TINJAUAN PUSTAKA
Kalium Di Dalam Tanah
Tanah sebagai media tumbuh berperan penting di dalam menyediakan hara untuk
ertumbuhan tanaman. Diantara faktor tumbuh yang dibutubkan tanaman adalah unsur
hara yang terlarut dalam tanah dan tersedia bagi tanaman, Disisi lain tanah merupakan
suatu tubuh yang kompleks sehingga sulit sekali menyajikan secara inci berbagai
Perubahan yang terjadi di dalam tanah. Dalam upaya mencapai suatu hasil yang
optimal dari suatu tanaman yang diusahakan maka berbagai aspek perlu diperhatikan
Status hara dan keseimbangannya dalam tanah yang wajar akan sangat menunjang
hasil yang ingin di capai (Syarifuddin dan Slamet, 1997).
Ketersediaan hara maupun jenis tanaman merupakan faktor yang dapat
‘mempengaruhi penyerapan hara. Untuk dapat diserap tanaman unsur hara harus dapat
tersedia. Di dalam tanah kalium terdapat sebagai ; K- mineral primer, K- terfiksasi
mineral sekunder, K- tukar dan K- larut. K-tukar dan K- larut langsung dan mudah
dapat diserap tanaman dan disebut K- tersedia (segera tersedia). Sebagian K-
terfiksasi dan K- mineral primer dapat juga diserap tanaman setelah berubah menjadi
K- tersedia dan disebut K- cadangan (potensial tersedia). K- terfiksasi dan K- mineral
Primer yang tidak dapat diserap tanaman disebut K- tidak tersedia. Ketiga bentuk
Kalium tersebut berada dalam keseimbangan ;L K- tidak tersedia |
Ketersedia = +. sukartersedia
(Anonimus, 1976)
Kalium relatif tidak tersedia yang berasal dari mineral primer seperti mika dan
feldsfar juga pada mineral sekunder yang terjerap pada kisi-kisi struktur mineral
tersebut, mineral primer dan sekunder pada saat mengalami proses pelapukan, akan
berubah sesuai dengan lamanya waktu yang berjalan, terdekomposisi dengan reaksi
sebagai berikut
KAISiOs +HOH = ———» —_ KOH +HAISisOy
K° yang dibebaskan dapat menjadi hilang bersama air drainase, dipergunakan oleh
mikrobia tanah, atau teradsorpsi berupa ion yang dapat dipertukarkan pada sekeliling
Partikel fiat dan diubah menjadi bentuk kalium lambat tersedia (Tisdale dan
Nelson, 1975)
Kalium lambat tersedia, dalam hal ini apabila dalam tanah dijumpai liat
vermikulit dan illit atau liat yang mempunyai tipe perbandingan 2:1 lainnya, kemudian
diberi pupuk K misalnya KCI, maka K dari KCI ini tidak saja menjadi terikat/terfiksasi
‘tetapi dalam terfiksasinya tidak selamanya (Sutedjo, 1994)
Kalium dalam bentuk demikian tidak dapat digantikan oleh cara pertukaran
hhara dan biasanya disebut sebagai kalium tidak dapat dipertukarkan, Akibatnyakalium ini menjadi lambat tersedia bagi tanaman dan tetap merupakan cadangan
kalium bagi tanaman (Nyakpa, dik, 1988).
Kalium sogera tersedia, mcliputi 1 - 2% dari total K dalam tanah pada
kcbanyakan tanah mincral yang umum. K tcrsedia di dalam tanah ini dijumpai dalam
bentuk K dapat dipertukarkan dan diserap olch koloid dan dalam bentuk larutan
tanah, Walaupun scbagain besar dari K tersedia ini berupa K dapat tukar, tetapi K
dalam larutan tanah Icbih mudah discrap akar tanaman dan lebih mudah hilang
terhadap pencucian. K dalam larutan berada dalam kescimbangan dengan K dapat
tukar, Scrapan K dari larutan hara akan mempengaruhi kescimbangan, schingga
kescimbangan scmula akan terbentuk dengan baik (Sutedjo, 1994).
Berbagai faktor sccara langsung dan tidak langsung terbukti mempengaruhi
ketersediaan K dan pengambilannya olch tanaman meliputi, tanah, iklim, prakick
budidaya, pengelolaan dan tanaman budidaya (Poerwowidodo, 1992)
Pemupukan kalium sccara berkclanjutan sangat penting pada tanah yang
mengandung sedikit K. Seperti dikctahui bahwa scbagian dari K ada yang terfiksasi
schingga lambat tersedia untuk tanaman. Sclain itu unsur kalium dapat hilang dalam
tanah melalui pencucian tcrutama pada tanah yang berpasir (Bohn ctl, 1979).
