Anda di halaman 1dari 18

BAB IV

PEMBAHASAN
4.1 Batasan
Ca Colon
4.2 Anatomi/Fisiologi/Histologi/Patofisiologi
4.2.1 Anatomi Abdomen
Abdomen adalah rongga terbesar dalam tubuh, bentuknya lonjong dan meluas dari
diafragma hingga pelvis (Agung, 2010). Rongga ini berisi visera dan dibungkus dinding
(abdominal wall) dari otot-otot, kolumna vertebralis, dan ilia (Dorland, 2002). Pada bagian
superior, dinding abdomen dibentuk oleh diafragma yang memisahkan kavitas abdominalis
dari kavitas thorakalis. Pada bagian inferior, kavitas abdominalis melanjutkan diri menjadi
kavitas pelvis melalui apertura pelvis superior. Di bagian posterior, dinding abdomen di
garis tengah dibentuk oleh kelima vertebra lumbales dan diskus intervertebralisnya, bagian
lateral dibentuk oleh 12 kosta, bagian atas oleh muskulus psoas mayor, muskulus kuadratus
lumborum, dan aponeurosis origo muskulus transverses abdominis. Dinding abdomen
dibatasi oleh selubung fascia dan peritoneum parietale (Snell, 2006). Abdomen terbagi
menjadi sembilan daerah yang dibatasi oleh empat garis bayangan pada dinding anterior,
dua diantaranya berjalan horizontal mengelilingi badan (yang atas setinggi tulang rawan
iga kesembilan, yang bawah setinggi bagian atas krista iliaka), dan dua lainnya vertikal di
kiri dan kanan tubuh yaitu dari tulang rawan iga kedelapan hingga ke pertengahan
ligamentun inguinale (Dorland, 2002).
Berdasarkan letaknya, organ dalam abdomen terbagi menjadi dua, yaitu organ
intraperitoneal dan retroperioneal. Organ-organ intraperitoneal diantaranya lambung, hepar,
duodenum, pankreas, kolon, dan organ-organ saluran pencernaan yang lain. Adapun organ
yang terletak retroperitoneal seperti ginjal, aorta, dan venakava inferior (Srivathsan, 2009).

4.2.2 Fisiologi Abdomen

Abdomen dapat didefinisikan sebagai daerah tubuh yang terletak antara


diaphragma di bagian atas dan pintu masuk pelvis dibagian bawah. Untuk kepentingan
klinik, biasanya abdomen dibagi dalam sembilan regio oleh dua garis vertikal, dan dua
garis horizontal. Masing-masing garis vertikal melalui pertengahan antara spina iliaca
anterior superior dan symphisis pubis. Garis horizontal yang atas merupakan bidang
subcostalis, yang mana menghubungkan titik terbawah pinggir costa satu sama lain. Garis
horizontal yang bawah merupakan bidang intertubercularis, yang menghubungkan
tuberculum pada crista iliaca. Bidang ini terletak setinggi corpus vertebrae lumbalis V.
Pembagian regio pada abdomen yaitu : pada abdomen bagian atas : regio hypochondrium
kanan, regio epigastrium dan regio hypocondrium kiri. Pada abdomen bagian tengah :
regio lumbalis kanan, regio umbilicalis dan regio lumbalis kiri. Pada abdomen bagian
bawah : regio iliaca kanan, regio hypogastrium dan regio iliaca kiri.
-

Pembagian regio abdomen


Sedangkan pembagian abdomen juga dipermudah menjadi empat kuadran dengan
menggunakan satu garis vertikal dan satu garis horisontal yang saling berpotongan pada
umbilicus. Kuadran tersebut adalah kuadran kanan atas, kuadran kiri atas, kuadran kanan
bawah dan kuadran kiri bawah.

Pembagian abdomen menjadi empat kuadran


Dinding perut mengandung struktur muskulo-aponeurosis yang kompleks. Di bagian
belakang, struktur ini melekat pada tulang belakang, di sebelah atas pada iga, dan di bagian
bawah pada tulang panggul. Dinding perut ini terdiri atas beberapa lapis, yaitu dari luar ke
dalam, lapis kulit yang terdiri dari kutis dan subkutis; lemak subkutan dan fasia superfisial
(fasia Scarpa); kemudian ketiga otot dinding perut, m. oblikus abdominis eksternus, m.
oblikus abdominis internus, dan m. tranversus abdominis; dan akhirnya lapisan
preperitoneal, dan peritoneum. Otot di bagian depan terdiri atas sepasang otot rektus
abdominis dengan fasianya yang di garis tengah dipisahkan oleh linea alba.

