Anda di halaman 1dari 9

PANDUAN SINGKAT MEMBANGUN GAGASAN

PARTISIPATIF DAN SENSITIF GENDER BAGI


KPM/KPMD

Materi 1
Tugas dan Fungsi KPMD dan LPM dalam Tahapan Perencanaan Pembangunan
Tujuan: Peserta, khususnya KPMD dan LPM memahami tugas dan fungsinya dalam setiap tahapan
proses perencanaan pembangunan.
Waktu: 1 jam
Metode: Penjelasan dan Praktek di Dalam Kelas

Materi 2
Teknik Penggalian Masalah oleh KPMD
Tujuan: Peserta memahami dan mampu melakukan teknik-teknik penggalian masalah yang
partisipatif, berkeadilan gender dan mendukung pengembangan potensi desa bagi penanggulangan
kemiskinan.
Waktu: 2 jam
Metode: Penjelasan dan Praktek dalam kelas

Materi 3
Format Hasil Penggalian Masalah, Musyawarah Dusun, Desa dan Kecamatan
Tujuan: Peserta mampu memahami format hasil kerja penggalian masalah, format hasil Musyawarah
Dusun, Musyawarah Desa dan Musyawarah kecamatan
Waktu: 2 jam
1

Metode: Penjelasan dan Praktek pengisian format

Materi 4
Format Penentuan Prioritas Gagasan dan Usulan di Level Desa dan Kecamatan
Tujuan: Peserta mampu menggunakan teknik-teknik penentuan prioritas gagasan dan usulan
program/kegiatan di level desa dan kecamatan
Waktu: 1 jam
Metode: Penjelasan dan praktek

Materi 5
Pengintegrasian Keadilan Gender dan Program Desa Mandiri dalam Tiap Tahapan Perencanaan
Tujuan: Peserta memahami bagaimana aspek keadilan gender dan program desa mandiri dalam
setiap tahapan perencanaan.
Waktu: 1,5 jam
Metode: Penjelasan

Lampiran 1
Bahan Materi 1: Tugas dan Fungsi KPMD dan LPM dalam Tahapan Perencanaan Pembangunan
Tugas KPMD
a. Mengorganisir proses penggalian gagasan (masalah, penyebab dan solusi)
Tugas dan fungsi KPMD dalam proses perencanaan pembangunan adalah sebagai fasilitator yang
bekerja di masyarakat dan berfungsi mengorganisir masyarakat untuk menemukan masalah,
penyebab dan solusi alternatif yang dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh masyarakat.
Mengorganisir artinya bersama-sama dengan masyarakat mempersiapkan dan menggunakan caracara yang efektif sehingga memudahkan masyarakat untuk mengenali masalah yang dihadapi oleh
masyarakat, membantu melakukan analisis terhadap penyebabnya, dan mendiskusikan secara
rasional, alternatif solusi yang bisa dilakukan oleh masyarakat maupun pihak lain, sehingga masalah
yang sebelumnya dihadapi oleh masyarakat bisa diselesaikan dan memudahkan masyarakat
berkembang dan berdaya.
b. Berkoordinasi Dengan Kepala Dusun dalam Mempersiapkan Musyawarah Dusun
Tugas ini dilakukan di level masyarakat dan dusun, terutama dalam mempersiapkan masyarakat
dalam merumuskan gagasan (masalah, penyebab dan solusi). Koordinasi dengan tokoh masyarakat,
terutama Kepala Dusun dilakukan untuk memudahkan proses penggalian masalah dan menemukan
permasalahan inti yang dihadapi oleh masyarakat di level dusun, sehingga bisa keluar dari kendala
dan masalah yang menghambat atau bisa mempercepat pemberdayaan masyarakat.
c. Mengintegrasikan keterlibatan perempuan dan keadilan peran antara laki-laki dan
perempuan.
KPMD bertugas juga untuk memastikan perempuan dan masyarakat miskin untuk mendapatkan
manfaat dari setiap solusi alternatif yang diusulkan untuk mengatasi permasalahan yang
menghambat pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Memastikan keterlibatan dan
terakomodirnya kepentingan perempuan dan laki-laki miskin tersebut dilakukan melalui beberapa
hal, yakni;
- Melakukan penggalian (bertanya, diskusi dan observasi) ke warga miskin, terutama
perempuan dan laki-laki rentan dan sangat miskin, sehingga persoalan hidup yang dihadapi
oleh mereka bisa terdokumentasi dengan baik.
- Melakukan analisis dari setiap masalah, penyebab dan solusi yang muncul dari masyarakat,
sehingga dalam setiap gagasan tersebut tercantum kepentingan masyarakat miskin.
d. Mendokumentasikan dan mengawal
KPMD bertugas mendokumentasikan dan mengawal hasil penggalian masalah di level masyarakat
dan dusun, sehingga benar-benar tercantum dalam musyawarah dusun, dan menjadi gagasan yang
akan disampaikan dalam Musrenbang Desa.
e. Memfasilitasi Musyawarah Dusun
Bersama dengan Kepala Dusun memfasilitasi Musyawarah Dusun, sehingga hasil penggalian gagasan
di tingkat masyarakat mendapatkan legitimasi masyarakat dusun menjadi gagasan dalam
Musrenbang Desa.
Tugas dan Fungsi LPM
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut;
a. Memfasilitasi Musrenbang Dusun dan Kecamatan
LPM bertugas memfasilitasi atau mengorganisir forum Musrenbang Desa dan Musrenbang
Kecamatan, sehingga gagasan yang dihasilkan oleh KPMD bersama masyarakat dusun bisa dianalisis
dan diperkuat menjadi gagasan yang direkomendasikan ke pemerintah desa untuk didukung atau
pemerintah kecamatan agar diakomodir dalam program dan kegiatan pembangunan pemerintah
kabupaten. Dalam melakukan fasilitasi tersebut, seoptimal mungkin LPM melibatkan perempuan
dan laki-laki miskin, dan mendorong semua pihak yang terlibat dalam Musrenbang Desa dan
3

