thrill
sistolik pada daerah pulmonal.
perkusi
yaitu menggunakan suara untuk menentukan densitas dan isi struktur. Perkusi
dilakukan dengan mengetuk permukaan tubuh dan menimbulkan getaran,
mendengar, dan merasakan adanya perbedaan dalam penghantaran gelombang
suara.
auskultasi
dilakukan dengan menggunakan stetoskop untuk menilai pergerakan gas, cairan,
atau organ di dalam kompartemen tubuh. Hasil: bunyi jantung 1 dan 2 murni
regular, murmur sistolik grade 2/6 di linea sternalis kiri ics 2.
Pemeriksaan Penunjang
.
Pemeriksaan lab
ditemukan adanya peningkatan Hb dan Ht akibat saturasi oksigen yang rendah.
Terdapat juga peningkatan tekanan partial karbondioksida (PCO2), penurunan
tekanan parsial oksigen (PO2) dan penurunan pH. Pasien dengan Hb dan Ht
normal atau rendah mungkin menderita defisiensi besi. Nilai juga faktor
pembekuan darah (trombosit, protombin time).
Elektrokardiogram
ditemukan deviasi sumbu QRS ke kanan, hipertrofi ventrikel kanan, dan hipertrofi
atrium kanan. Pada anak mungkin gelombang T positif di V1, EKG sumbu QRS
hampir selalu berdeviasi ke kanan. Gelombang P di hantaran II tinggi (P
pulmonal). Pada penderita tetralogi asianosis, hipertrofi biventrikuler kombinasi
mula-mula dapat ditemukan, dengan progresivitas menuju hipertrofi ventrikel
kanan seiring berkembangnya sianosis.
Foto rontgen toraks
ditemukan gambaran jantung khas seperti sepatu boot, segmen pulmonal yang
cekung, apeks jantung terangkat (hipertrofi ventrikel kanan), dan gambaran
vaskularisasi paru oligemi.
4.
Ekokardiogram
digunakan untuk ekokardiogram 2-dimensi,
overriding
aorta, tentukan tipe VSD (perimembranus subaortik atau subarterial doubly
committed), deviasi spetum infundibular ke anterior, dimensi dan fungsi ventrikel
kiri, serta tentukan konfluensi dan diameter cabang-cabang arteri pulmonalis, 5.
Ekokardiografi berwarna dan Doppler
digunakan untuk hitung perbedaan tekanan ventrikel kanan dan arteri pulmonalis
(beratnya PS). Terdapat juga aliran ventrikel kanan ke aorta melalui VSD. 6.
Sedap jantung
digunakan untuk menilai konfluensi dan ukuran arteri pulmonalis serta cabangcabangnya, mencari anomali arteri koroner, melihat ada tidaknya VSD tambahan,
dan melihat ada tidaknya kolateral dari aorta langsung ke paru (anak
besar/dewasa). 7.
Angiografi ventrikel kanan atau arteri pulmonalis
digunakan untuk menilai konfluensi dan diameter kedua arteri pulmonalis, serta
ada tidaknya stenosis pada percabangan arteri pulmonalis atau di perifer. 8.
Angiografi Aorta
dilakukan bilar diperlukan untuk melihat kelainan arteri koronaria atau bila diduga
ada kolateral.
Diagnosis
Working diagnosis
Penyakit jantung bawaan (PJB) merupakan sekumpulan malformasi struktur
jantung atau pembuluh darah besar yang telah ada sejak lahir. Penyakit jantung
bawaan yang kompleks terutama ditemukan pada bayi dan anak. Penyebab
terjadinya PJB belumdapat diketahui secara
Gambar 1. Foto rontgen toraks dari Tetralogi of Fallot
pasti, tetapi ada beberapa faktor resiko atau predisposisi yang diduga mempunyai
pengaruh terhadap peningkatan angka kejadian PJB, yaitu: Tabel 1. Faktor
Predisposisi Penyakit Jantung Bawaan.
7
Faktor Prenatal A.
Faktor Genetik
Ibu alkoholisme
Lahir dengan kelainan bawaan yang lain Penyakit Jantung bawaan dapat di bagi
atas dua golongan besar, yaitu penyakit jantung bawaan non sianotik, dan penyakit
jantung bawaan sianotik. PJB non sianotik, yaitu Atrial Septal Defect (ASD),
Ventricle Septal Defect (VSD), Persistent Ductus Arteriosus (PDA), dan
Arterioventricular Septal Defect (AVSD/AV Canal Defect). Sedangkan yang
termasuk PJB sianotik, yaitu Tetralogy of Fallot (TOF), Double Outlet Right
Ventricle (DORV), Transposition of Great Arteries (TGA), serta Total Anomalous
Pulmonary Venous Return (TAPVR).
Tetralogi of Fallot (TOF)
Tetralogy of fallot (TOF) adalah kelainan jantung bawaan dengan gangguan
sianosis yang ditandai dengan kombinasi 4 hal yang abnormal meliputi (1) defek
septum ventrikel yaitu adanya lubang pada sekat antara kedua rongga ventrikel, (2)
stenosis pulmonal yang terjadi karena penyempitan klep pembuluh darah yang
keluar dari bilik menuju paru, selain itu bagian otot dibawah klep juga menebal
dan menimbulkan penyempitan, (3) overriding aorta dimana katup aorta membesar
dan bergeser ke kanan, sehingga terletak lebih kekanan, dan (4) hipertrofi ventrikel
kanan atau penebalan otot di ventrikel kanan karena adanya peningkatan tekanan
ventrikel kanan akibat dari stenosis pulmonal. Komponen yang paling penting
dalam menentukan derajat beratnya penyakit adalah stenosis pulmonal dari sangat
ringan sampai berat. Stenosis pulmonal bersifat progresif, makin lama makin berat.
Derajat stenosis pulmonal sangat
Job Board
About
Press
Blog
Stories
Terms
Privacy
Copyright
We're Hiring!
Help Center
Academia 2015