Organ dalam rongga abdomen dibagi menjadi dua, yaitu :

A. Organ Intraperitoneal
Intraperitoneal stuctures
1. Hati
Merupakan kelenjar terbesar dan mempunyai tiga fungsi dasar, yaitu : (1) pembentukan
dan sekresi empedu yang dimasukkan ke dalam usus halus; (2) berperan pada aktivitas
metabolisme yang berhubungan dengan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein; (3)
menyaring darah untuk membuang bakteri dan benda asing lain yang masuk dalam darah
dari lumen usus.
Hati bersifat lunak dan lentur dan menduduki regio hypochondrium kanan, meluas sampai
regio epigastrium. Permukaan atas hati cembung melengkung pada permukaan bawah
diaphragma. Permukaan postero-inferior atau permukaan viseral membentuk cetakan
visera yang berdekatan, permukaan ini berhubungan dengan pars abdominalis oesophagus,
lambung, duodenum, flexura coli dextra, ginjal kanan, kelenjar suprarenalis, dan kandung
empedu.
Dibagi dalam lobus kanan yang besar dan lobus kiri yang kecil, yang dipisahkan oleh
perlekatan peritonium ligamentum falciforme. Lobus kanan terbagi menjadi lobus
quadratus dan lobus caudatus oleh adanya kandung empedu, fissura untuk ligamentum
teres hepatis, vena cava inferior, dan fissura untuk ligamentum venosum. Porta hepatis atau
hilus hati ditemukan pada permukaan postero-inferior dengan bagian atas ujung bebas
omentum majus melekat pada pinggirnya. Hati dikelilingi oleh capsula fibrosa yang
membentuk lobulus hati. Pada ruang antara lobulus-lobulus terdapat saluran portal, yang
mengandung cabang arteri hepatica, vena porta, dan saluran empedu (segitiga portal).
2. Limpa
Merupakan massa jaringan limfoid tunggal yang terbesar dan umumnya berbentuk oval,
dan berwarna kemerahan. Terletak pada regio hypochondrium kiri, dengan sumbu
panjangnya terletak sepanjang iga X dan kutub bawahnya berjalan ke depan sampai linea
axillaris media, dan tidak dapat diraba pada pemeriksaan fisik. Batas anterior limpa adalah

lambung, cauda pankreas, flexura coli sinistra. Batas posterior pada diaphragma, pleura kiri
( recessus costodiaphragmatica kiri ), paru kiri, costa IX, X, dan XI kiri. 9
3. Lambung
Merupakan bagian saluran pencernaan yang melebar dan mempunyai 3 fungsi utama: (1)
menyimpan makanan dengan kapasitas 1500 ml pada orang dewasa; (2) mencampur
makanan dengan getah lambung untuk membentuk kimus yang setengah padat, dan (3)
mengatur kecepatan pengiriman kimus ke usus halus sehingga pencernaan dan absorbsi
yang efisien dapat berlangsung.
Lambung terletak pada bagian atas abdomen, dari regio hipochondrium kiri sampai regio
epigastrium dan regio umbilikalis. Sebagian besar lambung terletak di bawah iga-iga
bagian bawah. Batas anterior lambung adalah dinding anterior abdomen, arcus costa kiri,
pleura dan paru kiri, diaphragma, dan lobus kiri hati. Sedangkan batas posterior lambung
adalah bursa omentalis, diaphragma, limpa, kelenjar suprarenal kiri, bagian atas ginjal kiri,
arteri lienalis, pankreas, mesocolon tranversum, dan colon tranversum. Secara kasar
lambung berbentuk huruf J dan mempunyai dua lubang, ostium cardiacum dan ostium
pyloricum, dua curvatura yang disebut curvatura mayor dan minor, serta dua permukaan
anterior dan posterior. Lambung dibagi menjadi fundus, corpus dan antrum. Fundus
berbentuk kubah dan menonjol ke atas terletak di sebelah kiri ostium cardiacum. Biasanya
fundus terisi gas. Sedangkan corpus adalah badan dari lambung. Antrum merupakan bagian
bawah dari lambung yang berbentuk seperti tabung. Dinding ototnya membentuk sphincter
pyloricum, yang berfungsi mengatur kecepatan pengeluaran isi lambung ke duodenum.
Membran mukosa lambung tebal dan memiliki banyak pembuluh darah yang terdiri dari
banyak lipatan atau rugae. Dinding otot lambung mengandung serabut longitudinal, serabut
sirkular dan serabut oblik. Serabut longitudinal terletak paling superficial dan paling
banyak sepanjang curvatura, serabut sirkular yang lebih dalam mengelilingi fundus
lambung,dan menebal pada pylorus untuk membentuk sphincter pyloricum. Sedangkan
serabut oblik membentuk lapisan otot yang paling dalam, mengelilingi fundus berjalan
sepanjang anterior dan posterior.
4. Kandung empedu (Vesica Fellia)

