Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN KASUS

AIDS dengan Epigastric Pain dan


candidiasis oral
Dokter Pembimbing:
dr. H. Hoedojo, Sp.PD
Disusun oleh:
Dion Krismashogi D.
052010101041

Identitas penderita

Nama : Tn. Slamet H. S.


Umur : 40 thn
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SMA
Alamat : Sidomulyo Semboro
Tanggal MRS: 10 Desember 2010
Tanggal KRS : 14 Desember 2010
No. RM: 28.96.71

Anamnesis-Riwayat penyakit

KELUHAN UTAMA
Nyeri perut dan mulut terasa pahit

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Sejak 10 hari SMRS pasien mengeluhkan sakit perut dengan batuk
kering dan mulut terasa pahit. Nyeri perut hilang timbul dan muncul
terutama saat batuk dan menarik nafas panjang. Nyeri juga muncul saat
diberi makan dan tidak berkurang setelah makan maupun istirahat. Nyeri
tidak menjalar ke bagian punggung, bahu maupun lengan. Nyeri hanya
berada di ulu hati. Nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk. Pasien juga tidak
sering makan makanan yang berlemak. BAB normal, 1-2 hari sekali,
konsistensi padat, warna kuning kecoklatan, tidak berlendir, tidak
berdarah. Pasien tidak mengeluhakan nyeri dada, maupun nyeri sendi.

Anamnesis-Riwayat penyakit

Pasien juga mengeluhkan makan maupun minum terasa pahit dan sulit
menelan sejak 10 hari yang lalu. Pasien mengeluhkan mual namun tidak
muntah. Pasien juga batuk jarang-jarang, tanpa dahak maupun darah. Saat
batuk, kepala terasa sakit. Pasien tidak demam, tidak mengalami penurunan
kesadaran, tidak sesak. Pasien mengalami penurunan berat badan 5 kg
dalam 4 minggu, keluar keringat malam (-), demam (-), pilek (-).
Kemudian pasien berobat ke puskesmas tanggul dengan rawat jalan,
namun tidak membaik. Pasien kemudian rawat inap di puskesmas tanggul
selama 5 hari dan tidak membaik.
Kemudian pasien pulang paksa beberapa hari dan kambuh lagi. Pasien
kemudian rawat inap di RS. Jatiroto dengan keluhan yang sama. Pasien
terdiagnosa tifoid dan gastritis. Kemudian pasien diperiksakan ke RSD. dr.
Soebandi dengan hasil VCT (+).

Anamnesis-Riwayat penyakit

MRS: pasien mengeluhkan sakit perut di ulu


hati saat batuk, maupun menarik nafas dalam
dan disertai pusing. Perut seperti ditusuk-tusuk
dan melilit. Pasien juga mengeluhkan makan
maupun minum terasa pahit. Pasien tidak
mual, tidak muntah, tidak sesak. BAB dan
BAK dalam batas normal.

Anamnesis-Riwayat penyakit

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU.

Pasien pernah diare 2 hari selama di rawat inap di RS. Jatiroto.


Sejak 2 bulan yang lalu pasien mengeluhkan batuk kering, jarangjarang, dahak (-), darah (-), sesak (-) keringat malam (-), dan lidah
terasa pahit serta memberat saat ini. Saat batuk pasien juga
mengeluhkan pusing.
Pasien juga sering mengeluh demam subfebris hilang timbul sejak 1
tahun yang lalu.
Riwayat pemberian obat ARV (+)
Riwayat hipertensi (-)
Riwayat diabetes mellitus (-)

Anamnesis-Riwayat penyakit

Riwayat tranfusi darah (-)


Riwayat batuk lama (+)
Riwayat penyakit keluarga.
Tidak ada keluarga yang memiliki gejala yang serupa.

RIWAYAT PENGOBATAN

Pasien menerima pengobatan selama dirawat di puskesmas


tanggul dan RS. Jatiroto.

Anamnesis-Riwayat pribadi

RIWAYAT SOSIAL DAN EKONOMI.

