Schlemm.
Diproduksioleh epitel tidak berpigmen korpus siliaris melalui beberapa mekanisme
fisiologis : difusi,ultrafiltrasi, carbonic anhidrase aktif, dan sekresi aktif. fisiologi
media refrakta . fungsi humor aquos sebagai media refrakta, integritas struktur,
sumber nutrisi dan memelihara regularitas tekanan intraokuler.
d. Corpus vitreous
Merupakan suatu agar agar yang jernih dan tembus cahaya yang memenuhi ruangan
antara retina dan lensa. Oleh karenanya bentuk sferoid / bundar dengan lekukan pada
bagian anterior untuk menyesuaikan dengan lensa. Badan ini melekat pada epitel
siliar, terutama sekeliling diskus optic dan ora serrata. Badan siliar mengandung
glikosaminoglikans yang terhidrasi, khususnya asam hialuronat, dan serabut kolagen
dalam bentuk jainan halus. Badan vitreus juga memelihara bentuk dan kekenyalan
bola mata.
Fisiologi media refraksi
Hasil pembiasan sinar pada mata ditentukan oleh media penglihatan yang terdiri atas
kornea, aqueous humor (cairan mata), lensa, badan vitreous (badan kaca), dan panjangnya
bola mata. Pada orang normal susunan pembiasan oleh media penglihatan dan panjang bola
mata sedemikian seimbang sehingga bayangan benda setelah melalui media penglihatan
dibiaskan tepat di daerah makula lutea. Mata yang normal disebut sebagai mata emetropia
dan akan menempatkan bayangan benda tepat di retinanya pada keadaan mata tidak
melakukan akomodasi atau istirahat melihat jauh (H. Sidarta Ilyas, 2004).
1) Kornea
Fungsi : membran pelindung dan jendela yang dilaui oleh berkas cahaya saatt menuju
retina.
Sifat tembus cahaya disebabkan struktur yang uniform, avaskular, & deturgens(keadaan
dehidrasi relative jaringan kornea dipertahankan pompa bikarbonat aktif pada endotel dan
oleh fungsi sawar epitel dan endotel.
Kerusakan endotel dapat menyebabkan edema kornea sehingga tidak transparan lagi,
sedangkan kerusakan epitel menyebabkan regenerasi sel menurun.
2) Humor aqueus
Merupakan cairan jernih dan encer yang mengalir diantara lensa dan kornea (mengisi
segmen anterior mata), dihasilkan oleh prosesus siliaris. Humor aqueus memiliki peranan
penting, yaitu sebagai nutrisi dan juga berfungsi untuk mengeluarkan sisa
metabolismenya, selain itu berfungsi untuk menjaga bentuk bola mata dan
mempertahankan TIO agar tetap berada dalam batas normal (10 24 mmHg).
3) Lensa
Fungsi : memfokuskan gambar pada retina
Pada lensa avaskular, tidak ada saraf dan mendapatkan nutrisi dari humor aquous
Secara fisiologis lensa mempunyai sifat tertentu, yaitu:
Kenyal atau lentur karena memegang peranan terpenting dalam akomodasi untuk
menjadi cembung.
Jernih atau transparan karena diperlukan sebagai media penglihatan.
Terletak ditempatnya, yaitu berada antara posterior chamber dan vitreous body
dan berada di sumbu mata.
Keadaan patologik lensa ini dapat berupa :
Tidak kenyal pada orang dewasa yang mengakibatkan presbiopia.
Keruh atau apa yang disebut katarak.
Tidak berada di tempat atau subluksasi dan dislokasi.
Lensa orang dewasa dalam perjalanan hidupnya akan menjadi bertambah besar dan berat
(H. Sidarta Ilyas, 2004).
Akomodasi
Mata dapat mengubah focus dari objek jarak jauh ke jarak dekat karena mampu
mengubah bentuk jadi lebih atau kurang bulat (sferis)tergantung tegangan serat zonula
pada kapsul lensa.
Tegangan serat diatur oleh kontraksi m.cilliaris : foksus objek jarak dekat.
