(KLPI)
BANJIR SETROKALANGAN
Disusun oleh:
Kelompok: 3
1.
Widya Kristiani D. P
25010111120025
2.
Nery Ermaya
25010111120026
3.
Diah Suratri W.
25010111120027
4.
Juwita Pramodya W.
25010111120028
5.
6.
Ruth D. Siagian
25010111120031
7.
Dyah Agustin C. P.
25010111120032
8.
Eky Purwanti
25010111120033
9.
Anies Yuniar P.
25010111120035
25010111120036
25010111140366
Kelas
: A_2011
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................. 1
Kata Pengantar ................................................................................................. 2
Daftar Isi........................................................................................................... 3
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................
B. Dasar Kegiatan........................................................................................
C. Tujuan Kegiatan......................................................................................
BAB II: ISI
A. Hasil Observasi ....................................................................................... 7
BAB III: PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 43
B. Saran ..................................................................................................... 45
Daftar Pustaka .................................................................................................. 46
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini kita dituntut untuk semakin cerdas dan kompetitif dalam
pendidikan. Khususnya sebagai mahasiswa yang dituntut untuk selalu
berpikir kritis dan mengetahui segala perkembangan
yang terjadi di
lingkungan kita dan masyarakat. Dewasa ini, ilmu pengetahuan dan teknologi
semakin berkembang pesat seiring dengan globalisasi yang menghadapkan
kita pada kompetisi-kompetisi yang positif di segala aspek kehidupan.
Kemajuan zaman ini menuntut seseorang untuk lebih mandiri dan tentu saja
mempunyai kualitas dan kapasitas yang tinggi baik dari segi keilmuan
maupun keterampilan, agar tetap eksis dalam persaingan atau perjuangan
hidup ini.
Sebagai seorang mahasiswa yang dipandang sebagai kaum intelektual
dan calon pemimpin masa depan; dituntut untuk peka terhadap berbagai
permasahan-kejadian yang terjadi di sekitar kita. Salah satu kondisi yang
memprihatinkan adalah perubahan iklim, yang dapat mengakibatkan berbagai
macam masalah seperti: banjir, tanah longsor, mencairnya es di kutub, curah
hujan yang tidak menentu, dan lain-lain.
Pada saat ini kita dihadapkan dengan kondisi curah hujan yang tidak
menentu.
Adanya
perubahan
iklim
dan
pemanasan
global
sangat
yang
Bentuk Kegiatan
1. Field trip (study lapangan) dengan mengunjungi daerah terdampak banjir
di wilayah Kecamatan Mijen (Kantor Kecamatan Mijen, Kantor Desa
Mijen. Jleper. Jetak dan Ngelokulon). Berkunjung ke Kantor Kecamatan
Kaliwungu dan Desa Setrokalangan. Juga akan dikunjungi Bendung
Wilalung sebagai pintu air pengendali banjir Sungai Wulan dan Sungai
Juana. Tujuannya agar mahasiswa menambah pemahaman Topik
Manajemen bencana pada perkuliahan KLPI.
2. Wawancara dengan Aparat Kecamatan dan Desa, SKPD terkait (BPBD
Kabupaten), Tokoh Masyarakat dan warga terdampak banjir dengan
kuisioner untuk mengetahui kondisi dan aspirasi masyarakat yang
terdampak banjir.
B. Dasar Kegiatan
1. Kegiatan Perkuliahan mahasiswa semester IV Fakultas Kesehatan
Masyarakat khususnya mata kuliah Kesehatan Lingkungan Pemukiman
dan Industri.
2. Diperlukan pemahaman keadaan lapangan mahasiswa untuk memperkaya
pemahaman tentang teori.
C. Tujuan Kegiatan
1. Mengidentifikasi penyebab terjadinya banjir di daerah tombolo Demak
pada tanggal 9 dan 20 April 2013.
2. Menganalisis dampak bencana banjir terhadap masyarakat dan lingkungan
serta manajemen bencana di daerah tombolo/ dataran Selat Muria purba.
3. Mendapatkan gambaran situasi-kondisi barak atau tempat penampungan
pengungsi, khususnya tinjauan dari aspek Kesehatan lingkungan
(pemenuhan gizi, sanitasi, air bersih, persampahan), dan lain-lain.
4. Merencanakan tindakan mitigasi bila kondisi banjir seperti pada tanggal 9
dan 20 April 2013 terulang.
5. Merencanakan tindakan mitigasi agar tidak terjadi banjir seperti pada
tanggal 9 dan 20 April 2013.
6. Memberi pengayaan pengetahuan bagi mahasiswa terutama dalam bidang
kesehatan lingkungan tentang peran mahasiswa dalam mengatasi bencana
Banjir.
BAB II
ISI
A. HASIL OBSERVASI
Lokasi observasi : Desa Setrokalangan, Kabupaten Kudus
NO
PERTANYAAN
JAWABAN
Narasumber 1 :
Nama
: Abdul Chamdi
Jenis kelamin
: Pria
Usia
: 50 tahun
Jabatan
: Sekretaris Desa
1.
FORMAL
Narasumber 2 :
Nama
: Khoiruddin
Jenis kelamin
: Pria
Usia
: 42 tahun
Jabatan
: Kepala Dusun
a. Kejadian
Kapan terakhir
Narasumber 1 :
Narasumber 2 :
terjadinya banjir?
