Draft 2
Draft 2
Pola asah, asih, dan asuh dalam keluarga serta perilaku dan keteladanan orang tua
menjadi aktivitas yang membentuk jati diri keluarga.
Menurut Laddu et al. (2007), karakter anak dibentuk oleh aturan-aturan
yang ditanamkan oleh individu dari luar dirinya, yaitu orang-orang yang paling
dekat. Semua aktivitas orang tua pada masa pembentukan karakter akan direkam
dan mudah ditiru oleh anak, sehingga peran serta orang tua sangat sentral dalam
pembentukan karakter dan kepribadian anak (Musmuallim 2014).
Peran lingkungan masyarakat sebagai wahana interaksi sosial anak usia
dini juga dapat memberi pelajaran bagi terbentuknya nilai-nilai keagamaan dan
kemasyarakatan (Khusnida 2014). Peran serta tokoh masyarakat, tokoh agama,
dan
tetangga
terdekat
sangat
berpengaruh
terhadap
pembentukan
dan
Karakter pemimpin yang ingin dibentuk di sini adalah karakter yang dapat
membawa anak tersebut agar tidak salah dalam mengambil teladan, merasa
percaya diri, dan mampu memilih aktivitas yang bermanfaat bagi dirinya dan
orang lain. Beberapa karakter pemimpin yang harus dibentuk di antaranya,
1. Cerdas dan bijaksana: anak dilatih untuk mampu memiliki penilaian
baik dan buruk tentang berbagai persoalan dan menggunakannya untuk
membuat keputusan dan melakukan tindakan secara tegas pada waktu
yang tepat. Contohnya mengajarkan anak cara perpakaian dan bertutur
kata yang baik sesuai dengan budaya masyarakat.
2. Berpandangan ke depan: anak dilatih agar memiliki tujuan dan visi
masa depan sehingga memiliki obsesi dan imajinasi yang mereka
inginkan dan cara mendapatkannya sesuai nilai-nilai yang berlaku di
masyarakat. Contohnya mengajak dan mendampingi anak untuk
mempersiapkan diri dalam menggapai cita-citanya, serta memberikan
masukan dan saran apabila diminta pendapat.
3. Berkontribusi aktif: anak dilatih untuk menjadi pribadi yang peduli
dengan kondisi orang-orang dan lingkungan di sekitarnya. Contohnya
mengajak anak untuk ikut membantu orang tua mengerjakan pekerjaan
rumah atau ikut serta dalam kegiatan yang dilaksanakan masyarakat.
4. Rendah hati: anak ditanamkan nilai-nilai untuk menghindari sikap
yang seolah merasa dirinya adalah orang yang paling hebat. Hal yang
dapat diterapkan adalah memberikan teladan, misalnya meminta maaf
dan mengakui kesalahan ketika berbuat salah.
Tugas besar Indonesia saat ini adalah menghadirkan generasi pemimpin
masa depan untuk menggantikan pemimpin bangsa masa kini. Ketika mental dan
karakter pemimpin tertanam dalam setiap individu, maka perbaikan nyata
bukanlah hal mustahil untuk negeri ini. Pembentukan karakter pemimpin yang
ditanamkan sejak kecil dapat menjadi langkah preventif terhadap perilaku alay.
Karakter kepemimpinan mampu menjadi solusi pembentukan karakter generasi
muda Indonesia yang lebih baik di masa depan.
Daftar Pustaka