Anda di halaman 1dari 26

Anatomi mikroskopik media refraksi

Media refraksi adalah media kesemua bangunan transparan yang harus dilalui
berkas cahaya untuk mencapai retina.

a. Kornea
Jernih dan tembus cahaya dengan permukaan yang licin, tetapi tidak melengkung
secara uniform / seragam. Bagian tengah ( zona optikal ) mempunyai radius
lengkungan yang lebih kecil di banding bagian tepi, dan permukaan posterior lebih
melengkung dari pada anterior, karenanya kornea lebih tipis ( 0,7 0,8 mm ) dibagian
tengah dari pada tepinya ( 1,1 mm ) :
Secara histologik kornea terdiri dari lima lapisan dari luar ke dalam :
1) Lapisan epitel

Tebalnya 50 m , terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk


yang saling tumpang tindih; satu lapis sel basal, sel polygonal
dan sel gepeng.
Pada sel basal sering terlihat mitosis sel, dan sel muda ini
terdorong kedepan menjadi lapis sel sayap dan semakin maju
kedepan menjadi sel gepeng, sel basal berikatan erat dengan
sel basal disampingnya dan sel polygonal didepannya melalui
desmosom dan macula okluden; ikatan ini menghambat
pengaliran air, elektrolit dan glukosa yang merupakan barrier.

Sel basal menghasilkan membrane basal yang melekat erat


kepadanya. Bila terjadi gangguan akan menghasilkan erosi
rekuren.
Epitel berasal dari ectoderm permukaan
2) Membrane Bowman

Terletak dibawah membrana basal epitel kornea yang


merupakan kolagen yang tersusun tidak teratur seperti stroma
dan berasal dari bagian depan stroma.
Lapis ini tidak mempunyai daya regenerasi.
3) Jaringan Stroma
Terdiri atas lamel yang merupakan sususnan kolagen yang
sejajar satu dengan yang lainnya, Pada permukaan terlihat
anyaman yang teratur sedang dibagian perifer serat kolagen ini
bercabang; terbentuknya kembali serat kolagen memakan waktu
lama yang kadang-kadang sampai 15 bulan.Keratosit merupakan
sel stroma kornea yang merupakan fibroblast terletak diantara
serat kolagen stroma. Diduga keratosit membentuk bahan dasar
dan serat kolagen dalam perkembangan embrio atau sesudah
trauma.
4) Membrane Descemet
Merupakan membrana aselular dan merupakan batas belakang
stroma kornea dihasilkan sel endotel dan merupakan membrane
basalnya.
Bersifat sangat elastis dan berkembang terus seumur hidup,
mempunyai tebal 40 m.
5) Endotel
Berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal,
besar 20-40 m. Endotel melekat pada membran descement
melalui hemidosom dan zonula okluden.

Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensorik terutama berasal dari saraf siliar longus, saraf
nasosiliar, saraf ke V, saraf siliar longus berjalan supra koroid, masuk ke dalam stroma
kornea, menembus membran Bowman melepaskan selubung Schwannya. Bulbus Krause
untuk sensasi dingin ditemukan diantara. Daya regenerasi saraf sesudah dipotong di daerah
limbus terjadi dalam waktu 3 bulan.
Sumber nutrisi kornea adalah pembuluh-pembuluh darah limbus, humour aquous, dan air
mata. Kornea superfisial juga mendapat oksigen sebagian besar dari atmosfir. Transparansi
kornea dipertahankan oleh strukturnya seragam, avaskularitasnya dan deturgensinya. Limbus
kornea merupakan zona peralihan atau zona pertemuan, dengan tebal hanya 1 mm, antara
kornea dan sclera. Disini, epitel kornea menebal sampai 10 atau lebih lapisan dan
melanjutkan diri dengan konjungtiva, membrane Bowman berhenti dengan tiba tiba,
membrane Descemet menipis dan memecah dan melanjutkan diri menjadi trabekula ligament
pektinata, dan stroma kornea menjadi kurang teratur dan secara bertahap susunannya berubah
dari susunan lamellar yang khas menjadi kurang teratur seperti yang ditemukan pada sclera.
Limbus memiliki vaskularisasi.

b.

Lensa
Lensa kristalina bentuknya bikonveks, permukaan posterior lebih
melengkung daripada anterior. Dibagian tengah pada kedua permukaannya
terdapat kutup anterior dan kutup posterior. Garis yang menghubungkan
keduanya , aksis dan batas kelilingnya adalah ekuator .
Secara structural, terdapat 3 komponen :
1. Kapsul lensa
Meliputi lensa. Tebalnya sekita 10 m pada permukaan anterior tetapi
hanya 5 hingga 6 m pada permukaan posteriornya. Kapsul ini
homogeny, agaknya merupakan membrane yang tak berbentuk, bersifat
elastic, dan mengandung glikoprotein dan kolagen tipe IV. Padanya
melekat serat zonula, yang berjalan ke badan siliar sebagai ligament
suspensorium atau penyokong.
2. Endotel subkapsularis
Hanya ada permukaan anterior di bawah kapsula, terdapat epitel
subskapsular, merupakan satu lapisan sel kuboid. Bagian dasar sel ini
terletak di luar dalam hubungan dengan kapsula. Apeksnya terletak di
dalam dan membentuk kompleks fungsional dengan serat lensa. Ke

arah ekuator sel ini bertambah tinggi dan beralih menjadi serat lensa,
lensa bertumbuh sepanjang kehidupan dengan penambahan serat ini.
3. Substansi lensa
Terdiri dari serat lensa, yang masing masing berbentuk sebagai
prisma heksagonal. Panjanganya 8 10 mm , lebar 8 10 m, dan
tebalnya hanya 2 m. sebagian besar serat tersusun secara konsentris
dan sejajar permukaan lensa. Diperkuaan pada korteks serat yang lebih
muda mengandung inti dan beberapa organel. Dibagian tengah, dalam
inti lensa, serat yang lebih tua telah kehilangan inti dan tampak
homogen.
Lensa sama sekali tanpa pembuluh darah, karenanya mendapatkan
nutrisi dari humor aquos dan badan vitreus. Lensa bersifat tembus
cahaya lensa tergantung pada ketidak tembusan membrane oleh ion
kecil dan bahwa gangguan pada sifat ini mengakibatkan katarak. Lensa
dipertahankan pada tempatnya oleh ligament suspensorium, disebut
zonula, yang terdiri dari lembaran ( serat zonular ) terdiri dari materi
fibrilar yang berjalan dari badan siliar ke ekuator lensa, sehingga
meliputi lensa. Perlekatannya ke lensa, serat zonular memecah menjadi
serat yang lebih halus yang menyatu dengan kapsul lensa.