Apa penyebab terjadi
banjir?
Berapa lama terjadi
banjir tersebut?
Narasumber 1 :
Narasumber 2 :
Narasumber 1 :
Narasumber 2 :
Seberapa sering
terjadi banjir tersebut?
Narasumber 1 :
Narasumber 2 :
Narasumber 1 :
Lima puluh tahun, sejak kecil
hingga saat ini tinggal di Desa
Berapa lama
bapak/ibu tinggal di
daerah ini?
Setrokalangan.
Narasumber 2 :
Empat puluh dua tahun, sejak
kecil hingga saat ini tinggal di
Desa Setrokalangan.
Narasumber 1 :
Pada bulan Desember sampai
dengan bulam Maret curah
hujan tinggi, debit air juga
tinggi sehingga air tersebut
masuk ke dalam spill way dan
Bagaimana
perkembangan banjir
yang terjadi selama
bapak/ibu tinggal di
daerah ini? (tingkat
keparahan)
Narasumber 2 :
tingkat keparahan
tertinggi?
Narasumber 1 :
Dukuh Karang Turi, RT 1 7
pada RW 3 terkena banjir.
Narasumber 2 :
Dukuh Karang Turi, RT 1 7
pada RW 3, RW 2 sebagian
terkena banjir.
Narasumber 1 :
Banjir justru mulai terjadi.
Sumber air berasal dari Juwana
dan Kedung Ombo, banjir
melewati Purwodadi hingga
menyebabkan Desa
Setrokalanga tergenang lima
hari. Sungai Wulann ada di
Kudus dan Demak, pertemuan
Sungai ini ada di tengah Sungai
Bagaimana
perkembangan banjir
yang terjadi setelah
adanya Bendung
Kedung Ombo dan
sebelum ada Kedung
Ombo?
10
b. Penatalaksanaan
Adakah tindakan
Narasumber 1 :
Sudah ada, sering dilakukan
preventif yang
pemerintah ataupun
masyarakat untuk
mengantisipasi
adanya banjir?
sembako.
11
Contohnya: standar
keselamatan kerja,
Narasumber 2 :
tindakan pengontrolan
lahan, dsb.
Adakah upaya
Narasumber 1 :
mitigasi yang
dilakukan guna
mengurangi kerugian?
Contohnya:
banjir.
merancang bangunan
tahan gempa,
Narasumber 2 :
pelatihan,
pengorganisasian
12
sukarelawan,
peningkatan
Adakah upaya
kesiapsiagaan yang
dilakukan baik oleh
pihak pemerintah
ataupun kesadaran
Narasumber 1 :
masyarakat?
Contohnya: Praktek
Narasumber 2 :
Narasumber 1 :
rescue, perbaikan
fasilitas/ infrastruktur
Narasumber 2 :
Narasumber 1 :
Lama waktunya tidak tentu.
Narasumber 2 :
Lama waktunya tidak tentu,
13
Terkait tindakan
tanggap darurat,
berapa lama waktu
yang ditempuh untuk
mencapai tempat
pengungsian?
Terkait tindakan
tanggap darurat,
ikut mengungsi?
kembali ke pengungsian.
Narasumber 2 :
Untuk mengajak penduduk
Desa Setrokalangan untuk
mengungsi agak sulit dan harus
14
Narasumber 1 :
Menu makanan enak, lebih
bagaimana?
Makanan yang
disediakan, apakah
mencukupi, tolong
diceritakan
(Pemenuhan hak-
Berapakah jumlah
MCK? Berapakah
Air ada.
jumlah pnegungsi?
Perbandingan
MCK dan
Pengungsi
kira-kira
Penyediaan air
dan bersih.
Narasumber 2 :
Di posko makanan selalu
pengelolaan
sampah? Misalnya
15
dibuatkan lubang
Sanitasi
lingkungan?
Terkait pemenuhan
hak-hak gizi
Apa saja makanan
Narasumber 1 :
Makanan besar seperti nasi
bungkus. Menu makanannya
16
ketika
pengungsian?
Sumber makanan
untuk pengungsian
dari mana saja?
para pengungsi
tidur beralaskan
apa?
Berupa apa tempat
yang lain.
Dari berbagai instansi dan
badan sosial, posko makanan
di Kedung Dowo.
Tikar, di Balai Desa Garung
Lor.
Tikar.
Narasumber 2 :
Makanan bermacam-macam
dulu pernah ada Nasi Padang
juga.
Gagasan bantuan dari
Pemerintah Kabupaten
(Partai Politik, Institusi
pendidikan, Lembagalembaga, dan Kelompok
masyarakat). Sumber
bantuan di pos kan di tiga
titik yaitu Posko Dapur
Banjir, Dapur Umum ada
tiga titik, dan di tempat
Evakuasi.
Tikar, di Balai Desa Garung
Lor, Kecamatan Kaliwungu,
Kudus.
Tikar.
Terkait MCK
Di mana tempat
untuk melakukan
Narasumber 1 :
Di Aula tersebut.
Lebih dari 6 buah.
17
MCK?
Berapa jumlah
MCK yang
tersedia?
Narasumber 2 :
Di kamar mandi yang ada di
Aula tersebut.
