Surat Edaran Dirjen Migas No.8631 18.06 DJM.T 2008
Surat Edaran Dirjen Migas No.8631 18.06 DJM.T 2008
Nomor
Sifat
Lampiran
Hal
: 8631/18.06/DJM.T/2008
: Edaran
: Satu lembar
: Penggunaan Sistem Alat Ukur pada
Kegiatan Usaha Migas di Indonesia
e-mail : migas@migas.esdm.go.id
22 Mei 2008
Yang terhormat
1. Kepala BP Migas
2. Kepala BPH Migas
3. Direktur Utama PT Pertamina (Persero)
4. Direktur Utama PT PGN (Persero) Tbk.
5. Direksi Perusahaan KKKS, TAC, JOB, Pemurnian dan
Pengolahan, Pengangkutan, Penyimpanan dan Niaga
Minyak dan Gas Bumi untuk BU/BUT di Indonesia
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 Pasal 55, Peraturan
Pemerintah Nomor 36 Tahun 2004 Pasal 44, Pasal 95 dan Keputusan Bersama Menteri
Pertambangan dan Energi dengan Menteri Perdagangan Nomor 0233K/096/M.PE/1988
63A/Kpb/II/1988
tentang Pelaksanaan Tera dan Tera Ulang Alat Ukur, Takar, Timbang dan
Perlengkapannya (UTTP) yang dipergunakan dalam operasi pertambangan minyak dan
gas bumi mengamanatkan sebagai berikut:
1. Pembagian hasil Minyak dan Gas Bumi Kontrak Bagi Hasil antara Pemerintah dan
Kontraktor termasuk untuk keperluan distribusi dan niaga Bahan Bakar Minyak
(BBM) dan Gas Bumi kepada masyarakat dan industri di titik penyerahan wajib
menggunakan sistem alat ukur yang ditetapkan oleh Menteri sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Titik penyerahan Minyak dan Gas Bumi sebagaimana dimaksud dalam butir 1 adalah
Terminal Penyerahan, Stasiun Pengukur Minyak dan Gas Bumi, Depot BBM /
Liquified Petroleum Gas (LPG), Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU),
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) dan Stasiun Pengisian Bahan Bakar
Elpiji (SPBE).
3. Badan Usaha (BU)/Bentuk Usaha Tetap (BUT) menjamin dan bertanggungjawab
atas kehandalan dan akurasi sistem alat ukur yang digunakan.
4. BU/BUT menjamin penggunaan instalasi peralatan yang memenuhi ketentuan dan
standar mutu yang berlaku.
2. Sistem alat ukur yang dipergunakan untuk fungsi legal dimaksud pada butir 1, wajib
memenuhi persyaratan:
a. alat ukur dan perlengkapannya yang dirangkai pada sistem alat ukur atau
digunakan secara individu harus telah mendapat rekomendasi teknis dari
Direktorat Teknik dan Lingkungan Migas serta Izin Tipe dari Direktorat Metrologi;
b. sistem alat ukur yang dirancang dan dibangun oleh Perusahaan Perakit
Perekayasa wajib mendapat rekomendasi teknik dari Direktorat Teknik dan
Lingkungan Migas;
c. rancangan sistem alat ukur yang akan digunakan harus mendapat Persetujuan
Sistem dari Direktorat Teknik dan Lingkungan Migas; dan
d. sistem alat ukur dilakukan pemeriksaan teknis sesuai kaidah keteknikan yang
baik, untuk dilaksanakan pengujian di Factory Acceptance Test (FAT), System
Integration Test (SIT), Hydrotest, Site Acceptance Test (SAT), Calibration and
Commissioning oleh tenaga ahli yang kompeten bersama Inspektur Migas dan
instansi terkait lainnya.
3. BU/BUT wajib melengkapi prosedur operasi serah terima migas disetiap titik
penyerahan yang menggunakan sistem alat ukur legal, prosedur tersebut disusun
oleh para pihak terkait untuk mendapatkan persetujuan dari Direktur Jenderal Minyak
dan Gas Bumi d.h.i. Direktur Teknik dan Lingkungan Migas serta instansi yang
berwenang lainnya.
4. BU/BUT wajib menunjuk petugas yang kompeten untuk mengoperasikan sistem alat
ukur legal dalam melaksanakan serah terima migas di setiap titik penyerahan;
petugas yang ditunjuk untuk dicatat dalam buku tambang/pemurnian dan pengolahan serta dilaporkan kepada Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi d.h.i.
Direktur Teknik dan Lingkungan Migas dengan lampiran kompetensi petugas.
5. Akurasi Sistem Alat Ukur Legal untuk:
a. Gas Bumi