Limbah padat rumah sakit yang lebih dikenal dengan pengertian sampah rumah sakit adalah
sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang harus dibuang yang umumnya berasal
dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia, dan umumnya bersifat padat (Azwar, 1990).
Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk padat akibat
kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah medis padat dan non medis (Keputusan MenKes R.I.
No.1204/MENKES/SK/X/2004), yaitu :
1. Limbah non medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di luar medis yang
berasal dari dapur, perkantoran, taman dan halaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabila
ada teknologi. Penyimpanannya pada tempat sampah berplastik hitam.
2. Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari :
a.
b.
c. limbah
sitotoksis adalah
limbah
berasal
dari
sisa
obat
pelayanan
Limbah radioaktif adalah limbah berasal dari penggunaan medis ataupun riset di
laboratorium yang berkaitan dengan zat-zat radioaktif. Penyimpanannya pada tempat
sampah berplastik merah.
1. Pra rencana tapak diajukan oleh pemohon kepada Walikota melalui Kepala Dinas Tata Kota
dan Pemukiman dengan surat permohonan disertai kelengkapan persyaratan yang ditetapkan
2. Permohonan yang memenuhi persyaratan administratif, maka permohonannya dikabulkan dan
bila tidak memenuhi persyaratan dapat ditolak dengan alasan yang jelas.
3. Untuk permohonan yang dikabulkan, selanjutnya Dinas akan melaksanakan penelitian dan
pemeriksaan serta memproses administrasi untuk pengesahan rencana tapak
4. Untuk permohonan yang hanya dipersyaratkan dengan advice planning (fatwa/rencana
pengarahan lokasi) tanpa Izin lokasi atau merupakan pecahan dari rencana induk (master
plan). Maka pegnesahan rencana tapak dapat disahkan oleh Kepala Dinas Tata Kota dan
Pemukiman atas nama Kepala Daerah, sepanjang memenuhi syarat dan ketentuan yang
berlaku
5. Rencana Tapak yang telah mendapat Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Izin Undangundang Gangguan /HO
B.1. DATA PERUSAHAAN
Klinik Pratama Srandakan terletak di Jalan Raya Srandakan yang merupakan
jalan utama penghubung daerah Kabupaten Bantul dan Kabupaten Kulonprogo, dimiliki
perorangan dengan luas tanah 250 m2 dan bangunan 110 m2. Konsumen dari layanan
kami adalah orang-orang individu, keluarga, karyawan perusahaan, peserta asuransi
kesehatan yang membutuhkan perawatan kesehatan dan pelayanan social pertama (pra
hospital).
STRUKTUR ORGANISASI
Pemilik
Kepala Klinik
Pelayanan Medis
Penunjang Medis
Administrasi
GAMBARAN PASAR
C.3.1. WILAYAH ADMINISTRASI
Kecamatan Srandakan berada di sebelah Barat Daya dari Ibukota Kabupaten
Bantul. Kecamatan Srandakan mempunyai luas wilayah 1.454,8831 Ha.
Alamat kantor kecamatan : Jl. Srandakan-Bantul, Telp.(0274) 522809
Desa di wilayah administrasi Kecamatan Srandakan :
1. Desa Trimurti
2. Desa Poncosari
C.3.2. GEOGRAFIS
Wilayah Kecamatan Srandakan berbatasan dengan :
Srandakan
berada
di
dataran
rendah.
Ibukota
2.
Layanan
Klinik umum/IGD 24
Jumlah
hari
per tahun
16
4800
pasien
SDM
4 dokter umum
i. Klinik umum/IGD = 12 pasien per hari dengan 4 dokter jaga dan 4 perawat
Pendapatan penjualan barang farmasi (obat-obatan) berkisar antara Rp 20.000,sampai dengan Rp 100.000,- per pasien per kunjungan rawat jalan.
3.
4.
Perhitungan Harga Pokok dari Pendapatan Operasional dan Pendapatan Non Operasional
adalah sebagai berikut:
a. Harga Pokok dari Pendapatan Rawat Jalan adalah sebesar 45% dari nilai
pendapatannya.
b. Harga Pokok dari Pendapatan Jasa Home Care adalah sebesar 50% dari nilai
pendapatannya.
c. Harga Pokok dari Pendapatan Jasa Administrasi Rawat Jalan adalah sebesar 50% dari
nilai pendapatannya.
5.
Perhitungan Biaya Pemasaran dan Administrasi & Umum didasarkan pada asumsi-asumsi
berikut:
a. Gaji dan THR (1 x kali gaji) sesuai dengan Skema Remunerasi dan Daftar Kebutuhan
SDM dimana tahun pertama jumlah SDM adalah sebesar 50% dari Daftar Kebutuhan
SDM; dan berangsur-angsur meningkat sebesar 10% setiap tahunnya.
b. Jasa Medik belum diperhitungkan (sedang dicari pola yang paling memotivasi kerja
karyawan, dimungkinkan untuk diharmonisasi dengan pola bonus; namun jasa medik
untuk dokter telah diperhitungkan dalam harga pokok pelayanan).
c. Tunjangan (Makan dan Kesehatan) diperhitungan dengan asumsi berikut:
i. Tunjangan Makan sebesar Rp 10.000 per orang per hari kerja (12 bulan x 30
hari untuk 14 orang). Pada tahun pertama jumlah SDM adalah sebesar 50%
dari Daftar Kebutuhan SDM dan berangsur-angsur meningkat 10% setiap
tahunnya.
ii. Tunjangan Kesehatan dianggarkan sebesar Rp 35.000 per bulan per orang
untuk 14 orang.
d. Biaya Pengolahan Limbah diperkirakan sebesar Rp 10000,- per bulan
e. Biaya ATK, Cetakan dan Foto Copy diperkirakan sebesar Rp1.500.000,- per bulan.
f.
Seragam dan Sepatu Kerja dianggarkan sebesar Rp 300.000,- per orang untuk 17
orang karyawan (tidak termasuk jas dokter) pada tahun ketiga
Biaya Perijinan diperkirakan sebesar Rp 2.000.000,- per tahun tiap 5 tahun sekali.
j.
k. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Inventaris Medik pada tahun pertama dan tahun
kedua masih dalam garansi supplier. Biaya tahun ketiga diperkirakan sebesar Rp
200.000 per bulan.
l.
Semua komponen biaya pada butir nomor 7 di atas akan meningkat sebesar 10% dari tahun
sebelumnya.
7.
Total nilai investasi awal diperkirakan sebesar Rp ..........,- dengan rincian sebagaimana
terlampir.