PENDAHULUAN
datang ke rumah sakit tersebut untuk mendapatkan pelayanan ketika sakit. Persaingan
tersebut terjadi pada rumah sakit swasta maupun rumah sakit pemerintah. Persaingan
tersebut akan terus terjadi, karena pada dasarnya rumah sakit adalah penyedia
pelayanan kesehatan yang ingin memenangkan pasar yang semakin terbuka bebas
merebut hati konsumen kesehatan. Tidak hanya itu, rumah sakit juga diharuskan
memenuhi kebutuhan masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan dengan
konsep One Step Quality Service. Konsep tersebut mengharuskan rumah sakit untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat yang merupakan konsumen atau pasien secara
mudah, cepat, akurat, bermutu, dan dengan biaya yang terjangkau. Pemberlakuan
undangundang perlindungan konsumen juga menuntut pengolahan rumah sakit harus
lebih bertanggung jawab, memperhatikan kepentingan pasien dengan seksama dan
hatihati serta berkualitas (Ilyas, 2004).
Karena hal tersebut, rumah sakit dituntut untuk membuat strategi khusus agar
tetap mampu bersaing dengan rumah sakit lain untuk memberikan pelayanan
kesehatan terbaik kepada masyarakat. Salah satu strategi yang dapat dijadikan strategi
mendasar rumah sakit untuk menjawab tantangan persaingan dalam memberikan
pelayanan kesehatan adalah dengan menyediakan sumberdaya manusia (SDM)
kesehatan yang berkompeten. Menurut Soeroso (2004) SDM menjadi perhatian utama
dikarenakan SDM merupakan aset utama rumah sakit. Hal ini diperkuat oleh Siagian
(2004) yang menyatakan bahwa SDM merupakan sumberdaya yang paling strategis
dimiliki atau yang mungkin dimiliki oleh organisasi. Dikatakan demikian karena
SDM akan bertugas untuk mengelola sumberdaya lainnya dan merupakan sebagai
penggerak organisasi dalam mewujudkan visi dan menjalankan misi rumah sakit yang
sudah ditetapkan sebelumnya. Oleh karena itu, rumah sakit yang memiliki SDM yang
berkualitas dan berkompeten, maka pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit akan
memiliki kualitas yang baik dan pelayanan prima dalam pelaksanaan pelayanan
kesehatan sehingga dapat memuaskan pengguna jasa pelayanan kesehatan.
Agar setiap SDM mampu bekerja dengan optimal sesuai dengan tugas dan
fungsinya, dibutuhkan manajemen rumah sakit yang mampu mengelola seluruh
sumberdaya yang ada di rumah sakit, termasuk dengan SDM lainnya yang dapat
mengelola rumah sakit dengan baik. Dengan manajemen yang baik, tujuan organisasi,
tujuan pribadi, efektifitas, dan efisiensi organisasi akan dapat tercapai (Handoko,
2003). Manajemen yang bertugas mengelola SDM di rumah sakit ialah sumber daya
manusia itu sendiri. Hakikatnya, manajemen sumber daya manusia merupakan bagian
integral dari keseluruhan dari manajemen rumah sakit (Soeroso, 2003). Oleh sebab itu
manajemen SDM menjadi sangat penting agar mendapatkan SDM yang baik. Dengan
manajemen SDM yang baik diharapkan dapat memberikan hasil dampak yang baik
terhadap organisasi rumah sakit dan individu yang dilayani.
Untuk mendapatkan hasil yang baik bagi rumah sakit, pemimpin rumah sakit
dan manajemen SDM suatu rumah sakit harus mampu merencanakan kebutuhan SDM
secara tepat sesuai dengan fungsi pelayanan setiap unit, bagian, dan instalasi rumah
sakit (Ilyas, 2004). Salah satu kegiatan dalam organisasi rumah sakit yang
berpengaruh dalam kemajuan dan perkembangan rumah sakit adalah perencanaan.
Perencanaan dalam manajemen SDM adalah perencanaan dari segi kualitas dan
kuantitas. Perencanaan yang dapat dilakukan dalam manajemen SDM rumah sakit
adalah pembagian beban kerja secara benar. Sehingga beban kerja SDM rumah sakit
bekerja sesuai fungsi dan tugasnya, menghindari tumpang tindih dalam fungsinya.
Selain itu manajemen SDM harus merencanakan secara tepat jumlah kebutuhan SDM
di setiap unit yang ada di rumah sakit. Perencanaan ini dapat didasarkan pada beban
kerja setiap SDM.
