Anda di halaman 1dari 28

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Strategi

2.1.1 Pengertian strategi

Menurut Jatmiko (2003:4), Strategi dideskripsikan sebagai suatu cara

dimana organisasi akan mencapai tujuan-tujuannya, sesuai dengan peluang-

peluang dan ancaman-ancaman lingkungan eksternal yang dihadapi serta sumber

daya dan kemampuan internal organisasi. Berdasarkan pada defenisi tersebut,

terdapat tiga faktor yang mempunyai pengaruh penting pada strategi, yaitu

lingkungan eksternal, sumberdaya dan kemampuan internal, serta tujuan yang

akan dicapai. Intinya, suatu strategi organisasi memberikan dasar-dasar

pemahaman tentang bagaimana organisasi itu akan bersaing dan survive.

Menurut Jauch dan Glueck dalam buku Jatmiko (2003:5), mendefenisikan

strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan

keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan yang dirancang

untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui

pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan.

Menurut Allison dan Kaye (2004:3), strategi adalah prioritas atau arah

keseluruhan yang luas yang diambil oleh organisasi. Strategi juga merupakan

pilihan-pilihan tentang bagaimana cara terbaik untuk mencapai misi organisasi.

Menurut Hamel dan Prahalad dalam buku Rangkuti (2009:4), Strategi

merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-

Universitas Sumatera Utara


menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan

oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian perencanaan strategi

hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi, bukan dimulai dari apa

yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan pola

konsumen memerlukan kopetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu

mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan.

Menurut porter dalam buku Rangkuti (2009:4), strategi adalah alat yang

sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing. Dari defenisi para ahli

tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi adalah cara atau teknik yang dilakukan

sebuah perusahaan untuk mendapatkan keunggulan bersaing dengan mempelajari

dan memahami lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) dan lingkungan

eksternal (peluang dan ancaman) sehingga perusahaan bisa tetap berthan

(survive).

2.1.2 Tipe-Tipe Strategi

Pada prinsipnya strategi dapat dikelompokkan berdasarkan tiga tipe strategi yaitu,

strategi manajemen, strategi investasi, dan strategi bisnis (Rangkuti, 2009:6).

1. Strategi Manajemen

Srategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh

manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro.

Misalnya, strategi pengembangan produk, strategi penerapan harga,

strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai

keuangan, dan sebagainya.

Universitas Sumatera Utara


2. Strategi Investasi

Srategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi.

Misalnya, apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan

yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi

bertahan, strategi pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi

divestasi, dan sebagainya.

3. Strategi Bisnis

Strategi bisnis ini sering juga disebut startegi bisnis secara fungsional

karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen.

Misalnya, strategi pemasaran, startegi produksi atau operasional, strategi

distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan

dengan keuangan.

2.1.3 Cara Perumusan Strategi

Berdasarkan penelitiannya terhadap pimpinan eksekutif, Mintzberg dalam

buku Hunger dan Wheelen (2003:48), mengemukakan bahwa misi, tujuan, dan

strategi perusahaan sangat berpengaruh terhadap persepsi manajemen puncak.

Persepsi tersebut menentukan pendekatan atau cara yang digunakan CEO dan

stafnya dalam perumusan strategi. Mintzberg menyebutkan tiga cara dasar:

pengusaha, adaptif, dan perencanaan.

1. Cara Wirausaha

Yaitu satu individu yang sangat hebat merumuskan strategi. Fokusnya

pada kesempatan, dan masalah adalah nomor dua. Strategi menyeluruh,

Universitas Sumatera Utara


dengan keputusan-keputusan yang tegas. Sasaran dominannya adalah

pertumbuhan perusahaan.

2. Cara Adaptif

Strategi ini kadang-kadang disebut mengatasi, dan cara ini bercirikan

pemecahan yang bersifat reaktif dalam menghadapi masalah yang ada

daripada proaktif mencari kesempatan-kesempatan yang baru. Banyak

persetujuan terjadi dengan memperhatikan prioritas tujuan. Strateginya

terfragmentasi dan dikembangkan untuk menjalankan perusahaan dalam

langkah-langkah incremental ke depan. Cara ini biasanya dipakai di

universitas , rumah sakit besar, sejumlah besar agen pemerintah, dan yang

mengejutkan juga dipakai oleh sejumlah perusahaan besar.

3. Cara Perencanaan

Para analis mendapat tanggung jawab utama dalam perumusan strategi.

Perencanaan strategis meliputi pencarian kesempatan-kesempatan baru

yang dilakukan secara proaktif dan pemecahan yang bersifat reaktif

terhadap masalah yang ada. Analisis komprehensif secara sistematik

digunakan untuk mengembangkan strategi-strategi yang menyatukan

berbagai proses pengambilan keputusan perusahaan.