Relaksasi m.cilliaris: focus jarak jauh.
Denan bertambahnya usia,daya akomodasi akan berkurang karena berkurangnya
elastisitas lensa sehingga lensa sukar mencembung (PRESBIOPIA).
4) Badan Vitreous
Peranannya mengisi ruang untuk meneruskan sinar dari lensa ke retina. Kebeningan
badan vitreous disebabkan tidak terdapatnya pembuluh darah dan sel. Pada pemeriksaan
tidak terdapatnya kekeruhanbadan vitreous akan memudahkan melihat bagian retina pada
pemeriksaan oftalmoskopi (H. Sidarta Ilyas, 2004).
Vitreous humor penting untuk mempertahankan bentuk bola mata yang sferis (Lauralee
Sherwood, 1996).
b. Pseudopterigium
c. Pinguekula dan Pinguekula iritan
d. Hematoma subkonjunctiva
episkleritis
skleritis
Mata merah tanpa penurunan visus dan kotor
KONJUNGTIVITIS
VIRUS
BAKTERI
ALERGI
GATAL
Minimal
Minimal
Berat
HIPEREMI
Menyeluruh
Menyeluruh
Menyeluruh
LAKRIMASI
++
EKSUDAT
(SEKRET)
Minimal (serous,
mukous)
Banyak
(mukopurulen/puru
Minimal
(benang)
len)
ADENOPATI
Jarang
SEL-SEL
Monosit
PMN
Eosinofil
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Konjungtivitis Bakteri
Konjungtivitis Bakteri akut
Konjuntivitis gonore
Oftalmia neonatorum
Konjungtivitis angular
Konjungtivitis mukopurulen
Konjungtivitis
virus
akut
:
demam
faringokonjungtiva,
keratokonjungtivitis epidemi, konjungtivitis herpetik, konjungtivitis
inklusi, konjungtivitis new castle, konjungtivitis hemoragik epidemik akut.
8. Konjungtivitis Menahun : konjungtivitis alergi
9. Konjungtivitis folikularis kronis
10. Trakoma
11. Mata kering
12. Def. Vitamin a
13. Toksik konjungtivitis folikular
14. Dll yang etiologinya tidak jelas
Konjungtivi-tis Uveitis Glaukoma Keratitis / ulkus
1. Visus
2. TIO
<
<
N/N
>>
rasa pasir
++
4. Inj. Konj
5. Inj. Silier
Jernih
Keruh
Keruh
Keruh
3. Nyeri
6. Kornea
<
7. Pupil
Mengecil Melebar
8. Reaksi pupil
9. Smear
N
N
+ (Ulkus)
Diagnosis
Mata merah
Visus menurun
1. Kelainan refraksi
2. Kekeruhan kornea
a. Sikatriks : nebula (tipis), makula (masih terlihat pupil), leukoma (tebal sekali), stafiloma
(menonjol dan iris tidak terlihat)
b. Infiltrat (serbukan sel radang)
c. Edema --> banyak kandungan air
d. Distrofi (kongenital/herediter)
3. Kekeruhan BMD :
- Darah (hifema)
- Sel radang + protein (uveitis anterior)
4. Sumbatan pupil (oklusi pupil) : pupil menutup --> debris sel radang menutup pupil
5. Lensa :
- Katarak (keruh)
- Luksasio lentis --> lensa lepas
6. Kekeruhan korpus vitreous (badan kaca)
- Sel radang
- Pernanahan = endoftalmitis
- Perdarahan
7. Kelainan retina dan makula
8. Kelainan saraf (N. II) dan kelainan SSP
Pemeriksaan :
1. Inspeksi umum
Tes Hirschberg :
Pasien duduk dan melihat cahaya jarak 1 meter.