Musrenbang Kecamatan agar setiap program dan kegiatan yang direkomendasikan atau ditetapkan
menjadi rencana kerja mendukung penanggulangan kemiskinan dan percepatan pemberdayaan
masyarakat desa.
b. Berkoordinasi dengan KPMD untuk membangun pemahaman bersama, sehingga gagasan
yang lahir dari proses penggalian di level masyarakat dan disepakati di level dusun memiliki
landasan dan argumentasi yang kuat dari sisi fakta maupun dari sisi bahasa program dan
kegiatan pemerintah.
Lampiran 2
Bahan Materi 2: Teknik Penggalian gagasan oleh KPMD
Pada prinsipnya, teknik penggalian gagasan oleh KPMD di level masyarakat menggunakan
pendekatan atau teknik Participatory Action Research (Penelitian Tindakan Partisipatif). Metode ini
memiliki 3 unsur, yakni;
- Partisipatory (Partisipatif)
Unsur partisipatory artinya, KPMD menjadi pihak yang mendorong masyarakat untuk terlibat
dalam menyampaikan pendapat, kepentingan dan gagasannya terhadap sebuah atau
beberapa masalah yang mereka hadapi. KPMD bukan bertindak sendiri dalam melakukan
penggalian, namun mendorong masyarakat untuk berinisiatif menganalisis masalah yang
mereka hadapi, kemudian berfikir untuk mencari solusi yang bisa mereka hadapi ataupun
yang perlu mendapatkan dukungan dari pihak lain. Ini artinya, KPMD adalah orang yang
berfungsi menyulut atau menjadi pemicu munculnya inisiatif masyarakat untuk
menyampaikan gagasannya.
- Action (tindakan)
Artinya, KPMD bukan hanya sekedar menggali gagasan, namun juga mendorong masyarakat
untuk berinisiatif untuk memulai tindakan penyelesaian masalah. Dengan demikian KPMD
bukan Bank gagasan semata, atau bukan pengumpul gagasan dari masyarakat. Fungsinya
lebih dari bank atau pengumpul, namun orang yang menstimulan masyarakat untuk
menyusun rencana agar gagasan tersebut bisa diselesaikan, baik oleh masyarakat sendiri,
maupun dengan dukungan pihak lain.
- Research (Penelitian)
Pada prinsipnya KPMD sebenarnya juga melakukan penelitian. Penelitian yang dilakukan
bukanlah penelitian akademisi yang berfungsi mengimplementasikan teori atau menemukan
teori, namun melakukan analisis secara memadai, sehingga fakta yang diperoleh di lapangan
tidak secara mentah-mentah menjadi gagasan, namun bersama-sama masyarakat
membedah gagasan tersebut agar benar-benar merupakan gagasan paling penting atau
benar-benar gagasan yang diperlukan bagi perkembangan masyarakat.
Tahapan Penggalian Gagasan
Ada beberapa tahapan yang bisa dijalankan oleh KPMD dalam penggalian gagasan di masyarakat,
yakni;
- Pahami Gambaran Umum Program dan Kegiatan Pembangunan Desa
Sebelum turun ke masyarakat, KPMD harus mempelajari atau memahami arah pembangunan
yang ada di desa bersangkutan. Salah satunnya adalah dengan memahami RPJMDesa. Dalam
RPJM Desa tercantum program dan kegiatan-kegiatan pembangunan dalam jangka panjang yang
sudah dirumuskan sebelumnya oleh masyarakat dan pemerintah desa. Dengan memahami RPJM
Desa, maka gagasan yang terbangun saat melakukan penggalian di masyarakat memiliki
kesesuaian dengan capaian pembangunan yang telah tercantum di dalam RPJM Desa.
- Pahami potensi Desa
KPMD juga harus mencaritahu potensi desa yang selama ini dijadikan sumberdaya utama untuk
dikembangkan di desa bersangkutan. Pemahaman atas potensi desa tersebut dilakukan dengan
melihat profil desa maupun catatan-catatan lain yang sebelumnya telah ditetapkan oleh
4