2.1.4 Merumuskan Strategi Tingkat Usaha

Cara yang popular dan efektif untuk merumuskan strategi adalah lima

kekuatan dan strategi kompetitif porter. Michael E. Porter meneliti sejumlah

perusahaan dan menyatakan bahwa strategi tingkat usaha merupakan hasil dari

lima kekuatan kompetitif di lingkungan perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.1

Lima Kekuatan Kompetitif Porter

Potensi pesaing

baru

Ancaman produk Persaingan Daya tawar


pengganti antarkompetitor pembeli

Daya tawar
pemasok

Sumber : L. Darf (2010:261)

1. Potensi Pesaing Baru

Dari strategi kompetitif ini, para pemain di strategi yang sama harus

memiliki sasaran, peluang dan sumber daya yang dapat menunjang posisi

perusahaan dalam persaingan. Perusahaan harus mampu menggunakan

kekuatan-kekuatan tersebut untuk meraih keuntungan. Keseriusan dari

ancaman pendatang baru yang potensial tergantung dari dua faktor,

rintangan untuk masuk dan reaksi dari perusahaan yang lebih dahulu

kepada pendatangnya. Ada beberapa jenis dari rintangan saat pendatang

Universitas Sumatera Utara


baru masuk: dari segi ekonomi, biaya dan sumber daya, pengalaman,

ketidakmampuan pandatang baru dalam menggunakan teknologi,

preferensi brand tertentu dan kesetiaan pelanggan, besarnya modal yang

dibutuhkan, kerjasama dengan para distributor yang minim, peraturan

kebijaksanaan, pembatasan strategi dan transaksi internasional.

2. Daya Tawar Pembeli

Tekanan persaingan dari pihak pembeli kuat ketika pembeli mampu

melaksanakan pembelian dan meningkatkan kekuatan tawar-menawar

melebihi harga, kualitas, service atau atribut lainnya dalam penjualan

tersebut. Kekuatan tawar-menawar pembeli lemah jika harga untuk

berpindah ke produk pengganti mahal. Biasanya kekuatan tawar

menawar pembeli meningkat jika:

a. Pembeli membeli dalam jumlah yang besar

b. Produk yang dibeli adalah produk tidak terdiferensiasi

c. Pembeli memperoleh laba yang rendah

d. Produk tidak terlalu penting untuk pembeli

e. Pembeli mendapatkan suatu ancaman melakukan integrasi ke hulu untuk

membuat produk industri

3. Daya Tawar Pemasok

Tekanan persaingan dari pihak penyedia kuat atau lemah tergantung

dari apakah penyedia dapat melaksanakan kekuatan tawar-menawar

yang cukup mempengaruhi hubungan dan kondisi untuk menyediakan

barang yang diminati, dan dapat memperluas kolaborasi penyedia-

penjual dalam strategi tersebut. Pemasok memiliki kekuatan tawar

Universitas Sumatera Utara


menawar jika:

a. Didominasi oleh sedikit perusahaan

b. Produknya unik

c. Industri tersebut bukanlah pelanggan penting dari pemasok

d. Pemasok memperlihatkan ancaman untuk melakukan integrasi ke hilir

4. Ancaman Produk Pengganti

Ancaman dari barang pengganti kuat ketika barang pengganti sudah

siap tersedia dan memiliki harga yang menarik dan relatif lebih rendah

dari barang yang sudah ada dan terjangkau oleh pelanggan, pelanggan

merasa barang pengganti tersebut dapat dibandingkan atau memiliki

karakteristik yang lebih baik dan biaya yang dikeluarkan untuk produk

pengganti tersebut murah.

5. Persaing Antarkompetitor

Dalam intensitas persaingan yang terjadi dalam strategi tersebut, strategi

yang terbaik dari sebuah perusahaan tergantung pada kemampuan

kompetitif dan strategi yang dimiliki oleh perusahaan strategi. Seperti

keadaan saling tergantung strategi dimanapun sebuah perusahaan membuat

strateginya untuk dapat dilaksanakan, perusahaan strategi sering membuat

langkah pembalasan dengan cara membuat benteng pertahanan

ataupun penyerangan baliknya. Intensitas persaingan antarperusahaan

merupakan fungsi dari beberapa strategi:

a. Ada beberapa pesaing yang seimbang

b. Pertumbuhan industri yang lambat

c. Kurangnya differensiasi atau switching cost

Universitas Sumatera Utara


d. Pertambahan kapasitas yang tinggi

e. Pesaing yang berbeda beda (Kolomilmu.com).

2.2 Manajemen Strategi

2.2.1 Pengertian Manajemen Strategi

Manajemen strategi (strategic management) dapat diartikan sebagai

penentuan serangkaian keputusan dan tindakan yang menyangkut arah perjalanan

perusahaan di masa depan, penyelarasan sasaran setiap bagian perusahaan,

pengelolaan sumberdaya sesuai dengan lingkungannya, serta pembuatan siasat

yang benar, yang dimaksud untuk pencapaian sasaran-sasaran (Pardede, 2011:

23). Pengertian tersebut menunjukkan bahwa yang mula-mula harus ditetapkan

dalam manajemen strategik adalah arah perusahaan di masa depan. Arah ini dapat

berupa, misalnya, jenis usaha dalam mana perusahaan melakukan kegiatan.

