Anda di halaman 1dari 22

KONSEP AUDIT

INTERNAL
Latar Belakang
Definisi
Ruang Lingkup
Auditor Internal vs Auditor Eksternal
Standar Atribut

Latar Belakang.
Perlu tidaknya fungsi audit internal dikukuhkan sebagai bagian/unit
organisasi tersendiri, tergantung kepada tingkat urgensinya bagi
organisasi, al :
1. Bertambah besarnya ukuran organisasi perusahaan yang berdampak
terhadap melemahnya rentang pengendalian,
2. Bertambahnya volume transaksi,
3. Semakin besarnya sumber daya yang harus dikelola,
4. Meningkatnya ketergantungan manajemen kepada informasi yang
akurat dan terintegrasi,
5. Adanya tuntutan perundang-undangan.
Contoh :
BUMN : keberadaan unit/bagian audit internal diatur PP No. 3 Tahun
1983 tentang Tata cara Pembinaan Dan Pengawasan Perjan, Perum,
Dan Persero,
pasal 45 (1) : ...setiap BUMN (yang dianggap perlu) dibentuk satuan
pengawasan internal yang merupakan aparatur pengawas internal
perusahaan yang bersangkutan

Definisi :
Audit Internal adalah :
suatu aktivitas independen dalam memberikan
jasa konsultasi dan penjaminan secara objektif
yang dirancang untuk memberikan nilai tambah
dan perbaikan operasi suatu organisasi, dengan
maksud untuk membantu organisasi mencapai
tujuannya dengan cara menggunakan pendekatan
yang sistematis dan terarah dalam mengevaluasi
dan memperbaiki efektivitas pengelolaan risiko,
pengendalian, dan proses tata kelola (governance
processes).

Batasan Ruang Lingkup:


Audit internal adalah suatu penilaian yang sistematis dan
objektif oleh auditor internal terhadap berbagai operasi dan
pengendalian pada suatu organisasi untuk menentukan
apakah :
1) informasi keuangan dan operasi (non keuangan) akurat
dan reliabel.
2) risiko usaha dapat diidentifikasi dan diminimalisasi.
3) regulasi ekternal serta kebijakan dan prosedur internal
dipatuhi.
4) kriteria operasi yang memuaskan dapat dicapai.
5) sumber daya digunakan secara ekonomis dan efisien.
6) tujuan organisasi dapat dicapai secara efektif.

Subjek.
Aktivitas audit internal dilaksanakan dalam
naungan hukum/legal dan lingkungan budaya
yang beragam.
Auditor Internal dapat berasal :
1) dari dan merupakan pegawai organisasi yang
bersangkutan.
2) dari luar organisasi (outsourcing atau kontrak)
(tetapi tidak dianjurkan, hanya bila diperlukan
keahlian spesifik dan diikat dengan perjanjian
jangka pendek).

Perbedaan antara Auditor Internal dgn Auditor Eksternal


Auditor Internal

Auditor Eksternal

Subjek adalah pegawai organisasi


ybs, atau dapat pula pihak luar
dalam hubungan kerja
outsourcing.

Subjek adalah pihak luar yang


independen (Akuntan Publik).

Melayani kebutuhan manajemen,


oleh karena itu fungsi audit
internal nerupakan bagian dari
organisasi ybs.

Melayani kebutuhan pihak ketiga


yang memerlukan informasi
keuangan yang reliabel.

Fokus ke masa depan untuk


membantu manajemen mencapai
sasaran dan tujuan organisasi
secara efektif dan efisien.

Fokus kepada akurasi dan dapat


dipahaminya kejadian historis
seperti yang diekspresikan dalam
laporan keuangan

Lanjutan

Auditor Internal
Berkepentingan secara langsung
dalam pencegahan fraud dalam
berbagai bentuk atau tingkat
aktivitas yang direview.

Auditor Eksternal
Berkepentingan secara insidental
dalam pencegahan/pendeteksian
fraud secara umum, tetapi
berkepentingan secara langsung
bila terdapat pengaruh yang
bersifat material pada laporan
keuangan.

Independen terhadap aktivitas


Independen terhadap
yang diaudit, tetapi siap merespon manajemen/klien baik dalam
kebutuhan dan keinginan
penampilan maupun sikap mental.
manajemen.

Review atas aktivitas dilakukan


secara terus menerus (kontinyu).

Review atas catatan/dokumen


yang mendukung laporan
keuangan secara periodik
(umumnya setiap satu tahun
sekali).