Tanah Tergenang Dan Ketersediaan Kalium
Penggenangan tanah mempunyai pengaruh yang tegas tethadap kebcradaan
hara tanaman penting, pada pertumbuhan dan hasil produksi padi, yakni tanaman
yang paling luas ditanam di bawah kondisi tergenang. Sctclah penggenangan
ketersediaan scjumlah hara untuk tanaman meningkat, scmentara yang lainmengalami pengaruh yang Icbih besar dari penycmatan atau kchilangan dari tanah
scbagai akibat penggenagan (Patrick ct.al, 1985).
Bila tanah digenangi, persediaan oksigen akan menurun sampai mencapai nol
dalam waktu kurang dari schari. Laju diffusi oksigen udara mclalui udara atau pori
yang berisi udara, Hal lain juga terjadi pada pH tanah yang digenangi hampir semua
jenis tanah mencapai pH 6,5 - 7,2 dalam satu bulan sctclah penggenangan dan tctap
stabil sampai tanah terscbut tidak digenangi lagi. Pengaruh kescluruhan dari
penggcnangan adalah meningkatkan pH pada tanah asam dan menurunkan pH pada
tanah yang basa (Sanchez, 1993).
Pengenangan menycbabkan perubahan pH dari tanah yang bersifat masam atau
basa menuju pH netral dan penurunan nilai redoks potensial (Eh). Dalam lapisan
oksidasi, konsentrasi oksigen dan nilai Eh Icbih tinggi daripada Japisan reduksi,
unsur-unsur hara berada dalam bentuk teroksidasi seperti NO, , Fe”, Mn" dan SO,”.
Scdang pada lapisan reduksi unsur-unsur tersebut berada dalam bentuk tereduksi (De
Datta, 1981).
Kalium tanah kurang begitu dipengaruhi olch penggenangan dibandingkan
dengan N dan P, Penggenangan mendorong pelepasan K" tertukarkan kedalam bentuk
dapat larut dengan menstimulasi reduksi Fe” dan Mn'*, Sementara penggenangan
meningakatkan K° terlarut, penggenangan dan pengeringan silih berganti dapat juga
mempengaruhi peningkatan ketersediaan K’ pada tanah-tanah yang kaya mineral-
mineral 2:1, Meningkatnya Konsentrasi K* terlarut menguntungkan untuk tanamane
padi, hal ini dapat mengakibatkan kchilangan melaui pclindian yang Icbih besar
(Patrick etal, 1985).
Menurut Ponnemperuma (1975), dalam keadaan reduksi (tergonang) P dan K
akan lebih terscdia bagi tanaman padi dibandingkan dengan keadaan oksidasi
(kering). Scbab itu scring terjadi bahwa tanaman padi sawah tidak tanggap rhadap
pemupukan P dan K, walaupun hasil analisa kimia tanah menunjukan kekurangan P
dan K.
Penggenangan meningkatkan konsentrasi K’ dalam larutan tanah pada kondisi
reduksi, Fe” dan NH,‘ di bebaskan melalui berbagai proses dan memindabkan K* dari
komplcks pertukaran, schingga konscnirasinya meningkat dalam larutan tanah dan
menjadi Icbih tcrscdia bagi tanaman padi (Patrick dan Mikkclscn, 1968).
Pemupukan Kalium dan Peranannya Bagi Tanaman Padi
Kalium bukan merupakan komponen bahan organik yang membentuk tanaman.
Kalium khusus terdapat di dalam cairan sel dalam bentuk K’, namun K mempunyai
fungsi khusus di dalam proscs metabolisma tanaman dan berpengaruh positif
tcrhadap hasil scrta kualitas tanaman (Rinscma, 1993).
Pomupukan tanaman padi, tcrutama dengan pemberian unsur N, P juga K.
Dalam hal ini unsur P dan K lebih sedikit di berikan dibandingkan dengan unsur N.
Pemupukan terscbut sangat diperlukan pada sctiap Jahan sawah jika diinginkan
memperolch hasil produksi yang optimum (Patrick ct.al, 1985).10
Kebutuhan tanaman terhadap kalium relatif tinggi dan kalium discrap dalam
bentuk ion K’, Penelitian-penelitian menunjukan bahwa pemberian kalium menekan
intensitas penyakit-penyakit tanaman padi scperti busuk batang, bercak coklat dan
daun berwarna jingga (Suparyono dan Setyono, 1993).
