Anda di halaman 1dari 20

DEMENSIA DI USIA

LANJUT
Santi Prima Nathasya Pakpahan
102011143

Skenario 2

Tuan B berusia 65 tahun dibawa berobat oleh


anaknya karena pikun yang makin parah, selalu
salah bila melakukan pembayaran, alamat tempat
tinggal tidak tahu, demikian pula dengan hari apa
sekarang tidak tahu/salah menyebutkan, bahkan
nama cucu tersayang pun lupa, jarang mau
melakukan aktivitas, terkesan acuh tidak peduli.
Menurut anaknya keadaan semakin berat sejak
setengah tahun ini. Sehari-hari lebih banyak berdiam
diri, makan minum pun bila tidak disediakan tidak
makan/minum. Selama ini segala kebutuhannya
diurus oleh anak-anaknya karena istrinya sudah
meninggal 2 tahun yang lalu. Riwayat kencing manis
tidak tahu, tekanan darah tinggi sejak usia 50
tahunan, tidak berobat kalau tidak ada keluhan.

Identifikasi istilah

Rumusan Masalah

Tuan B usia 65 tahun, mengalami pikun


yang makin parah sejak setengah tahun
belakangan.

Anamnesis

Identitas penderita
Anamnesis tentang obat
Anamnesis tentang kebiasaan yang
merugikan kesehatan.
Kepribadian perasaan hati, kesadaran dan
afek.
Riwayat tentang problema utama geriatri
( sindrom geriatrik ) : pernah stroke,
hipotensi ortostatik, fraktur,
inkontinensia,demensia.

Anamnesis

Sesuai dengan skenario 2, maka dapat


diperoleh data-data anamnesis sebagai berikut:
Seorang laki-laki bernama Tn. B, berumur 65
tahun
Mengalami pikun yang semakin parah sejak
1tahun yang lalu
Sehari-hari lebih banyak berdiam diri
Makan-minum pun bila tidak disediakan tidak
makan/minum
Riwayat kencing manis tidak diketahui
Tekanan darah tinggi sejak usia 50 tahun
Tidak pernah berobat kalau tidak ada keluhan

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan tekanan darah (tidur,


duduk, berdiri)
Pemeriksaan fisik untuk menilai sistem ;

pemeriksaan syaraf kepala


pemeriksaan panca indera
kelenjar tiroid
pemeriksaan dada (paru-paru, jantung)
pemeriksaan ektremitas, refleks-refleks,
kulit integumen.

Pemeriksaan Fisik

Gangguan sistemik motorik (pada tahap


lanjut).
Penyebab sistemik :

Defisiensi vitamin B12


Intoksikasi logam berat
hipertiroidisme

Gangguan pendengaran dan


pengelihatan -> kebingungan dan
disorientasi bukan demensia

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan rutin pada usia lanjut :

Foto toraks
EKG
CT/ MRI kepala

Laboratorium :

darah/urin/feses
gula darah
Lipid
fungsi hati, fungsi ginjal ; fungsi tiroid ( T3,
T4, TSH ) ; kadar serum B6, B12.

Diagnosis Demensia
Alzheimer
Demensia Alzheimer

Berlangs
ung
selama

Stadium 1 (stadium
amnestik)

2-4 tahun gangguan memori, berhitung dan


aktifitas spontan menurun

Gejala klinis

Stadium 2 (stadium
demensia)

2-10
tahun

disorientasi, afasia, mudah bingung,


penurunan fungsi memori lebih
berat, t idak mengenal anggota
keluarga, tidak ingat sudah
melakukan kegiatan, gangguan
visuospasial.

Stadium 3

6-12
tahun

Tidak bergerak dan membisu, daya


intelektual dan memori memburuk,
tidak bisa mengendalikan buang air
kecil, membutuhkan bantuan orang
lain utk melakukan kegiatan seharihari, kematian akibat infeksi atau

Differential Diagnosis
Demensia Vaskuler

-Disebabkan oleh
gangguan sirkulasi
darah di otak ->
depresi
-Faktor resiko stroke
dapat berakibat
terjadinya demensia
-depresi

Demensia Lewy
Body

- halusinasi
visual
-Parkinsonisme
- delirium
- gangguan
tidur

Delirium
-Timbul mendadak
-Gangguan
memori dan
orientasi
- disertai gerakan
abnormal,
halusinasi, ilusi
- penurunan
tingkat kesadaran
-Penyakit
enselopati akibat
infeksi, toksik,
faktor nutrisi.

Epidemiologi

Insiden demensia meningkat seiring


meningkatnya usia.
> 65 tahun, prevalensi demensia
meningkat 2x lipat setiap penambahan
usia 5 tahun,
Penelitian pada populasi usia lanjut (WHO)

85% Amerika Serikat : Demensia Alzheimer


70% Asia : Demensia Vaskular

2/3 pasien adalah perempuan

Patofisiologi

Komponen utama patologi penyakit


Alzheimer adalah

plak senilis dan neuritik


neurofibrillary tangles
infark multipel
abnormalitas substansia alba

Patofisiologi

Jumlah plak senilis meningkat seiring usia,


dan plak ini juga muncul di jaringan otak usia
lanjut yang tidak demensia.
Individu usia lanjut yang normal juga
diketahui mempunyai neurofibrillary tangles
di beberapa lapisan hipokampus dan korteks
entorhinal, tapi struktur ini jarang ditemukan
di neurokorteks pada seseorang tanpa
demensia. Neurofiubrillary tangles ini tidak
spesifik untuk penyakit Alzheimer.

Patofisiologi

Pada demensia vaskular patologi yang


dominan

infark multipel dan abnormalitas


substansia alba.
Infark

jaringan otak yang terjadi pasca stroke


dapat menyebabkan demensia.
abnormalitas substansia alba biasanya terjadi
berhubungan dengan infark lakunar.

Abnormalitas substansia alba ini dapat ditemukan


pada pemeriksaaan MRI pada daerah sub korteks
bilateral.

Terapi

Medicamenthosa

parasetam, gingko biloba, vitamin


E,kolinesterase inhibitor, antioksidan,
antiinflamasi (NSAID), hormon estrogen.

Terapi

Non Medicamenthosa

Pada stadium awal


Untuk

mempertahankan status kesehatan pasien:


olahraga, mengendalikan hipertensi, imunisasi
pneumokok dan influenza, mempertahankan higiene
mulut dan gigi

Pada stadium lanjut


Untuk

memenuhi kebutuhan dasar pasien : nutrisi,


hidrasi, mobilisasi, perawatan kulit untuk mencegah
ulkus dekubitus

Kerjasama yang baik antara dokter dan


pramuwerdha.

Prognosis

Prognosis demensia ini buruk karena


sebagian besar kasus demensia
menunjukkan penurunan yang progresif
dan tidak dapat pulih (irreversible) dan
tidak jarang menyebabkan kematian.

Kesimpulan
Pada skenario 2, Tuan B didiagnosis menderita
penyakit demensia Alzheimer. Munculnya demensia
pada usia lanjut sering tidak disadari dan perjalanan
penyakitnya yang progresif namun perlahan.
Penanganan yang tepat dan cepat akan
memperlambat proses demensia ke arah yang lebih
lanjut.
Penatalaksanan tidak hanya bersifat farmakologis
tetapi juga harus dengan non farmakologis dari
berbagai aspek, sehingga dapat meningkatkan
status kesehatan umum pasien, serta mampu
memberikan waktu-waktu yang sangat berarti
sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas
hidup pasien dengan demensia.

Sekian
&
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai