Permasalahan Menonjol Perkebunan
Permasalahan Menonjol Perkebunan
N
O
NAMA
PERUSAHAAN
BIDANG
1.
PT. SISU
SOSEK
2.
PT. MAS
SOSEK
3.
SOSEK
LOKASI
PERMASALAHAN
Penyegelan
dan
pengrusakan Kantor dan
TC
(Training
Center)
PT.SISU (Sepanjang Inti
Surya
Utama)
yang
dilakukan oleh mandor
serta karyawan PT.SISU
yang berjumlah + 150
(seratus lima puluh) orang
Rencana
penarikan
kembali lahan kebun sawit
yang telah diserahkan oleh
keluarga
besar
Sdr.
SOTEM kepada pihak PT.
MAS Ds. Empodis Kec.
Bonti
Kab.
Sanggau.
Adapun alasan dilakukan
penarikan
kembali
dikarenakan
kurang
perhatiannya
pihak
management PT. MAS 4
terhadap keluarga Sdr.
SOTEM baik yang sudah
menjadi karyawan maupun
baru melamar pekerjaan,
masalah konversi yang
selalu ditunda tunda,
janji
jani
pihak
management pada saat
sosialisasi banyak yang
tidak ditepati
Penyitaan terhadap alat
berat Jenis Exavator milik
PT.
BKP(
Borneo
Khatulistiwa Palma) dan
dibawa ke Dsn. Antuai, Ds.
Nyari, Kec. Air Besar, Kab.
Landak sebagai bentuk
protes
mereka
atas
tindakan yang dilakukan
oleh
pihak
PT.
N
O
4.
NAMA
PERUSAHAAN
BIDANG
SOSEK
LOKASI
PERMASALAHAN
BKP( Borneo Khatulistiwa
Palma) yang melakukan
penggusuran lahan diatas
tanah milik mereka tanpa
berkoordinasi dulu dan
melakukan
sosialisai
kepada masyarakat Dsn.
Antuai, Ds. Nyari, Kec. Air
Besar, Kab. Landak, dan
masyarakat Dsn. Antuai,
Ds. Nyari, Kec. Air Besar,
Kab. Landak tidak akan
mengembalikan alat berat
Jenis Exavator tersebut
kepada
pihak
PT.
BKP( Borneo Khatulistiwa
Palma)
sebelum
mendapatkan kesepakatan
dan jalan keluar atas
permasalahan
tersebut
diatas
Adanya
klaim
tanah
terhadap Kebun Inti PT.
Duta Surya Pratama sejak
bulan Januari 2014 sampai
sekarang
yang
sudah
ditanam
sejak
tahun
1995/1996 dan di HGU
Perusahaan. Adapun yang
mengklaim lahan tersebut
adalah
ahli
waris
penyerahan awal warga
Desa sungai Alai yang
sudah memperoleh kapling
Kebun Plasma Kelapa
Sawit. Terjadinya klaim
lahan tersebut setelah
warga mengetahui ada
patok yang dibuat oleh
BPN dan diduga lokasi
tersebut adalah Kawasan
Hutan Produksi Terbatas
N
O
5.
NAMA
PERUSAHAAN
PT. APS
BIDANG
SOSEK
LOKASI
PERMASALAHAN
( HPT ) dan menurut
warga
ketika
suatu
kawasan
yang
sudah
dikelola
perusahaan
adalah
kawasan
HPT
maka Perusahaan tidak
boleh
lagi
untuk
melakukan aktivitas pada
lokasi
tersebut
dan
masyarakat
setempat
berhak mengambil alih
penguasaan
lokasi
tersebut
Pembakaran Pos Satpam
PT.
APS
dan
pengerusakan 2 ( dua )
Unit Sepeda Motor Jenis
Yamaha RX King dan
Jupiter milik Satpam PT.
APS yang dilakukan oleh
masyarakat Dsn. Meramun
Ds. Janjang Kec. Tayan
Hulu Kab. Sanggau yang
disebabkan
adanya
ketidak
puasan
masyarakat
petani.
Adapun
Tuntutan
Masyarakat
adalah
sebagai berikut :
1. Masyarakat
meminta
kepada
perusahaan
agar lahan plasma
segera di Konversi
sesuai
dengan
perjanjian awal antara
masyarakat dengan PT.
APS namun sampai
saat ini lahan plasma
belum di konversi oleh
PT. APS dikarenakan
Pemda
Sanggau
menilai lahan plasma
N
O
NAMA
PERUSAHAAN
BIDANG
LOKASI
PERMASALAHAN
PT. APS belum layak
untuk di konversi dan
PT. APS di minta
melakukan perbaikan
terhadap lahan plasma
tersebut sampai layak
untuk di Konversi.
2. Adanya karyawan yang
mengklaim
biaya
berobat
ke
management PT. APS
namun tidak adanya
respon dari PT. APS.
3. Adanya
mantan
karyawan
yang
mengundurkan diri dan
di PHK dari PT. APS
namun sampai saat ini
permintaan pesangon
tersebut
tidak
ada
respon dari PT. APS.
4. Adanya
mantan
karyawan
yang
mengundurkan diri dan
di PHK dari PT. APS
namun sampai saat ini
permintaan pesangon
tersebut
tidak
ada
respon dari PT. APS.
6.
PT. PTLJ
SOSEK
Adanya
tuntutan
masyarakat
terkait
perubahan
pola
mitra
antara petani dan PT.
PTLJ dari Pola 80 : 20
menjadi 60 : 40 dengan
alasan :
1. Dalam
forum
sosialisasi awal pihak
PT. PTLJ yang diwakili
oleh Sdr. NASUTION
sebagai
Manager
Umum
dan
Sdr.
N
O
NAMA
PERUSAHAAN
BIDANG
LOKASI
PERMASALAHAN
ZULKARNAEN sebagai
DGM pada waktu itu,
menjelaskan
bahwa
pola mitra yang di
tawarkan hanya pola
mitra 80 : 20 ( bagi
hasil ).
2. Pada sosialisasi awal
pola mitra 80 : 20 tidak
dijelaskan
tentang
beban kredit petani.
3. Pola Mitra 80 : 20
secara ekonomi, petani
sangat dirugikan.
4. Pola Mitra 80 : 20
belum pernah dibahas
di tingkat Kabupaten.
7.
PT. BTL
SOSEK