Farmakokinetik H-S
Farmakodinamik H-S
Ikat reseptor GABAA, reseptor itu lebih sensitif thd
neurotransmitter GABA, kanal klorida di dinding neuron
banyak dan lama terbuka, hiperpolarisasi neuron,
hantaran rangsang terhambat, eksitasi neuron ditekan,
timbulkan sedasi, hipnosis, anestesia, antikonvulsi,
relaksasi otot, depresi pernafasan dan kardiovaskuler.
Sedasi: pd dosis rendah, tenang dan tak cemas, kognitif
dan psikomotor tertekan, disinhibisi perangai euforia,
hilang kendali, judgement terganggu, dan amnesia.
Hipnosis: pd dosis lebih tinggi, mudah tertidur, std 2
NREM panjang, REM pendek, std 4 NREM pendek..H-S
tua timbulkan REM rebound bila dibangunkan; H-S baru
timbulkan rebound insomnia bila dosis dinaikkan.
Tatalaksana Cemas
Cemas timbulkan berbagai respon psikis, tingkah-laku,
dan fisiologik. Respons psikis cakup peningkatan
kewaspadaan, tegang motorik, hiperaktifitas otonomik.
Cemas sering menyertai penyakit organik spt infark
jantung, angina pektoris, atau ulcus pepticum; atau
karena sebab situasional lain seperti prabedah,
musibah, atau peristiwa yang mencekam.
Walau situasional, cemas perlu dikendalikan dgn
pemberian H-S jangka pendek.
Cemas yg berlebihan dan tak beralasan (anxiety
disorder, panic disorder, agoraphobia) perlukan obat dan
psikoterapi.
Antikejang (Anticonvulsant)
Utk obati epilepsi, kejang panas, atau kejang infeksi, dll.Utk kejang
toksik dan metabolik koreksi sebabnya. Utk epilepsi sesuaikan obat
dengan klasifikasi empirik kejang ( umum atau parsial, tonik atau
atonik, sederhana atau kompleks, klonik atau myoklonik atau
spastik).
Terbagi atas 3 kelompok: rantai heterosiklik (barbiturat, fenitoin,
oxazolidinedione, succinimides, acetylurea), age-sensitive channel
(carbamazepine, valproic acid, benzodiazepine), dan obat baru
(felbamate, gabapentin, locasamide, pregabalin, lamotrigin,
levetiracetam, oxcarbazepine, pregabalin, tiagabine, topiramate,
vigabatrin, dan zonisamide.
Walau obat baru lebih fokus kerjanya pada neurotransmitter atau
konduksi ionik, kerja semua obat adalah paliatf, belum kuratif atau
preventif.
Mekanisme Kerja
Dinding Sel
Karbamazepin
Lamotrigin
Paraldehid
Fenitoin
Topiramat
Zonisamide
Etosuksimid
Neurotransmitter
Benzodiazepine
Gabapentine
Fenobarbital
Fenitoin
Topiramat
Valproat
Vigabatrin
Pilihan obat
Kejang tonic-clonic (grand mal): karbamazepin,
valproate, lamotrigine, fenitoin, vigabatrin.
Generelized absence (petit mal): valproate,
clonazepam, etosuksimid, lamotrigine,
Kejang partial: karbamazepin, lamotrigine,
valproate, fenitoin, vigabatrin.
Kejang myoclonic: clonazepam, valproate,
lamotrigine.
Grand mal dan petit mal: valproate,
karbamazepin + etosuksimid, clonazepam.
Obat Antiparkinson
Penyakit Parkinsonis ditandai oleh hipokinesia,
rigidity, dan tremor; disebabkan penurunan
fungsi dopamine di corpus striatum. Dinamakan
Parkinsonism bila gejala yg sama timbul krn
akibat penyakit lain.
Penyakit idiopatik ditandai oleh degenerasi
substantia nigra yg sebabnya tak jelas, mungkin
krn degenerasi atau zat toksik.
Parkinsonism sekunder setelah ensefalitis,
peny.Wilson, keracunan, minum obat.
Mekanisme Kerja
Peran dopamin di corpus striatum berkurang krn
sintesisnya terganggu atau antagonis efeknya
pada reseptor pasca sinap. Corpus striatum
berperan dalam modulasi gerakan otot rangka
melalui sistem motorik pyramidal. Fungsi
striatum dihambat oleh dopamin dan dirangsang
oleh asetilkolin.
Obat antiparkinson bekerja tingkatkan aktifitas
dopamin pd peny.Parkinson, sedangkan
parkinsonism lebih respon thd antikolinergik.
Obat Antiparkinson
Dopaminergik
L-dopa+carbidopa/
Benserazide
Agonis reseptor;
Apomorfin
Bromocriptin
Lisuride
Pergolide
Pramipexole
Ropinirole
Amantadine
Selegiline
Antikolinergik
Benzatropin
Biperiden
Methixene
Orphenadine
Procyclidine
Trihexyphenidyl
Tatalaksana Pengobatan
Dimulai dgn L-dopa plus penghambat dopa
dekarboksilase perifer. Mulai dosis kecil, naikkan
perlahan tiap 2-3 hari, dosis optimal beda tiap penderita.
Bbrp masalah timbul sewaktu pengobatan jangka
panjang:
Toleransi farmakodinamik. Bila dosis dinaikkan efek
samping bertambah.