Setelah arah ini dirumuskan dengan jelas, para pengelola perusahaan kemudian

harus menetapkan dan merumuskan keputusan-keputusan tentang apa yang dapat

dilakukan. Keputusan-keputusan itu juga harus menjelaskan jumlah dan jenis

sumber daya yang dibutuhkan serta cara terbaik untuk mendayagunakannya.

Semua keputusan tersebut harus diarahkan pada pencapaian sasaran perusahaan.

Sasaran-sasaran ini dapat berupa tujuan dan misi yang sudah ditetapkan

sebelumnya.

Manajemen strategi dapat diberlakukan pada semua perusahaan mulai dari

perusahaan-perusahaan kecil (seperti rumah makan kecil dan bengkel las) hingga

perusahaan-perusahaan besar (seperti perusahaan pembuat mobil dan bank-bank

antar-bangsa); mulai dari lembaga yang tidak mencari laba (seperti rumah sakit

Universitas Sumatera Utara


dan panti asuhan) hingga lembaga-lembaga pencari laba (seperti hotel-hotel besar

dan pusat perbelanjaan); dan mulai dari perusahaan-perusahaan swasta (seperti

Indofood dn Toyota) hingga perusahaan-perusahaan milik negara (seperti PT

Perkebunan Nusantara dan perusahaan penerbangan Garuda Indonesia).

2.2.2 Ciri-Ciri Manajemen Strategi

1. Mempengaruhi Setiap Tingkat Manajemen

Putusan-putusan yang dihasilkan melalui suatu rangkaian kegiatan

manajemen mulai dari manajemen tingkat tertinggi hingga manajemen

tingkat terendah. Namun demikian pemberlakuan putusan-putusan

strategik haruslah merupakan tanggung jawab manajemen tingkat

tertinggi. Karena putusan-putusan strategik didasarkan pada tujuan dan

misi perusahaan, dan karena tujuan dan misi perusahaan dirumuskan oleh

manajemen tingkat tertinggi, maka manajemen tingkat tertinggilah yang

benar-benar mengerti pemberlakuan dan akibat pemberlakuan putusan-

putusan strategik tersebut. Ini berarti bahwa setiap hal yang berkaitan

dengan pembuatan putusan-putusan strategik haruslah menjadi urusan

manajemen tingkat tertinggi.

2. Menimbulkan Pengaruh Dalam Jangka Panjang

Pembuatan putusan-putusan strategik dapat dilakukan dalam waktu

singkat, tetapi masa berlakunya pada perusahaan bisa saja meliputi suatu

masa yang panjang. Misalnya sebuah perusahaan memberlakukan suatu

putusan strategik, yaitu pembuatan barang baru. Keputusan ini akan

berlaku dalam jangka panjang tanpa mempersoalkan keberhasilannya.

Apabila berhasil, perusahaan akan hidup berdasarkan keputusan itu dan

Universitas Sumatera Utara


apabila keputusan itu tidak berhasil, perusahaan harus mengubah hidupnya

dengan membuat keputusan baru.

3. Berwawasan Masa Depan

Putusan-putusan strategik yang dimaksud sebagai pedoman pelaksanaan

kegiatan di masa depan. Oleh sebab itu pembuatan putusan-putusan

strategik haruslah didasarkan pada keterangan-keterangan yang

menyangkut masa yang akan datang seperti peluang, ancaman, kekuatan,

dan kelemahan yang akan berlaku bagi perusahaan. Untuk itu perusahaan

harus membuat perkiraan atau peramalan tentang apa yang akan terjadi di

masa depan. Dengan memiliki keterangan-keterangan tentang masa depan

maka perusahaan sudah siap untuk membuat putusan-putusan strategik.

Putusan-putusan strategik itu sendiri akan mengakibatkan perubahan pada

perusahaan dari keadaan yang sedang berlaku saat ini menjadi keadaan

yang diinginkan untuk berlaku di masa yang akan datang.

4. Mempengaruhi Seluruh Bagian Perusahaan

Perusahaan terdiri dari berbagai bagian yang satu sama lain berkaitan dan

saling mempengaruhi. Perubahan pada salah satu bagian akan

mempengaruhi bagian-bagian lain berarti mengharuskan perubahan pada

bagian-bagian lain itu. Apabila putusan strategik diberlakukan pada satu

atau beberapa bagian tersebut maka seluruh bagian lain tentu saja akan

terpengaruh. Dengan kata-kata lain setiap putusan strategik akan

mempengaruhi seluruh bagian perusahaan meskipun pemberlakuannya

hanya pada salah satu atau beberapa bagian tersebut.

Universitas Sumatera Utara


5. Berwawasan Terbuka

Setiap kegiatan yang dilaksankan serta prestasi yang terwujud di dalam

perusahaan selalu dipengaruhi oleh berbagai hal yang terjadi di luar

perusahaan itu. Di pihak lain berbagai hal yng terjadi di luar perusahaan

juga akan dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam

perusahaan. Dengan kata-kata lain putusan-putusan strategik itu

berwawasan terbuka karena dapat mempengaruhi dan dapat dipengaruhi

oleh lingkungan luar perusahaan.