pemerintah desa maupun kabupaten untuk dikembangkan. Jika potensi tersebut belum
ditetapkan, maka KPMD bertugas untuk mencari potensi tersebut pada saat penggalian gagasan
di masyarakat.
- Menetapkan Hipotesis Gagasan
Penetapan hipotesis gagasan ini dilakukan untuk mempersempit scope atau cakupan kunjungan
di dusun atau di masyarakat. Hipotesis gagasan perlu ada karena tidak mungkin bagi KPMD
mengungjungi setiap orang atau setiap lingkungan yang ada di dusun atau sebuah desa.
Misalnya, KPMD mengambil hipotesis bahwa ia pernah mendengar ada penurunan produksi padi
di satu lingkungan. Karena telah membuat hipotesis tersebut, KPMD berkunjung kesana dan
melakukan wawancara, observasi dan diskusi kecil dengan petani atau warga di sana. Begitu juga
ketika KPMD membuat hipotesis bahwasannya ada komoditas tanaman tertentu yang cukup
diminati masyarakat luar di satu lingkungan. Maka KPMD akan berkunjung kesana untuk
melakukan wawancara, observasi dan diskusi kecil untuk menemukan gagasannya di lingkungan
tersebut.
Berikut ilustrasi hipotesis;

Hipotesis terkadang juga bisa terkesan diskriminatif. Untuk itu KPMD harus benar-benar objektif
dengan menentukan hipotesis tersebut. Hipotesis tersebut bukan ditentukan sembarangan,
namun berdasarkan informasi dari kepala dusun, tokoh masyarakat dan warga miskin. Dari
informasi yang diperoleh dari masyarakat tersebutlah kemudian ia mengambil hipotesis tersebut
untuk kemudian ditindaklanjuti.
Tahapan Kunjungan Lapangan
Tahapan kunjungan lapangan adalah tahapan dimana KPMD melihat langsung dan bertatapan
langsung dengan pelaku-pelaku dominan yang dianggap memahami permasalahan atau gagasan
yang ada dalam hipotesis. Misalnya, jika dalam hipotesis KPMD menetapkan ada produk
pertanian lokal yang potensial untuk dikembangkan, maka KPMD mengunjungi petani tersebut,
atau pelaku-pelaku yang terkait langsung dengan produk pertanian tersebut. Namun KPMD tidak
hanya cukup melihat kondisi lahan pertanian atau tanaman tersebut saja (observasi), namun
juga melakukan wawancara dan diskusi kecil. Jika melakukan observasi semata maka tidak valid,
untuk itu KPMD harus bertanya atau wawancara. Wawancara juga sering tidak cukup karena
informasinya sepihak, untuk itu KPMD bisa melakukan cross check dengan pihak lain dengan
melakukan diskusi kecil di kolong rumah warga, di warung atau di lahan dimana petani
beraktivitas. Berikut logika berfikir dari KPMD saat melakukan wawancara, observasi dan diskusi
(FGD).
5

