Identitas penderita
Anamnesis-Riwayat penyakit
KELUHAN UTAMA
Nyeri perut dan mulut terasa pahit
Anamnesis-Riwayat penyakit
Pasien juga mengeluhkan makan maupun minum terasa pahit dan sulit
menelan sejak 10 hari yang lalu. Pasien mengeluhkan mual namun tidak
muntah. Pasien juga batuk jarang-jarang, tanpa dahak maupun darah. Saat
batuk, kepala terasa sakit. Pasien tidak demam, tidak mengalami penurunan
kesadaran, tidak sesak. Pasien mengalami penurunan berat badan 5 kg
dalam 4 minggu, keluar keringat malam (-), demam (-), pilek (-).
Kemudian pasien berobat ke puskesmas tanggul dengan rawat jalan,
namun tidak membaik. Pasien kemudian rawat inap di puskesmas tanggul
selama 5 hari dan tidak membaik.
Kemudian pasien pulang paksa beberapa hari dan kambuh lagi. Pasien
kemudian rawat inap di RS. Jatiroto dengan keluhan yang sama. Pasien
terdiagnosa tifoid dan gastritis. Kemudian pasien diperiksakan ke RSD. dr.
Soebandi dengan hasil VCT (+).
Anamnesis-Riwayat penyakit
Anamnesis-Riwayat penyakit
Anamnesis-Riwayat penyakit
RIWAYAT PENGOBATAN
Anamnesis-Riwayat pribadi
Pasien tinggal bersama istri dan seorang putra. Pasien bekerja sebagai
petani padi sekaligus penjual hasil panen lainnya yang berupa palawija.
Pendapatan yang diperoleh tiap harinya tidak tentu. Jika dirata-rata
penghasilan yang didapatkan sekitar Rp.600.000,- hingga Rp.900.000,per bulan. Penghasilannya digunakan untuk memenuhi kebutuhan
rumah tangga, dan sekolah putranya. Sedangkan istri dan putranya
tidak bekerja.
Pasien dikenal baik dan ramah oleh keluarga, kerabat dan tetangganya.
Sejak terdiagnosis penyakit tersebut, hanya istrinya saja yang
mengetahui. Sedangkan keluarga pasien lainnya termasuk putranya
tidak tahu.
Kesan : riwayat sosial baik, riwayat ekonomi kurang.
Anamnesis-Riwayat pribadi
Anamnesis-Riwayat pribadi
Anamnesis-Riwayat pribadi
RIWAYAT GIZI
Anamnesis sistem
Sistem serebrospinal : composmentis, cephalgia (-), kejang (-), penurunan
kesadaran (-), parese (-).
sistem kardiovaskular
: hipertensi (-), nyeri dada (-), palpitasi (-), dispnea (-),
bengkak di kaki (-), sesak saat aktifitas (-).
sistem pernafasan : sesak nafas (-), batuk (+) dahak (-) darah (-), pilek (-), asma
(-); batuk lama (+), dahak (-), darah (-), riwayat kontak (-),
keringat malam berlebihan (-), penurunan BB (+).
sistem gastrointestinal
: disfagia (+), odinofagia (-), mual (-), muntah (-), nyeri perut
(+) saat telat makan dan saat menghirup nafas panjang, BAB
cair (-) lendir (-) darah (-), hematochezia (-), melena (-).
sistem urogenital
: hematuri (-), nyeri BAK (-), poliuri (-).
sistem integumen : turgor kulit normal, ptechie (-), purpura (-), ekimosis (-),
sarkoma kaposi (-), scrofuloderma (-).
sistem muskuloskeletal : nyeri sendi (-), nyeri otot (-), nyeri tulang (-).
Kesan : terdapat batuk kering tanpa dahak maupun darah disertai penurunan berat badan.
