Anda di halaman 1dari 4

ASAS KEWARGANEGARAAN

DAN PEWARGANEGARAAN
1. Asas Kewarganegaraan
Sesuai undang-undang No.12 tahun 2006 bahwa untuk memenuhi tuntutan masyarakat dan
melaksanakan amanat Undang-Undang Dasar 1945 maka asas kewarganegaraan meliputi asas
kewarganegaraan umum atau universal yaitu asas ius sanguinis, ius soli, dan campuran. Adapun
asas yang dianut dalam UU No. 12 tahun2006 adalah berikut ini.
a. Asas Ius Soli
Adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran.
Bagi negara indonesia penentuan yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam undang-undang tersebut.
b. Asas Ius Sanguinis
Adalah penenuan kewarganegaraan berdasarkan keturunan atau pertalian darah. Artinya
penentuan kewarganegaraan seseorang berdasarkan kewarganegaraan orang tuanya, bukan
berdasarkan negara tempat tinggalnya.
c. Asas Kewarganegaraan Tunggal
Adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap orang.
d. Asas Kewaganegaraan Ganda Terbatas
Adalah asas menentukan kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang
diatur dalam undang-undang ini. Undang-undang ini pada dasarnya tidak mengenal
kewarganegaraan

ganda

(bipatride)

ataupun

tanpa

kewarganegaraan

(apatride).

Kewarganegaraan ganda yang diberikan kepada anak dalam undang-undang ini merupakan suatu
pengecualian. Namun ada suatu negara dalam menentukan kewarganegaraannya hanya
menggunakan asas ius soli atau ius sanguinis saja, maka dapat mengakibatkan dua kemungkinan
yang terjadi yaitu bipatride dan apatride.

Bipatride (dwi kewarganegaraan) yaitu kewarganegaraan rangkap/ganda. Dengan demikian


mengakibatkan ketidakpastian status orang yang bersangkutan dan kerumitan administrasi
tentang kewarganegaraan tersebut. Apatride (tanpa kewarganegaraan) yaitu seseorang tanpa
memiliki kewarganegaraan. Dengan demikian keadaan apatride ini mengakibatkan seseorang
tidak akan mendapat perlindungan dari negara manapun juga. Contoh negara yang menerapkan
asas ius soli adalah Amerika Serikat, sedangkan yang menerapkan asas ius sanguinis adalah Cina.
Seorang warga negara Cina yang meahirkan anak di Amerika Serikat, menurut asas yang dianut
oleh masing-masing negara tersebut memiliki dua kewarganegaraan yaitu warga negara Amerika
Serikat dan warga negara Cina. Sebaliknya warga negara Amerika Serikat yang melahirkan
seorang anak di Cina menurut asas tersebut tidak memiliki kewarganegaraan (apatride).
Untuk mengatasi keslitan diatas diadakan perundingan dengan negara lain untuk menentukan
pewarganegaraan seseorang terdapat 2 macam stetsel yaitu stetsel pasif dan aktif. Stetsel pasif
adalah semua penduduk diakui sebagai wargnegara kecuali ia menolak menjadi warga negara
atau hak repudiasi. Stetsel aktif adalah untuk menjadi warga negara seseorang harus
menggunakan hak opsi atau hak untuk memilih menjadi warga negara.
2. Pewarganegaraan (Naturalisasi)
Negara Republik Indonesia memberi kesempatan kepada orang asing (bukan warga negara)
untuk menjadi warga negara. Dalam hal permohonan kewarganegaraan atau naturalisasi.
Naturalisasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu naturalisasi biasa dan istimewa.
a. Naturalisasi Biasa
Persyaratan

menjadi

kewarganegaraan

Republik

Indonesia

menurut

undang-undang

kewarganegaran adalah sebagai berikut.


- Telah berusia 18 tahun atau sudah kawin
- Pada waktu pengajuan permohonan sudah bertempat tinggal diwilayah negara sedikitnya 5
tahun berturut-turut atau 10 tahun tidak berturut-turut.
- Sehat jasmani dan rohani.
- Dapat berbahasa Indonesia dan mengakui dasar negara Pancasila dan UUD 1945.

- Tidak pernah dijatuhi pidana karena tindak pidana yang diancam sanksi penjara 1 tahun atau
lebih.
- Tidak menjadi berkewarganegaraan ganda.
- Mempunyai pekerjaan atau penghasilan tetap.
- Membayar uang pewarganegaraan ke kas negara sebesar ketentuan peraturan pemerintah.
b. Naturlisasi Istimewa (Luar Biasa)
Nauralisasi istemewa di neara RI dapat diberikan kepada warga negara asing yang status
kewarganegaraannya sebagai berikut.
- Anak WNI yang lahir diluar perkawinan yang sah, belum berusia 18 tahun atau belum kawin
diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing.
- Anak WNI yang belum berusia 5 tahun meskipun secara sah sebagai anak oleh WNA
berdasarkan penetapan pengadilan, tetap sebagai WNI.
- Perkawinan WNI dan WNA baik sah maupun tidak sah dan diakui orang tuanya yang WNI,
atau perkawinan yang melahirkan anak di wilayah RI meskipun status kewarganegaraan orang
tuanya tidak jelas berakibat anak berkewarganegaraan ganda hingga usia 18 tahun atau sudah
kawin.
- Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan dibuat secara tertulis dan disampaikan kepada
pjabat dengan melampirkan dokumen sebbagaimana ditentukan dalam perundang-undangan.
- Perbuatan untuk memilih kewarganegaraan disampaikan dalam waktu paling lambat 3 tahun
setelah anak berusia 18 tahun atau sudah kawin.
- Warga asing yang telah berjasa kepada negara RI dengan pernyataannya sendiri (permohonan)
untuk menjadi warga negara RI, atau dapat diminta oleh negara RI. Kemudian mereka
mengucapkan sumpah atau janji setia. Cara ini diberikan oleh Presiden dengan persetujuan DPR.
c. Akibat Pewarganegaraan
Pewarganegaraan membawa akibat hukum pasangan kawin campuran dan anak-anaknya yang
menjadi warga negara karena pewarganegaraan. Berikut adalah akibat dari pewarganegaraan:

- Setiap orang yang bukan WNI diperlakukan seperti orang asing.


- Kehilangan kewarganegaraan RI bagi suami atau istri yang terikat perkawinan sah tidak
menyebabkan kehilangan status kewarganegaraan itu.
- Anak yang belum berumur 18 tahun dan belum kawin yang mempunyai hubungan hukum
kekeluargaan dengan ayahnya sebelum ayah itu memperoleh kewarganegaraan RI turut
memperoleh kewarganegaraan RI.
- Seorang anak yang lahir dari perkawinan WNA dan WNI tanpa memandang kedudukan
hukukm ayahnya baik sah maupun tidak sebelum usia 18 tahun memiliki kewarganegaran ganda.
Setelah 18 tahun diharuskan memilih kewaranegaraan.
- Anak yang lahir di wilayah negara RI yang saat lahir tidak jelas kedudukan orang tuanya atau
tidak diketahui orang tuanya merupakan kewarganegaraan RI.
- Anak dibawah usia 5 tahun telah ditetapkan secara sah sebagai anak WNA berdasarkan
pengadilan, tetap diakui sebagai WNI.

Anda mungkin juga menyukai