Namun satu hal yang perlu dipahami oleh KPMD adalah, tidak harus saat ke lapangan dimulai
dengan observasi. Bisa saja sewaktu ke lapangan, KPMD bertemu dengan beberapa orang
petani, sehingga proses diskusi berlangsung. Setelah diskusi, KPMD melihat atau observasi ke
lokasi yang disebut petani, dan kemudian bicara-bicara (wawancara) dengan petani yang ada di
lokasi tersebut. Atau sebaliknya, KPMD langsung ke lokasi untuk wawancara dengan petani,
kemudian mengajak beberapa orang bergabung untuk melakukan diskusi kecil.
Tahapan Analisis dan Mengisi Format
Setelah proses kunjungan lapangan selesai, maka selanjutnya KPMD melakukan analisis. Analisis
bisa dilakukan bersama kepala dusun dan pihak lain sehingga ada masukan tambahan dari apa
yang telah digali oleh KPMD. Alat analisis utama adalah, melihat apakah gagasan yang muncul
tersebut sudah mewakili kepentingan perempuan dan masyarakat miskin. Atau dengan kata lain,
apakah gagasan tersebut, baik penyebab, masalah dan solusi alternatifnya benar-benar
didasarkan oleh masalah yang dihadapi perempuan dan masyarakat miskin lainnya, atau ketika
solusi itu diterapkan benar-benar bisa bermanfaat bagi perempuan dan masyarakat miskin. Alat
analisis kedua adalah, apakah dari seluruh gagasan tersebut menyentuh pengembangan
komoditas unggulan yang punya potensi atau telah ditetapkan sebagai potensi utama dusun
tersebut.
Catatan tambahan:
Pada saat membuat hipotesis, KPMD harus memahami bahwasannya tugas mereka bukan
membuat daftar masalah atau daftar gagasan. Jika hanya membuat daftar masalah atau
gagasan, maka kemungkinan masalah atau gagasan yang muncul akan terlalu banyak bahkan
bisa tidak menyentuh persoalan atau gagasan utama yang sangat penting di masyarakat. Tugas
KPMD adalah mencari akar permasalahan dan gagasan ter penting yang ada di masyarakat,
sehingga ketika gagasan tersebut dilaksanakan, masyarakat bisa mengalami perubahan secara
signifikan.

Lampiran 3
Bahan Materi 3: Format Hasil Penggalian Masalah, Musyawarah Dusun, Desa dan Kecamatan
Seluruh gagasan yang telah di dokumentasikan oleh KPMD dan telah dilakukan analisis (tidak
merubah), maka langkah selanjutnya adalah memasukkan seluruh gagasan tersebut pada matrix
atau format gagasan seperti terlihat dalam matrix di bawah.