c. Aqueous humor
Suatu cairan encer yang disekresi sebagian oleh epitel siliar dan oleh difusi dari
kapiler dalam proses silia. Humor aquos mengandung materi yang dapat berdifusi dari
plasma darah, tetapi mengandung kadar protein yang rendah ( 0,02 % ), dibandingkan

dengan serum ( 7 % ). Cairan ini disekresi secara kontinu ke dalam camera oculi
posterior , mengalir ke ruang anterior melalui pupil dan disalurkan melakui jaringan
trabekular ke dalam canal Schlemm.
Diproduksioleh epitel tidak berpigmen korpus siliaris melalui beberapa mekanisme
fisiologis : difusi,ultrafiltrasi, carbonic anhidrase aktif, dan sekresi aktif. fisiologi
media refrakta . fungsi humor aquos sebagai media refrakta, integritas struktur,
sumber nutrisi dan memelihara regularitas tekanan intraokuler.
d. Corpus vitreous
Merupakan suatu agar agar yang jernih dan tembus cahaya yang memenuhi ruangan
antara retina dan lensa. Oleh karenanya bentuk sferoid / bundar dengan lekukan pada
bagian anterior untuk menyesuaikan dengan lensa. Badan ini melekat pada epitel
siliar, terutama sekeliling diskus optic dan ora serrata. Badan siliar mengandung
glikosaminoglikans yang terhidrasi, khususnya asam hialuronat, dan serabut kolagen
dalam bentuk jainan halus. Badan vitreus juga memelihara bentuk dan kekenyalan
bola mata.
Fisiologi media refraksi
Hasil pembiasan sinar pada mata ditentukan oleh media penglihatan yang terdiri atas
kornea, aqueous humor (cairan mata), lensa, badan vitreous (badan kaca), dan panjangnya
bola mata. Pada orang normal susunan pembiasan oleh media penglihatan dan panjang bola
mata sedemikian seimbang sehingga bayangan benda setelah melalui media penglihatan
dibiaskan tepat di daerah makula lutea. Mata yang normal disebut sebagai mata emetropia
dan akan menempatkan bayangan benda tepat di retinanya pada keadaan mata tidak
melakukan akomodasi atau istirahat melihat jauh (H. Sidarta Ilyas, 2004).
1) Kornea
Fungsi : membran pelindung dan jendela yang dilaui oleh berkas cahaya saatt menuju
retina.
Sifat tembus cahaya disebabkan struktur yang uniform, avaskular, & deturgens(keadaan
dehidrasi relative jaringan kornea dipertahankan pompa bikarbonat aktif pada endotel dan
oleh fungsi sawar epitel dan endotel.
Kerusakan endotel dapat menyebabkan edema kornea sehingga tidak transparan lagi,
sedangkan kerusakan epitel menyebabkan regenerasi sel menurun.
2) Humor aqueus
Merupakan cairan jernih dan encer yang mengalir diantara lensa dan kornea (mengisi
segmen anterior mata), dihasilkan oleh prosesus siliaris. Humor aqueus memiliki peranan
penting, yaitu sebagai nutrisi dan juga berfungsi untuk mengeluarkan sisa
metabolismenya, selain itu berfungsi untuk menjaga bentuk bola mata dan
mempertahankan TIO agar tetap berada dalam batas normal (10 24 mmHg).
3) Lensa
Fungsi : memfokuskan gambar pada retina
Pada lensa avaskular, tidak ada saraf dan mendapatkan nutrisi dari humor aquous
Secara fisiologis lensa mempunyai sifat tertentu, yaitu:

Kenyal atau lentur karena memegang peranan terpenting dalam akomodasi untuk
menjadi cembung.
Jernih atau transparan karena diperlukan sebagai media penglihatan.
Terletak ditempatnya, yaitu berada antara posterior chamber dan vitreous body
dan berada di sumbu mata.
Keadaan patologik lensa ini dapat berupa :
Tidak kenyal pada orang dewasa yang mengakibatkan presbiopia.
Keruh atau apa yang disebut katarak.
Tidak berada di tempat atau subluksasi dan dislokasi.
Lensa orang dewasa dalam perjalanan hidupnya akan menjadi bertambah besar dan berat
(H. Sidarta Ilyas, 2004).

Akomodasi
Mata dapat mengubah focus dari objek jarak jauh ke jarak dekat karena mampu
mengubah bentuk jadi lebih atau kurang bulat (sferis)tergantung tegangan serat zonula
pada kapsul lensa.
Tegangan serat diatur oleh kontraksi m.cilliaris : foksus objek jarak dekat.
Relaksasi m.cilliaris: focus jarak jauh.
Denan bertambahnya usia,daya akomodasi akan berkurang karena berkurangnya
elastisitas lensa sehingga lensa sukar mencembung (PRESBIOPIA).
4) Badan Vitreous
Peranannya mengisi ruang untuk meneruskan sinar dari lensa ke retina. Kebeningan
badan vitreous disebabkan tidak terdapatnya pembuluh darah dan sel. Pada pemeriksaan
tidak terdapatnya kekeruhanbadan vitreous akan memudahkan melihat bagian retina pada
pemeriksaan oftalmoskopi (H. Sidarta Ilyas, 2004).
Vitreous humor penting untuk mempertahankan bentuk bola mata yang sferis (Lauralee
Sherwood, 1996).

