DIPASENA
LAMPUNG - INDONESIA
Tentang
BUMI DIPASENA
Bumi Dipasena Utama adalah kampung di kecamatan Rawajitu Timur, Kabupaten Tulang Bawang, Lampung,
Indonesia. Merupakan salah satu desa yang dibangun berdasarkan pembuatan salah satu pertambakan
udang terbesar di dunia PT. Dipasena Citra Darmaja, namanya depannya "Bumi Dipasena" diambil dari
sebagian nama perusahaan tersebut. Bumi Dipasena Utama berbatasan dengan Bumi Dipasena Agung di
utara, Bumi Dipasena Sentosa di selatan dan Jalur 62 di timur.
3
4
BUMI
DIPASENA
5
Produksi
(udang diatas 10 Gram /ekor)
14,171 Ton
Potensi produksi /tahun :
40.000 Ton
BUMI
DIPASENA
7
(litopenaeus vannamei)
BUMI
DIPASENA
8
DIPASENA
9
Sejarah
Pertambakan
Periode 1990 -1999
Megaproyek industri budi daya udang yang pertama dan terbesar dibangun di Indonesia.
Proyek berskala besar ini menggunakan konsep tambak inti rakyat (TIR) dan menghimpun
puluhan ribu tenaga kerja. Tambak modern ini kemudian dikenal dengan PT Dipasena
Citra Darmaja (DCD) milik pengusaha Sjamsul Nursalim
DCD membangun tambak di areal konsesi seluas 16.250 hektar dari 30.000 hektar
cadangan yang diberikan Pemda Provinsi Lampung dengan 16 blok dengan total
petambak Plasma sekitar 9000 orang. Tahun 1997, sempat terangkat sebagai produsen
udang terbesar kedua di dunia.
BUMI
DIPASENA
10
Sejarah
Pertambakan
Periode 1999
Terjadi aksi massa dan protes yang dilakukan oleh petambak
yang dilatarbelakangi oleh praktek tidak transparannya
perusahaan (Inti) terhadap beban utang plasma dan Perjanjian
Kerja Sama yang tidak adil selama kemitraan berjalan. Protes
ini berujung pada sikap Petambak Plasma yang menyatakan
tidak bersedia lagi bermitra dengan perusahaan
BUMI
DIPASENA
11
Sejarah
Pertambakan
Periode 2002 -2003
Dipasena group diambil alih oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional
(BPPN) sebagai bagian dari sebagai bagian dari Penyelesaian Kewajiban
Pemegang Saham (PKPS) Bank Dagang Nasional Indonesia (BDNI) milik Sjamsul
Nursalim dengan total nilai aset Dipasena sebesar + Rp 19 triliun.
BUMI
DIPASENA
12
Sejarah
Pertambakan
Periode 2004
Tanggal 7 dan 16 September 2004, digelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) di DPR
terkait pembiayaan program revitalisasi tambak udang Dipasena menyimpulkan
antara lain :
BUMI
DIPASENA
13
Sejarah
Pertambakan
Periode 2005- 2006
24 Januari 2005, terbit Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 30/KMK.01/2005, yang menetapkan nilai
hak tagih petambak Plasma PT. Dipasena Citra Darmaja dan PT. Wahyuni Mandira menjadi Rp.
20.000.000 per orang.
Berdasarkan arahan Menteri Keuangan kepada PT. Perusahaan Pengelola Aset (PPA) untuk mencari
pembiayaan revitalisasi di luar APBN bagi plasma dan inti, terpilihlah PT. RECAPITAL sebagai Kreditur
baru Dipasena
PT. PPA dan PT. RECAPITAL mengubah komposisi manajemen lama dengan manajemen baru dan
menunjuk Sdr. Rudyan Kopot sebagai Direktur Utama Dipasena Group yang baru.
Manajemen baru mengubah PKS Pemerintah 2005 menjadi PKS yang sama dengan yang digunakan
oleh Plasma PT. Centra Pertiwi Bahari (PKS CPB) milik PT CPP Grup. Sikap ini mendapat penolakan
dari Petambak sehingga menyebabkan proses negosiasi berjalan alot dan lambat.