6. Memberikan Kerangka Pengambilan Putusan Pada Manajeman

Tingkat Yang Lebih Rendah

Menajemen tingkat tertinggi merupakan pihak yang tanggung jawabnya

paling besar atas jalannya organisasi atau perusahaan. Seluruh kegiatan

yang dilaksankan di dalam perusahaan, mulai dari manajemen tingkat

tertinggi hingga manajemen tingkat terendah merupakan tanggung jawab

manajemen tingkat tertinggi. Namun demikian bukan tidak sering terjadi

bahwa manajemen tingkat lebih rendah harus membuat berbagai

keputusannya dalam kegiatannya sehari-hari. Pembuatan tujuan ini tentu

saja tidak boleh menyimpang dari tujuan, misi, falsafah, kebijakan, dan

sasaran strategik perusahaan. Apabila semua putusan strategik ini sudah

dirumuskan dan sudah disebarluaskan ke setiap bagian perusahaan maka

bagi manajemen tingkat yang lebih rendah tidak lagi sulit untuk membuat

putusan yang tidak bertentangan dengan keinginan manajemen tingkat

tertinggi. Dengan kata-kata lain manajemen strategik memberikan

Universitas Sumatera Utara


kerangka bagi pembuatan putusan-putusan pada manajemn tingkat yang

lebih rendah.

7. Membutuhkan Sumberdaya

Putusan-putusan strategik yang mengarah pada penambahan atau

pengembangan sudah pasti membutuhkan penambahan atau sekurang-

kurangnya penggantian berbagai jenis sumberdaya. Dengan kata-kata lain

manajemen strategi berarti panambahan sumberdaya-sumberdaya. Dalam

hal ini setiap putusan strategik yang dibuat membutuhkan sumberdaya-

sumberdaya.

Universitas Sumatera Utara


2.2.3 Proses Manajemen Strategis

Gambar 2.2

Proses Manajemen Strategis

Memindai Mengenali

Lingkungan faktor-faktor
strategi
Eksternal
(peluang,
(nasional,
global) kesempatan)

Menerapkan
strategi lewat
Merumuskan Merumuskan perubahan
Mengevaluasi
misi, tujuan, strategi kepemimpin
misi, tujuan,
SWOT dan strategi (perusahaan, an/budaya
dan strategi
besar baru usaha, struktur,
yang ada
fungsional) SDM,sistem
informasi
dan kontrol

Memindai Mengenali
lingkungan faktor-faktor
internal strategis
(kemampuan (kekuatan,
dasar, sinergi, kelemahan)
dan nilai
kreasi

Sumber : L. Daft (2010:253)

Universitas Sumatera Utara


Gambaran umum proses manajemen strategi diperlihatkan pada gambar

2.2. Proses ini diawali dengan evaluasi yang dilakukan para manajer terhadap

posisi perusahaan sekarang terkait misi, tujuan, dan strateginya. Mereka kemudian

memindai lingkungan internal dan eksternal perusahaan serta mengenali faktor-

faktor strategis yang perlu diubah. Berbagai peristiwa di lingkungan internal

maupun eksternal menandakan perlunya mengubah misi atau tujuan, atau

perlunya merumuskan strategi baru ditingkat perusahaan, usaha, dan fungsi.

Langkah terakhir proses manajemen strategis adalah menerapkan strategi baru.

2.3 Pengembangan Usaha

Didalam melakukan kegiatan pengembangan usaha (business

development), seorang wirausahawan pada umumnya akan melakukan

pengembangan kegiatan usaha tersebut melalui tahap-tahap pengembangan usaha

sebagai berikut (Solihin, 2006:123) :

1. Memiliki ide bisnis

Usaha apapun yang akan dikembangkan oleh seorang wirausahawan, pada

mulanya berasal dari suatu ide usaha. Ide usaha yang dimiliki oleh seorang

wirausahawan dapat berasal dari berbagai sumber. Ide usaha dapat muncul

setelah melihat keberhasilan bisnis orang lain dan adanya sense of business

yang kuat dari seorang wirausahawan.

2. Penyaringan ide/konsep usaha

Ide usaha masih merupakan gambaran yang kasar mengenai bisnis yang

akan dikembangkan oleh seorang wirausahawan. Pada tahap selanjutnya,

wirausahawan akan menerjemahkan ide usaha tersebut kedalam konsep

Universitas Sumatera Utara


usaha yang merupakan penerjemahan lebih lanjut ide usaha ke dalam

matra-matra bisnis yang lebih spesifik. Penyaringan ide-ide usah tersebut

dapat dilakukan melalui suatu aktivitas penilaian kelayakan ide usaha

secara formal (melalui studi kelayakan) maupun yang dilakukan secara

informal ( misalnya melalui focus group discussion). Ide tersebut akan

berubah menjadi konsep usaha apabila ide usaha yang bersifat global ini

ditambahkan matra-matra bisnis lain yang relevan. Dengan memperjelas

ide usaha menjadi konsep usaha, maka hal tersebut akan semakin

memudahkan wirausahawan dalam melakukan seleksi ide-ide usaha,

karena ide-ide usaha tersebut menjadi semakin jelas wujud bisnisnya.