Mata merah dengan visus normal


a. Pterygium
Pterygium merupakan penebalan lipatan konjungtiva bulbi yang berbentuk segitiga
dengan banyak pembuluh darah
Penyebab pasti dari pterygium tidak diketahui. Tetapi, faktor penyebab yang paling umum
adalah :
1. Terkena paparan sinar matahari yang berlebihan
2. Bekerja di luar rumah
3. Paparan berlebihan pada lingkungan yang keras seperti debu, kotoran, panas,
angin, kekeringan dan asap.
4. Paparan berlebihan pada alergen seperti bahan kimia dan solvent

b. Pseudopterigium
c. Pinguekula dan Pinguekula iritan

d. Hematoma subkonjunctiva

e. Episkleritis dan Skleritis

episkleritis

skleritis
Mata merah tanpa penurunan visus dan kotor
KONJUNGTIVITIS
VIRUS

BAKTERI

ALERGI

GATAL

Minimal

Minimal

Berat

HIPEREMI

Menyeluruh

Menyeluruh

Menyeluruh

LAKRIMASI

++

EKSUDAT
(SEKRET)

Minimal (serous,
mukous)

Banyak
(mukopurulen/puru

Minimal
(benang)

len)
ADENOPATI

Jarang

SEL-SEL

Monosit

PMN

Eosinofil

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Konjungtivitis Bakteri
Konjungtivitis Bakteri akut
Konjuntivitis gonore
Oftalmia neonatorum
Konjungtivitis angular
Konjungtivitis mukopurulen
Konjungtivitis
virus
akut
:
demam
faringokonjungtiva,
keratokonjungtivitis epidemi, konjungtivitis herpetik, konjungtivitis
inklusi, konjungtivitis new castle, konjungtivitis hemoragik epidemik akut.
8. Konjungtivitis Menahun : konjungtivitis alergi
9. Konjungtivitis folikularis kronis
10. Trakoma
11. Mata kering
12. Def. Vitamin a
13. Toksik konjungtivitis folikular
14. Dll yang etiologinya tidak jelas
Konjungtivi-tis Uveitis Glaukoma Keratitis / ulkus
1. Visus

2. TIO

<

<

N/N

>>

rasa pasir

++

4. Inj. Konj

5. Inj. Silier

Jernih

Keruh

Keruh

Keruh

3. Nyeri

6. Kornea

<

7. Pupil

Mengecil Melebar

8. Reaksi pupil

9. Smear

N
N
+ (Ulkus)

Mata merah dengan visus menurun


1)

Diagnosis
Mata merah

1. Injeksi konjungtiva (sentripetal)


2. Injeksi silier (sentrifugal)
3. Perdarahan subkonjungtiva
- Pertusis, morbili, typoid
- Trauma
- Kelainan darah, hipertensi

Visus menurun
1. Kelainan refraksi
2. Kekeruhan kornea
a. Sikatriks : nebula (tipis), makula (masih terlihat pupil), leukoma (tebal sekali), stafiloma
(menonjol dan iris tidak terlihat)
b. Infiltrat (serbukan sel radang)
c. Edema --> banyak kandungan air
d. Distrofi (kongenital/herediter)
3. Kekeruhan BMD :
- Darah (hifema)
- Sel radang + protein (uveitis anterior)
4. Sumbatan pupil (oklusi pupil) : pupil menutup --> debris sel radang menutup pupil
5. Lensa :
- Katarak (keruh)
- Luksasio lentis --> lensa lepas
6. Kekeruhan korpus vitreous (badan kaca)
- Sel radang

- Pernanahan = endoftalmitis
- Perdarahan
7. Kelainan retina dan makula
8. Kelainan saraf (N. II) dan kelainan SSP

Pemeriksaan :
1. Inspeksi umum
Tes Hirschberg :
Pasien duduk dan melihat cahaya jarak 1 meter.
Nilai letak refleks sumber cahaya di kornea --> kiri dan kanan simetris / tidak
Normal : refleks cahaya ditengah
2. Visus = tajam penglihatan
Persyaratan :
- Jarak pemeriksa 5m atau 6m
- Monokuler : tutup bergantian
- Hurup terkecil yang masih terbaca
- Penulisan / pencatatan : pecahan --> tidak boleh disederhanakan
- Visus = 6/6 : baik, normal
- Alat : optotipi Snellen
- Bila jarak 6m, tidak terlihat --> maju 5m --> sampai 1m --> melihat jari (+) --> bila baru
.terlihat : 1/60
- Bila lambaian tangan --> 1/300 --> proyeksi baik/buruk
- Bila tidak terlihat --> harus persepesikan cahaya --> 1/tak hingga, proyeksi baik bila arah
.diketahui, buruk bila salah

Tajam penglihatan tergantung pada :


- Keadaan refraksi
- Media refrakta (kornea sampai retina)

- Saraf / otak

2)

Diagnosis banding

Mata merah dengan penurunan visus


Mata merah dengan penurunan visus adalah sesuatu yang serius. Maka dari itu apabila anda
ragu, jangan segan-segan untuk merujuk. Penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan mata
merah disertai penurunan visus antara lain :
a. Keratitis
b. keratitis pungtata, marginal, interstitial, bakterial, jamur, virus, dimmer, filamentosa, alergi,
lagoftalmos, neuroparaltitik, sklerotikan
c. keratokonjungtivitis epidemi , sika
d. Ulcus Kornea, marginal, mooren, sentral, neuroparalitik, serpens akut, kornea
pseudomonas aerugenosa, ateromatosis
e. Keratomikosis
f. Glaukoma akut
g. Uveitis
h. Uveitis anterior
i. Sindrom Voght Koyanagi Harada
j. Endoftalmitis
k. Panoftalmitis