BUMI
DIPASENA
14
Sejarah
Pertambakan
Periode 2007
Karena proses negosiasi yang alot, pada tanggal 2 Maret 2007 PT. RECAPITAL secara resmi dinyatakan
default (cidera janji) oleh PT. PPA karena tidak sanggup menyediakan modal.
PT. PPA mengubah program pencarian kreditur dengan program “Penjualan Aset Kredit dan Saham
Group Dipasena Dengan Pengamanan Revitalisasi.”
PT. PPA mengabaikan anjuran Menteri Kelautan dan Perikanan, Pemerintah Daerah Tulang Bawang
dan Plasma yang meminta agar PKS Pemerintah 2005 dijadikan acuan kemitraan Inti Plasma yang
dipersyaratkan kepada calon pembeli aset Dipasena.
24 Mei 2007, PT. PPA berhasil menjual Aset Kredit dan Saham Group Dipasena yang bernilai +/- 19
Triliun kepada Konsorsium Neptune (CPP Group/PT AWS) hanya dengan harga U$ 53,5 juta US (Rp.
448 milliar);.
BUMI
DIPASENA
15
Sejarah
Pertambakan
Periode 2008
Petambak menegur perusahaan (CPP Group/PT AWS) karena pelaksanaan ‘Rehabilitasi’
tidak berjalan sesuai jadwal. Perusahaan mengabaikan teguran Plasma tersebut.
Perusahaan mengubah jadwal secara sepihak Rencana Rehabilitasi Revisi ke-1, yang
semula akan dilaksanakan selama 12 bulan maka saat ini dirubah menjadi 18 bulan
(April 2008~September 2009).
BUMI
DIPASENA
16
17
Sejarah
Pertambakan
Periode 2009
CPP Group/PT AWS secara sepihak kembali merubah ‘Rencana Rehabilitasi Revisi Ke-1’
menjadi Rencana Rehabilitasi Revisi Ke-2 (April 2008~September 2011).
Cpp Group/PT AWS secara sepihak kembali merubah ‘Rencana Rehabilitasi Revisi Ke-2’
menjadi Rencana Rehabilitasi Revisi Ke-3, yang hakikat mundur +/- 1~2 tahun (+/- selesai
pada 2012/2013).
BUMI
DIPASENA
18
Sejarah
Pertambakan
Periode 2010
CPP Group/PT AWS gagal bayar bunga obligasi kepada obligornya (BNI, BRI, CIMB, China
Trust, Bank Permata dan Bumi Putra) sehingga mengakibatkan sahamnya di suspend
oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
BUMI
DIPASENA
19
Sejarah
Pertambakan
Periode 2010
Pemda Tulang Bawang melalui surat Nomor 590/209/1.03/TB/2010, secara tegas
menyampaikan fakta gagalnya program revitalisasi dan mendorong ‘Menteri Kelautan
danPerikanan serta Menteri Keuangan’ serta mendesak pemerintah pusat untuk
mengambil alih tambak Dipasena dan Pemda TUBA siap mencarikan Investor baru
12 Agustus 2010, terjadi pemadaman listrik secara sepihak oleh perusahaan pada malam
hari terutama di blok 2 selama 9 jam dan di blok 3 selama 3 jam. Pemadaman listrik
tersebut menyebabkan Plasma mengalami kerugian milyaran rupiah.
BUMI
DIPASENA
20
Sejarah
Pertambakan
Periode 2011
Kementerian Kelautan dan Perikanan menerima perwakilan petambak Plasma CPP
Group/ PT AWS yang menyampaikan keinginan plasma untuk pemutusan hubungan
kemitraan dengan Inti (PT AWS); berikut bukti tanda tangan kesepakatan sebagian besar
Plasma memutuskan hubungan kerja sama dengan pihak perusahaan.
7 Pebruari 2011, Menteri Kelautan dan Perikanan membentuk Tim Evaluasi Revitalisasi
Ex Dipasena. Pada bulan Maret hasil Tim evaluasi menyimpulkan bahwa program
revitalisasi tambak udang plasma PT Aruna Wijaya Sakti tidak berjalan sesuai dengan
perjanjian. Dimana hal tersebut memicu konflik kemitraan antara petambak udang
plasma dengan pihak perusahaan.