Aktivitas Audit Internal :


Praktek audit internal meliputi 3 kategori pokok, yaitu :
1) Audit Keuangan, yang meliputi analisis aktivitas ekonomi
perusahaan yang diukur dan dilaporkan berdasarkan
metode akuntansi.
2) Audit Kepatuhan, yang meliputi suatu review atas
pengendalian keuangan dan operasi, serta transaksi
untuk menentukan tingkat kepatuhan/kesesuaiannya
dengan hukum, regulasi, standar dan prosedur yang
berlaku/ada.
3) Audit Operasional, yang meliputi review secara
komprehensif atas berbagai fungsi dalam organisasi
untuk menilai keekonomisan dan efisiensi operasi, serta
keefektifan dalam pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan.

Bentuk Bantuan Auditor Internal Bagi Manajemen :


Bagian Audit Internal dpt membantu manajemen dlm hal :
1) Pemantauan aktifitas yang tidak dapat dilakukan
langsung oleh Manajemen Puncak
2) Pengidentifikasian dan meminimalisasi risiko.
3) Memastikan validitas laporan yang ditujukan kepada
manajemen, dengan cara mereview laporan dalam hal
akurasi, ketepatan waktu, dan kegunaannya.
4) Melindungi manajemen dalam tataran teknis, terutama
dari dampak negatif penggunaan teknologi informasi,
dengan cara memberikan analisis yang berkenaan
dengan informasi yang dihasilkan sistem pengolah data.

lanjutan

5) Membantu dalam proses pengambilan keputusan,


dengan cara menyediakan atau menentukan keabsahan
data/informasi yang digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan. Selain itu juga mengevaluasi
dampak dari keputusan yang dibuat manajemen, serta
menunjukkan/menjelaskan risiko yang tidak dapat
diantisipasi.
6) Melakukan review yang berorientasi ke masa depan
(Program Audits), dengan cara melakukan review atas
suatu kebijakan atau program yang masih dalam tahap
perancangan, serta menilai pengendalian melalui sistem
informasi sebelum sistem tersebut diimplementasikan.
7) Membantu manajemen dalam menjalankan fungsinya.
Dalam hal ini audit internal diarahkan untuk menemukan
akar permasalahan yang dihadapi manajemen dan
memberikan saran kepada manajemen untuk melakukan
perbaikan.

Dilema Auditor Internal.


Dilema :
Ambiguitas Peranan Dan Konflik Kepentingan
Solusi :
auditor internal harus independen

Indikator :
Independensi Dalam Penyusunan Program Audit :
a. Program audit tidak diinterferensi oleh manajemen
b. Prosedur audit tidak diinterferensi oleh pihak-pihak yang
berkepentingan
c. Review atas tugas audit terbebas dari syarat-syarat yang biasanya
akan menyertai proses audit.
Independensi dalam Pengujian :
a. Memiliki akses yang luas terhadap catatan, properti/fasilitas, dan
personal/pegawai yang relevan dengan pekerjaan audit.
b. Adanya kerjasama secara aktif dari personal manajemen selama
pengujian dilakukan.
c. Terbebas dari upaya-upaya manajemen dalam aktivitas tertentu
yang diuji, atau dalam penentuan persoalan pembuktian yang dapat
diterima.
d. Terbebas dari kepentingan pribadi auditor yang mengarah kepada
upaya mengeyampingkan atau membatasi pengujian.

lanjutan

Independensi Dalam Pelaporan :


a. Fakta yang dilaporkan (baik makna/arti maupun pengaruhnya)
tidak direkayasa/dimodifikasi.
b. Terbebas dari tekanan pihak tertentu untuk
meniadakan/menghilangkan persoalan/masalah penting dari
laporan audit.
c. Menghindari ambiguitas makna (melalui penggunaan bahasa)
dalam pernyataan mengenai fakta, pendapat atau rekomendasi,
yang dapat mempengaruhi interpretasi pengguna informasi hasil
audit.
d. Terbebas dari upaya untuk mengenyampingkan/menolak
pertimbangan auditor sebagai fakta atau pendapat lain dalam
laporan audit.

Standards For The Professional Practice


Of Internal Auditing
Terdiri atas 3 (tiga) kategori, yaitu :
1) Standar Atribut, yang berkenaan dengan karakterisitik
auditor internal baik secara organisasional maupun
individual dalam melaksanakan aktivitas auditnya.
2) Standar Pelaksanaan, yang menjelaskan sifat aktivitas
audit internal, dan manajemen atas aktivitas audit.
3) Standar Implementasi, yang berkenaan dengan aplikasi
standar atribut dan standar pelaksanaan dalam jenis
audit tertentu (misalnya dalam audit kepatuhan, dan
investigasi fraud). Standar Implementasi dicirikan
dengan kode A atau C pada Standar Atribut, dan
Standar Pelaksanaan.

Standar Atribut
1) Maksud, kewenangan, dan tanggung jawab
aktivitas audit didefinisikan secara formal
dalam Anggaran Dasar/Dokumen Resmi
Organisasi dan disetujui oleh Dewan
(Direksi/Komisaris/Komite Audit)
2) Memiliki Independensi Organisasional Dan
Objektivitas Individual.
3) Bagian Audit Internal dan Auditor Internal
harus memiliki kecakapan dan ketelitian
Profesional yang semestinya.
4) Adanya Program Penjaminan Kualitas

Lanjutan

. Standar

Atribut

Maksud, Kewenangan, danTanggung jawab


Aktivitas Audit Internal
Untuk Jasa Penjaminan Maupun Jasa Konsultasi
Dicantumkan pada :
Anggaran Dasar Organisasi, dan
Disetujui Oleh Dewan(Direksi/Komisaris/Komite Audit),

Serta konsisten dengan :

Standard For The Professional Practice Of internal Auditing

Lanjutan

. Standar

Atribut

Independensi :

1) Independensi Organisasional :
Status organisasional memadai/tinggi,
terbebas dari interferensi dalam menentukan ruang
lingkup audit, pelaksanaan kerja, dan pelaporan hasil.

2) Objektivitas Individual :
Memiliki sikap dan perilaku yang tidak memihak,
tidak bias, dan
menghindari konflik kepentingan

Lanjutan

. Standar

Atribut

Kecakapan, dan
Ketelitian Profesional Yang Semestinya.
Kecakapan :
Internal auditor (individual/kolektif) memiliki
pengetahuan, keahlian dan kompetensi lainnya yang
diperlukan untuk melaksanakan aktivitas audit internal.
Ketelitian Profesional Yang Semestinya :
Internal auditor harus mampu mengaplikasikan ketelitian
dan keahlian seperti yang diharapkan sebagai seorang
yang kompeten.

Lanjutan . Standar Atribut

Program Penjaminan Kualitas :


Penilaian Internal meliputi : (a) review secara terus-menerus
terhadap kinerja aktivitas audit internal ; (b) review secara periodik
yang dilaksanakan melalui evaluasi diri, atau oleh pihak lain dalam
organisasi yang memahami praktek dan standar profesi audit
internal
Penilaian Eksternal, seperti Review Penjaminan Kualitas, harus
dilaksanakan paling lama 5 (lima) tahun sekali oleh Pemeriksa
(reviewer) yang berijasah/bersertifikat (memenuhi syarat) dan
independen, atau oleh Tim Pemeriksa yang berasal dari luar
organisasi.

Kepala bagian Audit Internal harus melaporkan hasil Penilaian


Eksternal kepada Dewan Direksi/Komisaris/ Komite Audit/ Legislatif dll
yg relevan

Kode Etik Auditor Internal


(Tinjauan Umum)
1. Integritas :
a) Melaksanakan pekerjaan audit dengan jujur, penuh
ketelitian/tekun serta bertanggungjawab.
b) Mematuhi
hukum serta diharapkan membuat
pengungkapan berdasarkan hukum dan profesi.
c) Tidak akan dengan sengaja/sadar menjadi bagian dari
kelompok yang melakukan aktivitas ilegal, atau
melanggar aturan yang akan mendiskreditkan profesi
atau organisasi.
d) Mendukung
dan memberikan kontribusi kepada
pencapaian tujuan legal dan etis organisasi.

Lanjutan : kode etik

2. Objektivitas :
a) Tidak turut campur/berpartisipasi dalam aktivitas yang
merusak/mengganggu pertimbangan profesional yang
diberikan, termasuk aktivitas yang dapat menimbulkan
konflik kepentingan.
b) Tidak akan menerima sesuatu apapun yang dapat
merusak/mengganggu
atau
dianggap
akan
merusak/mengganggu pertimbangan profesional yang
diberikan.
c) Akan mengungkapkan semua fakta yang material
untuk menghindari distorsi pelaporan aktivitas yang
direview.

Lanjutan : kode etik

3. Kerahasiaan :
a) Berhati-hati dalam menggunakan dan memproteksi
informasi yang diperoleh dalam menjalankan
tugasnya.
b) Tidak menggunakan informasi bagi keuntungan pihak
tertentu, atau cara tertentu yang bertentangan
dengan hukum atau merugikan pencapaian tujuan
legal dan etis organisasi.

Lanjutan : kode etik

4. Kompetensi :
a) Menggunakan
pengetahuan,
keahlian,
dan
pengalaman dalam melaksanakan perkerjaan audit
b) Melaksanakan pekerjaan audit berdasarkan standar
profesional yang berlaku.
c) Menyempurnakan/meningkatkan secara terus menerus
kecakapan, serta kualitas pelayanan.

Anda mungkin juga menyukai