Masalah

Penyebab

Solusi
Alternatif

Manfaat Bagi
Kontribusi
Diusulkan untuk
perempuan dan pada program dijalankan/dibiayai
penanggulangan pengembangan oleh (mandiri oleh
kemiskinan
komoditas
masyarakat,
unggulan
APBDes, PNPM,
BUMDes, APBD
Kabupaten/Desa
Mandiri

Keterangan

Pengisian format ini diupayakan dilakukan bersama dengan kepala dusun. Namun KPMD harus
memiliki pemahaman yang kuat saat berdiskusi dengan Kepala Dusun, sehingga bisa tetap konsisten
dengan gagasan yang telah diperoleh dari lapangan.
Format ini juga yang kemudian disampaikan oleh KPMD ke Kepala Dusun, untuk kemudian dibahas
dalam Musyawarah dusun. Sedapat mungkin tidak ada penggantian, penghapusan atau perubahan
lainnya. Yang ada hanyalah membuat gagasan semakin rinci atau detail, dan membuat keteranganketerangan yang semakin meyakinkan pihak lain agar memahami gagasan tersebut adalah sangat
penting.
Format ini akan digunakan oleh LPM pada saat melakukan Musyawarah Desa. Hal ini dilakukan agar
KPMD mudah untuk mengawal atau mengontrol apakah gagasan yang dilahirkan dari masyarakat
mudah dilihat saat dibahas dalam Musrenbang desa. LPM juga akan mudah untuk bekerja, dan tidak
lagi merubah atau melakukan rekapitulasi ulang. Dalam Musrenbang Desa, LPM akan menggunakan
format ini sebagai laporan hasil Musrenbang Desa dan akan disampaikan dalam Pra Musrenbang
Kecamatan atau Musrenbang Kecamatan.
Untuk di level desa dan Kecamatan, kolom masalah, penyebab dan solusi alternatif diharapkan tidak
mengalami perubahan. Yang memungkinkan untuk dirubah adalah pada kolom analisis pada
penanggulangan kemiskinan, kontribusi terhadap pengembangan komoditas unggulan dan
rekomendasi pada pihak yang akan mendukung. Hal ini dilakukan jika di level dusun terhadap
kesalahpahaman tentang lembaga atau pihak mana yang akan mendukung gagasan tersebut.
Pemerintah desa dan kecamatan akan lebih memahami karena penentuan tersebut sudah
didasarkan pada kebijakan pemerintah desa dan kabupaten.
Catatan Pengisian Format;
- Masalah, penyebab dan solusi alternatif harus benar-benar berhubungan satu sama lain,
sehingga apa yang menjadi masalah dan penyebab bisa terjawab ketika solusi alternatif
dalam bentuk program atau kegiatan dijalankan.
- Masalah, penyebab dan solusi alternatif harus detail atau rinci. Misalnya; Penyebabnya
adalah menurunnya produksi sukun di dusun A dalam 2 tahun terakhir. Penyebabnya, pohon
sukun banyak ditebang. Solusi alternatifnya; peremajaan pohon sukun, atau pelarangan
7

penebangan sukun. Begitu juga dengan gagasan lainnya, suatu saat siapapun yang akan
menjalankan atau mendukung program/kegiatan tersebut tidak salah arah.
Harus ada analisis manfaat terhadap perempuan dan masyarakat miskin atau gagasan
tersebut harus berkontribusi terhadap penanggulangan kemiskinan, maupun pengembangan
komoditas unggulan. Dan terakhir, harus dijelaskan gagasan tersebut akan ditindaklanjuti
oleh pihak mana. Namun KPMD harus juga mendorong kemandirian warga, sehingga tidak
tercipta cara berfikir yang selalu meminta bantuan dari pihak luar.

Lampiran 4
Bahan Materi 4: Format Penentuan Prioritas Gagasan dan Usulan di Level Desa dan Kecamatan
Setelah KPMD melakukan penggalian gagasan, dan melakukan musyawarah dusun, maka diperoleh
hasil sesuai dengan format yang telah disusun. Maka ketika memasuki Musyawarah Desa, maka
pemerintah desa bersama LPM desa akan melakukan musyawarah untuk menentukan mana
gagasan yang menjadi unggulan untuk direkomendasikan ke pemerintah kabupaten. Ini artinya,
gagasan lain bukan tidak penting. Bisa saja gagasan lain bisa diselesaikan di level masyarakat, dan
gagasan lainnya harus mendapatkan dukungan dari pemerintah kabupaten.
Dalam format laporan hasil di musyawarah dusun sudah dicantumkan kepada pihak mana gagasan
tersebut akan direkomendasikan. Jika sudah ada terdapat beberapa gagasan yang direkomendasikan
ke pihak Kabupaten atau didanai APBD, maka gagasan tersebut lah yang akan di scoring, sehingga
diperoleh gagasan utama yang akan didorong untuk didukung APBD Kabupaten Pangkep.
Dalam Musrenbang Desa, ditetapkan ada 2 gagasan utama yang didorong untuk direkomendasikan
ke Musrenbang Kecamatan. Jika ternyata di Musrenbang Desa ada lebih dari 2 yang akan
direkomendasikan di danai APBD, maka pada saat itulah dilakukan scoring.
Metode melakukan scoring adalah sebagai berikut;
Masalah

