Anda di halaman 1dari 6

I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Prospek pengembangan budidaya wortel di Indonesia sangat cerah. Selain
keadaan agroklimatologis wilayah nusantara cocok untuk wortel, juga akan
berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan petani, perbaikan gizi
masyarakat, perluasan kesempatan kerja, pengembangan agribisnis,
pengurangan impor sangat membantu petani wortel untuk memasarkan hasil
pertaniannya ke pasar, dan mereka tidak bersaing dengan wortel impor.
Pemasalahan umum pada penanaman wortel adalah produktivitas dan
pendapatan yang rendah. Rendahnya produktivitas disebabkan oleh belum
diterapkannya teknologi budidaya wortel dengan benar seperti belum dilakukan
pemupukan baik pupuk an-organik maupun organik (pupuk kandang). Sedangkan,
rendahnya pendapatan disebabkan oleh sistem pemasaran dari hasil produksi wortel
yang kurang baik. Penerapan teknik budidaya dengan baik dan benar diharapkan dapat
meningkatan produktivitas per satuan luas. Meningkatnya produktivitas diharapakan
dapat meningkatkan pendapatan petani wortel.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui teknik budidaya tanaman wortel
2. Mengetahui analisis ushatani wortel
3. Mengetahui sistem pemasaran wortel

II. TEKNIS BUDIDAYA

2.1 Syarat Tumbuh


Suhu optimum untuk pertumbuhan tanaman wortel adalah 15-21oC. Suhu demikian
cocok untuk pertumbuhan akar dan bagian atas tanaman sehingga warna dan bentuk
akar dapat optimal. Tanah yang cocok untuk pertumbuhan wortel adalah tanah yang
drainasenya baik, kaya bahan organik dan subur dengan ketinggian 1200-1500 m dpl.
Tanah lempung berpasir cocok untuk budidaya wortel karena mudah untuk penetrasi akar
sehingga pertumbuhannya dapat mencapai ukuran panjang dan besar yang optimal.
Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada tanah dengan pH 5-8. Kelembaban tanah
merupakan hal yang sangat penting untuk pertumbuhan tanaman wortel, termasuk saat
pesemaian agar diperoleh bibit dengan pertumbuhan yang seragam dan cepat setelah
ditanam di lapangan. Pernanaman tumpang sari tidak terlalu banyak digunakan dalam
budidaya wortel, namun bila akan digunakan memerlukan pemilihan tanaman yang
selektif.

2.2 Budidaya Tanaman


Budidaya tanaman wortel dapat dilakukan dengan memerhatikan beberapa hal berikut
ini:
a. Benih
Kebutuhan benih wortel untuk satu hektar adalah 7501000 gram.
Pengadaan benih wortel dapat dilakukan sendiri atau dengan cara membeli di tooktoko sarana produksi pertanian, untuk mendapatkan bibit tanaman wortel yang
bermutu harus digunakan biji (benih) dengan kualitas yang baik. Adapun perlakuan
khusus terhadap benih wortel sebelum ditanam meliputi langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Benih wortel direndam dalam air dingin selama 12-24 jam atau dalam air hangat
selama 15 menit sampai kelihatan pecah. Perlakuan ini untuk mempercepat
perkecambahan dan menghasilkan pertumbuhan yang seragam setelah biji ditanam.
2. Benih ditiriskan sehingga cukup kering.
3. Benih didesinfeksi dengan cara direndam dalam larutan insektisida dan fungisida
dalam beberapa menit agar terhindar dari serangan hama dan penyakit.
4. Benih ditiriskan kembali hingga kering.