Nilai letak refleks sumber cahaya di kornea --> kiri dan kanan simetris / tidak
Normal : refleks cahaya ditengah
2. Visus = tajam penglihatan
Persyaratan :
- Jarak pemeriksa 5m atau 6m
- Monokuler : tutup bergantian
- Hurup terkecil yang masih terbaca
- Penulisan / pencatatan : pecahan --> tidak boleh disederhanakan
- Visus = 6/6 : baik, normal
- Alat : optotipi Snellen
- Bila jarak 6m, tidak terlihat --> maju 5m --> sampai 1m --> melihat jari (+) --> bila baru
.terlihat : 1/60
- Bila lambaian tangan --> 1/300 --> proyeksi baik/buruk
- Bila tidak terlihat --> harus persepesikan cahaya --> 1/tak hingga, proyeksi baik bila arah
.diketahui, buruk bila salah
- Saraf / otak
2)
Diagnosis banding
Bahan asam yang dapat merusak mata terutama bahan anorganik, organik dan organik
anhidrat. Bila bahan asam mengenai mata maka akan terjadi pengendapan protein permukaan
sehingga bila konsentrasinya tidak tinggi maka tidak bersifat destruktif. Biasanya kerusakan
hanya bersifat superfisial saja. Pada bahan alkali antara lain amonia, cairan pembersih yang
mengandung kalium/natrium hidroksida dan kalium karbonat akan terjadi penghancuran
kolagen kornea.
o Radiasi atau suhu
Dapat terjadi pada saat bekerja las, dan menatap sinar matahari yang akan merusak
epitel kornea.
o Sindrom Sjorgen
Pada sindrom Sjorgen salah satunya ditandai keratokonjungtivitis sicca yang
merupakan suatu keadan mata kering yang dapat disebabkan defisiensi unsur film air
mata (akeus, musin atau lipid), kelainan permukan palpebra atau kelainan epitel yang
menyebabkan timbulnya bintik-bintik kering pada kornea. Pada keadaan lebih lanjut
dapat timbul ulkus pada kornea dan defek pada epitel kornea terpulas dengan
flurosein.
o Defisiensi vitamin A
Ulkus kornea akibat defisiensi vitamin A terjadi karena kekurangan vitamin A dari
makanan atau gangguan absorbsi di saluran cerna dan ganggun pemanfaatan oleh
tubuh.
o Obat-obatan
Obat-obatan yang menurunkan mekanisme imun, misalnya; kortikosteroid, IDU (Iodo
2 dioxyuridine), anestesi lokal dan golongan imunosupresif.
o Kelainan dari membran basal, misalnya karena trauma.
o Pajanan (exposure)
o Neurotropik
c.
Faktor pencetus
Terjadinya ulkus kornea biasanya didahului oleh faktor pencetus yaitu rusaknya sistem barier
epitel kornea oleh penyebab-penyebab seperti :
a. Kelainan pada bulu mata (trikiasis) dan sistem air mata (insufisiensi air mata,
sumbatan saluran lakrimal)
b. Oleh faktor-faktor eksternal yaitu : luka pada kornea (erosi kornea) karena trauma,
penggunaan lensa kontak, luka bakar pada muka
c. Kelainan lokal pada kornea:
Keratitis neuroparalitik
d. Kelainan sistemik
Malnutrisi
Alkoholisme
Sindrom Steven-Johnson
Kortikosteroid
Ulkus Stafilokokus : Pada awalnya berupa ulkus yang bewarna putih kekuningan disertai
infiltrat berbatas tegas tepat dibawah defek epitel. Apabila tidak diobati secara adekuat, akan
terjadi abses kornea yang disertai edema stroma dan infiltrasi sel leukosit. Walaupun terdapat
hipopion
ulkus
seringkali
indolen
yaitu
reaksi
radangnya
minimal.
Ulkus Pseudomonas : Lesi pada ulkus ini dimulai dari daerah sentral kornea. ulkus sentral ini
dapat menyebar ke samping dan ke dalam kornea. Penyerbukan ke dalam dapat
mengakibatkan perforasi kornea dalam waktu 48 jam. gambaran berupa ulkus yang berwarna
abu-abu dengan kotoran yang dikeluarkan berwarna kehijauan. Kadang-kadang bentuk ulkus
ini seperti cincin. Dalam bilik mata depan dapat terlihat hipopion yang banyak.