Lebih dari 6 buah.
Narasumber 1 :
Baik.
Lebih dari cukup.
Narasumber 2 :
Masih kotor.
Sumber masih ada.
Adakah tindakan
Narasumber 1 :
pemulihan (recovery)?
Contohnya:
memperbaiki
rumah.
prasarana dan
pelayanan dasar
Narasumber 2 :
bersih, pasar
puskesmas, dll).
Adakah tindakan
rehabilitasi yang
dilakukan guna
memperbaiki fasilitas
dasar masyarakat?
Contohnya: Perbaikan
tempat tinggal,
pembangunan
kembali pelayanan
dasar yang penting,
pemulihan kegiatan
Narasumber 1 :
Ada bedah rumah dan rehab
rumah.
Narasumber 2 :
Bedah rumah sebesar 14 juta
dana sumbangan, ada swadaya
masyarakat berupa tenaga. Dana
rehabilitasi rumah sebesar 4
juta.
18
yang dirasakan?
(dapat berupa
kerugian materil
Narasumber 2 :
kerugian jenis
lainnya)
Adakah dampak
kesehatan yang
dirasakan oleh
penduduk sekitar?
Narasumber 2 :
Gangguan kulit, pernafasan,
diare, nyamuk banyak.
Narasumber 1 :
Narasumber 2 :
bagaimana
penanggulangannya?
Apa saja yang
Narasumber 1 :
menjadi kendala
dalam pelaksanaan
Narasumber 2 :
manajemen yang di
19
jelaskan di atas?
Narasumber 1 :
Normalisasi SPD I dan SPD II,
peninggian spill way,
Bagaimana harapan
bapak/ibu terhadap
kegiatan yang akan
datang? (kegiatan pra
Narasumber 2 :
banjir)
Narasumber 1 :
Nama
: Tugiono
2.
SEMI FORMAL
Usia
: 57 tahun
Jabatan
: Guru Agama
Narasumber 2 :
1. Nama
: Rina
a. Kejadian
Kapan terakhir terjadi
banjir?
3. Usia
: 46 tahun
4. Jabatan
: Guru OR
Narasumber 1 :
April 2013
100%
Narasumber 2 :
20
April 2013
Narasumber 1 :
Apa penyebab terjadi
banjir?
Seberapa sering
terjadi banjir tersebut?
Berapa lama
bapak/ibu tinggal di
daerah ini?
Narasumber 1 : Narasumber 2 :
50%
Sering, 2 th sekali
Narasumber 1 : 37 Tahun.
Narasumber 2 : 9 Tahun.
Bagaimana
perkembangan banjir
yang terjadi selama
bapak/ibu tinggal di
daerah ini? (tingkat
keparahan)
Narasumber 1 :
Kapan banjir di
daerah ini mencapai
tingkat keparahan
tertinggi?
50%
Narasumber 2 :
Tahun ini (2013).
Narasumber 1 : Karangturi
Narasumber 2 : Karangturi
100%
21
Bagaimana
perkembangan banjir
yang terjadi setelah
adanya Bendung
Narasumber 1 :
Sebelum ada Gedung Ombo
terendam selama 2 bulan setelah
dibangunnya Gedung Ombo
banjirnya tidak terlalu besar.
Narasumber 2 :
Kurang tahu.
Apakah mengetahui
100%
b. Penatalaksanaan
Adakah tindakan
preventif yang
dilakukan oleh pihak
pemerintah ataupun
masyarakat untuk
mengantisipasi
adanya banjir?
100%
Contohnya: standar
keselamatan kerja,
tindakan pengontrolan
banjir, regulasi guna
lahan, dsb.
Adakah upaya
Narasumber 1 :
guna mengurangi
kerugian?
penahan banjir.
50%
Contohnya:
merancang bangunan
tahan gempa,
Narasumber 2 :
Penyadaran pada masyarakat
22
pelatihan,
pengorganisasian
BPBD.
sukarelawan,
peningkatan
kesadaran publik, dsb.
Adakah upaya
kesiapsiagaan yang
Narasumber 1 :
pihak pemerintah
ataupun kesadaran
pelatihan kesiapsiagaan
masyarakat?
Contohnya: Praktek
early warning system,
Narasumber 2 :
penyiapan jalur
evakuasi, pelatihan
bagi sukarelawan,
pemerintah.
dsb.
Adakah tindakan
tanggap darurat yang
dilakukan?
Contohnya: search &
rescue, perbaikan
fasilitas/ infrastruktur
dasar (jembatan, jalan,
listrik), bantuan
makanan, pengobatan
Narasumber 1 :
Ada yaitu berupa bantuan
makanan dan pengobatan
darurat dari berbagai organisasi
dan pemerintah
Narasumber 2 : -
darurat, dsb
Ketika banjir kemarin,
berapa lama
Narasumber 1 : -
masyarakat
Narasumber 2 : -
diungsikan?
23
Terkait tindakan
tanggap darurat,
berapa lama waktu
Narasumber 1 : 45 menit
Narasumber 2 : -
mencapai tempat
pengungsian?
Narasumber 1 :
Terkait tindakan
tanggap darurat,
berapakah warga yang
ikut mengungsi?
100%
Narasumber 2 :
Tidak semua warga ikut
mengungsi.
Terkait tindakan
tanggap darurat,
bagaimana?
Makanan yang
Narasumber 1 :
Makanan standar, belum
mencukupi gizi.
MCK juga mencukupi dan
disediakan, apakah
mencukupi, tolong
diceritakan
berimbang.
Berapakah jumlah
MCK? Berapakah
jumlah pengungsi?
gerobak sampah.
Perbandingan
MCK dan
Pengungsi
pengungsian berdekatan
Narasumber 2 :
Makanan yang didapat
24
berasal dari
pengungsi?
pemerintah,bentuk
Apakah ada
pengelolaan
sampah? Misalnya
dibuatkan lubang
Sanitasi
lingkungan
Terkait pemenuhan
berbagai organisasi
hak-hak gizi
ketika pengungsian
Sumber makanan
untuk pengungsian
dari mana saja
Para pengungsi
tidur beralaskan
apa
Narasumber 2 :
Mie instan dan telur.
Sumber makanan didapat
dari swasta, pemerintah, dari
pengungsi
organisasi politik.
Pengungsi tidur beralaskan
tikar, lesehan, karpet.
-
25
Terkait MCK
Di mana tempat
untuk melakukan
MCK?
Berapa jumlah
MCK yang
Narasumber 1 : Narasumber 2 :
Mck berada di dekat tempat
50%
pengungsian.
tersedia?
Terkait penyediaan air
bersih
Narasumber 1 : -
Narasumber 2 : -
Narasumber 1 :
Untuk perbaikan jalan belum
ada tindakan apa pun dari pihak
pemerintah.
Narasumber 2 :
Ada, dilakukan oleh pemerintah
secara langsung.
Adakah tindakan
rehabilitasi yang
dilakukan guna
memperbaiki fasilitas
Narasumber 1 :
dasar masyarakat?
Contohnya: Perbaikan
tempat tinggal,
masyarakat sendiri.
pembangunan
kembali pelayanan
Narasumber 2 : -
26
penting.
Narasumber 1 :
(dapat berupa
kerugian materil
gagal panen.
100%
Narasumber 2 :
Kerugian berupa gagal panen.
lainnya)
Narasumber 1 :
Adakah dampak
kesehatan yang
dirasakan oleh
penduduk sekitar?
100%
Narasumber 2 :
Gatal,penyakit kulit, flu, pilek.
Narasumber 1 : -
Narasumber 2 : -
bagaimana
penanggulangannya?
Apa saja yang
menjadi kendala
dalam pelaksanaan
manajemen yang di
Narasumber 1 : Narasumber 2 : -
jelaskan di atas?
Bagaimana harapan
Narasumber 1 :
bapak/ibu terhadap
27
banjir)
: Kuan
: 80 tahun
Narasumber 2:
Nama
3.
WARGA
: Sumber
: 33 tahun
Status
: Menikah
Narasumber 3:
Nama
: Nur Hidayatul A
: 16 tahun
Status
: Pelajar SMA
28
Narasumber 1 :
100 %
Narasumber 2 :
April 2013
Narasumber 3 :
April 2013
Apa penyebab
terjadinya banjir?
Narasumber 1 :
100%
Berapa lama
terjadinya banjir?
66,67 %
Seberapa sering
Narasumber 1 :
terjadinya banjir
tersebut?
musim penghujan.
100%
Narasumber 2 :
Sudah biasa terjadi.
Narasumber 3 :
Setiap tahun banjir.
29
Berapa lama
bapak/ibu tinggal di
Narasumber 1 :
daerah banjir?
Narasumber 2 : Narasumber 3 :
Sejak lahir karena orang tuanya
sudah tinggal lama di Dukuh
Karangturi.
Bagaimana
Narasumber 1 :
perkembangan banjir
bapak/ibu tinggal di
daerah ini? (tingkat
Narasumber 2 : -
keparahan)
Narasumber 3 :
Tahun ini (2013) paling parah,
tapi jaman dulu ada yang lebih
arah hanya lupa tahunnya.
Kapan banjir di
Narasumber 1 :
tingkat keparahan
tertinggi?
100%
Narasumber 2 :
Sepuluh tahun yang lalu.
Narasumber 3 :
Tidak tahu tahun berapa tapi
jaman dulu pernah terjadi banjir
terparah.
30
Narasumber 1 :
yang mencapai
keparahan tertinggi?
terjadi banjir.
Narasumber 2 :
Ada daerah yang banjirnya
setinggi leher.
Narasumber 3 :
Genangan air tertinggi ada di
jalan sehingga tidak bisa
dilewati
Bagaimana
Narasumber 1 :
perkembangan banjir
Narasumber 2 : Narasumber 3 : -
b. Penatalaksanaan
Adakah tindakan
preventif yang
Narasumber 1 :
100%
dilakukan pemerintah
ataupun masyarakat
sendiri?
Narasumber 2 :
Membangun rumah 2 lantai.
Narasumber 3 :
Menyimpan barang-barang di
tempat khusus di bawah atap
persis.
31
Adakah upaya
mitigasi yang
Narasumber 1 :
100%
Peninggian rumah.
dlakukan guna
mengurangi kerugian?
Narasumber 2 :
Pengumuman seminggu
sebelum banjir.
