Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Manusia dalam hidupnya mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang


bertahap. Tahapan pertumbuhan pada manusia dimulai dari masa bayi, anak-anak,
remaja, dewasa, dan tua. Pertumbuhan manusia dihubungkan dengan penambahan
jumlah dan ukuran sel tubuh manusia, misalnya ketika baru lahir berat seseorang
sekitar 3 kg, pada umur 6 bulan beratnya bertambah menjadi 8 kg sampai 9 kg dan
sekarang mungkin berat orang tersebut menjadi sekitar 35 kg. Selain berat badan,
tinggi badan juga bertambah serta volume tubuh juga membesar. Tahapan
perkembangan manusia diawali pada saat fertilisasi sel ovum dan sel sperma milik
orang tua. Perkembangan adalah proses perubahan yang bersifat kualitatif yang
tidak dapat ditentukan oleh alat ukur dan dinyatakan dalam angka. Contoh
perkembangan adalah pada saat pubertas terjadi beberapa erubahan baik secara
fisik maupun psikis seperti munculnya rambut sekunder pada tubuh, munculnya
jakun pada tubuh pria, dan lain-lain.
Salah satu masa yang dialami oleh manusia adalah masa anak di bawah lima tahun
atau biasa disebut balita. Balita adalah salah satu periode manusia rentang usia
dua sampai lima tahun atau disebut periode usia prasekolah. Setiap orang tua
menginginkan anaknya menjadi generasi yang cerdas dan kuat. Oleh sebab itu
rasa memberikan yang terbaik untuk anak merupakan sebuah keniscayaan. Secara
fisik pada awal periode balita terjadi pertambahan berat badan dan menurun
disebabkan banyaknya energi untuk bergerak. Sedangkan secara psikomotor,
balita mulai terampil dalam pergerakannya (lokomotion) seperti berlari,
melompat, mengguling, menjinjit, menggenggam, melempar yang berguna untuk
mengelola keseimbangan tubuh dan mempertahankan rentang atensi.
Seperti halnya manusia yang lainnya, balita juga dapat terserang penyakit, baik
yang disebabkan oleh virus maupun oleh bakteri. Balita yang terjangkit penyakit
ini dapat disebabkan karena pengaruh atau kondisi lingkungan tempat tinggalnya
maupun karena kurangnya perhatian orang tua terhadap kesehatan anak. Secara
umum dapat dikatakan bahwa terwujudnya derajat kesehatan masyarakat secara

optimal yang merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan
nasional adalah terjadinya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk termasuk
bagi balita. Sehingga demi mencapai kesejahteraan perlu diperhatikan juga
kesehatan balita.
Penyakit yang sering menyerang balita adalah gejala panas, diare, batuk, muntah.
Salah satu penyakit yang dapat menyebabkan kematian pada balita adalah diare.
Diare atau oleh masyarakat dikenal dengan menceret merupakan sebuah penyakit
dimana tinja atau feses berubah menjadi lembek atau cair yang biasanya terjadi
paling sedikit tiga kali dalam 24 jam. Diare pada anak di bawah lima tahun
(balita) hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting
di Indonesia.
Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara
berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitas-nya yang
masih tinggi. Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare, Departemen
Kesehatan dari tahun 2000 s/d 2010 terlihat kecenderungan insidens naik. Pada
tahun 2000 IR penyakit Diare 301/ 1000 penduduk, tahun 2003 naik menjadi 374 /
1000 penduduk, tahun 2006 naik menjadi 423 /1000 penduduk dan tahun 2010
menjadi 411/1000 penduduk. Kejadian Luar Biasa (KLB) diare juga masih sering
terjadi, dengan CFR yang masih tinggi. Pada tahun 2008 terjadi KLB di 69
Kecamatan dengan jumlah kasus 8133 orang, kematian 239 orang (CFR 2,94%).
Tahun 2009 terjadi KLB di 24 Kecamatan dengan jumlah kasus 5.756 orang,
dengan kematian 100 orang (CFR 1,74%), sedangkan tahun 2010 terjadi KLB
diare di 33 kecamatan dengan jumlah penderita 4204 dengan kematian 73 orang
(CFR 1,74 %).
Berdasarkan beberapa alasan dan fakta yang telah dikemukakan di atas, maka
untuk mengurangi jumlah penderita penyakit diare diperlukan tenaga kesehatan
dan pelayanan kesehatan yang memadai. Salah satu tenaga kesehatan yang
diperlukan untuk mengatasi hal ini adalah farmasis. Hal ini disebabkan karena
peran farmasis yang saat ini juga berorientasi pada patient care, sehingga dalam

makalah ini akan dibahas mengenai peran farmasi dalam pengendalian balita
terhadap penyakit diare.

1.2.

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana penyakit diare pada balita?
2. Bagaimana pencegahan dan pengobatan diare pada balita?
3. Bagaimana peran farmasi dalam pengendalian penyakit diare pada balita?

1.3.

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.


1. Untuk mengetahui tentang penyakit diare pada balita
2. Untuk mengetahui bagaimana pencegahan dan pengobatan penyakit diare
pada balita.
3. Untuk mengetahui bagaimana peran farmasi dalam pengendalian penyakit
diare pada balita.

1.4.

Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.


1. Bagi penulis dapat menambah wawasan mengenai penyakit diare pada
balita beserta cara pencegahan, pengobatan, dan pengendaliannya.
2. Bagi pembaca dapat dijadikan referensi tambahan mengenai diare pada
balita.
3. Bagi masyarakat dapat dijadikan wawasan umum dalam mengendalikan
penyakit diare pada balita.

Anda mungkin juga menyukai