Ulkus Pneumokokus : Terlihat sebagai bentuk ulkus kornea sentral yang dalam. Tepi ulkus
akan terlihat menyebar ke arah satu jurusan sehingga memberikan gambaran karakteristik
yang disebut Ulkus Serpen. Ulkus terlihat dengan infiltrasi sel yang penuh dan berwarna
kekuning-kuningan. Penyebaran ulkus sangat cepat dan sering terlihat ulkus yang menggaung
dan di daerah ini terdapat banyak kuman. Ulkus ini selalu di temukan hipopion yang tidak
selamanya sebanding dengan beratnya ulkus yang terlihat.diagnosa lebih pasti bila ditemukan
dakriosistitis.
dan lain-lain. Yang berbentuk cincin atau multiple dan biasanya lateral. Ditemukan
pada penderita leukemia akut, sistemik lupus eritromatosis dan lain-lain.
Gambar 7. Ulkus Marginal
b. Ulkus Mooren
Merupakan ulkus yang berjalan progresif dari perifer kornea kearah sentral. ulkus
mooren terutama terdapat pada usia lanjut. Penyebabnya sampai sekarang belum
diketahui. Banyak teori yang diajukan dan salah satu adalah teori hipersensitivitas
tuberculosis, virus, alergi dan autoimun. Biasanya menyerang satu mata. Perasaan
sakit sekali. Sering menyerang seluruh permukaan kornea dan kadang meninggalkan
satu pulau yang sehat pada bagian yang sentral.
c. Ring Ulcer
Terlihat injeksi perikorneal sekitar limbus. Di kornea terdapat ulkus yang berbentuk
melingkar dipinggir kornea, di dalam limbus, bisa dangkal atau dalam, kadangkadang timbul perforasi.Ulkus marginal yang banyak kadang-kadang dapat menjadi
satu menyerupai ring ulcer. Tetapi pada ring ulcer yang sebetulnya tak ada hubungan
dengan konjungtivitis kataral. Perjalanan penyakitnya menahun.
Kornea merupakan bagian anterior dari mata, yang harus dilalui cahaya, dalam perjalanan
pembentukan bayangan di retina, karena jernih, sebab susunan sel dan seratnya tertentu dan
tidak ada pembuluh darah. Biasan cahaya terutama terjadi di permukaan anterior dari kornea.
Perubahan dalam bentuk dan kejernihan kornea, segera mengganggu pembentukan bayangan
yang baik di retina. Oleh karenanya kelainan sekecil apapun di kornea, dapat menimbulkan
gangguan penglihatan yang hebat terutama bila letaknya di daerah pupil.
Karena kornea avaskuler, maka pertahanan pada waktu peradangan tidak segera datang,
seperti pada jaringan lain yang mengandung banyak vaskularisasi. Maka badan kornea,
wandering cell dan sel-sel lain yang terdapat dalam stroma kornea, segera bekerja sebagai
makrofag, baru kemudian disusul dengan dilatasi pembuluh darah yang terdapat dilimbus dan
tampak sebagai injeksi perikornea. Sesudahnya baru terjadi infiltrasi dari sel-sel
mononuclear, sel plasma, leukosit polimorfonuklear (PMN), yang mengakibatkan timbulnya
infiltrat, yang tampak sebagai bercak berwarna kelabu, keruh dengan batas-batas tak jelas dan
permukaan tidak licin, kemudian dapat terjadi kerusakan epitel dan timbullah ulkus kornea
Kornea mempunyai banyak serabut saraf maka kebanyakan lesi pada kornea baik superfisial
maupun profunda dapat menimbulkan rasa sakit dan fotofobia. Rasa sakit juga diperberat
dengan adanaya gesekan palpebra (terutama palbebra superior) pada kornea dan menetap
sampai sembuh. Kontraksi bersifat progresif, regresi iris, yang meradang dapat menimbulkan
fotofobia, sedangkan iritasi yang terjadi pada ujung saraf kornea merupakan fenomena reflek
yang berhubungan dengan timbulnya dilatasi pada pembuluh iris.