Vesica Fellia adalah kantong seperti buah pear yang terletak pada permukaan viseral hati.
Secara umum dibagi menjadi tiga bagian yaitu : fundus, corpus dan collum. Fundus
berbentuk bulat dan biasanya menonjol dibawah pinggir inferior hati; dimana fundus
berhubungan dengan dinding anterior abdomen setinggi ujung rawan costa IX kanan.
Corpus bersentuhan dengan permukaan viseral hati dana arahnya keatas, belakang dan kiri.
Sedangkan collum dilanjutkan sebagai ductus cysticus yang berjalan dalam omentum
minus untuk bersatu dengan sisi kanan ductus hepaticus communis membentuk ductus
choledochus. Batas anterior vesica fellia pada dinding anterior abdomen dan bagian
pertama dan kedua duodenum. Batas posterior pada colon tranversum dan bagian pertama
dan kedua duodenum.
Vesica Fellia berperan sebagai reservoir empedu dengan kapasitas 50 ml. Vesica Fellia
mempunyai kemampuan memekatkan empedu. Untuk membantu proses ini, maka
mukosanya mempunyai lipatan-lipatan permanen yang satu sama lain saling berhubungan
seperti sarang tawon. Empedu dialirkan ke duodenum sebagai akibat kontraksi dan
pengosongan parsial kandung empedu. Mekanisme ini diawali dengan masuknya makanan
berlemak ke dalam duodenum . lemak menyebabkan pengeluaran hormon kolesistokinin
dari mukosa duodenum; hormon kemudian masuk ke dalam darah menyebabkan kandung
empedu berkontraksi. Pada saat yang sama otot polos yang terletak pada ujung distal
ductus choledochus dan ampula relaksasi sehingga memungkinkan masuknya empedu
yang kental ke dalam duodenum. Garam-garam empedu dalam cairan empedu penting
untuk emulsifikasi lemak dalam usus halus dan membantu pencernaan serta absorbsi
lemak.
5. Usus halus
Usus halus merupakan bagian pencernaan yang paling panjang, dibagi menjadi 3 bagian :
duodenum, jejunum, dan ileum. Fungsi utama usus halus adalah pencernaan dan absorpsi
hasil-hasil pencernaan.
Duodenum berbentuk huruf C yang panjangnya sekitar 25 cm, melengkung sekitar caput
pankreas, dan menghubungkan lambung dengan jejunum. Di dalam duodenum terdapat
muara saluran empedu dan saluran pankreas. Sebagian duodenum diliputi peritonium, dan

sisanya terletak retroperitonial. Duodenum terletak pada regio epigastrium dan regio
umbilikalis. Dibagi menjadi 4 bagian :
1. Bagian pertama duodenum.
Panjangnya 5 cm, mulai pada pylorus dan berjalan keatas dan ke belakang pada sisi kanan
vertebra lumbalis pertama. Bagian ini terletak pada bidang transpilorica. Batas anterior
pada lobus quadratus hati dan kandung empedu. Batas posterior pada bursa omentalis ( 2,5
cm pertama), arteri gastroduodenalis, ductus choledochus dan vena porta, serta vena cava
inferior. Batas superior pada foramen epiploicum Winslow dan batas inferior pada caput
pankreas.
2. Bagian kedua duodenum
Panjangnya 8 cm, berjalan ke bawah di depan hilus ginjal kanan di sebelah vertebra
lumbalis kedua dan ketiga. Batas anterior pada fundus kandung empedu dan lobus kanan
hati, colon tranversum, dan lekukan- lekukan usus halus. Batas posterior pada hilus ginjal
kanan dan ureter kanan. Batas lateral pada colon ascenden, flexura coli dextra, dan lobus
kanan hati. Batas medial pada caput pancreas.
3. Bagian ketiga duodenum
Panjangnya 8 cm, berjalan horisontal ke kiri pada bidang subcostalis, mengikuti pinggir
bawah caput pankreas. Batas anterior pada pangkal mesenterium usus halus, dan lekukanlekukan jejunum. Batas posterior pada ureter kanan, muskulus psoas kanan, vena cava
inferior, dan aorta. Batas superior pada caput pankreas, dan batas inferior pada lekukanlekukan jejunum.
4. Bagian keempat duodenum
Panjangnya 5 cm, berjalan ke atas dan kiri, kemudian memutar ke depan pada perbatasan
duodenum dan jejunum. Terdapat ligamentum Treitz yang menahan junctura duodenojejunalis. Batas anterior pada permulaan pangkal mesenterium dan lekukan-lekukan
jejunum. Batas posterior pada pinggir kiri aorta dan pinggir medial muskulus psoas kiri. 9