Narasumber 3 :
Ada pengumuman melalui
pengeras suara tapi kadang telat.
Adakah upaya
kesiapsiagaan yang
Narasumber 1 :
Pengumuman banjir.
Narasumber 2 :
Barang barang sudah dinaikan.
masyarakat?
Narasumber 3 :
Barang barang sudah dinaikkan
sehingga tidak terlalu susah
ketika diperintahkan
mengungsi.
Adakah tindakan
Narasumber 1 :
dilakukan?
100%
32
Terkait tindakan
darurat, berapa lama
Narasumber 1 :
33,33%
Tidak mengungsi.
masyarakat
diungsikan?
Terkait tindakan
tanggap darurat,
Narasumber 1 :
100 %
Tidak.
Narasumber 2 :
Tidak. Yang mengungsi adalah
yang daerahnya banjir setinggi
leher. Yang masih selutut di
rumah.
Narasumber 3 :
Tidak. Bapak bapak dan laki
laki tidak mengungsi ke
pengungsian tetapi tinggal
ditanggul untuk menjaga ternak.
Terkait tindakan
Narasumber 1 :
tanggap darurat,
Narasumber 2 : -
pengungsian?
Narasumber 3 :
Jaraknya 1 km jalan kaki
33
Terkait pemenuhan
Narasumber 1 :
ketika di
bantuan.
pengungsian?
Sumber makanan
Narasumber 2 : -
di pengungsian dari
mana saja?
Dimana tempat
Narasumber 3 :
Ada dapur umum. Makanannya
tidur pengungsi?
tidur pengungsi
Terkait MCK
Dimana tempat
Narasumber 1 :
66,67%
untuk melakukan
MCK?
Berapa jumlah
MCK yang
Narasumber 2 :
MCK ada tapi tidak disebutkan
jumlahnya.
tersedia?
Narasumber 3 : .
Di pengungsian. Ada 2 MCK
untuk kurang lebih 100
pengungsi.
Adakah tindakan
pemulihan (recovery)?
Narasumber 1 :
100%
34
Narasumber 1 : -
33,33%
bersih
Kualitas air bersih
Narasumber 2 : -
Narasumber 1 :
66,67 %
35
Narasumber 1 : Ada
100%
kesehatan yang
dirasakan oleh
Narasumber 2 : Ada
penduduk sekitar?
Narasumber 3 : Ada
36
Narasumber 1 :
kesehatannnya, apa
100%
utamanya, dan
bagaimana?
Bagaimana harapan
Narasumber 1 :
bapak/ibu terhadap
datang?
: Choirudin
Jenis kelamin
: laki-laki
Usia
: 42 tahun
Jabatan
: Kepala Dusun
Lama jabatan
: 2 tahun
37
Beliau
juga
menuturkan
bahwa
mayoritas
warga
38
tim
medis
dari
relawan
PMI,
dan
diadakan
pengobatan/posko gratis
Tindakan preventif juga dilakukan oleh Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPPD), PU dan instansi-instansi terkait dengan
berbagai tahapan yaitu tahap :
Pra bencana: melakukan koordinasi dengan pihak terkait dan
selanjutnya dikomunikasikan ke masyarakat dengan satgas dan
dilakukan setiap tahun.
Proses: penyediaan armada untuk evakuasi, penyiapan logistik
dan sarana prasaran seperti tempat pengungsian dsb
Pasca: adanya rekontruksi sarana prasarana umum seperti
perbaikan jalan yang berlubang dan bersih-bersih bersam (kerja
bakti), pemberian bantuan pangan selama 3 hari pasca banjir
untuk setiapa kepala keluaraga.
Upaya mitigasi yang dilakukan guna mengurangi kerugian adalah
dilakukannya simulasi bencana, pelatihan dan penyuluhan. Adanya
upaya kesiapsiagaan yanng dilakukan baik oleh pihak pemerintah
maupun kesadaran masyarakat yaitu dengan adanya tindakan preventif
mulai dari pra bencana hingga pasca bencana yang tentunya melibatkan
semua elemen baik pemerintah maupun masyarakat. Tindakan tanggap
darurat dilakukan denga cepat tidak bisa memakan waktu lama karena
menyangkut nyawa manusia. Tindakan tanggap darurat itu contohnya
penyediaan angkutan untuk mengevakuasi warga. Untuk lamanya
warga di ungsikan itu semua bergantung pada situasi atau kondisional.
39
40
pemulihan
yang
dilakukan
oleh
pemerintah
adalah
41
harus
cepat
karena
program
bedah
rumah
2. Semi Formal
a. Narasumber 1
Nama
: Tugiono
: 57 tahun
Jabatan
: Guru Agama
sendiri
disebabkan
oleh
beberapa
faktor,
yaitu
dikarenakan curah hujan yang tinggi dari Muria, banjir kirirman dari
Grobogan, dan karena pendangkalan sungai Wulan. Karena seringnya
terjadi banjir di desa tersebut menyebabkan dampak psikologis dan
dampak kesehatan yang negatif bagi para warga. Pemerintah pun sudah
memberikan bantuan kepada Desa Setrokalangan yaitu dengan
normalisasi sungai Wulan, peninggian spell way, dan pengaliran
normalisasi SWD 1.