Definisi ulkus kornea


Ulkus kornea adalah keadaan patologik kornea yang ditandai oleh adanya infiltrat supuratif
disertai defek kornea bergaung, diskontinuitas jaringan kornea yang dapat terjadi dari epitel
sampai stroma serta hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan kornea.
Terbentuknya ulkus pada kornea mungkin banyak ditemukan oleh adanya kolagenase yang
dibentuk oleh sel epitel baru dan sel radang. Dikenal dua bentuk tukak pada kornea yaitu
sentral dan marginal atau perifer.
Etiologi ulkus kornea
a. Infeksi

Infeksi Bakteri : P. aeraginosa, Streptococcus pneumonia dan spesies Moraxella merupakan


penyebab paling sering. Hampir semua ulkus berbentuk sentral. Gejala klinis yang khas tidak
dijumpai, hanya sekret yang keluar bersifat mukopurulen yang bersifat khas menunjukkan
infeksi P aeruginosa.
o Infeksi Jamur : disebabkan oleh Candida, Fusarium, Aspergilus, Cephalosporium,
dan spesies mikosis fungoides.
o Infeksi virus :
Ulkus kornea oleh virus herpes simplex cukup sering dijumpai. Bentuk khas dendrit
dapat diikuti oleh vesikel-vesikel kecil dilapisan epitel yang bila pecah akan
menimbulkan ulkus. Ulkus dapat juga terjadi pada bentuk disiform bila mengalami
nekrosis di bagian sentral. Infeksi virus lainnya varicella-zoster, variola, vacinia
(jarang).
o Acanthamoeba
Acanthamoeba adalah protozoa hidup bebas yang terdapat didalam air yang tercemar
yang mengandung bakteri dan materi organik. Infeksi kornea oleh acanthamoeba
adalah komplikasi yang semakin dikenal pada pengguna lensa kontak lunak,
khususnya bila memakai larutan garam buatan sendiri. Infeksi juga biasanya
ditemukan pada bukan pemakai lensa kontak yang terpapar air atau tanah yang
tercemar.
b. Noninfeksi

Bahan kimia, bersifat asam atau basa tergantung PH.

Bahan asam yang dapat merusak mata terutama bahan anorganik, organik dan organik
anhidrat. Bila bahan asam mengenai mata maka akan terjadi pengendapan protein permukaan
sehingga bila konsentrasinya tidak tinggi maka tidak bersifat destruktif. Biasanya kerusakan
hanya bersifat superfisial saja. Pada bahan alkali antara lain amonia, cairan pembersih yang
mengandung kalium/natrium hidroksida dan kalium karbonat akan terjadi penghancuran
kolagen kornea.
o Radiasi atau suhu
Dapat terjadi pada saat bekerja las, dan menatap sinar matahari yang akan merusak
epitel kornea.
o Sindrom Sjorgen
Pada sindrom Sjorgen salah satunya ditandai keratokonjungtivitis sicca yang
merupakan suatu keadan mata kering yang dapat disebabkan defisiensi unsur film air
mata (akeus, musin atau lipid), kelainan permukan palpebra atau kelainan epitel yang
menyebabkan timbulnya bintik-bintik kering pada kornea. Pada keadaan lebih lanjut

dapat timbul ulkus pada kornea dan defek pada epitel kornea terpulas dengan
flurosein.
o Defisiensi vitamin A
Ulkus kornea akibat defisiensi vitamin A terjadi karena kekurangan vitamin A dari
makanan atau gangguan absorbsi di saluran cerna dan ganggun pemanfaatan oleh
tubuh.
o Obat-obatan
Obat-obatan yang menurunkan mekanisme imun, misalnya; kortikosteroid, IDU (Iodo
2 dioxyuridine), anestesi lokal dan golongan imunosupresif.
o Kelainan dari membran basal, misalnya karena trauma.
o Pajanan (exposure)
o Neurotropik
c.

Sistem Imun (Reaksi Hipersensitivitas)


o Granulomatosa wagener
o Rheumathoid arthritis

Faktor pencetus
Terjadinya ulkus kornea biasanya didahului oleh faktor pencetus yaitu rusaknya sistem barier
epitel kornea oleh penyebab-penyebab seperti :
a. Kelainan pada bulu mata (trikiasis) dan sistem air mata (insufisiensi air mata,
sumbatan saluran lakrimal)
b. Oleh faktor-faktor eksternal yaitu : luka pada kornea (erosi kornea) karena trauma,
penggunaan lensa kontak, luka bakar pada muka
c. Kelainan lokal pada kornea:

Edema kornea kronik

Keratitis exposure (pada lagoftalmos, anestesi umum, koma)

Keratitis karena defisiensi vitamin A

Keratitis neuroparalitik

Keratitis superficialis virus

d. Kelainan sistemik

Malnutrisi

Alkoholisme

Sindrom Steven-Johnson

Sindrom defisiensi imun (AIDS, SLE)

e. Obat-obatan penurun sistem imun

Kortikosteroid

Obat anestesi local

Klasifikasi ulkus kornea


Berdasarkan lokasi , dikenal ada 2 bentuk ulkus kornea , yaitu :
1. Ulkus kornea sentral
a. Ulkus kornea bakterialis
b. Ulkus kornea fungi
c. Ulkus kornea virus
d. Ulkus kornea acanthamoeba
2. Ulkus kornea perifer
a. Ulkus marginal
b. Ulkus mooren (ulkus serpinginosa kronik/ulkus roden)
c. Ulkus cincin (ring ulcer)
Ulkus Kornea Sentral
a. Ulkus Kornea Bakterialis
Ulkus Streptokokus : Khas sebagai ulcus yang menjalar dari tepi ke arah tengah
kornea (serpinginous). Ulkus bewarna kuning keabu-abuan berbentuk cakram dengan
tepi ulkus yang menggaung. Ulkus cepat menjalar ke dalam dan menyebabkan
perforasi kornea, karena eksotoksin yang dihasilkan oleh streptokok pneumonia.