Jejunum dan Ileum panjangnya 6 m, dua perlima bagian atas merupakan jejunum.
Jejunum mulai pada junctura duodenojejunalis dan ileum berakhir pada junctura
ileocaecalis. Dalam keadaan hidup, jejunum dan ileum dibedakan dengan gambaran
berikut :
1. Lekukan jejunum terletak pada bagian atas rongga peritonium di bawah sisi kiri
mesocolon tranversum, ileum terletak pada bagian bawah rongga peritonium dan dalam
pelvis.
2. Jejunum lebih besar, berdinding lebih tebal, dan lebih merah dari ileum.
3. Mesenterium jejunum melekat pada dinding posterior abdomen di atas dan kiri aorta,
sedangkan mesenterium ileum melekat di bawah dan kanan aorta.
4. Pembuluh darah mesenterium membentuk satu atau dua arkade dengan cabang-cabang
yang panjang dan jarang, sedangkan ileum menerima banyak pembuluh darah pendek,
berasal dari tiga atau lebih arkade.
5. Pada ujung mesenterium jejunum, lemak disimpan dekat pangkal, sedangkan pada
mesenterium ileum lemak disimpan di seluruh bagian.
6. Kelompokan jaringan limfoid ( agmen Peyer ) terdapat pada mukosa ileum bagian
bawah sepanjang pinggir antimesentrik.

6. Usus besar
Usus besar dibagi dalam caecum, appendix vermiformis, colon ascenden, colon
tranversum, colon descenden, dan colon sigmoideum, rectum dan anus. Fungsi utama usus
besar adalah absorpsi air dan elektrolit dan menyimpan bahan yang tidak dicernakan
sampai dapat dikeluarkan dari tubuh sebagai feses.
Caecum terletak pada fossa iliaca, panjang 6 cm, dan diliputi oleh peritonium. Batas
anterior pada lekukan-lekukan usus halus, sebagian omentum majus, dan dinding anterior

abdomen regio iliaca kanan. Batas posterior pada m. psoas dan m. iliacus, n. femoralis, dan
n. cutaneus femoralis lateralis. Batas medial pada appendix vermiformis.
Appendix vermiformis panjangnya 8 13 cm, terletak pada regio iliaca kanan. Ujung
appendix dapat ditemukan pada tempat berikut : (1) tergantung dalam pelvis berhadapan
dengan dinding kanan pelvis; (2) melekuk di belakang caecum pada fossa retrocaecalis; (3)
menonjol ke atas sepanjang pinggir lateral caecum; (4) di depan atau di belakang bagian
terminal ileum.
Colon ascenden terletak pada regio iliaca kanan dengan panjang 13 cm. Berjalan ke
atas dari caecum sampai permukaan inferior lobus kanan hati, di mana colon ascenden
secara tajam ke kiri, membentuk flexura coli dextra, dan dilanjutkan sebagai colon
tranversum. Peritonium menutupi pinggir dan permukaan depan colon ascenden dan
menghubungkannya dengan dinding posterior abdomen. Batas anterior pada lekukanlekukan usus halus, omentum majus, dan dinding anterior abdomen. Batas posterior pada
m. Iliacus, crista iliaca, m. Quadratus lumborum, origo m. Tranversus abdominis, dan
kutub bawah ginjal kanan.
Colon tranversum panjangnya 38 cm dan berjalan menyilang abdomen, menduduki
regio umbilikalis dan hipogastrikum. Batas anterior pada omentum majus dan dinding
anterior abdomen. Batas posterior pada bagian kedua duodenum, caput pankreas, dan
lekukan-lekukan jejunum dan ileum.
Colon descenden terletak pada regio iliaca kiri, dengan panjang 25 cm. Berjalan ke
bawah dari flexura coli sinistra sampai pinggir pelvis. Batas anterior pada lekukan-lekukan
usus halus, omentum majus, dan dinding anterior abdomen. Batas posterior pada pinggir
lateral ginjal kiri, origo m. Tranversus abdominis, m. Quadratus lumborum, crista iliaca, m.
Iliacus, dan m. Psoas kiri. 9
B. Organ Retroperitoneal
1. Ginjal
Berperan penting dalam mengatur keseimbangan air dan elektrolit dalam tubuh dan
mempertahankan keseimbangan asam basa darah. Kedua ginjal berfungsi mengekskresi