b. Persiapan Lahan
Persiapan tanah diperlukan untuk mendapatkan tanah yang subur dan gembur
(kelembaban tanah yang cukup dan aerasi yang baik). Selain itu juga untuk
menghilangkan gulma dan sisa pertanaman sebelumnya agar tidak mengganggu
pertumbuhan perakaran wortel dan tanaman dapat tumbuh dengan baik. Tanah dibajak
dengan kedalaman 40-50 cm. Persiapan lahan sebaiknya dilakukan beberapa minggu
sebelum tanam untuk memberikan kesempatan bagi bahan organik dapat
terdekomposisi dengan baik. Pembuatan bedengan disesuaikan dengan ukuran dan
kondisi lahan. Pembuatan bedengan perlu dilakukan agar drainase dan aerasi dapat
berlangsung baik serta dapat mempermudah pemeliharaan. Persiapan tanah dapat juga
dilakukan dengan tanpa olah tanah. Cara ini dapat mengurangi biaya, tenaga dan
mengurangi kerusakan tanah.
c. Penanaman
Penanaman wortel, sebaiknya biji langsung ditanam dengan cara disebar di lahan
penanaman, hal ini dianjurkan karena bila menggunakan persemaian, biasanya saat
pemindahan semaian ke lahan tanam banyak terjadi kerusakan perakaran sehingga
pertumbuhan tanaman tidak baik. Ukuran biji wortel sangat kecil, sehingga untuk
mempermudah penanaman biji dicampur dengan lempung sehingga terbentuk butiran
yang lebih besar dan mudah ditabur. Seed treatment (perlakuan benih) perlu
dilakukan baik dengan fungisida maupun dengan perendaman biji dalam air panas
untuk mencegah perkembangan patogen tular benih. Biji wortel ditanam dengan
kedalaman tanam kurang lebih 3-5 cm, atau bahkan ditanam di permukaan tanah
tanpa ditutup kembali. Kecepatan angin yang tinggi dapat merusak bibit yang baru
tumbuh, sehingga disarankan untuk menanam tanaman barrier misalnya turnip
sepanjang baris tanaman dan kemudian memanennya saat tanaman wortel sudah
tumbuh dengan baik. Kerapatan tanaman yang dianjurkan berbeda-beda tergantung
tujuan penanaman wortel. Bila ditanam untuk dijual dalam bentuk produk segar
wortel ditanam dengan kerapatan 175 tanaman/m2, bila menghendaki produk
berukuran kecil kerapatan tanamnya 250 tanaman/m2, dan bila menghendaki produk
berukuran besar, tanaman ditanam dengan kerapatan tanam 100 tanaman/m2.
d. Penjarangan
Penjarangan tanaman perlu dilakukan setelah tanaman berumur satu bulan untuk
mengurangi populasi tanaman apabila pada satu lubang tanaman tumbuh lebih dari
satu tanaman. Penjarangan tanaman dilakukan dengan cara mencabut tanaman yang
kurang baik pertumbuhannya sehingga tersisa satu tanaman yang terbaik. Tanaman
inilah yang kemudian dipelihara sampai menghasilkan biji. Penjarangan tanaman akan
memberikan jarak dalam barisan tanaman sehingga sinar matahari dapat diterima
dengan baik oleh setiap tanaman, dengan demikian proses fotosintesis dapat berjalan
dengan baik dan tanaman tumbuh subur serta berproduksi tinggi. Jika tidak dilakukan
penjarangan maka tanaman akan tumbuh kurus dan umbi yang dihasilkan kecil-kecil.
e. Penyiangan
Penyiangan dan pembumbunan dilakukan pada saat tanaman berumur satu bulan.
Penyiangan merupakan kegiatan pembersihan rumput-rumput yang tumbuh di areal
pertanaman wortel. Rumput dan gulma sangat merugikan usahatani, karena dapat
menurunkan produksi yang dapat menekan pertumbuhan tanaman wortel karena akan
menjadi pesaing dalan penyerapan air, unsur hara, CO2 dan cahaya matahari sehingga
kebutuhan hara dan air bagi tanaman wortel tidak tercukupi.

Penyiangan dilakukan sesegera mungkin yaitu ketika rumput dan gulma masih muda
sehingga kompetisi pengambilan air dan zat hara dapat dicegah seawal mungkin, dan
dapat mencegah kerusakan akar tanaman wortel. Penyiangan dilakukan dengan
mencabut rumput atau gulma dengan menggunakan sabit. Pembersihan rumput yang
tumbuh di parit dengan menggunakan cangkul. Kemudian dilakukan pembubunan
yaitu tanah di sekitar barisan tanaman digemburkan dengan menggunakan sabit
kemudian ditimbunkan ke bagian pangkal batang wortel yang dapat berfungsi untuk
memperbesar ukuran umbi dan mencegah umbi menggembul ke atas.
f. Pemupukan
Tanah yang baik untuk budidaya wortel adalah tanah yang kaya bahan organik,
dengan salinitas rendah dan tidak mengandung senyawa toksik. Pupuk kandang
digunakan sebagai pupuk dasar sebanyak 1,5 kg/m2. Pupuk buatan berupa Urea 100
kg/ha, TSP 100 kg/ha dan KCl 30 kg/ha. Pemberian pupuk urea, TSP dan KCl
bertujan agar wortel dapat tumbuh cepat dan subur sehingga hasil produksi dapat
tinggi. Pemberian pupuk urea, TSP dan KCl ini adalah dua kali yaitu ketika tanaman
berumur 30 hari dan 60 hari. Caranya yaitu disebar secara merata ke dalam parit-parit
yang telah dibuat dengan kedalaman 2 cm dan berjarak 10 cm dari batang tanaman
wortel, kemudian dititp dengan tanah dan disiram dengan air hingga bersih.
g. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Fumigasi dilakukan untuk mengendalikan nematoda dalam tanah. Sebelum
melakukan fumigasi sebaiknya dicek terlebih dahulu apakah dalam tanah terkandung
nematoda atau tidak. Solarisasi merupakan alternatif lain cara pengendalian nematoda
selain dengan cara fumigasi. Solarisasi dilakukan dengan cara menutup tanah dengan
mulsa plastik selama kurang lebih 6 minggu tergantung suhu lingkungan. Suhu tanah
yang tinggi diharapkan dapat mematikan organisme pengganggu tanaman dalam
tanah. Penggunaan ekstrak marigold (Tagetes sp.) dapat juga digunakan untuk
mengendalikan nematoda dalam tanah. Rotasi tanaman dapat dilakukan untuk
mencegah berkembangnya organisme pengganggu tanaman (OPT). Penyakit-penyakit
yang dapat menyerang tanaman wortel antara lain Cercospora carotae, Alternaria
dauci, dan busuk hitam atau hawar daun. Pengendaliannya dapat dilakukan dengan
menanam biji yang sehat, pergiliran tanaman, sanitasi kebun dan mencabut tanaman
yang terserang.
h. Panen dan Pascapanen
Wortel dapat dipanen setelah berumur 100 hari (tergantung varietas). Pemanenan tidak
boleh terlambat karena umbi akan semakin mengeras (berkayu) sehingga tidak disukai
konsumen. Cara pemanenan dilakukan dengan cara mencabut umbi beserta akarnya.
Untuk memudahkan pencabutan sebaiknya tanah digemburkan dahulu. Umbi wortel
yang telah dipanen masih mengalami penanganan lebih lanjut sebelum sampai ke
tangan konsumen. Penanganan selepas panen ini meliputi kegiatan pembersihan,
pencucian, sortasi dan grading, pengemasan, penyimpanan, pengangkutan dan
pemasaran. Pemanenan sebaiknya dilakukan pagi hari agar dapat segera dipasarkan.

