MANAJEMEN STRATEGIK
Penyusun :
NAMA
NIM
: AGUS SUPRIYANTO
: 2010-11-172
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Dewasa ini industri otomotif Indonesia khususnya industri sepeda motor sedang
mengalami perkembangan yang sangat pesat, yang ditandai oleh munculnya
berbagai merek produk motor baru di Indonesia. Perkembangan ini tidak hanya
didominasi oleh produsen dari Jepang tetapi juga produsen dari Cina, Amerika dan
juga Eropa seperti Italia. Hal ini menyebabkan persaingan di antara merek-merek
produk tersebut menjadi semakin ketat, khususnya produk dengan jenis yang
sama.
Di antara produk sepeda motor, jenis motor bebek 4 langkah dengan kapasitas
100110 cc merupakan produk yang digemari oleh konsumen. Hal ini karena
disamping konsumsi bahan bakarnya irit, dengan kemajuan teknologi yang ada
sepeda motor jenis ini memiliki kemampuan yang tidak kalah dibandingkan jenis
lainnya (bebek 2 langkah, 100110 cc).
Adanya persaingan yang ketat diantara merek-merek sepeda motor bebek 4
langkah 100110 cc, mengharuskan produsen sepeda motor tersebut memiliki
strategi pemasaran yang tepat dalam menghadapi pesaing-pesaingnya. Strategi
pemasaran dapat ditentukan setelah produsen mengetahui segmen dan posisi
sepeda motor yang diproduksinya.
Tulisan ini mengetengahkan hasil penelitian tentang persaingan produk sepeda
motor bebek 4 langkah 100110 cc berdasarkan segmen pasar dan posisi produk.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi produsen sepeda
motor dalam menentukan strategi pemasarannya.
1.2.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, teridentifikasi masalah sebagai
berikut :
1. Apa saja kekuatan serta kelemahan yang dimiliki oleh Perusahan ?
2. Apa saja peluang dan ancaman yang ada pada Perusahaan ?
3. Strategi apa yang harus diterapkan untuk mengatasi kelemahan dan
ancaman yang dimiliki agar tetap bisa bersaing dengan kompetitor lainnya?
1.3.
Tujuan Penulisan
mengetahui
keunggulan
serta
kelemahan
yang
dimiliki
oleh
Perusahaan.
2. Untuk mengetahui peluang dan ancaman yang ada pada Perusahaan.
3. Untuk mengetahui strategi apa yang harus diterapkan untuk mengatasi
kelemahan dan ancaman yang dimiliki agar tetap bisa bersaing dengan
kompetitor lainnya.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Analisis MP3/BCG
2.
3.
4.
Cash Cow (Kas sapi) - Sebagai pemimpin di pasar yang matang, sapi kas
menunjukkan laba atas aset yang lebih besar daripada tingkat pertumbuhan
pasar, dan dengan demikian menghasilkan uang lebih dari yang mereka
konsumsi. unit usaha tersebut harus "diperah", penggalian keuntungan dan
investasi sebagai kas sesedikit mungkin. sapi Kas memberikan uang tunai
yang diperlukan untuk mengubah tanda tanya menjadi pemimpin pasar, untuk
menutupi biaya administrasi perusahaan, untuk mendanai penelitian dan
pengembangan, untuk layanan utang perusahaan, dan untuk membayar
dividen kepada pemegang saham. Karena sapi kas menghasilkan arus kas
yang relatif stabil, nilainya dapat ditentukan dengan tingkat akurasi yang
memadai dengan menghitung nilai sekarang dari aliran kas dengan
menggunakan analisis discounted cash flow.
tingkat pertumbuhan pasar adalah hanya salah satu faktor dalam daya tarik
industri, dan pangsa pasar relatif hanya satu faktor dalam keunggulan
kompetitif. Pertumbuhan-saham matriks mengabaikan faktor lain di kedua
faktor penentu penting dari profitabilitas.
Kerangka kerja ini mengasumsikan bahwa setiap unit bisnis independen dari
yang lain. Dalam beberapa kasus, sebuah unit bisnis yang merupakan anjing
"" dapat membantu unit usaha lain mendapatkan keuntungan kompetitif.