sebagian besar zat sampah metabolisme dalam bentuk urin. Ginjal berwarna coklatkemerahan, terletak tinggi pada dinding posterior abdomen, sebagian besar ditutupi oleh
tulang iga. Ginjal kanan terletak lebih rendah dibanding ginjal kiri, dikarenakan adanya
lobus kanan hati yang besar.
Ginjal dikelilingi oleh capsula fibrosa yang melekat erat dengan cortex ginjal. Di luar
capsula fibrosa terdapat jaringan lemak yang disebut lemak perirenal. Fascia renalis
mengelilingi lemak perirenal dan meliputi ginjal dan kelenjar suprarenalis. Fascia renalis
merupakan kondensasi jaringan areolar, yang di lateral melanjutkan diri sebagai fascia
tranversus. Di belakang fascia renalis terdapat banyak lemak yang disebut lemak pararenal.
Batas anterior ginjal kanan pada kelenjar suprarenalis, hati, bagian kedua duodenum,
flexura coli dextra. Batas posterior pada diaphragma, recessus costodiaphragmatica pleura,
costa XII, m. Psoas, m. Quadratus lumborum, dan m. Tranversus abdominis.
Pada ginjal kiri, batas anterior pada kelenjar suprarenalis, limpa, lambung, pankreas,
flexura coli kiri, dan lekukan-lekukan jejunum. Batas posterior pada diaphragma, recessus
costodiaphragmatica pleura, costa XI, XII, m. Psoas, m. Quadratus lumborum, dan m.
Tranversus abdominis.
2. Ureter
Mengalirkan urin dari ginjal ke vesica urinaria, dengan didorong sepanjang ureter oleh
kontraksi peristaltik selubung otot, dibantu tekanan filtrasi glomerulus. Panjang ureter 25
cm dan memiliki tiga penyempitan : (1) di mana piala ginjal berhubungan dengan ureter;
(2) waktu ureter menjadi kaku ketika melewati pinggir pelvis;(3) waktu ureter menembus
dinding vesica urinaria. Ureter keluar dari hilus ginjal dan berjalan vertikal ke bawah di
belakang peritonium parietal pada m. Psoas, memisahkannya dari ujung processus
tranversus vertebra lumbalis. Ureter masuk ke pelvis dengan menyilang bifurcatio a. Iliaca
comunis di depan articulatio sacroiliaca, kemudian berjalan ke bawah pada dinding lateral
pelvis menuju regio ischiospinalis dan memutar menuju angulus lateral vesica urinaria.

Pada ureter kanan, batas anterior pada duodenum, bagian terminal ileum, av. Colica dextra,
av. Iliocolica, av. Testicularis atau ovarica dextra, dan pangkal mesenterium usus halus.
Batas posterior pada m. Psoas dextra.
Batas anterior ginjal kiri pada colon sigmoideum, mesocolon sigmoideum, av. Colica
sinistra, dan av. Testicularis atau ovarica sinistra. Batas posterior pada m. Psoas sinistra.
3. Pankreas
Merupakan kelenjer eksokrin dan endokrin, organ lunak berlobus yang terletak pada
dinding posterior abdomen di belakang peritonium. Bagian eksokrin kelenjer menghasilkan
sekret yang mengandung enzim yang dapat menghidrolisis protein, lemak, dan karbohirat.
Bagian endokrin kelenjer, yaitu pulau langerhans, menghasilkan hormon insulin dan
glukagon yang berperan penting dalam metabolisme karbohidrat. Pankreas menyilang
bidang transpilorica.
Dibagi menjadi empat bagian, yaitu : (1) caput pankreas berbentuki seperti cakram, terletak
pada bagian cekung duodenum. Sebagian caput meluas ke kiri di belakang av. Mesenterica
superior dan dinamakan processus uncinatus; (2) collum pancreas merupakan bagian yang
mengecil dan menghubungkan caput dengan corpus pankreas. Terletak di depan pangkal
vena porta dan pangkal arteri mesenterica superior dari aorta; (3) corpus berjalan ke atas
dan kiri menyilang garis tengah; (4) cauda berjalan menuju ke ligamentum lienorenalis dan
berhubungan dengan hilus limpa.
Batas anterior pankreas dari kanan ke kiri : colon tranversum, perlekatan mesocolon
tranversum, bursa omentalis, dan lambung. Sedangkan batas posterior pankreas dari kanan
ke kiri : ductus choledochus, vena porta, vena lienalis, vena cava inferior, aorta, pangkal
arteri mesenterica superior, m. Psoas kiri, kelenjer suprarenalis kiri, ginjal kiri, dan hilus
limpa.

4.2.3 Histologi Abdomen


Usus besar terdiri dari caecum, appendix, kolon ascendens, kolon transversum,
kolon descendens, kolon sigmoideum dan rektum serta anus. Mukosa usus besar terdiri