III USAHATANI DAN PEMASARAN

3.1 Analisis Usahatani Wortel


a. Penggunaan Faktor Produksi pada Usahatani Wortel
Hasil produksi merupakan suatu barang yang diperoleh dari suatu proses produksi.
Kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan tergantung pada kualitas dan kuantitas
factor-faktor produksi serta teknologi yang digunakan.
Rata-rata penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani wortel di Kabupaten
Karanganyar yang meliputi luas lahan, tenaga kerja baik tenaga kerja keluarga dan
luar keluarga, pupuk kandang, pupuk urea, pupuk Za, pupuk TSp, pupuk SP 36, pupuk
KCL, pestisida, benih, pupuk daun, ponska, dan kapur pertanian dapat dilihat pada
tabel 1.1 berikut:
Tabel 1.1 Rata-rata Penggunaan Faktor-faktor Produksi pada Usahatani wortel di
Kabupaten Karanganyar pada Musim Tanam Oktober-Desember 2007
No
Uraian
Fisik
Persentas Rekomendasi
.
e (%)
(Kg/Ha)
1 Luas lahan (Ha)
0.25
2 Tenaga kerja (HKSP)
a. Tenaga kerja luar
129.37
56.59
b. Tenaga kerja keluarga
99.25
43.41
Jumlah tenaga kerja
228.62
100.00
3 Pupuk Organik/kandang (Kg)
7,344.31
10,000
4 Pupuk Anorganik
Pupuk Urea (Kg)
176.42
53.33
225
Pupuk Za (Kg)
42.06
12.71
Pupuk TSP (Kg)
81.97
24.78
615
Pupuk SP 36 (Kg)
10.85
3.28
Pupuk KCL (Kg)
19.50
5.89
Jumlah Pupuk
330.80
100.00
5 Pestisida (Liter)
3.08
6 Benih (Kg)
20.42
7 Pupuk daun (Liter)
0.01
8 Ponska (Kg)
4.90
9 Kapur pertanian (Kg)
4.24
b. Biaya Usahatani Wortel
Biaya yang dikeluarkan petani meliputi biaya pemakaian tenaga kerja luar keluarga,
pembelian pupuk, benih, pestisida dan sarana produksi lainnya serta biaya
pembayaran irigasi, biaya selamatan, pembayaran pajak dan biaya pengangkutan hasil

panen dalam satu kali musim tanam. Semua biaya ini dinyatakan dalam satuan rupiah
yang besarnya berdasarkan pada harga saat transaksi berlangsung. Rata-rata biaya
usahatani yang dikeluarkan petani sampel pada usahatani wortel pada musim tanam
Oktober-Desember 2007 dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut ini:
Tabel 1.2 Biaya Usahatani per Hektar pada Musim Tanam Oktober-Desember 2007 di
Kabupaten Karanganyar
No. Uraian
Fisik
Harga/Unit Biaya (Rp)
%
1
Tenaga kerja luar (HKSP) 129.37
17,102.02
2,212,488.10
46.47
2
Pupuk organik (Kg)
7,344.3 110.95
814,851.08
17.12
1
3
Pupuk Anorganik:
Pupuk Urea (Kg)
176.42
1,810.22
319,359.45
6.71
Pupuk Za (Kg)
42.06
1,638.63
68,920.85
1.45
Pupuk TSP (Kg)
81.97
1,988.59
163,004.90
3.42

Anda mungkin juga menyukai