Penyebab

Solusi
Alternatif

Kriteria
Mendesak

Dirasakan
byk orang

Bermanfaat
bagi
perempuan
dan orang
miskin

Total
Score
terdapat
potensi

Prioritas
(utk APBD
Kab dan
Desa
Mandiri

26

Metode Perangkingan:
Untuk setiap kriteria, terdapat 3 score/bobot yang akan di pilih oleh peserta Musrenbang Desa dan
Kecamatan
- Sangat: Score 3
- Sedang/cukup: Score 2
- Kurang/tidak: Score 1
Contoh:
Jika ada satu masalah dengan penyebab, dan solusi alternatif. Kemudian fasilitator bertanya ke
peserta, apakah kegiatan tersebut mendesak dilaksanakan? Peserta akan angkat tangan. Jika ada 5
orang yang mengatakan SANGAT, maka score nya: 5x3=15. Jika ada 4yang mengatakan
sedang/cukup, maka score nya 4x2=8, dan jika ada 3 yang mengatakan tidak/kurang maka score nya
3x1=3. Maka total untuk mendesak adalah; 15+8+3= 26

Lampiran 5
Bahan Materi 5: Pengintegrasian Keadilan Gender dan Program Desa Mandiri dalam Tiap Tahapan
Perencanaan
Aspek penanggulangan kemiskinan, terutama program dan kegiatan yang mendukung perempuan
dan laki-laki miskin adalah aspek penting dalam perencanaan pembangunan, karena mereka adalah
bagian dari faktor inti agar pembangunan di desa berjalan lebih baik. Demikian juga dengan
komoditas unggulan atau komoditas potensial yang ada di desa dan dusun. Akan sangat ideal jika
gagasan yang muncul adalah pengembangan komoditas unggulan atau komoditas andalan terkait
dengan penanggulangan kemiskinan. Dengan adannya pengembangan komoditas unggulan dan
andalan dimana aktor atau pelaku utama nya adalah masyarakat miskin, maka proses
penanggulangan kemiskinan akan berjalan lebih cepat sekaligus menumbukan ekonomi desa lebih
cepat. Untuk itu cara berfikir KPMD dan semua pelaku perencana pembangunan, termasuk LPM
harus melihat hal tersebut. Cara berfikir tersebut bisa di lihat dari bagan di bawah ini. Proses ideal ini
lah yang harus ada di setiap KPMD dan LPM saat melakukan penggalian gagasan maupun
memfasilitasi gagasan tersebut dalam Musrenbang Desa dan Musrenbang Kecamatan. Proses ideal
tersebut patut diupayakan, sehingga program dan anggaran yang dijalankan pemerintah mengarah
pada 2 hal, yakni penanggulangan kemiskinan sekaligus komoditas unggulan/andalan bisa terangkat
di Kabupaten pangkep. Bukan berarti gagasan lain tidak penting, karena tetap harus diakomodir dan
mendapat tempat dalam program dan kegiatan masyarakat, pemerintah desa, maupun kabupaten.

Penutup
Materi ini masih sangat singkat, sehingga diharapkan ada pengembangan dari KPMD, LPM dan
pelaku-pelaku perencanaan lainya. Diharapkan pasca pelatihan, impelentasi materi ini bisa lebih
berkembang dan diperkaya dari kegiatan-kegiatan di lapangan oleh KPMD, LPM, Pemerintah Desa
dan pemerintah kecamatan.

Anda mungkin juga menyukai