Ulkus Stafilokokus : Pada awalnya berupa ulkus yang bewarna putih kekuningan disertai
infiltrat berbatas tegas tepat dibawah defek epitel. Apabila tidak diobati secara adekuat, akan
terjadi abses kornea yang disertai edema stroma dan infiltrasi sel leukosit. Walaupun terdapat
hipopion
ulkus
seringkali
indolen
yaitu
reaksi
radangnya
minimal.
Ulkus Pseudomonas : Lesi pada ulkus ini dimulai dari daerah sentral kornea. ulkus sentral ini
dapat menyebar ke samping dan ke dalam kornea. Penyerbukan ke dalam dapat
mengakibatkan perforasi kornea dalam waktu 48 jam. gambaran berupa ulkus yang berwarna
abu-abu dengan kotoran yang dikeluarkan berwarna kehijauan. Kadang-kadang bentuk ulkus
ini seperti cincin. Dalam bilik mata depan dapat terlihat hipopion yang banyak.

Ulkus Pneumokokus : Terlihat sebagai bentuk ulkus kornea sentral yang dalam. Tepi ulkus
akan terlihat menyebar ke arah satu jurusan sehingga memberikan gambaran karakteristik
yang disebut Ulkus Serpen. Ulkus terlihat dengan infiltrasi sel yang penuh dan berwarna
kekuning-kuningan. Penyebaran ulkus sangat cepat dan sering terlihat ulkus yang menggaung
dan di daerah ini terdapat banyak kuman. Ulkus ini selalu di temukan hipopion yang tidak
selamanya sebanding dengan beratnya ulkus yang terlihat.diagnosa lebih pasti bila ditemukan
dakriosistitis.

b. Ulkus Kornea Fungi


Mata dapat tidak memberikan gejala selama beberapa hari sampai beberapa minggu sesudah
trauma yang dapat menimbulkan infeksi jamur ini.
Pada permukaan lesi terlihat bercak putih dengan warna keabu-abuan yang agak kering. Tepi
lesi berbatas tegas irregular dan terlihat penyebaran seperti bulu pada bagian epitel yang baik.
Terlihat suatu daerah tempat asal penyebaran di bagian sentral sehingga terdapat satelit-satelit
disekitarnya..Tukak kadang-kadang dalam, seperti tukak yang disebabkan bakteri. Pada
infeksi kandida bentuk tukak lonjong dengan permukaan naik. Dapat terjadi neovaskularisasi
akibat rangsangan radang. Terdapat injeksi siliar disertai hipopion.
c. Ulkus Kornea Virus
Ulkus Kornea Herpes Zoster : Biasanya diawali rasa sakit pada kulit dengan perasaan lesu.
Gejala ini timbul satu 1-3 hari sebelum timbulnya gejala kulit. Pada mata ditemukan vesikel
kulit dan edem palpebra, konjungtiva hiperemis, kornea keruh akibat terdapatnya infiltrat
subepitel dan stroma. Infiltrat dapat berbentuk dendrit yang bentuknya berbeda dengan
dendrit herpes simplex. Dendrit herpes zoster berwarna abu-abu kotor dengan fluoresin yang
lemah. Kornea hipestesi tetapi dengan rasa sakit keadaan yang berat pada kornea biasanya
disertai dengan infeksi sekunder.
Ulkus Kornea Herpes simplex : Infeksi primer yang diberikan oleh virus herpes simplex
dapat terjadi tanpa gejala klinik. Biasanya gejala dini dimulai dengan tanda injeksi siliar yang
kuat disertai terdapatnya suatu dataran sel di permukaan epitel kornea disusul dengan bentuk
dendrit atau bintang infiltrasi. terdapat hipertesi pada kornea secara lokal kemudian
menyeluruh. Terdapat pembesaran kelenjar preaurikel. Bentuk dendrit herpes simplex kecil,
ulceratif, jelas diwarnai dengan fluoresin dengan benjolan diujungnya
d. Ulkus Kornea Acanthamoeba
Awal dirasakan sakit yang tidak sebanding dengan temuan kliniknya, kemerahan dan
fotofobia. Tanda klinik khas adalah ulkus kornea indolen, cincin stroma, dan infiltrat
perineural.
Ulkus Kornea Perifer
a. Ulkus Marginal
Bentuk ulkus marginal dapat simpel atau cincin. Bentuk simpel berbentuk ulkus
superfisial yang berwarna abu-abu dan terdapat pada infeksi stafilococcus, toksit atau
alergi dan gangguan sistemik pada influenza disentri basilar gonokok arteritis nodosa,

dan lain-lain. Yang berbentuk cincin atau multiple dan biasanya lateral. Ditemukan
pada penderita leukemia akut, sistemik lupus eritromatosis dan lain-lain.
Gambar 7. Ulkus Marginal
b. Ulkus Mooren
Merupakan ulkus yang berjalan progresif dari perifer kornea kearah sentral. ulkus
mooren terutama terdapat pada usia lanjut. Penyebabnya sampai sekarang belum
diketahui. Banyak teori yang diajukan dan salah satu adalah teori hipersensitivitas
tuberculosis, virus, alergi dan autoimun. Biasanya menyerang satu mata. Perasaan
sakit sekali. Sering menyerang seluruh permukaan kornea dan kadang meninggalkan
satu pulau yang sehat pada bagian yang sentral.
c. Ring Ulcer
Terlihat injeksi perikorneal sekitar limbus. Di kornea terdapat ulkus yang berbentuk
melingkar dipinggir kornea, di dalam limbus, bisa dangkal atau dalam, kadangkadang timbul perforasi.Ulkus marginal yang banyak kadang-kadang dapat menjadi
satu menyerupai ring ulcer. Tetapi pada ring ulcer yang sebetulnya tak ada hubungan
dengan konjungtivitis kataral. Perjalanan penyakitnya menahun.