3. Pengembangan rencana usaha

Wirausahawan adalah orang yang melakukan penggunaan sumber daya

ekonomi (uang, tenaga kerja, material, dan lain sebagainya) untuk

memperoleh keuntungan. Dengan demikian, komponen utama dari

perencanaan usaha yang akan dikembangkan oleh seorang wirausahawan

adalah perhitungan proyeksi rugi-laba (proforma income statement) dari

bisnis yang akan dijalankan. Proforma income statement merupakan

income statement yang disusun berdasarkan perkiraan asumsi usaha yang

akan terjadi di masa yang akan datang. Sedangkan income statement

disusun dengan menggunakan data-data historis (data-data transaksi

keuangan yang telah terjadi). Wirausahawan akan tergerak untuk

menginvestasikan waktu, uang, dan sumber daya lain yang bisa dia

peroleh apabila bisnis yang akan dia jalankankan memberikan keuntungan.

Universitas Sumatera Utara


4. Implementasi rencana usaha dan pengendalian usaha

Rencana usaha yang telah dibuat, baik secara rinci maupun secara global,

tertulis maupun tidak tertulis, selanjutnya akan diimplementasikan dalam

pelaksanaan usaha. Rencana usaha akan menjadi panduan bagi

pelaksanaan usaha yang dilakukan seorang wirausahawan. Dalam kegiatan

implementasi rencana usaha, seorang wirausahawan akan mengerahkan

berbagai sumber daya yang dibutuhkan seperti modal, material, dan tenaga

kerja untuk menjalankan kegiatan usaha. Berdasarkan proses evaluasi

dengan membandingkan hasil pelaksanaan usaha dengan target usaha yang

telah dibuat dalam perencanaan usaha, seorang wirausahawan dapat

mengetahui apakah bisnis yang dia jalankan dapat mencapai target yang

diinginkan atau tidak, Apakah usaha yang dijalankan bertambah maju,

stagnan, atau bahkan mengalami kemunduran.

Melalui pelaksanaan kegiatan usaha, seorang pengusaha juga akan

memperoleh umpan balik (feedback) yang dapat digunakan untuk

melakukan berbagai perbaikan dalam pelaksanaan kegiatan usaha,

penetapan tujuan-tujuan dan strategi-strategi usaha yang baru atau

melakukan berbagai tindakan koreksi (corrective action).

2.4 Strategi Mengembangkan Usaha

Usaha tidak akan berkembang secara maksimal jika masih menggunakan

cara biasa. Anda perlu melakukan terobosan baru untuk membuat konsumen lebih

tertarik kepada bisnis Anda dan memenangkan persaingan dalam dunia bisnis.

Produk apapun yang Anda jual, jasa apapun yang Anda tawarkan, bisnis

Universitas Sumatera Utara


membutuhkan sentuhan ide inovatif untuk membuatnya selangkah lebih maju dari

kompetitor. Untuk mengembangkan bisnis Anda dengan lebih cepat dan mudah,

Anda bisa menerapkan delapan strategi inovatif dan kreatif berikut ini.

1. Beri Diskon Khusus

Diskon adalah hal yang kerap digunakan untuk meningkatkan penjualan

produk. Tetapi, Anda perlu jeli dalam memberikan diskon kepada

konsumen. Tidak semua konsumen tertarik pada diskon. Berilah diskon

khusus yang diberikan hanya pada jangka waktu tertentu sehingga mereka

lebih termotivasi untuk membeli produk. Namun, berilah diskon yang

wajar dan tidak terlalu memberatkan Anda.

2. Buat Produk Menjadi Lebih Menarik

Buatlah produk menjadi lebih menarik daripada sebelumnya. Untuk

menarik minat konsumen terhadap produk Anda, gunakanlah sentuhan ide

kreatif. Daya tarik tidak selalu ada pada produk itu sendiri. Daya tarik bisa

ditemukan dalam kemasan atau strategi pemasaran untuk produk tersebut.

3. Buatlah Inovasi Baru

Jangan pernah berhenti untuk memberikan inovasi baru kepada konsumen.

Inovasi tidak selalu identik dengan hal yang benar-benar baru. Inovasi bisa

lahir dari produk lama yang dimodifikasi sedikit sehingga mampu

memberikan nuansa atau kesan baru bagi konsumen.

4. Beri Layanan Prima Untuk membuat Konsumen Loyal

Bisnis apapun bisa berkembang selama konsumennya diperlakukan

dengan baik. Buatlah konsumen loyal kepada produk Anda dengan

memberikan layanan prima sesuai dengan yang mereka harapkan.

