Pendahuluan
Perubahan-perubahan penting
Neuro-endocrine :
Gonadotropin
sex steroid
GH
Biologis/fisik :
pertumbuhan linear
komposisi tubuh
organ-organ
sistem reproduksi
Onset pubertas
Perempuan : 8-13 tahun
Laki-laki : 9.5-13.5 tahun
FISIK
HORMON
AL
1.
Gonadotropi
n
2. Sex
Steroid
1. Sistem
reproduksi
2. seks
sekunder
3. growth
spurt
1. Tinggi
Akhir
2.
Maturasi
Sistem
3.
Reproduk
si
Fertilitas
Pubertas Prekoks
Pendahuluan
Dikatakan pubertas prekoks jika :
Tanda-tanda seksual sekunder:
Perempuan : < 8 Th
Laki-laki : < 9 Th
Etiologi
Lesi CNS dan pituitary
Gonadotropin secreting tumors
Exogenous sex hormones
Epidemiologi
Perempuan > laki-laki
Hal ini dimungkinkan karena Pubertas
Prekoks membawa sifat genetik yang
autosomal dominan dan lebih sering
akibat paparan hormon estrogen dini pada
usia bayi. Untuk anak perempuan sering
diakibatkan etiologi yang idiopatik dan
sebaliknya pada anak laki-laki secara
signifikan terbanyak diakibatkan adanya
penyakit pada otak
Klasifikasi
Pubertas prekoks sentral
Pubertas prekoks perifer
Fisiologi
Gejala Klinis
Pada anak perempuan, maka tanda-tanda
klinis bila dialami pada usia kurang dari 9
tahun, antara lain :
Payudara membesar.
Tumbuhnya rambut pubis dan rambut tipis
pada lengan bawah.
Bertambah tinggi dengan cepat.
Mulainya menstruasi.
Tumbuh jerawat.
Munculnya bau badan.
Anamnesis
Pada usia berapa perkembangan
sexual mulai terlihat?
Apakah tanda awal pubertas yang
terlihat?
Adakan bukti terjadinya percepatan
pertumbuhan?
Adakah riwayat keluarga dengan
pubertas dini?
Riwayat penyakit dahulu
Pemeriksaan Fisik
Antropometri : TB, BB, rasio segmen atas/bawah, palpasi
tiroid
Inspeksi
Laki-laki :
ukuran tesis : volume + panjang aksis longitudinal
Perempuan :
pertumbuhan labia minora
Peningkatan sekresi mukosa bening
Visualisasi mukosa vagina : merah muda dilapisi lendir
Pemeriksaan Penunjang
Lab :
Sex hormone level
LH dan FSH
Fungsi Thyroid
17 OH progesterone level suspect
CAH
Tumor markers ( alpha FP, Beta hCG)
Urine steroid profile
Radiologis :
Wrist Radiograph for bone age
USG adrenal gland, ovaries
MRI cranial, adrenal gland
Tata laksana
Terapi disesuaikan dengan etiologi penyakitnya
Tipe sentral :
GnRHa : bekerja untuk menghilangkan pengaruh
stimulus GnRH pada sintesis dan pelepasan
gonadotropin
Kriteria terapi GnRHa :
Dosis :
Inisial dose : 100g/kg/bln i.v/s.c
Control dose : 80-100g/kg/bln
Control
3-6 bulan
Pantau efektivitas terapi :
Kecepatan tumbuh
Tanda pubertas anak
Kadar LH, testosteron/estradiol
Maturitas skeletal/ usia tulang
Stop terapi :
Saat usia tulang mencapai usia 12-12,5 tahun
Orang tua dan maturitas emosional anak
Tipe perifer
MPA
Siproteron asetat
Ketokonazol
Testolakton
Konseling psikologis
Informasi mempersiapkan menarke
Bimbingan melewati masa-masa sulit
Pertimbangkan kemungkinan
pelecehan seksual
Anak laki-laki secara emosional
agresif
Komplikasi
Prognosis
Delayed Sexual
Development
Pendahuluan
Erat hubungannya dengan short
stature
Etiologi
Hypopituitarism
Abnormalitas kromosom
Pubertas Terlambat
CDGP
Hipogonadotrop
ik hipogonad
Hipopituitarism
e
Sindrom
Kallman
Sindrom Steinleventhal
Hipogonad
hipergonadotro
pik
Sindrom Turner
Sindrom
Klinefelter
Infeksi
Trauma
Tumor primer
pd gonad
Gejala klinis
Perempuan :
kurang pertumbuhan breast pada usia
14 th
Belum mengalami menarche pada usia
16 th
Laki-laki :
Testicular enlargement pada usia 14 th
Tata Laksana
CDGP :
Tanpa terapi
Oksandrolon
Fluokaimesteron 0,04-0,1 mg/kg/hari
Hipergonadotropik hipogonad
L : pepotestosteron enantat 100-200 mg i.m 3-4 minggu
P : etinil estradiol inisial 0,02 0,05 mg/hr oral 3 minggu,
medroksiprogesteron asetat 5 mg/hr X 5 hri ( hr ke 21-25)
Hipogonadotropik hipogonad
L
P : etinil estradiol, klomifen sitrat 50-100 mg/hr selama 5
hr
Tujuan
Mencapai perkembangan tandatanda pubertas prekoks
Akselerasi laju pertumbuhan
Optimalisasi perawakan dewasa
Tercapainya libido dan aktivitas
seksual
Fertilitas
Terima Kasih