Patogenesis ulkus kornea

Kornea merupakan bagian anterior dari mata, yang harus dilalui cahaya, dalam perjalanan
pembentukan bayangan di retina, karena jernih, sebab susunan sel dan seratnya tertentu dan
tidak ada pembuluh darah. Biasan cahaya terutama terjadi di permukaan anterior dari kornea.
Perubahan dalam bentuk dan kejernihan kornea, segera mengganggu pembentukan bayangan
yang baik di retina. Oleh karenanya kelainan sekecil apapun di kornea, dapat menimbulkan
gangguan penglihatan yang hebat terutama bila letaknya di daerah pupil.
Karena kornea avaskuler, maka pertahanan pada waktu peradangan tidak segera datang,
seperti pada jaringan lain yang mengandung banyak vaskularisasi. Maka badan kornea,
wandering cell dan sel-sel lain yang terdapat dalam stroma kornea, segera bekerja sebagai
makrofag, baru kemudian disusul dengan dilatasi pembuluh darah yang terdapat dilimbus dan
tampak sebagai injeksi perikornea. Sesudahnya baru terjadi infiltrasi dari sel-sel
mononuclear, sel plasma, leukosit polimorfonuklear (PMN), yang mengakibatkan timbulnya
infiltrat, yang tampak sebagai bercak berwarna kelabu, keruh dengan batas-batas tak jelas dan
permukaan tidak licin, kemudian dapat terjadi kerusakan epitel dan timbullah ulkus kornea
Kornea mempunyai banyak serabut saraf maka kebanyakan lesi pada kornea baik superfisial
maupun profunda dapat menimbulkan rasa sakit dan fotofobia. Rasa sakit juga diperberat
dengan adanaya gesekan palpebra (terutama palbebra superior) pada kornea dan menetap
sampai sembuh. Kontraksi bersifat progresif, regresi iris, yang meradang dapat menimbulkan
fotofobia, sedangkan iritasi yang terjadi pada ujung saraf kornea merupakan fenomena reflek
yang berhubungan dengan timbulnya dilatasi pada pembuluh iris.
Penyakit ini bersifat progresif, regresif atau membentuk jaringan parut. Infiltrat sel leukosit
dan limfosit dapat dilihat pada proses progresif. Ulkus ini menyebar kedua arah yaitu melebar
dan mendalam. Jika ulkus yang timbul kecil dan superficial maka akan lebih cepat sembuh
dan daerah infiltrasi ini menjadi bersih kembali, tetapi jika lesi sampai ke membran Bowman
dan sebagian stroma maka akan terbentuk jaringan ikat baru yang akan menyebabkan
terjadinya sikatrik.
Perjalanan Penyakit Tukak Kornea
1. Progresif
Pada proses kornea yang progresif dapat terihat, infiltrasi sel lekosit dan limfosit yang
memakan bakteri atau jaringan nekrotik yang terbentuk.
2. Regresif
3. Membentuk jaringan parut

Pada pembentukan jaringan parut akan terdapat epitel, jaringan kolagen baru dan fibroblast.
Berat ringannya penyakit juga ditentukan oleh keadaan fisik pasien, besar dan virulensi
inokulum.
Manifestasi klinis ulkus kornea
Gejala klinis pada ulkus kornea secara umum dapat berupa :
Gejala Subjektif

Eritema kelopak mata dan konjungtiva


Sekret mukopurulen
Merasa ada benda asing di mata
Pandangan kabur
Bintik putih pd kornea pd lokasi ulkus
Mata berair
Silau
Nyeri

Infiltrat yang steril dapat menimbulkan sedikit nyeri, jika ulkus terdapat pada perifer kornea
dan tidak disertai dengan robekan lapisan epitel kornea.
Gejala Objektif

Injeksi siliar
Hilangnya sebagian jaringan kornea, dan adanya infiltrat
Hipopion

Diagnosis ulkus kornea


Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan klinis
dengan menggunakan slit lamp dan pemeriksaan laboratorium. Anamnesis pasien penting
pada penyakit kornea, sering dapat diungkapkan adanya riwayat trauma, benda asing, abrasi,
adanya riwayat penyakit kornea yang bermanfaat, misalnya keratitis akibat infeksi virus
herpes simplek yang sering kambuh. Hendaknya pula ditanyakan riwayat pemakaian obat
topikal oleh pasien seperti kortikosteroid yang merupakan predisposisi bagi penyakit bakteri,
fungi, virus terutama keratitis herpes simplek. Juga mungkin terjadi imunosupresi akibat
penyakit sistemik seperti diabetes, AIDS, keganasan, selain oleh terapi imunosupresi khusus.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan gejala obyektif berupa adanya injeksi siliar, kornea
edema, terdapat infiltrat, hilangnya jaringan kornea. Pada kasus berat dapat terjadi iritis yang
disertai dengan hipopion.
Disamping itu perlu juga dilakukan pemeriksaan diagnostik seperti :

Ketajaman penglihatan

Tes air mata

Pemeriksaan slit-lamp

Respon reflek pupil

Pewarnaan kornea dengan zat fluoresensi

Goresan ulkus untuk analisa atau kultur (pulasan gram, giemsa atau KOH)