Universitas Sumatera Utara


Rekomendasi dari konsumen adalah promosi gratis yang bisa Anda

manfaatkan untuk menggenjot penjualan produk.

5. Jalin Kemitraan Dengan Pebisnis Lain

Untuk mengembangkan bisnis, Anda perlu menjalin kerjasama saling

menguntungkan dengan pebisnis lain. Dalam menjalin kerjasama, Anda

perlu mengetahui hak-hak yang harus dipenuhi oleh kedua pihak. Jangan

sampai mengecewakan mitra Anda dan membuatnya enggan untuk

bekerjasama.

6. Terapkan Strategi Marketing Yang Beda

Tampil beda adalah salah satu cara untuk menarik perhatian. Gunakanlah

strategi marketing yang lain daripada yang lain untuk membedakan Anda

dengan kompetitor. Bisnis akan lebih mudah untuk dikenali konsumen.

7. Jangan Takut Untuk Menghadapi Tantangan Apapun

Bisnis selalu identik dengan tantangan. Keuntungan yang Anda dapatkan

dari bisnis sangat ditentukan oleh keberanian Anda dalam mengambil

tantangan. Jika Anda enggan untuk mengambil risiko, hasil yang

didapatkan tidak akan besar dan bisnis tidak berkembang.

8. Buatlah website

Website adalah syarat utama untuk berbisnis di era informasi. Bantu

konsumen untuk menemukan bisnis Anda di internet. Luangkan sedikit

waktu untuk membangun website dan meningkatkan trafiknya

(carabelajarbisnisonline.org).

Universitas Sumatera Utara


2.5 Pupuk

2.5.1. Pengertian Pupuk

Pengertian pupuk secara umum ialah: Suatu bahan yang bersifat organik

ataupun anorganik, bila ditambahkan kedalam tanah atau ketanaman, dapat

memperbaiki sifat fisik, sifat kimia, sifat biologi tanah dan dapat meningkatkan

pertumbuhan tanaman. Dari batasan ini diambil pengertian bahwa penambahan

bahan pasir ke tanah yang mengandung kadar liat yang tinggi dapat mengubah

sifat fisis tanah yakni adanya perbaikan porositas tanah. Penambahan bahan kapur

ke tanah yang asam dapat meningkatkan pH tanah, terjadi perbaikan sifat kimiawi

tanah dan penambahan bahan lainnya (ameliarosi). Disini pasir dan kapur

termasuk bahan pupuk dalam arti yang luas. Pemupukan berarti: cara-cara atau

metode serta usaha-usaha yang dilakukan dalam pemberian pupuk atau unsur

hara ke tanah atau ke tanaman yang sesuai yang dibutuhkan untuk pertumbuhan

tanaman yang normal (Madjid dkk, 2010:181).

2.5.2 Klasifikasi Pupuk

Menurut Rosmarkam dan Yuwono (2002:126), pupuk dalam arti luas

dikalasifikasikan sebagai berikut:

a. Berdasarkan asalnya:

1. Pupuk alam, yakni pupuk yang terdapat di alam atau dibuat dengan

bahan alam tanpa proses yang berarti. Misalnya, pupuk kompos, pupuk

kandang, guano, pupuk hijau dan pupuk batuan P.

Universitas Sumatera Utara


2. Pupuk buatan, yakni pupuk yang dibuat oleh pabrik. Misalnya, TSP,

urea, rustika, dan nitrophoska. Pupuk ini dibuat oleh pabrik dengan

mengubah sumber daya alam melalui proses fisika dan kimia.

b. Berdasarkan senyawanya:

1. Pupuk organik, yakni pupuk yang berupa senyawa organik.

Kebanyakan pupuk alam tergolong pupuk organik, misalnya pupuk

kandang, kompos, dan guano. Pupuk alam yang tidak termasuk pupuk

organik adalah rock phosphat, yang umumnya berasal dari batuan

sejenis apatit.

2. Pupuk anorganik atau mineral, yakni pupuk dari senyawa anorganik.

Hampir semua pupuk buatan tergolong pupuk anorganik.

c. Berdasarkan fasanya:

1. Pupuk padat, yakni pupuk yang umumnya mempunyai kelarutan

beragam mulai yang mudah larut air sampai yang sukar larut air.

2. Pupuk cair, yakni pupuk berupa cairan yang cara penggunaannya

dilarutkan terlebih dahulu dengan air. Umumnya, pupuk ini

disemprotkan ke daun.

d. Berdasarkan cara penggunaannya:

1. Pupuk daun, yakni pupuk yang cara pemupukannya dilarutkan terlebih

dahulu dalam air, kemudian disemprotkan pada permukaan daun.

2. Pupuk akar atau pupuk tanah, yakni pupuk yang diberikan kedalam

tanah disekitar akar agar diserap oleh akar tanaman.

Universitas Sumatera Utara


e. Berdasarkan reaksi fisiologisya:

1. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis asam, yakni pupuk yang bila

diberikan kedalam tanah ada kecenderungan tanah lebih asam (pH

menjadi lebih rendah). Misalnya ZA dan Urea.

2. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis basis, yakni pupuk yang bila

diberikan ke dalam tanah menyebabkan pH tanah cenderung naik,

misalnya pupuk chili saltpeter, calnitro, dan kalsium sianida.

f. Berdasarkan jumlah hara yang dikandungnya:

1. Pupuk yang hanya mengandung satu hara tanaman, misalnya pupuk

urea yang hanya mengandung hara N dan TSP hanya dipentingkan P

saja.

2. Pupuk majemuk, yakni pupuk yang mengandung dua atau lebih hara

tanaman. Misalnya NPK.

g. Berdasarkan macam hara tanaman:

1. Pupuk makro, yakni pupuk yang mengandung hara makro saja,

misalnya NPK, nitrophoska dan gandasil.

2. Pupuk mikro, yakni pupuk yang hanya mengandung hara mikro saja,

misalnya mikrovet, mikroplek dan metalik.

3. Campuran makro dan mikro, misalnya pupuk gandasil, bayfolan dan

rustika.

Universitas Sumatera Utara


2.6 Analisis Lingkungan Eksternal dan Lingkungan Internal

2.6. 1 Faktor-Faktor Lingkungan Eksternal

Faktor-faktor lingkungan eksternal perusahaan terdiri atas lingkungan

eksternal makro dan lingkungan eksternal mikro. Lingkungan eksternal makro

terdiri atas:

1. Lingkungan Fisik

Lingkungan fisik merupakan hubungan timbal balik antara perusahaan

dengan lingkungan hidupnya atau ekologinya.

2. Lingkungan Ekonomi

Faktor ekonomi berhubungan dengan sifat dan arah ekonomi dimana

suatu perusahaan beroperasi. Sebab pola konsumsi masyarakat secara

relatif dipengaruhi oleh tren sektor ekonomi dan pasar, sehingga dalam

perencanaan strategiknya setiap organisasi-perusahaan harus

mempertimbangkan arah tren atau pasar.

3. Lingkungan Politik dan Hukum

Arah dan stabilitas politik dan hukum merupakan pertimbangan utama

bagi para manajer dalam memformulasikan strategi perusahaan.

Lingkungan politik dan hukum mencakup faktor-faktor yang dikendalikan

oleh pemerintah. Unsur dalam parameter utamanya adalah ideologi

politik pemerintahan, stabilitas pemerintahan, jumlah dan kekuatan partai

politik, program kerja partai politik, sikap pemerintah terhadap dunia

industri, kelompok-kelompok lobbi, hukum dan peraturan perundangan,

dan semua peraturan yang harus dipatuhi dan dijalankan oleh perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


4. Lingkungan Sosial-Budaya

Faktor sosial budaya yang dapat mempengaruhi aktivitas dan kinerja

perusahaan mencakup keyakinan, nilai-nilai, sikap, pandangan serta gaya

hidup manusia sebagai akibat perkembangan dan perubahan kondisi

kebudayaan, bahasa, ekologi, demografi, keberagaman, pendidikan, suku

bangsa, dan ras serta mobilitas penduduk, lembaga-lembaga sosial, simbol

status dan keyakinan agama.

5. Lingkungan Teknologi

Teknologi merupakan pendorong utama dibalik pengembangan berbagai

produk dan pasar baru, tetapi terkadang juga menjadi alasan utama

menurunnya berbagai produk dan pasar. Teknologi dapat mempunyai

pengaruh penting pada kinerja industri.

6. Lingkungan Demografi

Evolusi atau perubahan populasi penduduk merupakan faktor kunci

lingkungan bagi perusahaan. Penduduk secara langsung berdampak pada

pasar konsumen dan mepengaruhi kekuatan-kekuatan ekonomi lainnya

(Jatmiko, 2003:38).

sedangkan lingkungan eksternal mikro terdiri atas :

1. Ancaman Pendatang Baru (Threat of Enrty)

Pendatang baru dalam suatu industri biasanya membawa dan menambah

kapasitas baru, keinginan mendapatkan pangsa pasar (market share), dan

juga sumberdaya baru.

Universitas Sumatera Utara


2. Kekuatan Pemasok (Powerful of Suppliers)

Pemasok menyediakan dan menawarkan input yang diperlukan untuk

memproduksi barang atau menyediakan jasa oleh industri atau perusahaan.

Organisasi di dalam satu industri bersaing antar satu dengan lainnya untuk

mendapatkan input seperti tenaga kerja, bahan baku, dan modal.

3. Kekuatan Pembeli/ Pelanggan (Power of Buyers)

Pembeli atau pelanggan disini terdiri dari pelanggan individual dan

pelanggan organisasi. Dalam industri tertentu mungkin terdapat beberapa

perantara pelanggan antar industri atau perusahaan yang menjual secara

langsung kepada konsumen akhir.

