DIFUSI
1.1. Pengertian Difusi
Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari
bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah.
Tekanan difusi adalah tekanan yang terjadi pada molekul-molekul yang
menyebabkan terjadinya penyebaran zat.
Dari definisi tekanan difusi di atas dapat disimpulkan bahwa jika kita masukkan
larutan gula ke dalam air maka larutan gula akan memiliki nilai tekanan difusi tinggi
terhadap air di sekitar nya sedangkan air yang lebih jauh dari larutan gula memiliki
tekanan difusi yang kecil. Dari hal tersebut kita dapat menyatakan bahwa difusi bukan
hanya perpindahan zat terlarut dari konsentrasi tinggi kerendah tapi sebagai :
Perpindahan (penyebaran) molekul dari daerah yang bertekanan difusi tinggi ke
daerah bertekanan difusi rendah
Difusi akan terus terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara merata atau
mencapai keadaan kesetimbangan dimana perpindahan molekul tetap terjadi walaupun
tidak ada perbedaan konsentrasi. Contoh Akhir dari proses difusi adalah menyatunya
zat pelarut dan terlarut (homogen)
1) Wujud materi.
Zat padat akan lebih lambat melakukan proses difusi di banding zat cair atau
gas.
2) Ukuran molekul.
Molekul yang berukuran lebih besar akan lebih lambat melewati membran
daripada molekul berukuran kecil.
3) Konsentrasi zat.
Semakin besar gradien konsentrasi antar zat makan akan semakin cepat laju
difusinya.
4) Suhu.
Kenaikan suhu akan mengakibatkan molekul-molekul bergerak lebih cepat
sehingga laju difusi semakin cepat.
Difusi Terbantu
1.2.2.
Osmosis terjadi karena perbedaan tekanan potensial air antar satu cairan dengan
cairan lain yang di batasi dengan membran semi permeabel.
Penjelasannya adalah Proses osmosis bertujuan untuk menyeimbangkan
potensial air agar nilai potensial air di dalam maupun di luar sisem sama.
Peristiwa osmosis di awali dengan di masukkannya suatu benda yang di
kelilingi membran semi permeabel ke sebuah bejana ( atau sebuah tempat) di mana
benda itu konsentrasinya bisa lebih kecil atau lebih besar terhadap cairan di luar
sistem.
Dilihat dari sisi konsentrasi zat terlarut osmosis bergerak dari hipotonis ke
hipertonik karena osmosis sebenarnya bergerak berdasarkan gradien konsentrasi
tetapi tidak seperti difusi yang gradien konsentrasinya adalah konsentrasinya zat
terlarut tetapi gradien konsentrasi osmosis adalah gradien konsentrasi zat pelarut
yang pada umumnya adalah air.
2.3. Macam-macam Osmosis
Osmosis terbagi menjadi beberapa jenis yaitu:
1) Plasmolisis: plasmolisis merupakan keadaan di mana membran sel
mengkerut dan terlepas dari dinding sel (terjadi pada sel tumbuhan).
Plasmolisis terjadi karena nilai potensial air pada sel lebih tinggi di banding
dengan nilai potensial air di luar sel.
2) Krenasi: krenasi merupakan mengkerutnya sel hewan karena potensial air di
sel lebih tinggi di banding di luar
3) Lisis: merupakan keadaan di mana nilai potensial air di luar sel lebih tinggi
di banding di sel sehingga sel mengalami penggembungan air.
Dua keadaan pertama di atas di sebabkan nilai potensial air di luar sel lebih
kecil di banding di dalam sel.
2.4. Perhitungan Laju Osmosis
Nilai tekanan osmosis dapat di hitung dengan beberapa rumus seperti
1) J.H Van Hoff : persamaan ini berbunyi
TO / = - MIRT
keterangan :
TO : Tekanan Osmotik / Potensi Osmotik
M : Molaritas (Mol zat terlarut/1000gr)
I : Konstanta Ionisasi untuk zat non ionisasi konstanta bernilai 1
R : Konstanta Gas (0,00831 L..mpam-1K-1)
T : Temperatur Absolut (celcius + 273 kelvin)
2) TO : DTD + TT
Keterangan:
TO : Tekanan Osmotik / Potensi Osmotik*1
DTD : Defisit Tekanan Osmotik*2
TT : Tekanan Turgor*3
Keterangan:
*1
: tekanan osmotik merupakan nilai dari selisih potensial.
*2
: nilai tekanan osmosis terendah.
*3
: tekanan pada sel tumbuhan.
3. IMBIBISI
Imbibisi adalah penyerapan air (absorpsi) oleh benda-benda yang padat (solid)
atau agak padat (semi solid) karena benda-benda tersebut mempunyai zat penyusun
dari bahan yang berupa koloid. Ada banyak hal yang merupakan proses penyerapan
air yang terjadi pada makhluk hidup, misalnya penyerapan air dari dalam tanah oleh
akar tanaman. Namun, penyerapan yang dimaksudkan di sini yaitu penyerapan air
oleh biji kering. Hal ini banyak kita jumpai di kehidupan kita sehari-hari yaitu pada
proses pembibitan tanaman padi, pembuatan kecambah tauge, biji kacang hijau
terlebih dahulu direndam dengan air. Pada peristiwa perendaman inilah terjadi proses
imbibisi oleh kulit biji tanaman tersebut. Tidak hanya itu, proses imbibisi juga
memiliki kecepatan penyerapan air yang berbeda-beda untuk setiap jenis biji tanaman.
Mekanisme
1.
2.
3. Benih memiliki partikel koloid yang merupakan matriks, bersifat hidrofil berupa
protein, pati, selulosa
4. Benih kering memiliki sangat rendah. Hubungan antara dengan komponen
penyusun: = m + p
5. Volume air yang diserap + volume biji mula-mula > volume biji setelah menyerap
air, sebagian air telah digunakan untuk menjalankan proses metabolisme
6.
a. Ketersediaan air tanah : tumbuhan dapat menyerap air bila air tersedia
antara kapasitas lapang dan konsentrasi layu tetap. Bila air melebihi kapasitas
lapang penyerapan terhambat karena akan berada dalam lingkungan anaerob.
b. Konsentrasi air tanah : air tanah bukan air murni, tetapi larutan yang berisi
berbagai ion dan molekul. Semakin pekat larutan tanah semakin sulit
penyerapan.
c. Temperatur tanah : temperatur mempengaruhi kecepatan metabolism. Ada
temperatur optimum untuk metabolisme dan tentu saja ada temperatur
optimum untuk penyerapan.
d. Aerasi tanah: yang dimaksud dengan aerasi adalah pertukaran udara, yaitu
maksudnya
oksigen
dan
lepasnya
CO2
dari
lingkungan.
Aerasi