dari epitel selapis silindris dengan sel goblet dan kelenjar dengan banyak sel goblet, pada
lapisan submukosa tidak mempunyai kelenjar. Otot bagian sebelah dalam sirkuler dan
sebelah luar longitudinal yang terkumpul pada tiga tempat membentuk taenia koli. Lapisan
serosa membentuk tonjolan tonjolan kecil yang sering terisi lemak yang disebut appendices
epiploicae. Didalam mukosa dan submukosa banyak terdapat kelenjar limfa, terdapat
lipatan-lipatan yaitu plica semilunaris dimana kecuali lapisan mukosa dan lapisan
submukosa ikut pula lapisan otot sirkuler. Diantara dua plica semilunares terdapat saku
yang disebut haustra coli, yang mungkin disebabkan oleh adanya taenia coli atau kontraksi
otot sirkuler. Letak haustra in vivo dapat berpindah pindah atau menghilang.
Vaskularisasi kolon dipelihara oleh cabang-cabang arteri mesenterica superior dan
arteri mesenterica inferior, membentuk marginal arteri seperti periarcaden, yang memberi
cabang-cabang vasa recta pada dinding usus. Yang membentuk marginal arteri adalah arteri
ileocolica, arteri colica dextra, arteri colica media, arteri colica sinistra dan arteri
sigmoidae. Hanya arteri ciloca sinistra dan arteri sigmoideum yang merupakan cabang dari
arteri mesenterica inferior, sedangkan yang lain dari arteri mesenterica superior. Pada
umumnya pembuluh darah berjalan retroperitoneal kecuali arteri colica media dan arteri
sigmoidae yang terdapat didalam mesocolon transversum dan mesosigmoid. Seringkali
arteri colica dextra membentuk pangkal yang sama dengan arteri colica media atau dengan
arteri ileocolica. Pembuluh darah vena mengikuti pembuluh darah arteri untuk menuju ke
vena mesenterica superior dan arteri mesenterica inferior yang bermuara ke dalam vena
porta. Aliran limfe mengalir menuju ke Lnn. ileocolica, Lnn. colica dextra, Lnn. colica
media, Lnn. colica sinistra dan Lnn. mesenterica inferior. Kemudian mengikuti pembuluh
darah menuju truncus intestinalis.
Colon ascendens panjangnya sekitar 13 cm, dimulai dari caecum pada fossa iliaca
dextra sampai flexura coli dextra pada dinding dorsal abdomen sebelah kanan, terletak di
sebelah ventral ren dextra, hanya bagian ventral ditutup peritoneum visceral. Jadi letak
colon ascendens ini retroperitoneal, kadang kadang dinding dorsalnya langsung melekat
pada dinding dorsal abdomen yang ditempati muskulus quadratus lumborum dan ren
dextra. Arterialisasi colon ascendens dari cabang arteri ileocolic dan arteri colic dextra
yang berasal dari arteri mesentrica superior (gambar 2.1).

Colon transversum panjangnya sekitar 38 cm, berjalan dari flexura coli dextra
sampai flexura coli sinistra. Bagian kanan mempunyai hubungan dengan duodenum dan
pankreas di sebelah dorsal, sedangkan bagian kiri lebih bebas. Flexura coli sinistra
letaknya lebih tinggi daripada yang kanan yaitu pada polus cranialis ren sinistra, juga lebih
tajam sudutnya dan kurang mobile. Flexura coli dextra erat hubunganya dengan facies
visceralis hepar (lobus dextra bagian caudal) yang terletak di sebelah ventralnya.
Arterialisasi didapat dari cabang cabang arteri colica media. Arterialisasi colon
transversum didapat dari arteri colica media yang berasal dari arteri mesenterica superior
pada 2/3 proksimal (gambar 2.1), sedangkan 1/3 distal dari colon transversum mendapat
arterialisasi dari arteri colica sinistra yang berasal dari arteri mesenterica inferior (gambar
2.2).
Gambar 2.1. Arteri Mesenterica Superior

Mesokolon transversum adalah duplikatur peritoneum yang memfiksasi colon transversum


sehingga letak alat ini intraperitoneal. Pangkal mesokolon transversa disebut radix
mesokolon transversa, yang berjalan dari flexura coli sinistra sampai flexura coli dextra.
Lapisan cranial mesokolon transversa ini melekat pada omentum majus dan disebut
ligamentum gastro (meso) colica, sedangkan lapisan caudal melekat pada pankreas dan
duodenum, didalamnya berisi pembuluh darah, limfa dan syaraf.11 Karena panjang dari
mesokolon transversum inilah yang menyebabkan letak dari colon transversum sangat
bervariasi, dan kadangkala mencapai pelvis.
Gambar 2.2. Arteri Mesenterica Inferior

Colon descendens panjangnya sekitar 25 cm, dimulai dari flexura coli sinistra sampai fossa
iliaca sinistra dimana dimulai colon sigmoideum. Terletak retroperitoneal karena hanya
dinding ventral saja yang diliputi peritoneum, terletak pada muskulus quadratus lumborum
dan erat hubungannya dengan ren sinistra. Arterialisasi didapat dari cabang-cabang arteri
colica sinistra dan cabang arteri sigmoid yang merupakan cabang dari arteri mesenterica
inferior (gambar 2.2).

Colon sigmoideum mempunyai mesosigmoideum sehingga letaknya intraperi toneal, dan


terletak didalam fossa iliaca sinistra. Radix mesosigmoid mempunyai perlekatan yang
variabel pada fossa iliaca sinistra. Colon sigmoid membentuk lipatan-lipatan yang
tergantung isinya didalam lumen, bila terisi penuh dapat memanjang dan masuk ke dalam
cavum pelvis melalui aditus pelvis, bila kosong lebih pendek dan lipatannya ke arah
ventral dan ke kanan dan akhirnya ke dorsal lagi. Colon sigmoid melanjutkan diri kedalam
rectum pada dinding mediodorsal pada aditus pelvis di sebelah depan os sacrum.
Arterialisasi didapat dari cabang- cabang arteri sigmoidae dan arteri haemorrhoidalis
superior cabang arteri mesenterica inferior. Aliran vena yang terpenting adalah adanya
anastomosis antara vena haemorrhoidalis superior dengan vena haemorrhoidalis medius
dan inferior, dari ketiga vena ini yang bermuara kedalam vena porta melalui vena
mesenterica inferior hanya vena haemorrhoidalis superior, sedangkan yang lain menuju
vena iliaca interna. Jadi terdapat hubungan antara vena parietal (vena iliaca interna) dan
vena visceral (vena porta) yang penting bila terjadi pembendungan pada aliran vena porta
misalnya pada penyakit hepar sehingga mengganggu aliran darah portal. Mesosigmoideum
mempunyai radix yang berbentuk huruf V dan ujungnya letaknya terbalik pada ureter kiri
dan percabangan arteri iliaca communis sinistra menjadi cabang-cabangnya, dan diantara
kaki-kaki huruf V ini terdapat reccessus intersigmoideus.

Patofisiologi Ca Colon
Kanker kolon dan rektum terutama (95%) adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel
usus) dimulai sebagai polop jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup sertamerusak
jaringan normal serta meluas ke dalam struktur sekitarnya. Sel kanker dapatterlepas dari
tumor primer dan menyebar ke dalam tubuh yang lain (paling sering ke hati).
Tumor yang berupa massa polipoid besar, tumbuh ke dalam lumen dan dengan cepat
meluas ke sekitar usus sebagai cincin anular. Lesi anular lebih sering terjadi pada bagian
rektosigmoid, sedangkan polipoid atau lesi yang datar lebih sering terdapat pada sekum
dan kolon asendens. Secara histologis, hampir semua kanker usus besar adalah
adenokarsinoma (terdiri atas epitel kelenjar ) dan dapat mensekresi mukus yang
jumlahnya berbeda beda. Tumor dapat menyebar:
a) secara infiltratif langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung
kemih
b) melalui pembuluh limfe ke kelenjar perikolon dan Mesokolon
c) melalui aliran darah, biasanya ke hati karena kolon mengalirkan darah ke sistem portal.
Prognosis relatif baik bila lesi terbatas pada mukosa dan submukosa pada saat reseksi
dilakukan, dan jauh lebih jelek bila terjadi metastasis ke kelenjar limfe.

Jenis-jenis Penyakit Yang Berhubungan

Gejala Klinis

Idenditas Pasien
Nama

Umur

Pekerjaan

Alamat

Keluhan Utama

Riwayat penyakit sekarang

Riwayat Keluarga

Riwayat Kebiasaan

Riwayat obat

Pemeriksaan Fisik
Tensi:
Nadi:
RR:

Suhu:
Kepala-Leher: Anemia (-), Cyanosis (-), Ikterus (-)
Abdomen:
Pemeriksaan Penunjang

BAB V
HIPOTESIS AWAL
Hipotesis awal kami adalah Ca Colon

DAFTAR PUSTAKA

Agung, I. G. N. 2010 Anatomi Abdomen. Catatan Radiograf. Diakses pada 12 Februari 2011 dari
http://catatanradiograf.blogspot.com/2010/08/anatomi-abdomen.html.
Dorland, W. A . N. 2002 Kamus Kedokteran Dorland Ed.29. Jakarta : EGC.
WebMD. Diakses pada 11 Februari 2011 dari http://emedicine.medscape.com/article/433404print . Snell, R S. 2006 Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta : EGC.
Srivathsan. 2009 Abdominal Trauma. Scribd. Scribd. Diakses pada 11 Februari 2011 dari
http://www.scribd.com/doc/15565439/Abdominal-Trauma- .