Penyakit ini bersifat progresif, regresif atau membentuk jaringan parut. Infiltrat sel leukosit
dan limfosit dapat dilihat pada proses progresif. Ulkus ini menyebar kedua arah yaitu melebar
dan mendalam. Jika ulkus yang timbul kecil dan superficial maka akan lebih cepat sembuh
dan daerah infiltrasi ini menjadi bersih kembali, tetapi jika lesi sampai ke membran Bowman
dan sebagian stroma maka akan terbentuk jaringan ikat baru yang akan menyebabkan
terjadinya sikatrik.
Perjalanan Penyakit Tukak Kornea
1. Progresif
Pada proses kornea yang progresif dapat terihat, infiltrasi sel lekosit dan limfosit yang
memakan bakteri atau jaringan nekrotik yang terbentuk.
2. Regresif
3. Membentuk jaringan parut
Pada pembentukan jaringan parut akan terdapat epitel, jaringan kolagen baru dan fibroblast.
Berat ringannya penyakit juga ditentukan oleh keadaan fisik pasien, besar dan virulensi
inokulum.
Manifestasi klinis ulkus kornea
Gejala klinis pada ulkus kornea secara umum dapat berupa :
Gejala Subjektif
Infiltrat yang steril dapat menimbulkan sedikit nyeri, jika ulkus terdapat pada perifer kornea
dan tidak disertai dengan robekan lapisan epitel kornea.
Gejala Objektif
Injeksi siliar
Hilangnya sebagian jaringan kornea, dan adanya infiltrat
Hipopion
Ketajaman penglihatan
Pemeriksaan slit-lamp
Goresan ulkus untuk analisa atau kultur (pulasan gram, giemsa atau KOH)
Pada jamur dilakukan pemeriksaan kerokan kornea dengan spatula kimura dari dasar dan tepi
ulkus dengan biomikroskop dilakukan pewarnaan KOH, gram atau Giemsa. Lebih baik lagi
dengan biopsi jaringan kornea dan diwarnai dengan periodic acid Schiff. Selanjutnya
dilakukan kultur dengan agar sabouraud atau agar ekstrak maltosa.
Pemeriksaan penunjang
Dengan pemeriksaan biomikroskopi tidak mungkin untuk mengetahui diagnosis kausa tukak
kornea. Tukak kornea akan memberikan kekeruhan berwarna putih pada kornea dengan defek
epitel yang dengan pewarnaan fluorescein akan berwarna hijau ditengahnya. Iris sukar dilihat
karena keruhnya kornea akibat edema dan infiltrasi sel radang pada kornea. Diagnosis
laboratorium tukak kornea adalah keratomalasia dan infiltrate sisa karat benda asing.
Pemeriksaan laboratorium sangat berguna untuk membantu membuat diagnosa kausa.
Pemeriksaan jamur dilakukan dengan melakukan sediaan hapus yang menggunakan larutan
KOH. Sebaiknya pada setiap tukak kornea dilakukan pemeriksaan agar darah, Sabouroud,
Triglikolat dan agar coklat.
Diagnosis banding ulkus kornea
Konjungtivitis
Keratitis/Tukak
Kornea
Sedang
Iritis Akut
Glaukoma Akut
Sedang - Hebat
Hebat
Menyebar
-
Sakit
Kesat
Kotoran
Sering Purulen
Fotofobia
Kornea
Kornea
Ringan
Jernih & Terang
Jernih
Iris
Normal
Penglihatan
Sekret
N
(+)
<N
(-)
<N
(-)
Sedang
Edema Epitel
Edema
Abu-abu-Hijauhijau
<N
(-)
&
Suar/Fler
(-)
Pupil fixed N
oval
Tekanan
N
(-/+)
<N
(++)
<N
(-)
>N
<N> (pegal)
Vaskularisasi
Siliar
Pleksus Siliar
>N+++ (Sangat
Pegal)
Episkleral
Siliar
Antibiotika
Sikloplegik
Sensibilitas
Siliar
Episkleral
Steroid
+ Miotika diamox +
Sikloplegik
bedah
Infeksi Fokal
Tonometri
Injeksi
Pengobatan
a.konjungtivaa.posterior
Konjungtival
Antibiotika
Uji
Bakteri
Penatalaksanaan ulkus kornea
Pengobatan bertujuan menghalangi hidup bakteri dengan antibiotik dan mengurangi reaksi
radang steroid. Diberikan sikloplegik serta antibiotik topikal dan subkonjutivitis yang sesuai.
Pasien dirawat bila terancam terjadi perforasi, tidak dapat memberi obat sendiri, dan bila
penyakit berat sehinggan diperlukan obat sistemik. Mata tidak boleh dibebat. Pengobatan
dihentikan bila sudah terjadi epitelasi dan mata terlihat tenang.
Bila penyebabnya pseudomonas pengobatan harus ditambah 1 -2 minggu. Untuk keratitis
hipertik dilakukan debridemen epitel dengan aplikator kapas, sikloplegik antropin 1%, dan
dibalut tekan. Balut diganti setiap setiap hari sampai defek kornea membaik (biasanya dalam
waktu 72 jam). Antiviral topikal dapat mempercepat penyembuhan. untuk keratitis varisela
zoster dapat diberikan asiklovir intravena atau oral 5 x 800 mg dalam waktu 72 jam setelah
terjadi gejala kulit untuk 10 14 hari. Bila perlu diberikan analgesik dan kortikosteroid
topikal. Bila disebabkan acanthamoeba, selalin debridemen epitel, diberikan topikal
propamidin isetonat 1% dan neomisin tetes, atau poliheksametilem biguanid 0.01 0.02 %,
atau golongan imidazol.
Tujuan pengobatan ulkus kornea secara umum adalah untuk mencegah berkembangnya
bakteri dan mengurangi reaksi radang.
1. Benda asing dan bahan yang merangsang harus lekas dihilangkan. Erosi kornea yang
sekecil apapu harus diperhatikan dan diobati sebaik-baiknya.
2. Pemberian sikloplegika.
Sikloplegika yang sering digunakan adalah sulfas atropin karena bekerjannya lama 1-2
minggu. Efek kerja atropin adalah sebagai berikut :
Dengan lumpunya m.konstriktor pupil, terjadi midriasis, sehingga sinekia posterior yang
telah terjadi dapat dilepaskan dan dicegah pembentukan sinekia posterior yang baru.
3. Antibiotik
Antibiotik yang sesuai dengan kuman penyebabnya atau yang berspektrum luas dapat
diberikan sebagai salep, tetes, atau suntikan subkonjunctiva.
4. Bedah (keratoplasti)
Indikasi keratoplasti :
Keratoplasti penetrans, berarti penggantian kornea seutuhnya. Donor lebih muda lebih
disukai untuk keratoplasti penetrans; terdapat hubungan langsung antara umur dengan
kesehatan dan jumlah sel endotel. Karena sel endotel sangat cepat mati, mata
hendaknya diambil segerea setelah donor meninggal dan segera dibekukan. Mata utuh
harus dimanfaatkan dalam 48 jam. Media penyimpan modern memungkinkan
penyimpanan lebih lam. Tudung korneo sklera yang disimpan dalam media nutrien
boleh dipakai sampai 6 hari setelah donor meninggal dan pengawetan dalam media
biakan jaringan dapat tahan sampai 6 minggu.
Dalam hal ini, apabila tidak ada ketaata penggunaanobat terjadi pada penggunaan
antibiotika maka dapat menimbulkan resistensi.
Ulkus kornea dapat sembuh dengan dua metode; migrasi sekeliling sel epitel yang
dilanjutkan dengan mitosis sel dan pembentukan pembuluh darah dari konjungtiva. Ulkus
superfisial yang kecil dapat sembuh dengan cepat melalui metode yang pertama, tetapi pada
ulkus yang besar, perlu adanya suplai darah agar leukosit dan fibroblas dapat membentuk
jaringan granulasi dan kemudian menjadi sikatrik.