42
Sedangkan
untuk
penyediaan
sampah
di
tempat
43
menurut Pak Tugiono jalan utama yang dilewati warga sampai saat ini
belum diperbaiki pemerintah dan warga pun hanya melakukan
perbaikan rumahnya sendiri-sendiri. Harapan yang disampaikan Bapak
Tugiono
sebagai
wakil
masyarakat
Desa
Setrokalangan
yaitu
b. Narasumber 2
Nama
: Rina
: 46 tahun
Jabatan
44
45
Selain itu biaya perbaikan rumah yang cukup banyak. Untuk kerugian
dibidang kesehatan tidak begitu dirasakan, penduduk menganggapnya
sebgaia penyakit yang wajar-wajar saja dan dapat sembuh dengan
sendirinya tanpa perlu dikhawatirkan, seperti gatal, flu, batuk, diare,
dan lain-lain.
3. Masyarakat
a. Narasumber 1
Nama
: Kuan
: 80 tahun
46
juga
ada
pasca
kejadian
yang
dilakukan
oleh
47
b. Narasumber 2
Nama
: Sumber
: 33 tahun
Status
biasanya
pemerintah
Kota
Kendal
melalui
Badan
48
c. Narasumber 3
Nama
: 16 tahun
Status
: Pelajar SMA
49
50
suara di masjid. Untuk yang orang tua, orang yang sedang sakit,
maupun orang yang sehat tapi terlambat mengungsi padahal air sudah
tinggi, dijemput menggunakan perahu karet. Pada banjir bulan April
kemarin, masyarakat mengungsi hampir seminggu. Biasanya kalau air
sudah agak surut masyarakat pulang untuk membersihkan rumah. Tapi,
kemarin ketika masyarakat pulang ternyata ada banjir susulan. Jadi,
masyarakat mengungsi lagi di pengungsian selaman 3 hari. Tidak
semua warga ikut mengungsi. Ada yang tinggal di tanggul untuk
menjaga ternak, yaitu Bapak bapak dan sebagian lelaki. Kebiasaan
masyarakat yang notabene memiliki banyak ternak baik kambing
mauun kerbau, mengungsikan ternaknya ke tanggul dan bergantian
menjaga ternak disana. Mereka takut kalau ternaknya di curi.
Kondisi ditempat pengunsian sendiri dgambarkan narasumber
gudang yang cukup luas. Akan tetapi MCK nya hanya ada 2 padahal
jumlah pengungsi lebih dari 100. Air bersih baik untuk MCK maupun
minum
Karena kamar mandi hanya dua dan ketika ingin menggunakan harus
antri maka biasanya masyarakat di pengungsian jarang mandi.
Untuk makanan sendiri di tempat pengungsian (gudang Pak
Pieter) ada dapur umum. Ada tukang masaknya juga. Makanannya
biasa seperti yang mereka makan sehari hari. Ada nasi sayur dan lauk.
Masyarakat juga mendapatkan makan 3 kali sehari. Makanan yang
paling banyak dijumpai disana adalah mie instan. Biasanya itu dari
bantuan. Menurut narasumber, di pengunsian yang lain tidak ada dapur
umum, jadi makanan yang diberikan adalah nasi bungkus dari relawan.
Untuk tempat tidur, masyarakat tidur di tikar. Tidak ada kasurnya.
Ketika ditanya masalah persampahan dan sanitasi lingkungan.
Narasumber menjawab kalau sampahnya malah justru terbawa arus
semua, tapi airnya jadi kotor. Di pengungsian sampah dikelola dengan
baik karena ada plastik sampahnya. Pada saat banjir karena begitu
banyaknya ternak di Desa Karangturi maka kotoran ternak bercampur
51
jadi satu, ada juga yang masuk ke rumah. Biasanya menimbulkan bekas
dan bau.
Pasca banjir biasanya masyarakat langsung bersih bersih rumah
dan jalan sekitar. Jika kemarin ada rumah yang rubuh, pemilik rumah
mendapat dana bantuan (fresh money) dari pemerintah untuk
meperbaiki rumah.
Untuk masalah kesehatan, biasanya saat banjir maupun pasca
banjir masyarakat banyak yang terkena gatal gatal, flu, dan diare. Gatal
gatal karena air yang kotor akibat bercampur dengan kotoran ternak. Di
pengungsian juga masyarakat jarang mandi. Di pengungsian ada 1
dokter jaga yang setiap harinya berganti tugas. Untuk mendapatkan obat
juga cukup mudah.
Kerugian yang sangat dirasakan oleh narasumber adalah berkaitan
dengan pendidikan. Narasumber masih sekolah SMA, meskipun buku
dan seragam sudah dinaikkan ke atas tapi masih saja ada yang basah.
Terpaksa narasumber harus membeli buku (LKS) dan seragam baru.
Bantuan seragam biasanya hanya untuk anak SD, sedangkan bantuan
seragam untuk anak SMA jarang ada. Dari keterangan narasumber
ketika banjir untuk anak SD sekolah diliburkan sampai banjir surut.
Padahal ketika banjir kemarin anak SD sedang menempuh try out.
Sedangkan untuk narasumber yang masih SMA masih tetap berangkat
karena sekolah di kota, tetapi kadang tidak bisa pulang karena akses
terhalang,
jadi
harus
menginap
di
rumah
saudara
di
kota.
52
Hujan yang terjadi pada bulan April sangat deras, hal ini merupakan
salah satu penyebab utama terjadinya banjir. Air hujan yang jatuh tersebut
langsung di tampung pada Sungai Wulan dan karena Sungai Wulan yang
tidak dapat menampung banyaknya debit air maka tanggul pun jebol dan
membanjiri pemukiman warga.
53
54
rumah penduduk dan tak jarang penduduk tersebut serumah dengan hewan
ternaknya. Saat terjadi banjir, kotoran ternak yang mengandung virus
penyebab penyakit akan bercampur dengan air hujan dan menyebar di
daerah Setrokalangan sehingga apabila terkena pada manusia yang
memiliki daya tahan tubuh rendah dapat menyebabkan penyakit.
Penyakit yang biasanya timbul pasca banjir, antara lain :
a. Diare
Penyakit Diare sangat erat kaitannya dengan kebersihan individu
(personal hygiene). Pada musim hujan dengan curah hujan yang tinggi,
potensi banjir meningkat. Pada saat banjir, sumber-sumber air minum
masyarakat, khususnya sumber air minum dari sumur dangkal, akan
ikut tercemar. Di samping itu, pada saat banjir biasanya akan terjadi
pengungsian dengan fasilitas dan sarana serba terbatas, termasuk
ketersediaan air bersih. Itu semua menjadi potensial menimbulkan
penyakit diare disertai penularan yang cepat.
b. Demam berdarah
Pada saat musim hujan, biasanya akan terjadi peningkatan tempat
perindukan nyamuk aedes aegypti, yaitu nyamuk penular penyakit
demam berdarah. Hal ini dikarenakan pada saat musim hujan, banyak
sampah seperti kaleng bekas, ban bekas, dan tempat-tempat tertentu
terisi air dan terjadi genangan selama beberapa waktu. Genangan air
itulah yang akhirnya menjadi tempat berkembang biak nyamuk
55
56
57
merupakan
kebutuhan
yang sangat
penting
bagi
3. Dampak Psikologis
Gangguan psikologis di Desa Setrokalangan tergolong tidak berat
karena bencana banjir sudah sering dialami masyarakat sehingga mereka
sudah mulai terbiasa dengan kejadian ini. Masyarakat tidak sampai
mengalami trauma berkepanjangan akibat bancana ini. Gangguan
psikologi yang dialami masyarakat tergolong ringan, seperti terjadi pada
masyarakat yang mengungsi. Di tempat pengungsian mereka banyak
memikirkan rumah mereka. Mereka takut saat ditinggal mengungsi, ada
orang yang mengambil barang-barang di rumahnya. Hal itu menyebabkan
banyak warga yang mengungsi untuk pulang ke rumahnya sekedar untuk
melihat apakah rumah dalam keadaan baik atau tidak. Tak jarang banyak
warga, khususnya laki-laki yang tidak mengungsi untuk menjaga rumah
mereka.
58
4. Dampak Lingkungan
a. Adanya sampah yang berserakan pasca banjir
Setelah banjir surut maka sampah-sampah mulai bermunculan.
Sampah tersebut berasal dari daun, ranting, pohon, alat-alat rumah
tangga, ataupun plastik yang ikut hanyut saat terjadinya banjir. Banyak
barang-barang yang mulanya bisa digunakan, tetapi saat terjadi banjir
barang tersebut terendam dan sekarang sudah tidak bisa digunakan.
Banyak masyarakat yang membuang barang-barang yang sudah tidak
berfungsi yang mengakibatkan jumlah sampah pasca banjir selalu
bertambah.
b. Berkembangnya Vektor penyakit
Pasca banjir, banyak terjadi genangan-genangan air di botol,
kaleng, ember dan tempat tempat lain. Genangan air tersebut
digunakan oleh nyamuk untuk berkembang biak. Dengan banyaknya
nyamuk yang berkembang biak menyebabkan populasi nyamuk
semakin hari semakin bertambah dan dapat menimbulkan penyakit di
masyarakat.
c. Mencemari Lingkungan Sekitar
Pencemaran lingkungan dapat terjadi saat banjir. Saat banjir, yang
datang tidak hanya air, tetapi juga membawa serta sampah, kotoran,
limbah pabrik, limbah kimia, yang dapat mencemari sumber air bersih.
Banjir juga akan mengotori rumah dan halaman yang membuat
lingkungan menjadi kotor dan tidak sehat.
59
Terdapat
dapur
Bantuan
makanan
didapatkan
dari
donatur
dan
pemerintah.
2. Sanitasi:
a. Menurut narasumber formal, MCK sudah tersedia di tempat
pengungsian lebih dari 6 tempat MCK, jumlah ini sudah mencukupi
untuk para warga yang mengungsi.
b. Menurut narasumber semi formal, MCK yang berada di tempat
pengungsian sudah mencukupi.
c. Menurut warga sudah terdapat MCK di tempat pengungsian.
60
3. Air bersih:
a. Menurut sumber formal, air bersih di tempat pengungsian sudah cukup
bersih, air didapatkan dari tangki-tangki yang berisikan air bersih dan
tangki itu berasal dari donatur dan pemerintah.
b. Menurut sumber semi formal, air sudah cukup bersih dan mencukupi.
c. Menurut warga, kualitas dan kuantitas air bersih sudah cukup baik.
4. Persampahan:
a. Menurut sumber formal, sampah yang dihasilkan akan dikumpulkan di
tong sampah yang besar dan nantinya akan ada petugas yang
mengambilnya dan membuangnya ke TPA setiap hari sehingga
lingkungan tetap bersih. Selain itu, ada petugas piket untuk melakukan
survei kebersihan di tempat pengungsian.
b. Menurut sumber semi formal, untuk persampahan sudah dikelola
dengan baik karena sudah tersedia gerobak sampah yang akan dibuang
ke TPA sehingga tempat pengungsian tetap bersih.
c. Menurut warga, persampahan sudah dikelola dengan baik karena ada
petugas kebersihan dan sampah diangkut ke TPA sehingga tempat
pengungsian tetap terjaga kebersihannya.
5. Tempat tidur:
Para pengungsi menggunakan tikar dan karpet tanpa kasur untuk alas
tidurnya.
E. Rencana Tindakan Mitigasi bila Kondisi Banjir seperti pada Bulan April
2013 terulang
1. Kesiapsiagaan
Yang dimaksud kesiapsiagaan menghadapi banjir adalah kegiatan
yang dilakukan dalam rangka mengantisipasi bencana banjir sehingga
tindakan yang dilakukan pada saat dan setelah terjadi banjir dilakukan
secara tepat dan efektif.
61
62
63
64
65
5. Saran Tindakan Bila Kondisi Banjir seperti yang Terjadi pada Bulan
April 2013
a. Jangan panik.
b. Pada saat terjadi bencana banjir, warga yang berada di daerah rawan
bencana banjir diminta memantau perkembangan cuaca, bila hujan terus
terjadi tidak henti-hentinya, diimbau waspada dan berhati-hati untuk
mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
c. Pada saat dan setelah bencana terjadi, berbagai aktivitas kesehatan
harus dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan para korban serta
mencegah memburuknya derajat kesehatan masyarakat yang terkena
bencana. Pada tahapan tanggap darurat, energi yang cukup besar
biasanya dicurahkan untuk evakuasi korban.
d. Ketika melihat air datang, jauhi secepat mungkin daerah banjir. Segera
selamatkan diri dengan berlari secepat mungkin menuju tempat yang
tinggi.
e. Apabila terjebak dalam rumah atau bangunan, raih benda yang bisa
mengapung sebisanya.
f. Dengarkan jika ada informasi darurat tentang banjir.
g. Hati-hati dengan listrik. Matikan peralatan listrik/ sumber listrik.
h. Selamatkan barang-barang berharga dan dokumen penting sehingga
tidak rusak atau hilang terbawa banjir.
i. Pantau kondisi ketinggian air setiap saat sehingga bisa menjadi dasar
untuk tindakan selanjutnya.
j. Ikut mendirikan tenda pengungsian, pembuatan dapur umum.
k. Terlibat dalam pendistribusian bantuan.
l. Mengusulkan untuk mendirikan pos kesehatan.
m. Menggunakan air bersih dengan efisien.
66
a. Mitigasi Struktural
Yang dimaksud dengan mitigasi struktural adalah upaya-upaya
pengurangan risiko bencana yang lebih bersifat fisik.
Upaya-upaya mitigasi struktural banjir yang dilakukan oleh
pemerintah antara lain adalah :
1) Perbaikan dan peningkatan sistem drainase.
2) Normalisasi fungsi sungai yang dapat berupa: pengerukan, sudetan.
3) Relokasi pemukiman di bantaran sungai.
4) Pengembangan bangunan pengontrol tinggi muka air/ hidrograf
banjir berupa tanggul, pintu, pompa, waduk dan sistem polder.
5) Perbaikan kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS).
Sementara, mitigasi struktural yang dapat dilakukan oleh
masyarakat di kawasan rawan banjir antara lain:
1) Membantu upaya peningkatan kapasitas resapan air di wilayahnya
baik dengan menanam lebih banyak pohon maupun membuat sumur
resapan.
2) Membantu penyusunan peta zonasi/ risiko banjir.
3) Membangun rumah sesuai dengan peraturan tata guna lahan.
4) Membuat rumah lebih tinggi dari muka air banjir.
5) Melengkapi sistem sanitasi rumah dengan klep/ penutup banjir
67
68
69
70
: 100 m
- Anak sungai
: 50 m
- Daerah pemukiman
: 10 15 m
71
ada hanya sumur bor untuk keperluan Masak dan MCK. Untuk
membantu upaya peningkatan kapasitas resapan air di Dukuh
Karangturi ini dapat dulakukan dengan menanam lebih banyak pohon
maupun membuat sumur resapan.
Pembuatan rumah yang lebih tinggi dari muka air banjir harus
dilakukan dengan merata karena berdasarkan pengamatan kami di
lapangan menunjukan baru sekitar 60% rumah yang telah ditinggikan.
Kondisi sanitasi rumah di Dukuh Karangturi juga belum dilengkapi
dengan klep atau penutup banjir.
72
73
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
74
Daftar Pustaka
75
Lampiran
Gunungapi Genuk
Gunungapi Patiayam
Gunungapi Muria
Delta Wulan
Setrokalangan
76
77