Anda mungkin juga menyukai

  • Dermatitis Venenata
    Dermatitis Venenata
    Dokumen12 halaman
    Dermatitis Venenata
    David Christian
    100% (3)
  • Orthopedi
    Orthopedi
    Dokumen22 halaman
    Orthopedi
    Panji Suarcana Gama
    100% (2)
  • VOLPARU
    VOLPARU
    Dokumen3 halaman
    VOLPARU
    Panji Suarcana Gama
    Belum ada peringkat
  • Ringkasan Buku Diagnosis Fisik
    Ringkasan Buku Diagnosis Fisik
    Dokumen6 halaman
    Ringkasan Buku Diagnosis Fisik
    Panji Suarcana Gama
    Belum ada peringkat
  • Vitamin b6
    Vitamin b6
    Dokumen4 halaman
    Vitamin b6
    Panji Suarcana Gama
    Belum ada peringkat
  • Enzim Penyandi Karbon
    Enzim Penyandi Karbon
    Dokumen3 halaman
    Enzim Penyandi Karbon
    aditya_permana77
    Belum ada peringkat
  • Dra - Andrie Ortho
    Dra - Andrie Ortho
    Dokumen4 halaman
    Dra - Andrie Ortho
    Wira Sentanu
    Belum ada peringkat
  • Ringkasan Oxidative
    Ringkasan Oxidative
    Dokumen2 halaman
    Ringkasan Oxidative
    Panji Suarcana Gama
    Belum ada peringkat
  • Bab Ix
    Bab Ix
    Dokumen1 halaman
    Bab Ix
    Panji Suarcana Gama
    Belum ada peringkat
  • Makalah Psiko (Anak)
    Makalah Psiko (Anak)
    Dokumen13 halaman
    Makalah Psiko (Anak)
    Panji Suarcana Gama
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen5 halaman
    Bab I
    Panji Suarcana Gama
    Belum ada peringkat
  • Makalah Psikologi (Puber)
    Makalah Psikologi (Puber)
    Dokumen13 halaman
    Makalah Psikologi (Puber)
    Panji Suarcana Gama
    Belum ada peringkat
  • Bab X
    Bab X
    Dokumen1 halaman
    Bab X
    Panji Suarcana Gama
    Belum ada peringkat
  • Siklus Menstruasi
    Siklus Menstruasi
    Dokumen1 halaman
    Siklus Menstruasi
    Panji Suarcana Gama
    Belum ada peringkat
  • Gambaran Pengetahuan Pasien Mengenai Hipertensi Pada Lansia Di RSU DR
    Gambaran Pengetahuan Pasien Mengenai Hipertensi Pada Lansia Di RSU DR
    Dokumen17 halaman
    Gambaran Pengetahuan Pasien Mengenai Hipertensi Pada Lansia Di RSU DR
    Erni Izza Huraiyah
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Pendahuluan
    Bab 1 Pendahuluan
    Dokumen22 halaman
    Bab 1 Pendahuluan
    Panji Suarcana Gama
    Belum ada peringkat
  • BAB VIII - Docx PBL 3
    BAB VIII - Docx PBL 3
    Dokumen1 halaman
    BAB VIII - Docx PBL 3
    Panji Suarcana Gama
    Belum ada peringkat
  • Mikrobiologi
    Mikrobiologi
    Dokumen2 halaman
    Mikrobiologi
    Panji Suarcana Gama
    Belum ada peringkat
  • Ringkasan Oxidative
    Ringkasan Oxidative
    Dokumen2 halaman
    Ringkasan Oxidative
    Panji Suarcana Gama
    Belum ada peringkat
  • Meningitis Bakterial
    Meningitis Bakterial
    Dokumen10 halaman
    Meningitis Bakterial
    Panji Suarcana Gama
    Belum ada peringkat
  • BAB X PBL
    BAB X PBL
    Dokumen2 halaman
    BAB X PBL
    Panji Suarcana Gama
    Belum ada peringkat
  • Bab v. Vi. Vii
    Bab v. Vi. Vii
    Dokumen9 halaman
    Bab v. Vi. Vii
    Panji Suarcana Gama
    Belum ada peringkat
  • 0121
    0121
    Dokumen7 halaman
    0121
    Panji Suarcana Gama
    Belum ada peringkat
  • Trigger
    Trigger
    Dokumen1 halaman
    Trigger
    Panji Suarcana Gama
    Belum ada peringkat
  • Saraf Kranial
    Saraf Kranial
    Dokumen1 halaman
    Saraf Kranial
    Panji Suarcana Gama
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Panji Suarcana Gama
    Belum ada peringkat
  • Vitamin
     Vitamin
    Dokumen12 halaman
    Vitamin
    Panji Suarcana Gama
    Belum ada peringkat
  • Trigger
    Trigger
    Dokumen1 halaman
    Trigger
    Panji Suarcana Gama
    Belum ada peringkat
  • Patofisiologi Demam
    Patofisiologi Demam
    Dokumen18 halaman
    Patofisiologi Demam
    Panji Suarcana Gama
    Belum ada peringkat