BUMI
DIPASENA
21
Sejarah
Pertambakan
Periode 2011
29 Maret 2011, KKP membentuk “Tim Pendukung Revitalisasi”. Intinya adalah
menegaskan kewenangan dan tanggung jawab pemerintah (KKP) untuk memfasilitasi
pencapaian solusi yang saling menguntungkan antara pihak Perusahaan dan Petambak
dengan membentuk Tim Pendukung Revitaliasasi.
3 Agustus 2011, Menteri Kelautan dan Perikanan Bpk Fadel Muhammad, Direktur
Utama PLN Bapak Dahlan Iskan dan Bupati Tulang Bawang yang diwakili oleh wakil
bupati Bapak Agus Mardihartono melakukan kunjungan ke lokasi pertambakan Bumi
Dipasena.
BUMI
DIPASENA
22
Sejarah
Pertambakan
Periode 2011
5 Agustus 2011, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KOMNAS HAM) melakukan mediasi
dengan pihak-pihak terkait untuk pemenuhan dan pemulihan hak plasma Bumi
Dipasena. Forum mediasi ini dihadiri oleh: Kementerian Kelautan dan Perikanan,
Pemerintah Provinsi Lampung, Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang, PT. Perusahaan
Listrik Negara, Pertamina, dan BPH Migas.
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KOMNAS HAM) memanggil pihak perusahaan,
pemerintah, PT. PLN, Petambak, dan perbankan (BNI, BRI, CIMB Niaga) untuk mencari
penyelesaian persoalan yang dihadapi oleh Petambak Dipasena
BUMI
DIPASENA
23
Sejarah
Pertambakan
Periode 2012
Terjadi proses mediasi yang difasilitasi Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KOMNAS
HAM) untuk penyelesaian polemik kredit. Mediasi ini dihadiri oleh perwakilan
Petambak, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Pemkab Tulang Bawang, BNI, BRI,
Jamkrindo, dan PT. AWS/ CPP. Mediasi tersebut menghasilkan kesepakatan untuk
merestrukturisasi hutang-hutang petambak kepada bank.
BUMI
DIPASENA
24
Sejarah
Pertambakan
Periode 2013
Pengadilan Negeri Menggala menolak gugatan perdata PT. Aruna Wijaya Sakti (AWS)
terhadap 400 petambak plasma di Dipasena Kecamatan Rawajitu Timur Tulang Bawang
Pembelian 2 unit eksavator secara tunai untuk memulai revitalisasi mandiri areal
pertambakan rakyat.
BUMI
DIPASENA
25
Perkembangan
Revitalisasi Dipasena
Revitalisasi secara umum dipahami sebagai sebagai kegiatan untuk
mengembalikan pertambakan eks Dipasena pada kondisi awalnya, yaitu
budidaya udang Windu secara intensif.
BUMI
DIPASENA
PERKEMBANGAN REVITALISASI DIPASENA
Pada fase ini disebut sebagai “Tahap Pemulihan”. Pada tahap ini, BPPN sebagai
kuasa pemerintah meminta manajemen eksisting berinisiatif untuk membentuk “Tim
Khusus” untuk memulihkan hubungan kemitraan antara Petambak dan Perusahaan
FASE agar dapat layak dilakukan revitalisasi. Usaha tersebut membuahkan hasil, hingga
akhirnya pada tahun 2003 hubungan Petambak dan Perusahaan akhirnya dapat
PERTAMA
dipulihkan kembali setelah Petambak menerima komitmen pemerintah untuk:
26
PERKEMBANGAN REVITALISASI DIPASENA
Selanjutnya tim Departemen Perikanan dan Langkah awal manajemen baru ialah
Kelautan bersama dengan Pemda Tulang menggunakan PKS yang biasa
Bawang mengawal dan mengarahkan digunakannya di pertambakan tempat
FASE
manajemen Inti dan perwakilan Plasma untuk mereka bekerja sebelumnya (PKS PT. CPB).