4. Ancaman Produk Pengganti

Produk pengganti dapat memberikan pilihan bagi pelanggan/pembeli dan

akan mengurangi keuntungan perusahaan

5. Analisis Pesaing

Analisis pesaing memungkinkan suatu organisasi menilai apakah

organisasi tersebut dapat bersaing dengan sukses di dalam suatu pasar

yang memberikan peluang-peluang keuntungan.

2.6.2 Faktor- Faktor Lingkungan Internal

1. Aspek Pemasaran

Pemasaran dapat diidentifikasikan sebagai proses penentuan

pengantisipasian, penciptaan, dan pemenuhan keinginan dan

kebutuhan pelanggan atas produk atau jasa.

Universitas Sumatera Utara


2. Aspek Keuangan dan Akuntansi

Kondisi keuangan seringkali dipertimbangkan sebagai ukuran yang

terbaik kekuatan atau posisi persainganperusahaan dan menjadi daya

tarik utama bagi para investor.

3. Aspek Produksi/ Operasi dan Penelitian Pengembangan

Fungsi produksi/operasi suatu perusahaan terdiri dari semua aktivitas

yang merubah masukan (input) menjadi barang atau jasa . Manajemen

produksi/ operasi memperlakukan masukan (input), mentransformasi,

dan keluaran (output) sangat beragam diantara industri-industri dan

pasar. Operasi perusahaan manufaktur merubah masukan seperti bahan

mentah, tenaga kerja, modal, mesin, dan fasilitas lainnya menjadi

barang jadi dan jasa. (Jatmiko, 2003:68).

2.7 Analisis SWOT

2.7.1 Pengertian Analisis SWOT

Menurut Rangkuti (2009: 20), analisis SWOT adalah identifikasi berbagai

faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis

didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength), dan

peluang (Opportunity), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan

(Weakness) dan ancaman (Threats).

Kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan

eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT.

SWOT adalah singkatan dari lingkungan Internal Strenghts dan Weakness serta

lingkungan eksternal Opportunities dan Threats yang dihadapi dunia bisnis.

Universitas Sumatera Utara


Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunities)

dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strengths) dan kelemahan

(weakness).

Tabel 2.1

Matriks SWOT

IFAS STRENGTH (S) WEAKNESS(W)

EFAS

OPPORTUNITIES (O) STRATEGI SO STRATEGI WO

Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan meminimalkan

untuk memanfaatkan kelemahan untuk

peuang memanfaatkan peluang

THREATS (T) STRATEGI ST STRATEGI WT

Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan meminimalkann

untuk mengatasi ancaman kelemahan dan

menghindari ancaman

Sumber: Rangkuti (2009:31)

a. IFAS, internal Strategic factory analysis summary dengan kata lain faktor-

faktor strategis internal suatu perusahaan disusun untuk merumuskan

faktor-faktor internal dalam kerangka strenght dan weakness.

Universitas Sumatera Utara


b. EFAS, eksternal strategic factory analysis summary dengan kata lain

faktor-faktor strategis eksternal perusahaan disusun untuk merumuskan

faktor-faktor eksternal dalam kerangka opportunities dan threaths.

c. Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan

memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan

peluang sebesar-besarnya.

d. Strategi ST

Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan

untuk mengatasi ancaman.

e. Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatkan peluang yang ada

dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari

ancaman.

f. Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha

meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

2.7.2 Tahapan Perencanaan Strategis Melalui Analisis SWOT

Menurut Rangkuti (2009:21), proses penyusunan perencanaan strategis

melalui tiga tahap analisis, yaitu:

1. Tahap Pengumpulan Data

Tahap ini bukan sekedar kegiatan pengumpulan data, tetapi juga

merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian data dan pra-analisis. Pada

tahap ini data dapat dibedakan menjadi dua yaitu data eksternal dan data

Universitas Sumatera Utara


internal. Data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan di luar perusahaan

seperti analisis pasar, analisis kompetitor, analisis komunitas, analisis

pemasok, analisis pemerintah dan analisis kelompok kepentingan tertentu.

Data internal diperoleh dari dalam perusahaan itu sendiri seperti laporan

keuangan, laporan kegiatan sumber daya manusia, laporan kegiatan

operasional dan laporan kegiatan pemasaran. Metode yang dipakai dalam

tahap ini adalah matriks faktor internal strategi Internal Factor Analysis

Summary (IFAS) dan matriks faktor strategi eksternal Eksternal Factor

Analyis Summary (EFAS).

2. Tahapan Analisis

Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh

terhadap kelangsungan perusahaan, tahap selanjutnya adalah

menggabungkan IFAS+EFAS yang bertujuan untuk melihat hasil sub total

IFAS dan sub total EFAS. Bila dijumlahkan dan dibandingkan akan

memberikan suatu alternatif bahwa analisis atau diagnose ini benar-benar

terkait dengan permasalahan yang terjadi.

3. Tahap Pengambilan Keputusan

Pada tahap pengambilan keputusan akan digunakan Matriks SWOT

untuk memperoleh alternatif strategi yang tepat bagi perusahaan sesuai

dengan posisi perusahaan yang telah digambarkan pada matriks SWOT.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai