Anda di halaman 1dari 2

Dasar Teori

Tekanan darah didefinisikan sebagai tekanan darah yang mendesak suatu


unit area dinding pembuluh darah, dan ini biasanya diukur pada arteri. Karena
jantung secara ritmik berkontraksi dan relaksasi, maka hasil aliran darah secara
ritmik pula mengalir ke dalam arteri, menyebabkan tekanan darah naik turun pada
setiap denyutan, jadi pada arteri akan terjadi dua macam tekanan darah, yaitu
tekanan darah diastole dan systole (Basoeki, dkk, 2000). Tekanan darah di suatu
tempat pada peredaran darah ditentukan oleh tiga faktor, yaitu jumlah darah yang
ada di dalam peredaran yang dapat membesarkan pembuluh darah, aktivitas
memompa jantung, yaitu mendorong darah sepanjang pembuluh darah, dan
tahanan terhadap pembuluh darah (Wulangi, 1993).
Tekanan darah sistole adalah tekanan darah di dalam arteri pada puncak
penyemprotan ventrikular, sedangkan tekanan diastole adalah merefleksikan
tekanan darah selama relaksasi ventrikular. Tekanan darah dinyatakan dalam
mmHg, dengan tekanan sistolik dinyatakan pertama, dan tekanan diastolik kedua.
Tekanan darah 120/80mmHg, diartikan bahwa tekanan sistolik 120 mmHg dan
tekanan diastolik 80 mmHg. Tekanan darah normal bervariasi dari satu orang
keorang lain (Basoeki, dkk, 2000). Tekanan sistole memberi informasi tentang
kekuatan kontraksi ventrikel kiri, dan tekanan diastole memberikan informasi
tentang tahanan pembuluh darah. Perbedaan antara besarnya tekanan sistole dan
diastole disebut tekanan denyutan, yang rata-ratanya adalah 40mmHg (Soewolo,
dkk, 2003).
Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan mempergunakan
sebuah sphygnomanometer, suatu alat yang memungkinkan untuk pengukuran
tekanan udara sebanding dengan darah dalam arteri. Pengukuran berpedoman
pada berapa milimeter tinggi tekanan udara yang nampak pada kolom air raksa
dalam sebuah tabung gelas. Sphygnomanometer terdiri dari manset dari karet
yang dihubungkan dengan sebuah tabung karet sebagai tabung yang dapat
menekan, dan sebuah tabung air raksa yang berskala (Soewolo, dkk, 2003).
Tekanan manset secara bertahap dikurangi, pengukur mendengarkan dengan suatu
stetoskop untuk suara khas yang disebut suara Koratkoff, yang menunjukkan
pembukaan kembali aliran darah ke lengan bawah. Tekanan yang ditunjukkan

bersamaan dengan terdengarnya suara denyutan lemah pertama, dicatat sebagai


tekanan sistole. Apabila tekanan manset terus dikurangi, maka aliran darah
menjadi lebih lancar dan suara menjadi lebih keras. Kalau tekanan manset
dikurangi sampai di bawah tekanan diastolik, maka arteri tidak lagi tertekan, dan
darah akan mengalir bebas tanpa hambatan. Tekanan yang ditunjukkan bersamaan
dengan saat hilangnya suara Karatkoff, dicatat sebagai tekanan diastolik (Basoeki,
dkk, 2000).
Basoeki, Soedjono; Soewolo; Annie Istanti; Titi Yudani. 2000. Petunjuk
Praktikum Anatomi dan Fisiologi Manusia. Malang: Universitas Negeri
Malang.
Soewolo, dkk. 1999. Fisiologi Manusia. Malang: UM Press.
Wulangi, Kartolo S. 1993. Prinsip-prinsip Fisiologi Hewan. Bandung: Depdikbud
Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Tinggi.

Anda mungkin juga menyukai