Dua sumber utama pupuk kalium yang umum adalah kalium klorida (MOP )
dan kalium sulfat (ZK), tctapi yang paling scring digunakan olch pctani adalah
Pupuk kalium dari kalium Klorida, karena paling mudah didapat di pasaran dan harga
Pupuk tcrsebut lebih murah dibandingkan kalium sulfat, Pengaplikasian pupuk
‘kalium ke dalam tanah penting diperhatikan, karcna kalium bersifat mobil di dalam
fanah, maka pupuk terscbut harus diberikan dengan cara membenamkan ke dalam
tanah dan dilctakan dekat akar, Namun, ada hal yang perlu diperhatikan yaitu pupuk
kalium dapat menimbulkan bahaya plasmolisis, apabila kadar garam yang
terjadi_ di perakaran terlalu tinggi (Indranada, 1994),
Tanaman padi membutuhkan unsur K dalam jangka wakwu yang panjang
dalam kescluruhan periode pertumbubannya. Hal ini karcna unsur kalium sangat
Penting untuk kelancaran transport karbohidrat di dalam bagian-bagian tanaman,
Pengaturan asam-asam organik tertentu, penycsuaian pergerakan stomata dan
hubungan air didalam tanaman padi terscbut. Pupuk kalium biasanya ditambahkan
dalam bentuk aplikasi tunggal atau juga dapat ditambahkan dalam bentuk pupuk
‘campuran sclama penyiapan penycmaian (Patrick ct.al, 1985).
Ton-ion kalium berperan dalam pembentukan jaringan-jaringan penguat
(Penyokong). Hal ini penting terutama pada tanaman padi sawah karena dapattangkai daun dan buah yang kurang baik dan dapat menyebabkan daun dan buah
tanaman tersebut menjadi mudah rusak (Sosrosoedirdjo, dkk, 1992).
Menurut Muklis et.al,(1990) kalium merupakan salah satu unsur hara yang
diperlukan tanaman, kekurangan kalium pada tanaman padi menyebabkan tanaman
tumbuh tidak normal, tumbuh lebih pendek, jumlah anakan terbatas, jumlah gabah per
malai dan jumlah gabah isi per m? lebih sedikit dan peka terhadap penyakit bercak
coklat.
Penanaman yang intensif dapat _menguras unsur kalium dari dalam tanah,
terutama pada tanah berpasir sehingga pertumbuhan tanaman menjadi tidak baik,
akibat tanaman tersebut mengalami kekurangan unsur kalium. Pemberian pemupukan
K terutama dalam bentuk KCI atau KxSO, adalah sangat perlu pada suatu areal
pertanian yang sering digunakan (Bear, 1968)
Pemberian pupuk kalium pada tanaman padi dilakukan dalam dua tahap, yaitu
1/2 dosis diberikan pada saat tanam dan 1/2 dosis sisanya diberikan saat menjelang
keluar malai. Cara pemberian pupuk adalah dengan dibenamkan ke dalam tanah agar
tidak mudah larut dalam air dengan dosis pemberian pupuk K sekitar 100 kg KCV/ha
(Osman, 1996).
Tanaman Pac
Padi adalah tanaman unik karena dapat tumbuh dalam keadaan tergenang
maupun pada tanah kering dimana dinamika hara pada kedua ekosistem tersebut
berbeda. Ketersediaan air yang cukup merupakan keuntungan pada padi sawah
Produksi yang tidak stabil pada padi sawah tadah hujan dan gogo seringkali2
Produksi yang tidak stabil pada padi sawah tadah hujan dan gogo scringkali
discbabkan olch masalah kekurangan air. Ponggcnangan mcnycbabkan tanah dalam
kcadaan reduksi, oksigen menjadi berkurang dan pertukaran gas udara dan tanah
terganggu. Untuk mengatasi kckurangan oksigen, tanaman padi mempunyai jaringan
khusus berupa rongga-rongga udara, dimana udara dapat diangkut dari pucuk ke akar.
Dengan demikian kcrusakan akar karena kcadaan anacrobik dapat diatasi (Ismunadji,
dkk, 1988).
Tanaman padi memerlukan makanan (hara) untuk pertumbuhan dan
perkembangannya, Kebutuhan hara tanaman padi tidak cukup bila hanya
mengandalkan hara di dalam tanah saja, schingga harus dilengkapi dengan
pemupukan. Tujuan pemupukan terscbut adalah untuk mencukupi kebutuhan bara
tanaman padi terscbut (Anonimus, 1990).
Produksi tanaman padi ditentukan olch jumlah malai per rumpum atau
persatuan luas, kcpadatan malai, perscntasc gabah isi dan bobot 1000 butir.
Umumnya jumlah malai per rumpun ditentukan pada fase vegetatif, scdangkan
persentasc gabah isi dan bobot 1000 butir ditcntukan pada fase gencratif. Masa
gencratif yang lama mengakibatkan bertambahnya jumlah anakan. Akan tctapi
perscntase anakan yang menghasilkan malai akan cenderung menurun (Anonimus,
1983).