Pemeriksaan fisik
PEMERIKSAAN FISIK-KHUSUS
KEPALA DAN LEHER
KEPALA
Mata
Konjungtiva
: anemis (+/+)
LEHER
Anamnesis-Riwayat pribadi
Thorax
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak nampak
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi
: redup ICS II-III PSL dextra hingga ICS IIIV MCL sinistra
Auskultasi : S S tunggal, reguler, murmur (-), gallop
1 2
(-), extra systole (-)
VENTRALIS (D/S)
Inspeksi
Bentuk : barrel chest, simetris
Retraksi : (-)
Gerakan nafas tertinggal (-)
Pelebaran ICS (+)
Palpasi
(dextra)
(sinistra)
Fremitus raba
N N
N N
N N
N N N N
N
N
Nyeri tekan (-), krepitasi (-)
Perkusi
S S
S S
S S
DORSALIS (D/S)
Bentuk : barrel chest, simetris
Retraksi : (-)
Gerakan nafas tertinggal (-)
Pelebaran ICS (+)
(dextra)
Fremitus raba
(sinistra)
N N
N N
N N
N N N N
N N N N
Nyeri tekan (-), krepitasi (-)
S S
S S
S S
Auskultasi
Suara dasar
Suara dasar
V
V
BV
V V
V
V
V
BV
V V
V
Ronkhi
V
V
BV
V V
V V
V
V
BV
V V
V V
Ronkhi
Wheezing
- - -
- - -
Wheezing
Anamnesis-Riwayat pribadi
Abdomen
tidak teraba.
Ekstremitas
Status psikiatri
Kesan umum
: berpakaian rapi, bersih, sopan, sesuai gender dan usia.
Kontak
: verbal (+), mata (+)
Kesadaran : kualitatif : non-psikotik
Kuantitatif : GCS : 4-5-6
Afek emosi : adekuat
Proses berfikir : bentuk : realistik
Arus : koheren
Isi : waham (-)
Persepsi : dalam batas normal
Kemauan
: dalam batas normal
Psikomotor : dalam batas normal
Intelegensi : dalam batas normal
Status neurologi
Kesadaran
Meningeal sign
Kaku kuduk : tidak ada
Kernig : tidak ada
Brudzinski I : tidak ada
Brudzinski II : tidak ada
Nervus cranialis : dalam batas normal
Tonus otot
Status gizi
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium (10 Desember 2010)
Jenis
pemeriksaan
Hematologi
Hasil
Nilai rujukan
Hemoglobin
8,8
13,4 17,7
Lekosit
6,8
4,3 10,3
Hematokrit
26,0
38 42 %
Trombosit
262
150 450
Bilirubin
direct
Bilirubin total
0,14
0,2 0,4
0,35
< 1,2
SGOT
16
10 35
SGPT
10
9 43
Albumin
2,5
3,4 4,8
Faal hati
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium (10 Desember 2010)
Jenis pemeriksaan
Faal ginjal
Hasil
Nilai rujukan
Kreatinin serum
BUN
Urea
Asam urat
Kadar gula darah
1,2
17
37
2,8
0,6 1,3
6 - 20
10 50
3,4 7
Sewaktu
Elektrolit
81
< 200
Natrium
Kalium
Chloride
Calsium
132,9
3,97
99,6
1,75
135 155
3,5 5,0
90 110
2,15 2,57
Resume
Pasien mengeluhkan epigastric pain dan disfagia sejak 10 hari yang lalu dengan hasil VCT
(+).
RPD: Hipertensi (-), diabetes mellitus (-), batuk lama (+), tranfusi darah (-) demam sub febris
1 tahun
RPK: (-)
RPO: terapi selama di puskesmas tanggul dan RS. Jatiroto
Pemeriksaan fisik ditemukan:
nadi : 84 x/ menit
RR : 24 x/menit
Suhu
: 36 oC
Status gizi
: baik
Pemeriksaan penunjang
: anemia, hipoalbuminemia.
Diagnosis kerja :
B24 stadium II kategori B dengan epigastrium
pain dan candidiasis oral.
Diagnosis banding :
candidiasis esofageal, ulkus peptikum, TB
paru.
