Konjungtivitis vernalis merupakan konjungtivitis yang
sering dikaitkan dengan faktor alergi, karena mempunyai
dasar reaksi hipersensitivitas tipe I dan IV. Reaksi tipe I disebut juga reaksi tipe cepat (sinonimnya; reaksi anafilaktik, reaksi alergi, IgE mediated hypersensitivity). Pada reaksi tipe I, antibodi yang berperan adalah IgE. Pada penderita konjungtivitis vernalis terjadi peningkatan IgE, dimana ketika terpapar oleh suatu alergen, maka terjadi reaksi antara IgE dengan alergen dan bergabung dengan jaringan ikat. Konjungtiva yang mengalami pertumbuhan jaringan ikat yang berlebihan mengalami hiperplasia (pertambahan jumlah) dengan diikuti proses hialinisasi dan deposit, sehingga memperlihatkan gambaran cobble stone pada konjungtiva tarsal superior (pada penderita konjungtivitis vernalis tipe palpebra). Gambaran klinik konjungtivitis vernalis dibagi menjadi dua bentuk, yaitu; a) tipe limbal, dan b) tipe palpebra. Pada tipe limbal, pertama kali terjadi vasodilatasi konjungtiva bulbi (yang memberikan warna merah muda), kemudian disusul terjadinya perubahan proliferasi jaringan fibrosa, peningkatan pembentukan jaringan kolagen, infiltrasi stroma oleh eosinofil, basofil, sel plasma, limfosit dan kerusakan endotel kapiler. Perubahan pada epitel berupa proliferasi dan degenerasi menyebabkan perubahan beberapa sel epitel silindris menjadi pipih. Degenerasi epitel terjadi karena gangguan suplai makanan akibat infiltrasi sel radang di sub epitel. Epitel sekitar limbus mengalami degenerasi musinosa, sehingga terbentuk bintik-bintik putih yang disebut Horner's trantas dots.2,6,7- 9-13