Matriks sangat bergantung pada luasnya definisi pasar. Sebuah unit usaha
dapat mendominasi ceruk kecil, tetapi memiliki pangsa pasar yang sangat
rendah dalam industri secara keseluruhan. Dalam kasus seperti itu, definisi
pasar dapat membuat perbedaan antara anjing dan sapi kas.
hidup
produk
adalah
suatu
konsep
penting
yang
memberikan
Produk (Product Life Cycle) ini merupakan konsep yang penting dalam pemasaran
karena memberikan pemahaman yang mendalam mengenai dinamika bersaing
suatu produk. Konsep ini dipopulerkan oleh levitt (1978) yang kemudian
penggunaannya
dikembangkan
dan
diperluas
oleh
para
ahli
lainnya.
Ada berbagai pendapatan mengenai tahap tahap yang ada dalam Siklus Hidup
Produk (Product Life Cycle) suatu produk. Ada yang menggolongkannya menjadi
introduction, growth, maturity, decline dan termination. Sementara itu ada pula
yang menyatakan bahwa keseluruhan tahap tahap Siklus Hidup Produk (Product
Life Cycle) terdiri dari introduction (pioneering), rapid growth (market acceptance),
slow growth (turbulance), maturity (saturation), dan decline (obsolescence).
Meskipun demikian pada umumnya yang digunakan adalah penggolongan ke
dalam empat tahap, yaitu introduction, growth, maturity dan decline.
Menurut Basu Swastha (1984:127-132), daur hidup produk itu di bagi menjadi
empat
tahap,
yaitu
turun.
Persaingan
harga
menjadi
sangat
tajam sehingga
yang sudah kuno. Meskipun jumlah pesaing sudah berkurang tetapi pengawasan
biaya menjadi sangat penting karena permintaan sudah jauh menurun.Apabila
barang yang lama tidak segera ditinggalkan tanpa mengganti dengan barang
baru, maka perusahaan hanya dapat beroperasi pada pasar tertentu yang sangat
terbatas' Altematif-alternatif yang dapat dilakukan oleh manajemen pada saat
penjualan menurun antara lain:
a. Memperbarui barang (dalam arti fungsinya).
b. Meninjau kembali dan memperbaiki progrcm pemasaran serta program
produksiny a agar lebih efisien.
c. Menghilangkan ukuran, warna, dan model yang kurang baik.
d. Menghilangkan sebagian jenis barang untuk mencapai laba optimum pada
barang yang sudah ada.
e. Meninggalkan sama sekali barang tersebut.
BAB III
PEMBAHASAN
Analisis MP3/BCG
Langkah-langkah dalam melakukan analisis MP3/BCG, yaitu :
1. Mengumpulkan data penjualan
RODA - 2.
Tahun:
2005
Des
Jumlah
356.37 5.113.4
0
87
451.65 4.458.8
2006
4
86
392.24 4.722.5
2007
3
21
402.88 6.264.2
2008
2
65
539.59 5.884.0
2009
4
21
513.46 7.395.3
2010
1
90
448.10 7.006.2
2011
2
93
488.8
7.141.
2012
41
586
2. Mengumpulkan data perusahaan yang mau dianalisis (Honda)
1,6
5 jt
4 jt
3 jt
2 jt
1 jt
0
Kesimpulan
Cash Cow (Kas sapi) (Honda)Sebagai pemimpin di pasar yang matang,
sapi kas menunjukkan laba atas aset yang lebih besar daripada tingkat
pertumbuhan pasar, dan dengan demikian menghasilkan uang lebih dari
yang mereka konsumsi. unit usaha tersebut harus "diperah", penggalian
keuntungan dan investasi sebagai kas sesedikit mungkin. sapi Kas
memberikan uang tunai yang diperlukan untuk mengubah tanda tanya
menjadi pemimpin pasar, untuk menutupi biaya administrasi perusahaan,
untuk mendanai penelitian dan pengembangan, untuk layanan utang
perusahaan, dan untuk membayar dividen kepada pemegang saham.
Karena sapi kas menghasilkan arus kas yang relatif stabil, nilainya dapat
ditentukan dengan tingkat akurasi yang memadai dengan menghitung nilai
sekarang dari aliran kas dengan menggunakan analisis discounted cash
flow.
2. Analisis MDTI
1. Membandingkan peluang (EOE) dengan ancaman (ETE)
Hasil Tabulasi Analisis EOE
Responden Manajemen
N
Elemen Peluang
o
1
Potensi pasar produk elektronik
2
Kemudahan untuk menambah modal
3
Produk yang unik
4
Pertumbuhan pasar
5
Pasar yang baru
6
Kebijakan pemerintah
7
Hubungan dengan pemasok bahan baku
8
Aspek pasar
TOTAL
Bobot
Rating
Skor
0,15
0,12
0,12
0,14
0,11
0,10
0,14
0,13
1,01
4,20
3,45
3,40
4,00
3,00
2,70
3,80
3,55
0,63
0,41
0,41
0,56
0,33
0,27
0,53
0,46
3,61
Bobot
Rating
Skor
0,16
0,14
0,17
0,13
0,10
0,14
0,16
1,00
4,20
3,50
4,25
3,30
2,60
3,45
4,20
0,67
0,49
0,72
0,43
0,26
0,48
0,67
3,73
yang
Bobo
t
0,13
Ratin
g
3,6
0,12
3,8
0,456
Skor
Lokasi perusahaan
0,13
3,9
0,507
0,14
4,2
0,588
0,12
3,8
0,456
Lingkungan kerja
0,13
3,4
0,442
Komitmen organisasi
0,1
3,7
0,37
0,468
TOTAL
0,13
3,8
1,00
0,494
3,78
1
HASIL ANALISIS
Posisi persaingan Honda Motor
Posisi
Persaingan
Hilang Harapan
Lemah
Bertahan
Aman
Kuat
Dominan
Nilai
1,00-1,66
1,67-2,33
2,34-3,00
3,01-3,67
3,68-4,34
4,35-5,00
I
P
Tinggi
Medium
Rendah
Tinggi
IG
SG
Medium
SG
Rendah
C
A
Laba bersih PT Astra (Honda) Tahun 2008 adalah Rp. 97,064 Triliyun (A)
Laba bersih PT Astra (Honda) Tahun 2009 adalah Rp. 98,526 Triliyun (B)
Laba bersih PT Astra (Honda) Tahun 2010 adalah Rp. 129 Triliyun (C)
Laba bersih PT Astra (Honda) Tahun 2011 adalah Rp. 162,6 Triliyun (D)
250 T
200 T
150 T
100 T
50 T
2008 2009 2010 2011 2012
Harga rendah ini dapat mendorong penerimaan produk yang cepat dan
biaya promosi yang rendah.
2. Tahap Pertumbuhan (Growth)
Selama tahap pertumbuhan perusahaan menggunakan beberapa strategi untuk
mempertahankan
Meningkatkan
kualitas
produk
serta
menambahkan
keistimewaan produk baru dan gaya yang lebih baik.
a. Perusahaan menambahkan model model baru dan produk produk penyerta
(yaitu, produk dengan berbagai ukuran, rasa, dan sebagainya yang melindungi
produk utama)
b. Perusahaan memasuki segmen pasar baru.
c. Perusahaan meningkatkan cakupan distribusinya dan memasuki saluran
distribusi yang baru.
d. Perusahaan beralih dari iklan yang membuat orang menyadari produk (product
awareness advertising) ke iklan yang membuat orang memilih produk (product
preference advertising)
e. Perusahaan menurunkan harga untuk menarik pembeli yang sensitif terhadap
harga dilapisan berikutnya.
3. Tahap Kedewasaan (Maturity)
a. Perusahaan meninggalkan produk mereka yang kurang kuat dan lebih
berkonsentrasi sumber daya pada produk yang lebih menguntungkan dan
pada produk baru.
b. Memodifikasi pasar dimana perusahaan berusaha untuk memperluas pasar
untuk merek yang mapan.
c. Perusahaan
produknya.
mencoba
menarik
konsumen
yang
merupakan
pemakai
g. Strategi perbaikan model yang bertujuan untuk menambah daya tarik estetika
produk seperti model, warna, kemasan dan lain lain.
h. Menggunakan take-off strategy yang mana marupakan salah satu strategi
yang digunakan untuk mencapai fase penerimaan konsumen baru, strategi ini
dapat memperbaharui pertumbuhan pada saat produk masuk dalam
kematangan.
4. Tahap Penurunan (Decline)
a. Manambah investasi agar
persaingan yang baik.
dapat
mendominasi
atau
menempati
posisi
Kesimpulan :
Bahwa Perusahaan (Honda) pada tahap kedewasaan