menyusun PKS (Perjanjian Kerja Sama) Kebijakan ini mendapat penolakan Plasma
yang mengacu pada pola kemitraan yang adil sehingga menyebabkan proses negosiasi
2. Mencarikan Pembiayaan; untuk biaya Proses negosiasi PKS yang terlalu panjang
rehabilitasi sarana prasarana dan permodalan berdampak terhadap kacaunya rencana
budidaya bagi Inti dan Plasma dengan cara keuangan PT. Recapital sehingga dukungan
mencarikan Kreditur. dana operasional tersendat. Dan akhirnya
pada bulan maret 2007 PT. Recapital secara
Menteri Kelautan dan Perikanan (Bapak Fredy resmi dinyatakan default.
Numberry) mendukung ajakan PT. PPA dengan
membentuk Tim Revitalisasi (yang diketuai oleh
Bapak Made L. Nurjana). Dukungan juga diberikan
dari Bupati Tulang Bawang dengan mengirimkan
stafnya untuk turut mendampingi proses
penyusunan PKS.
27
PERKEMBANGAN REVITALISASI DIPASENA
28
PERKEMBANGAN REVITALISASI DIPASENA
Fase Keempat, pada fase ini Dipasena berubah Atas dukungan berbagai LSM di Jakarta,
menjadi “PT. Aruna Wijaya Sakti (PT AWS),” yang petambak juga melakukan audiensi dengan
merupakan anak perusahaan PT. Central Proteina sejumlah pihak (DPR dan Pemerintah) untuk
Prima (CPP) yang tidak lain adalah grup meminta dukungan. Intensitas dan bobot
perusahaan milik Charoen Pokphand dari konflik Inti-Plasma semakin meningkat sejak
Thailand. Pihak perusahaan kembali 2009, merosotnya volume produksi dan
menegosiasikan PKS model baru (versi CPP) eksport udang Indonesia mulai tahun 2007
kepada Plasma. Meskipun pada awalnya Plasma disertai banyaknya kelemahan dalam Tekanan berbagai pihak dijawab oleh
menolak usulan ini, tetapi karena mereka tidak kemitraan Inti-Plasma yang saat ini berjalan, perusahaan dengan menghentikan seluruh
mampu lagi mempertahankan keinginanannya oleh khususnya berkaitan dengan hak dan aktifitas produksinya termasuk menghentikan
karena kondisi yang sudah sangat melelahkan dan kewajiban maupun metode transaksi. Hal ini aliran listrik ke seluruh perkampungan Bumi
desakan kebutuhan ekonomi akhirnya Plasma menjadi dasar kesimpulan akan terjadinya Dipasena. Dalam perjalanannya secara
terpaksa menerima PKS baru dengan perjanjian kegagalan Program Pengamanan berangsur-angsur, PT AWS memindahkan
revitalisasi dan rehabilitasi pertambakan dalam Revitalisasi yang dilakukan oleh PT seluruh mesin, gardu listrik, dan sarana
waktu yang secepatnya. AWS/CPP. produksi lainnya ke luar Bumi Dipasena.
Pada tahun 2009, hubungan kemitraan Inti-Plasma
semakin memburuk, karena PT AWS/CPP
berulang kali mengubah rencana jadwal revitalisasi
yang sudah disepakati sejak tahun 2007 ditambah
beban hutang yang semakin menumpuk. Hal ini
menimbulkan keresahan hingga akhirnya
Petambak melakukan protes dan menggalang
dukungan dari berbagai pihak untuk meminta
keadilan.
29
PERKEMBANGAN REVITALISASI DIPASENA
FASE
KELIMA
Fase Kelima, fase ini disebut sebagai “Tahap
Revitalisasi Mandiri.” Pada fase ini petambak
berkomitmen melanjutkan budidaya udang dengan
membuat sistem kemitraan baru yang lebih adil
dan transparan melalui wadah ekonomi bernama
Koperasi Petambak Bumi Dipasena (KPBD).
30
31
BUMI DIPASENA
BUMI
Kecamatan Rawajitu Timur
Kabupaten Tulang Bawang
DIPASENA
Lampung - Indonesia