Planning
PLANNING DIAGNOSTIK
Planning
PLANNING TERAPI
Infus RL : D5% = 2 : 1 (20 tpm)
Inj. Cefotaxime 1 gr
3 dd I (iv)
Inj. Antrain amp
3 dd I (iv)
Inj. Ranitidin amp 3 dd I (iv)
Planning
PLANNING MONITORING
Planning
PLANNING EDUKASI
Menjelaskan pada pasien mengenai penyakitnya,
penularan, komplikasi dan menghindari faktor-faktor
yang dapat memperberat kondisinya.
Menjelaskan pada pasien mengenai pentingnya
kontrol, dan berobat.
Memberikan motivasi kepada pasien dan keluarga.
FOLLOW UP
Kondisi pasien
10/12/2011
11/12/2011
12/12/2011
13/12/2011
14/12/2011
Keluhan
Tidak pusing,
tidak nyeri dada,
lidah terasa pahit
sudah berkurang,
perut tidak
melilit. BAB 2x
dalam batas
normal, BAK 4x
dalam batas
normal
Tidak pusing,
tidak nyeri dada,
lidah terasa pahit
sudah berkurang,
perut tidak
melilit. BAB 1x
dalam batas
normal, BAK 3x
dalam batas
normal
Tidak pusing,
tidak nyeri dada,
lidah terasa pahit
sudah berkurang,
perut tidak
melilit. BAB 2x
dalam batas
normal, BAK 4x
dalam batas
normal
Tek. darah
85/60 mmHg
90/60mmHg
90/60mmHg
80/60mmHg
80/60mmHg
Nadi
RR
84
24
68
20
76
24
80
20
80
20
Suhu tubuh
Kepala/ leher
36,5
a/i/c/d : +/-/-/-;
pembesaran KGB (-);
pernafasan cuping
hidung (-), candidiasis
oral (+)
36,4
a/i/c/d : -/-/-/-;
pembesaran KGB (-);
pernafasan cuping
hidung (-), candidiasis
oral (+)
36,5
a/i/c/d : -/-/-/-;
pembesaran KGB
(-); pernafasan
cuping hidung (-),
candidiasis oral
(+)
36,4
a/i/c/d : -/-/-/-;
pembesaran KGB
(-); pernafasan
cuping hidung (-),
candidiasis oral
(+)
36,6
a/i/c/d : -/-/-/-;
pembesaran KGB
(-); pernafasan
cuping hidung (-),
candidiasis oral
(+)
Ic tak nampak
Ic tak nampak
Ic tak nampak
Ic tak nampak
Ic tak nampak
P
P
Ic tak teraba
Redup ICS II-III PSL
dextra; hingga ICS IIIV MCL sinistra.
Ic tak teraba
Redup ICS II-III PSL
dextra; hingga ICS IIIV MCL sinistra.
Ic tak teraba
Redup ICS II-III
PSL dextra;
hingga ICS III-V
MCL sinistra.
Ic tak teraba
Redup ICS II-III
PSL dextra;
hingga ICS III-V
MCL sinistra.
Ic tak teraba
Redup ICS II-III
PSL dextra;
hingga ICS III-V
MCL sinistra.
S1S2 tunggal,
reguler, gallop (-),
extra systole (-),
murmur (-).
S1S2 tunggal,
reguler, gallop (-),
extra systole (-),
murmur (-).
S1S2 tunggal,
reguler, gallop (-),
extra systole (-),
murmur (-).
Thorax:
Cor :
I
FOLLOW UP
Kondisi pasien
Pulmo :
I
10/12/2011
11/12/2011
12/12/2011
13/12/2011
14/12/2011
Simetris, ketinggalan
gerak (-), retraksi (-).
Simetris, ketinggalan
gerak (-), retraksi (-).
Simetris,
Simetris,
Simetris,
ketinggalan gerak ketinggalan gerak ketinggalan gerak
(-), retraksi (-).
(-), retraksi (-).
(-), retraksi (-).