Wearing-off phenomenon. Hipokinesia timbul sewaktu
kadar obat turun sebelum dosis berikut, krb kadar
dopamin turun. Atasi dgn penambahan frekuensi dosis
dan batasi asupan protein yg dapat hambat bsorpsi Ldopa.
On-off phenomenon. Rigiditas dan hipokinesia tiba2
muncul tak beraturan dan berlangsung beberapa jam.
Bila timbul toleransi atau on-off phenomenon, dosis Ldopa tak boleh dinaikkan. Tambahkan bromocriptine
1.25 mg malam hari, perlahan dinaikkan tiap minggu,
sampai mencapai 10-40 mg dalam dosis terbagi setiap
har, setelah makan. Dapat timbul ES hipotensi, nausea,
reaksi psikotik; hati2 pada usia lanjut.
Agonis reseptor dopamine lain (lisuride, pergolide)
adalah pengganti bromocriptin dgn efektifitas yg sama.
Ropinirole, agonis D2 dapat digunakan tersendiri atau
dgn L-dopa. ES sama spt bromocriptine.
Pramipexole, agonis D2 dan D3, digunakan bersama Ldopa.
Antidepresan
Tatalaksana Depresi
Yg diobati adalah major depression disorder
(MDD), dengan tujuan atasi gejala; efek obat
baru optimal 2-3 bln, bila tak respon ganti atau
tambahkan obat lain; pertahankan pengobatan
6-2 bln agar tak kambuh; ulangi pengobatan bila
kambuh, pertahankan pengobatan bila sering
kambuh.
Utk depresi ringan/sedang gabungan psikoterapi
dan antidepresan lebih efektif dalam waktu
pendek.
Antipsikotik
Psikosis adalah sekumpulan gejala mental: delusi
(keyakinan salah), halusinasi audio-visual, pikiran kacau.
Skizofrenia ditandai oleh pikiran kacau.
Obat antipsikotik dikembangkan atas dasar peran bbrp
neurotransmitter (serotonin, dopamine, glutamate) pada
patofisiologi skizofrenia. Clozapine dan quietapine
adalah inverse agonist reseptor 5-HT2A, timbulkan
blokade, berkasiat antipsikotik. Klorpromazine hambat
reseptor D2 pascasinaptik berkasiat antipsikotik; agonis
D2 (levodopa, bromocriptine, apomorfin) perberat/dapat
timbulkan gejala psikosis. Sedang dkembangkan
antipsikotik yg bekerja sbg agonis pd reseptor glutamate.
Indikasi Antipsikotik
Indikasi utama adalah skizofrenia. Indikasi lain: psychotic
bipolar disorder, psychotic depression, dan resistant
depression.
Bentuk katatonik skizofrenia diatasi dgn benzodiazepine,
setelah itu komponen psikotik diobati dengan antipsikotik.
Antipsikotik juga diindikasikan utk schizo-affective
disorder, yg merupakan continuum dari bipolar psychotic
disorder, fase mania obati dgn lithium.
Chlorpromazine diindikasikan sbg antiemetik,
promethazine sbg antihistamin dan sedatif, droperidol
dan fentanil utk neuroleptanesthesia.
Pilihan obat ditentukan oleh efek samping dan efektifitas
empirik obat pada masing2 penderita, serta harga.
Efek Samping
Perilaku: sediaan atipikal timbulkan akinesia
(pseudodepression), atasi dgn dosis kecil siang hari atau
obati dgn antiparkinson.
Neurologik: sediaan atipikal timbulkan sindrom
parkinson, akathisia (restlessness), reaksi distonik akut
(spastic torticollis); parkinson obati dgn antikolinergik
sentralakathisia dan distonik obati dgn difenhidramin,
antihistamine sedatif dgn kasiat antikolinergik. Tardive
dyskinesia (choreoathetoid movement) ES lambat
sediaan tipikal, ganti dgn sediaan atipikal.
Metabolik-endokrin: clozapine/olanzapine tambah BB,
hiperglikemia, hiperprolaktinemia.
Toksik/allergi: clozapine timbulkan agranulositosis pd 12% pengguna. CPZ timbulkan hipotensi ortostatik.
Antimania
Bipolar disorder, dahulu manic-depressive
disorder, penyakit psikotik yg berbeda dari
skizofrenia. Litium adalah obat pertama utk
komponen mania dari bipolar disorder.
Antikonvulsan (karbamazepin, valproic acid,
lamotrgine, gabapentin, oxcabazepine,
topiramate), berkasiat mood-stabilizing, luas
digunakan pengobatan mania akut dan
mencegah kekambuhan.
Chlorpromazine, olanzapine, quetiapine,
risperidone diindikasikan utk obati fase manik
bipolar disorder.
Lithium
Kinetik: kation monovalent molekul kecil,
peroral, hidofilik, tak terikat protein,
eliminasi ginjal, t1/2 20 jam, kadat target
plasma 0.6-1.4 mEq/L.
Dinamik: belum jelas diketahui
mekanisme mood-stabilizing oleh lithium
dan antikonvulsan. Diketahui Li hambat
transportasi lintas membran ion Na dan
aktifitas berbagai enzim di SSP.
Bila obat baru tak efektif, lithium tetap sbg pilihan dan profilaksis.