Pasien tinggal bersama istri dan seorang putra. Pasien bekerja sebagai
petani padi sekaligus penjual hasil panen lainnya yang berupa palawija.
Pendapatan yang diperoleh tiap harinya tidak tentu. Jika dirata-rata
penghasilan yang didapatkan sekitar Rp.600.000,- hingga Rp.900.000,per bulan. Penghasilannya digunakan untuk memenuhi kebutuhan
rumah tangga, dan sekolah putranya. Sedangkan istri dan putranya
tidak bekerja.
Pasien dikenal baik dan ramah oleh keluarga, kerabat dan tetangganya.
Sejak terdiagnosis penyakit tersebut, hanya istrinya saja yang
mengetahui. Sedangkan keluarga pasien lainnya termasuk putranya
tidak tahu.
Kesan : riwayat sosial baik, riwayat ekonomi kurang.

Anamnesis-Riwayat pribadi

RIWAYAT SANITASI LINGKUNGAN.

Pasien tinggal di dalam rumah berukuran 15x6 meter, dengan 3 kamar


tidur, 1 ruang tamu, dapur dan 1 kamar mandi yang dilengkapi jamban.
Dinding rumah terbuat dari batu bata, dan berlantaikan ubin, sedangkan
bagian belakang rumah yaitu dapur berdinding anyaman bambu berlantai
semen.
Ventilasi rumah berasal dari 2 jendela ruang tamu, 1 jendela ruang tengah
dan belakang, dan 1 jendela di tiap kamar yang memiliki luas rata-rata
sekitar 40 x 60 cm. Cahaya matahari tidak dapat masuk ke setiap ruangan
rumag sehingga rumah pasien memakai genteng kaca di tengah-tengah
ruangan untuk menerangi ruangan dalam rumah. Pasien menggunakan
sumur untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi, minum, memasak, dan
mencuci. Jarak antara sumur dan septic tank sekitar 6 meter.

Anamnesis-Riwayat pribadi

Pembuangan sampah dilakukan dengan


menggunakan lubang di halaman belakang
rumah, yang berukuran 2x1 meter. Sampah
ditumpuk yang kemudian dibakar. Jarak dengan
rumah sekitar 10 meter. Pasien tidak memiliki
hewan peliharaan di belakang rumah. Halaman
depan maupun belakang rumah, tidak memiliki
tembok pagar atau tembok pembatas halaman.
Kesan : riwayat sanitasi lingkungan cukup baik.

Anamnesis-Riwayat pribadi

RIWAYAT GIZI

Pasien makan 2-3 kali dalam sehari, dan tiap porsi


habis. Menu yang dikonsumsi adalah nasi, tahu,
tempe, ikan, sayur, dan buah. Pasien jarang
mengkonsumsi ayam, maupun daging sapi atau
kambing.
Kesan : riwayat gizi kurang

Anamnesis sistem
Sistem serebrospinal : composmentis, cephalgia (-), kejang (-), penurunan
kesadaran (-), parese (-).

sistem kardiovaskular
: hipertensi (-), nyeri dada (-), palpitasi (-), dispnea (-),
bengkak di kaki (-), sesak saat aktifitas (-).

sistem pernafasan : sesak nafas (-), batuk (+) dahak (-) darah (-), pilek (-), asma
(-); batuk lama (+), dahak (-), darah (-), riwayat kontak (-),
keringat malam berlebihan (-), penurunan BB (+).

sistem gastrointestinal
: disfagia (+), odinofagia (-), mual (-), muntah (-), nyeri perut
(+) saat telat makan dan saat menghirup nafas panjang, BAB
cair (-) lendir (-) darah (-), hematochezia (-), melena (-).

sistem urogenital
: hematuri (-), nyeri BAK (-), poliuri (-).

sistem integumen : turgor kulit normal, ptechie (-), purpura (-), ekimosis (-),
sarkoma kaposi (-), scrofuloderma (-).

sistem muskuloskeletal : nyeri sendi (-), nyeri otot (-), nyeri tulang (-).
Kesan : terdapat batuk kering tanpa dahak maupun darah disertai penurunan berat badan.

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan umum (Jumat, 10 Desember 2010)


keadaan umum : lemah
kesadaran
: composmentis
vital sign
: tek. darah : 80/ 60 mmHg
nadi : 84 x/ menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 36 oC
Kulit : turgor kulit normal, ikterus (-), ptechie (-), purpura (-), ekimosis (-)
kelenjar limfe : tidak ditemukan pembesaran pada limfonodi submandibula,
leher, maupun aksila.
Otot : tonus otot dalam batas normal, atrofi (-).
Tulang
: deformitas (-)
kesan : keadaan umum lemah, kesadaran composmentis dengan hipotensi

PEMERIKSAAN FISIK-KHUSUS
KEPALA DAN LEHER
KEPALA

Bentuk : bulat lonjong, simetris


Rambut : hitam, bergelombang, tidak
mudah dicabut

Mata

Sklera: ikterus (-/-), hiperemia (-/-)

Konjungtiva
: anemis (+/+)

Oedem palpebra : (-/-)

Pupil : refleks pupil (+/+), D 2/2 mm,


leukokoria (-/-)
Hidung : sekret (-/-), bau (-), perdarahan
(-/-), pernafasan cuping hidung (-/-), odem
(-/-).