Komplikasi ulkus kornea
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Penanganan komplikasi
Bila seseorang dengan ulkus kornea mengalami perforasi spontan, berikan sulfas atropin,
antibiotik dan balut yang kuat. Segera masuk ke tempat tidur dan jangan melakukan gerakangerakan.
Bila perforasinya disertai prolaps iris dan terjadinya baru saja, maka padanya dilakukan :
-
Iris direposisi
Bila terjadinya prolaps iris telah berlangsung lama, obati seperti ulkus biasa, tetapi prolaps
irisnya dibiarkan saja sampai akhirnya sembuh menjadi leukoma adherens. Antibiotik
diberikan juga secara sistemik.
Pemeliharaan kesehatan mata dalam Islam
Maha suci Allah, yang telah memberi kita pandangan, pendengaran dan hati agar kita
bersyukur. Dengan kasih sayang-Nya, Allah telah mengizinkan kita untuk menikmati warnawarni alam semesta dan beraneka rupa bentuk benda2. Shalawat serta salam mari kita
lantunkan pada Rasulullah terkasih yang telah menunjukan kepada kita cara yang
semestinnya ketika menggunakan anugrah Allah yang berupa mata ini.
Mata sesungguhnya adalah gerbang maksiat, apabila tidak digunakan dengan baik sesuai
tuntunan islam. Barang siapa yang tidak dapat menahan pandangan mata sangat mungkin
akan menjerumuskan nya pada zina dan maksiat.
Rasulullah adalah orang yang sangat menjaga pandangannya, beliau sangat berhati-hati
dalam memandang yang dilarang Islam. Diantarannya dari melihat wanita yang bukan
mahramnya.
katakanlah kepada orang laki-laki beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya
dan pelihara kemaluannya. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka dan
sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang mereka perbuat. Dan katakanlah kepada
wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara
kemaluannya. (QS.An-Nuur [24]: 30-31).
Pandangan yg sesat adalah panah2 setan, sedangkan setan itu tidak menginginkan apapun
dari manusia selain keburukan dan kebinasaan. Oleh karena itu, penjagaan kita terhadapnya
adalah salah satu kunci pokok jalan keselamatan, Jalan menuju kebahagiaan yang
sesunguhnya.
Pandangan liar yang kita lakukan diluar dari ajaran islam sesungguhnya dapat mengikis dan
mengurangi iman kita. Iman tidak runtuh secara langsung, namun perlahan-lahan tapi pasti.
Itu merupakan jurus setan yang paling efektif agar iman manusia menjadi rontok dan hilang.
Marilah kita mencontoh rasulullah untuk tidak memandang yang diharamkan Allah, ingatlah
sewaktu rasulullah memalingkan/menggerakkan wajah sahabat (Al-Fadl) yang memandang
seorang wanita asing dengan sengaja ketika ihram. Marilah kita ingat sabda-sabdanya yang
menyuruh kita bersungguh-sungguh menahan pandangan dengan lawan jenis, kecuali pada
hal-hal tertentu yaitu pengajaran, jual beli, kesaksian, kedokteran, dsb yang diperbolehkan
Islam.
Ayo kita bersama-sama taburi hati kita dengan firman-firman Allah yang menjanjikan bahwa
barang siapa yang menjaga dirinya dari perbuatan yang Allah haramkan, maka Allah akan
mengaruniai kecintaan kepada hamba-Nya itu. Ayo jagalah pandangan kita agar terjaga
dengan baik dan akan membuat kita merasakan manisnya iman dan lezatnya beribadah.
Subhanallah.
sesungguhnya terdapat dalam diri Rasulullah saw suri teladan yang baik bagi kamu (yaitu)
bagi siapa yang mengharap (rahmat) Allah dan (kebahagiaan) hari akhir dan banyak
menyebut nama Allah. (QS.Al-Ahzab [33]: 21)