Agribisnis C 2012
Teknologi Produksi Tanaman Perkebunan
Outlines
1. Syarat Tumbuh
2. Penanaman :
- Penentuan Pola Tanam
- Jarak Tanam
- Lubang Tanam
- Cara Penanaman
3. Pengajiran
4. Pembuatan Rorak
5. Pembahasan Jurnal (Efektivitas Rorak dan
Penggunaan KCl pada Pertumbuhan Kakao)
B. Tanah
Sifat Kimia
- Kemasaman tanah (pH)
- Kadar bahan organik
- Unsur hara
- Kapasitas adsorbsi, dan
- Kejenuhan basa
Sifat Fisik
- Kedalaman efektif
- Tinggi permukaan air tanah
- Drainase
- Struktur
- Konsistensi tanah
- Kemiringan lahan
Jarak Tanam
Jarak tanam tergantung dari luasan tajuk yang
akan dibentuk tanaman
Pada tanah dengan kandungan hara (kesuburan)
yang rendah maka jarak tanam yang digunakan
lebih lebar, sedangkan pada tanah yang subur
jarak tanamnya dapat dirapatkan.
Jarak tanam ideal 3 x 3 meter sedangkan untuk
lahan dengan kemiringan lebih tajam maka
jarak tanam lebih lebar
Arah penanaman adalah timur ke barat dan
utara ke selatan.
Lubang Tanam
Umumnya 60 x 60 x 60 cm
sebaiknya tidak dibuat ketika tanah dalam
keadaan sangat basah, terutama pada
tanah bertekstur berat
Lubang tanam dibuat 6 3 bulan sebelum
tanam dengan cara membiarkan tanah
galian teronggok di sekitar lubang 2 3
bulan.
Lubang kemudian ditaburi 1 kg pupuk
Agrophos dan ditutupi lagi dengan serasah.
Cara Penanaman
1. Terlebih dahulu memasukkan polibag ke dalam
lubang tanam
2. Polybag disayat pada bagian sisi dan bawah,
polibag yang terkoyak dapat dengan mudah
ditarik dari lubang tanam
3. Masukkan kembali tanah galian dan padatkan
tanah di sekeliling bibit. Tanah di sekitar batang
dipermukaan tanah haruslah lebih tinggi
4. Dapat diberi naungan sementara dengan
menancapkan pelepah kelapa sawit atau kelapa
di sebelah timur dan barat.
Pengajiran
Ajir dibuat dari bambu tinggi 80
100 cm
Carapengajiranuntuk
tanamankakaodengan
munggunakan sistem jarak tanam
pagar dengan jarak tanam 3m x 3m
Penancapan ajir untuk tanam kakao
pada jarak 5 cm (kanan atau kiri)
dari titik
pusat lubang tanah.
Pembuatan Rorak
Dibuat setelah bibit ditanam di kebun, diutamakan pada
lahan yang miring.
Dibuat sejajar garis kontur, ukuran p x l x d = 100 x 30
x 30 cm.
Rorak dibuat pada jarak 75 100 cm dari pokok
tanaman tergantung dari lebar teras yang tersedia di
areal pertanaman.
Antara rorak yang satu dengan yang lain dibuat zig-zag.
Ke dalam rorak diisikan bahan organik (serasah
tanaman kakao atau sisa hasil pangkasan dan gulma ).
Bila sudah penuh rorak ditutup tanah dan rorak baru
dibuat.
PEMBAHASAN
JURNAL
Penelitian
ini
bertujuan
mengkaji
efektivitas penerapan teknik konservasi
tanah dan air berupa pemberian mulsa
dan rorak yang diberi mulsa vertikal
terhadap aliran permukaan dan erosi
pada lahan kakao rakyat.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rotak yang
diberi mulsa secara verikal efektif menekan
aliran permukaan hingga 73% (untuk 5-12
tahun) dibandingkan dengan kontrol (tidak diberi
perlakuan).
Teknik konservasi dengan rorak dapat menekan
jumlah tanah yang tererosi yakni mencapai 71%
(untuk 5-12 tahun) dibandingkan dengan kontrol.
Pemberian mulsa 6 t/ha pada lahan kakao umur
3 tahun dapat menurunkan jumlah aliran
permukaan hingga 71% dan erosi 87%.
Hasil Pengamatan
25
20
15
23.4
22.88
20.77
23.6
18.57
5
0
Kontrol
2 Gram
4 Gram
6 Gram
8 Gram
Perlakuan
25
20
15
Rata-rata tinggi tanaman kakao (cm)
22.88
10
23.4
20.77
23.6
18.57
5
0
0.8
0.7
0.6
0.5
0.8
0.78
Rata-rata diameter
0.4 batang tanaman kakao (cm)
0.67
0.73
0.55
0.3
0.2
0.1
0
Kontrol
2 Gram
4 Gram
Perlakuan
6 Gram
8 Gram