Pada jamur dilakukan pemeriksaan kerokan kornea dengan spatula kimura dari dasar dan tepi
ulkus dengan biomikroskop dilakukan pewarnaan KOH, gram atau Giemsa. Lebih baik lagi
dengan biopsi jaringan kornea dan diwarnai dengan periodic acid Schiff. Selanjutnya
dilakukan kultur dengan agar sabouraud atau agar ekstrak maltosa.
Pemeriksaan penunjang
Dengan pemeriksaan biomikroskopi tidak mungkin untuk mengetahui diagnosis kausa tukak
kornea. Tukak kornea akan memberikan kekeruhan berwarna putih pada kornea dengan defek
epitel yang dengan pewarnaan fluorescein akan berwarna hijau ditengahnya. Iris sukar dilihat
karena keruhnya kornea akibat edema dan infiltrasi sel radang pada kornea. Diagnosis
laboratorium tukak kornea adalah keratomalasia dan infiltrate sisa karat benda asing.
Pemeriksaan laboratorium sangat berguna untuk membantu membuat diagnosa kausa.
Pemeriksaan jamur dilakukan dengan melakukan sediaan hapus yang menggunakan larutan
KOH. Sebaiknya pada setiap tukak kornea dilakukan pemeriksaan agar darah, Sabouroud,
Triglikolat dan agar coklat.
Diagnosis banding ulkus kornea
Konjungtivitis

Keratitis/Tukak
Kornea
Sedang

Iritis Akut

Glaukoma Akut

Sedang - Hebat

Hebat
Menyebar
-

Sakit

Kesat

Kotoran

Sering Purulen

Fotofobia
Kornea
Kornea

Ringan
Jernih & Terang
Jernih

Iris

Normal

Hanya Refleks Ringan


Epifora
Hebat
KP
Flouresein ++ Presipitat
+/Muddy

Penglihatan
Sekret

N
(+)

<N
(-)

<N
(-)

Sedang
Edema Epitel
Edema
Abu-abu-Hijauhijau
<N
(-)

&

Suar/Fler
(-)
Pupil fixed N
oval
Tekanan
N

(-/+)
<N

(++)
<N

(-)
>N

<N> (pegal)

Vaskularisasi

Siliar

Pleksus Siliar

>N+++ (Sangat
Pegal)
Episkleral

Siliar
Antibiotika
Sikloplegik
Sensibilitas

Siliar
Episkleral
Steroid
+ Miotika diamox +
Sikloplegik
bedah
Infeksi Fokal
Tonometri

Injeksi
Pengobatan

a.konjungtivaa.posterior
Konjungtival
Antibiotika

Uji
Bakteri
Penatalaksanaan ulkus kornea

Pengobatan bertujuan menghalangi hidup bakteri dengan antibiotik dan mengurangi reaksi
radang steroid. Diberikan sikloplegik serta antibiotik topikal dan subkonjutivitis yang sesuai.
Pasien dirawat bila terancam terjadi perforasi, tidak dapat memberi obat sendiri, dan bila
penyakit berat sehinggan diperlukan obat sistemik. Mata tidak boleh dibebat. Pengobatan
dihentikan bila sudah terjadi epitelasi dan mata terlihat tenang.
Bila penyebabnya pseudomonas pengobatan harus ditambah 1 -2 minggu. Untuk keratitis
hipertik dilakukan debridemen epitel dengan aplikator kapas, sikloplegik antropin 1%, dan
dibalut tekan. Balut diganti setiap setiap hari sampai defek kornea membaik (biasanya dalam
waktu 72 jam). Antiviral topikal dapat mempercepat penyembuhan. untuk keratitis varisela
zoster dapat diberikan asiklovir intravena atau oral 5 x 800 mg dalam waktu 72 jam setelah
terjadi gejala kulit untuk 10 14 hari. Bila perlu diberikan analgesik dan kortikosteroid
topikal. Bila disebabkan acanthamoeba, selalin debridemen epitel, diberikan topikal
propamidin isetonat 1% dan neomisin tetes, atau poliheksametilem biguanid 0.01 0.02 %,
atau golongan imidazol.
Tujuan pengobatan ulkus kornea secara umum adalah untuk mencegah berkembangnya
bakteri dan mengurangi reaksi radang.
1. Benda asing dan bahan yang merangsang harus lekas dihilangkan. Erosi kornea yang
sekecil apapu harus diperhatikan dan diobati sebaik-baiknya.
2. Pemberian sikloplegika.
Sikloplegika yang sering digunakan adalah sulfas atropin karena bekerjannya lama 1-2
minggu. Efek kerja atropin adalah sebagai berikut :

Sedatif, menghilangkan rasa sakit

Dekongestif, menurunkan tanda radang

Menyebabkan paralise m.siliaris dan m.konstriktor pupil. Dengan lumpunya m.siliaris


mata tidak mempunyai daya akomodasi sehingga mata dalam keadaan istirahat.

Dengan lumpunya m.konstriktor pupil, terjadi midriasis, sehingga sinekia posterior yang
telah terjadi dapat dilepaskan dan dicegah pembentukan sinekia posterior yang baru.
3. Antibiotik
Antibiotik yang sesuai dengan kuman penyebabnya atau yang berspektrum luas dapat
diberikan sebagai salep, tetes, atau suntikan subkonjunctiva.
4. Bedah (keratoplasti)
Indikasi keratoplasti :

Dengan pengobatan tidak sembuh

Terjadinya jaringan parut yang menganggu penglihatan

Kedalaman ulkus telah mengancam terjadinya perforasi

Ada dua jenis keratoplasti yaitu:

Keratoplasti penetrans, berarti penggantian kornea seutuhnya. Donor lebih muda lebih
disukai untuk keratoplasti penetrans; terdapat hubungan langsung antara umur dengan
kesehatan dan jumlah sel endotel. Karena sel endotel sangat cepat mati, mata
hendaknya diambil segerea setelah donor meninggal dan segera dibekukan. Mata utuh
harus dimanfaatkan dalam 48 jam. Media penyimpan modern memungkinkan
penyimpanan lebih lam. Tudung korneo sklera yang disimpan dalam media nutrien
boleh dipakai sampai 6 hari setelah donor meninggal dan pengawetan dalam media
biakan jaringan dapat tahan sampai 6 minggu.