Pada kesempatan kali ini, penulis akan membahas analisis kebutuhan
karyawan di Unit SDM RSUD Pasar Rebo yang sangat dibutuhkan menghindari
Double Job, beban kerja berlebih, dan jenuh kerja. Hal tersebut berpengaruh dengan
kualitas kerja karyawan yang berpengaruh pada visi institusi rumah sakit.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Rebo merupakan rumah sakit
pemerintah yang berada di Jakarta Timur. RSUD Pasar Rebo ini memberikan
pelayanan maksimal kepada kostumer, dengan memberikan pelayanan dengan
teknologi canggih yang berkomitmen mengupayakan keberhasilan operasional,
keselamatan pasien, dan kepuasan pelanggan. Tidak hanya itu, RSUD Pasar Rebo ini
berkomitmen untuk memberikan Health Care Solution dengan memberikan mutu
terbaik yang mengutamakan kecepatan, keramahan, keakuratan, dan tanggap akan
kebutuhan pasien. RSUD Pasar Rebo juga memberikan pelayanan 24 jam untuk
pelayanan IGD, Rawat Jalan, Rawat Inap, Medical Check-up, Farmasi, Laboratorium,
Radiologi, dan berbagai teknologi yang lain yang menunjang mempermudah tindakan
medis. Dari keunggulan yang diberikan oleh rumah sakit, rumah sakit membutuhkan
SDM yang unggul dan berkualitas untuk memaksimalkan kualitas pelayanan yang
diberikan oleh rumah sakit. Oleh karena itu, Unit SDM rumah sakit berpengaruh
terhadap kualitas yang dimiliki oleh karyawan, karena Unit SDM yang melakukan
berbagai kegiatan seperti Recruitment, Pendidikam dan Pelatihan, dan kegiatan lain
yang meningkatkan kualitas SDM rumah sakit. Oleh sebab itu, didalam Unit SDM
harus terdapat SDM berkualitas. Analisis kebutuhan karyawan sangat diperlukan
untuk menghindari Double Job, beban kerja berlebih, dan jenuh kerja di Unit SDM.
Hal tersebut berpengaruh dengan kualitas kerja karyawan yang berpengaruh pada visi
rumah sakit Menjadi Rumah Sakit unggulan yang bermutu internasional dan rujukan
terbaik di Ibukota Negara RI tahun 2017.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan yang dikemukakan pada latar belakang, dapat ditarik
suatu rumusan masalah, yaitu terjadi kekosongan jabatan pada bagian Diklat serta
sekretaris SDM. Hal tersebut mengakibatkan Kepala SDM harus merangkap jabatan
sebagai sekretasis SDM dan Diklat.
Kekosongan jabatan tersebut mengganggu keberlangsungan kegiatan di rumah
sakit yang berkaitan dengan Unit SDM. Dikarenakan beberapa pekerja tidak dapat
menyelesaikan kegiatan pokoknya disaat waktu kerja dan terjadi penumpukan
kegiatan. Rumah Sakit juga belum memiliki ketentuan yang menjadi dasar
perencanaan jumlah kebutuhan pekerja untuk unit unit pada bagian manajemen.
Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti ingin melakukan analisis jumlah
kebutuhan pekerja berdasarkan beban kerja di Unit SDM RSUD Pasar Rebo.
1.3 Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana gambaran pekerja Unit Sumber Daya Manusia (SDM) RSUD Pasar
Rebo tahun 2015?
2. Berapa besarnya hari dan waktu kerja bagi pekerja di Unit Sumber Daya Manusia
(SDM) RSUD Pasar Rebo tahun 2015?
3. Bagaimana gambaran penggunaan waktu kerja berdasarkan kegiatan produktif
langsung, kegiatan produktif tidak langsung, kegiatan non produktif, dan
kegiatan pribadi pekerja di Unit Sumber Daya Manusia (SDM) RSUD Pasar
Rebo tahun 2015?
4. Bagaimana analisis jumlah kebutuhan pekerja (waktu kerja tersedia, standar
beban kerja, dan standar kelonggaran) di Unit Sumber Daya Manusia (SDM)
RSUD Pasar Rebo tahun 2015?
5. Bagaimana gambaran jumlah pekerja yang dibutuhkan di Unit Sumber Daya
Manusia (SDM) RSUD Pasar Rebo tahun 2015?