P
A
Sonor +/+
Vesikuler (+/+),
wheezing (-/-), rhonki
(-/-)
Sonor +/+
Vesikuler (+/+),
wheezing (-/-), rhonki
(-/-)
Fremitus raba
N/N
Sonor +/+
Vesikuler (+/+),
wheezing (-/-),
rhonki (-/-)
Abdomen
I
A
P
P
Ekstremitas
Diagnosis
Terapi
Fremitus raba
N/N
Sonor +/+
Vesikuler (+/+),
wheezing (-/-),
rhonki (-/-)
Datar
Datar
Datar
BU (+) normal 15x/menit BU (+) normal 13x/menit BU (+) normal
20x/menit
Timpani, shifting
Timpani, shifting
Timpani, shifting
dullness (-)
dullness (-)
dullness (-)
Soepel, nyeri tekan (-).
Soepel, nyeri tekan (-).
Soepel, nyeri
tekan (-).
Akral hangat +/+
Akral hangat +/+
Akral hangat +/+
Oedem -/Oedem -/Oedem -/B20 dengan susp. TB
B20 dengan susp. TB
B20 dengan
paru,disfagia,candidiasis paru,disfagia,candidiasis disfagia,candidias
oral
oral
is oral
Datar
BU (+) normal
11x/menit
Timpani, shifting
dullness (-)
Soepel, nyeri
tekan (-).
Akral hangat +/+
Oedem -/B20 dengan
disfagia,candidias
is oral
Datar
BU (+) normal
20x/menit
Timpani, shifting
dullness (-)
Soepel, nyeri tekan
(-).
Akral hangat +/+
Oedem -/B20 dengan
,disfagia,candidias
is oral
Infus RL : D5% = 2 : 1
(20 tpm)
Inj. Cefotaxime 1 gr 3
dd I (iv)
Inj. Antrain amp 3 dd I
(iv)
Inj. Ranitidin amp3 dd I
(iv)
Infus RL : D5% =
2 : 1 (20 tpm)
Inj.
cotrimoxazole 1
gr 3 dd I (iv)
Inj. Antrain amp
3 dd I (iv)
Inj.
Ranitidin
amp 3 dd I (iv)
Fluconazole 2 dd
II
Gentian violet
Infus RL : D5% =
2 : 1 (20 tpm)
Inj. cotrimoxazole
1 gr 3 dd I (iv)
Inj. Antrain amp 3
dd I (iv)
Inj. Ranitidin amp
3 dd I (iv)
Fluconazole 2 dd
II
Gentian violet
Infus RL : D5% = 2 : 1
(20 tpm)
Inj. cotrimoxazole 1 gr 3
dd I (iv)
Inj. Antrain amp 3 dd I
(iv)
Inj. Ranitidin amp 3 dd
I (iv)
Fluconazole 2 dd II
Gentian violet
Konsul paru dan klinik
VCT
Infus RL : D5% =
2 : 1 (20 tpm)
Inj.
cotrimoxazole 1
gr 3 dd I (iv)
Inj. Antrain amp
3 dd I (iv)
Inj.
Ranitidin
amp 3 dd I (iv)
Fluconazole 2 dd
II
Gentian violet
Sonor +/+
Vesikuler (+/+),
wheezing (-/-),
rhonki (-/-)
Prognosis
Dubia ad malam
Evaluasi
PEMBAHASAN
DEFINISI
ETIOLOGI
Dulu disebut :
Lymphadenopathy Associated Virus (LAV)
Human T-Lymphocyte Virus Type III (HTLVIII)
ETIOLOGI (contd)
Envelope
inti (core)
gp 160,
gp 140,
gp 120
p24,
p16,
p15
Enzim
reverse transcriptase,
integrase
protease
DIAGNOSIS
Gejala minor :
Batuk lebih dari 1 bulan
Dermatitis pruritik umum
Herpes zoster rekurens
Candidiasis oro-faring
Limfadenopati umum
Herpes simpleks diseminata
yang kronik progresif
DIAGNOSIS
Konfirmasi
Lain-lain
KLASIFIKASI
Menurut WHO (2002) manifestasi klinis
penderita HIV/ AIDS dewasa dibagi menjadi
empat stadium, yaitu:
A. Stadium I:
asimtomatik
limfadenopati generalisata persisten
Dengan penampilan klinis derajat 1:
asimtomatik dan aktifitas normal.