Keratoplasti lamelar, berarti penggantian sebagian dari ketebalan kornea. Untuk


korneoplasti lamelar kornea itu dapat dibekukan, didehidrasi, atau disimpan dalam
lemari es selama beberapa minggu; sel endotel tidak penting untuk prosedur ini.

Prognosis ulkus kornea


Tergantung pada tingkat keparahan dan cepat lambatnya mendapat pertolongan, jenis
mikroorganisme penyebabnya, dan ada tidaknya komplikasi yang timbul. Ulkus kornea yang
luas memerlukan waktu penyembuhan yang lama, karena jaringan kornea bersifat avaskular.
Semakin tinggi tingkatkeparahan dan lambatnya mendapat pertolongan serta timbulnya
komplikasi, maka prognosisnya menjadi lebih buruk. Penyembuhan yang lama mungkin juga
dipengaruhi ketaatan penggunaan obat.

Dalam hal ini, apabila tidak ada ketaata penggunaanobat terjadi pada penggunaan
antibiotika maka dapat menimbulkan resistensi.
Ulkus kornea dapat sembuh dengan dua metode; migrasi sekeliling sel epitel yang
dilanjutkan dengan mitosis sel dan pembentukan pembuluh darah dari konjungtiva. Ulkus
superfisial yang kecil dapat sembuh dengan cepat melalui metode yang pertama, tetapi pada
ulkus yang besar, perlu adanya suplai darah agar leukosit dan fibroblas dapat membentuk
jaringan granulasi dan kemudian menjadi sikatrik.
Komplikasi ulkus kornea
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Kebutaan parsial atau komplit dalam waktu sangat singkat


Kornea perforasi dapat berlanjut menjadi endoptalmitis dan panopthalmitis
Prolaps iris
Sikatrik kornea
Katarak
Glaukoma sekunder

Penanganan komplikasi
Bila seseorang dengan ulkus kornea mengalami perforasi spontan, berikan sulfas atropin,
antibiotik dan balut yang kuat. Segera masuk ke tempat tidur dan jangan melakukan gerakangerakan.
Bila perforasinya disertai prolaps iris dan terjadinya baru saja, maka padanya dilakukan :
-

Iridektomi dari iris yang prolaps

Iris direposisi

Kornea dijahit dan ditutup dengan flap konjunctiva

Beri sulfas atropin dan salep antibiotik

Balut yang kuat

Bila terjadinya prolaps iris telah berlangsung lama, obati seperti ulkus biasa, tetapi prolaps
irisnya dibiarkan saja sampai akhirnya sembuh menjadi leukoma adherens. Antibiotik
diberikan juga secara sistemik.
Pemeliharaan kesehatan mata dalam Islam
Maha suci Allah, yang telah memberi kita pandangan, pendengaran dan hati agar kita
bersyukur. Dengan kasih sayang-Nya, Allah telah mengizinkan kita untuk menikmati warnawarni alam semesta dan beraneka rupa bentuk benda2. Shalawat serta salam mari kita
lantunkan pada Rasulullah terkasih yang telah menunjukan kepada kita cara yang
semestinnya ketika menggunakan anugrah Allah yang berupa mata ini.

Mata sesungguhnya adalah gerbang maksiat, apabila tidak digunakan dengan baik sesuai
tuntunan islam. Barang siapa yang tidak dapat menahan pandangan mata sangat mungkin
akan menjerumuskan nya pada zina dan maksiat.
Rasulullah adalah orang yang sangat menjaga pandangannya, beliau sangat berhati-hati
dalam memandang yang dilarang Islam. Diantarannya dari melihat wanita yang bukan
mahramnya.
katakanlah kepada orang laki-laki beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya
dan pelihara kemaluannya. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka dan
sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang mereka perbuat. Dan katakanlah kepada
wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara
kemaluannya. (QS.An-Nuur [24]: 30-31).
Pandangan yg sesat adalah panah2 setan, sedangkan setan itu tidak menginginkan apapun
dari manusia selain keburukan dan kebinasaan. Oleh karena itu, penjagaan kita terhadapnya
adalah salah satu kunci pokok jalan keselamatan, Jalan menuju kebahagiaan yang
sesunguhnya.
Pandangan liar yang kita lakukan diluar dari ajaran islam sesungguhnya dapat mengikis dan
mengurangi iman kita. Iman tidak runtuh secara langsung, namun perlahan-lahan tapi pasti.
Itu merupakan jurus setan yang paling efektif agar iman manusia menjadi rontok dan hilang.
Marilah kita mencontoh rasulullah untuk tidak memandang yang diharamkan Allah, ingatlah
sewaktu rasulullah memalingkan/menggerakkan wajah sahabat (Al-Fadl) yang memandang
seorang wanita asing dengan sengaja ketika ihram. Marilah kita ingat sabda-sabdanya yang
menyuruh kita bersungguh-sungguh menahan pandangan dengan lawan jenis, kecuali pada
hal-hal tertentu yaitu pengajaran, jual beli, kesaksian, kedokteran, dsb yang diperbolehkan
Islam.
Ayo kita bersama-sama taburi hati kita dengan firman-firman Allah yang menjanjikan bahwa
barang siapa yang menjaga dirinya dari perbuatan yang Allah haramkan, maka Allah akan
mengaruniai kecintaan kepada hamba-Nya itu. Ayo jagalah pandangan kita agar terjaga
dengan baik dan akan membuat kita merasakan manisnya iman dan lezatnya beribadah.
Subhanallah.
sesungguhnya terdapat dalam diri Rasulullah saw suri teladan yang baik bagi kamu (yaitu)
bagi siapa yang mengharap (rahmat) Allah dan (kebahagiaan) hari akhir dan banyak
menyebut nama Allah. (QS.Al-Ahzab [33]: 21)

Anda mungkin juga menyukai