KLASIFIKASI (CONTD)
B. Stadium II:
penurunan berat badan < 10%
manifestasi mukoutaneus minor (dermatitis seborreic,
prurigo, infeksi jamur pada kuku, ulserasi pada mulut
berulang, cheilitis angularis)
Herpes zoster, dalam 5 tahun terakhir
Infeksi saluran nafas atas berulang (misalnya sinusitis
bakterial)
Dengan penampilan klinis derajat 2: simtomatik,
aktivitas normal.
KLASIFIKASI (CONTD)
C. Stadium III:
Penurunan berat badan > 10%
Diare kronik dengan penyebab yang tidak jelas > 1 bulan
Demam tanpa penyebab yang jelas (intermittent atau
menetap) > 1 bulan
Kandidiasis oral
Tuberkulosis paru dalam 1 tahun terakhir
Terinfeksi bakteri berat (pneumonia, piomiositis)
Dengan atau penampilan klinis derajat 3: berbaring di
tempat tidur < 50% sehari dalam satu bulan terakhir.
KLASIFIKASI (CONTD)
D. Stadium IV:
Dengan penampilan klinis derajat 4: berada di tempat tidur, > 50% setiap hari
bulan-bulan terakhir.
KLASIFIKASI (CONTD)
Klasifikasi CDC (1993) untuk penderita HIV/ AIDS.
Kategori :
A : Sindroma retroviral akut, limfadenopati generalisata
B : AIDS related complex, kandidiasis oral, kelemahan umum,
herpes zoster, neuropati perifer.
C : kandidiasis esofagus dan pulmonal, karsinoma serviks, coccidioidomycosis,
cryptosporidiosis, infeksi sitomegalovirus, ensefalopati HIV, isosporiosis,
sarkoma kaposi, limfoma maligna, tuberkulosis, pneumonia pneumokistik karinii,
salmonellosis.
Kategori
Hitung CD4
> 500 sel/mm3
200-500 sel/mm3
< 200 sel/mm3
Kondisi klinis
non A, non C
A1
A2
A3
B1
B2
B3
C1
C2
C3
PEMBERIAN ARV
Pemberian ARV pertimbangkan faktor:
sanggupkah pasien mengkonsumsi obat dalam waktu yang
tidak terbatas,
kemampuan membeli obat dalam jangka lama,
rasa kurang nyaman selama mengonsumsi obat,
pasien menginginkan penyakitnya tidak diketahui orang lain,
potensi resistensi obat,
efek samping yang tidak ringan,
jangkauan memperoleh obat, serta
saat yang tepat memulai terapi.
PEMBERIAN ARV
Rekomendasi memberikan terapi ARV menurut WHO (2002)
Bila pemeriksaan CD4 dapat 1. Klinis
stadium
IV
tanpa
dilakukan
mempertimbangkan jumlah CD4
2. Klinis stadium I, II, atau III dengan
CD4 < 200/mm3
Bila pemeriksaan CD4 tidak 1. Klinis
stadium
IV
tanpa
dapat dilakukan
mempertimbangkan jumlah limfosit
total.
2. Klinis stadium II, atau III dengan
limfosit total 1200/ mm3
PEMBERIAN ARV
Kombinasi pengobatan antiretrovirus (ARV).
Kriteria kombinasi
Sangat dianjurkan
Penghambat protease
Didanosin+lamivudin
Didanosin+stavudin
Indinavir
Indinavir+Ritonavir
Didanosin+zidovudin
Lopinavir+Ritonavir
Didanosin+Efirenz+Lamivudin/Stavudin/
Zidovudin
Lamivudin+Zidovudin
Nelfinavir
Lamivudin+stavudin
Alternatif
Zidovudin+Zalsitabin
Amprenavir
Nelfinavir+saquinavir
Ritonavir
Saquinavir
Tidak dianjurkan
Stavudin+Zidovudin
Zalsitabin+Didanosin
Pasien
(+)
(-)
Prognosis
Dubia ad malam
TERIMA KASIH