Telinga : sekret (-/-), bau (-/-), perdarahan


(-/-), odem (-/-)
Mulut
: sianosis (-), bau (-); Lidah :
kandidiasis oral (+); Faring: hiperemi;
tonsila palatina (T1 hiperemi/ T1
hiperemi).

LEHER

Kelenjar limfe : pembesaran (-/-)


Tiroid
: pembesaran (-/-)
Kaku kuduk
: (-)
JVP : 7 cm (normal)
Integumen : scrofuloderma (-)

Anamnesis-Riwayat pribadi

Thorax

Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak nampak
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi
: redup ICS II-III PSL dextra hingga ICS IIIV MCL sinistra
Auskultasi : S S tunggal, reguler, murmur (-), gallop
1 2
(-), extra systole (-)

Paru (... Contd)

VENTRALIS (D/S)
Inspeksi
Bentuk : barrel chest, simetris
Retraksi : (-)
Gerakan nafas tertinggal (-)
Pelebaran ICS (+)
Palpasi
(dextra)
(sinistra)
Fremitus raba
N N
N N
N N
N N N N
N
N
Nyeri tekan (-), krepitasi (-)
Perkusi
S S
S S
S S

DORSALIS (D/S)
Bentuk : barrel chest, simetris
Retraksi : (-)
Gerakan nafas tertinggal (-)
Pelebaran ICS (+)
(dextra)
Fremitus raba

(sinistra)

N N
N N
N N
N N N N
N N N N
Nyeri tekan (-), krepitasi (-)
S S
S S
S S

Auskultasi
Suara dasar

Suara dasar
V
V
BV
V V
V

V
V
BV
V V
V

Ronkhi

V
V
BV
V V
V V

V
V
BV
V V
V V

Ronkhi

Wheezing

- - -

- - -

Wheezing

Anamnesis-Riwayat pribadi

Abdomen

tidak teraba.
Ekstremitas

Inspeksi : datar, turgor kulit normal


Auskultasi
: bising usus (+) 15x/menit
Perkusi : timpani di seluruh abdomen
Palpasi : soepel, nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba, ginjal

Superior : akral hangat +/+, oedema -/-.


Inferior : akral hangat +/+, oedema -/-.

Integumen : tidak terdapat penyakit kulit seperti jamur, dermatitis, maupun


sarkoma kaposi
Kesan : dalam batas normal

Status psikiatri

Kesan umum
: berpakaian rapi, bersih, sopan, sesuai gender dan usia.
Kontak
: verbal (+), mata (+)
Kesadaran : kualitatif : non-psikotik
Kuantitatif : GCS : 4-5-6
Afek emosi : adekuat
Proses berfikir : bentuk : realistik
Arus : koheren
Isi : waham (-)
Persepsi : dalam batas normal
Kemauan
: dalam batas normal
Psikomotor : dalam batas normal
Intelegensi : dalam batas normal

Status neurologi

Kesadaran

Kualitatif : compos mentis


Kuantitatif : GCS 4-5-6

Meningeal sign
Kaku kuduk : tidak ada
Kernig : tidak ada
Brudzinski I : tidak ada
Brudzinski II : tidak ada
Nervus cranialis : dalam batas normal

Motorik : dalam batas normal


Kekuatan otot

Tonus otot

Ekstremitas superior : 555/555


Ekstremitas inferior : 555/555
Ekstremitas superior : 555/555
Ekstremitas inferior : 555/555

Sensorik : dalam batas normal


Autonom : BAB (+) 1 kali/hari,
kuning, padat, lendir (-), darah (-)
BAK (+) 3-4 kali/hari, bening.
Columna vertebra : dalam batas
normal

Status gizi

Berat badan (kg) : 60 kg


Tinggi Badan (m) : 1,65 m
BMI
: 22,04 (BMI normal)
BMI normal: 18,5-25,0
Kesan : berat badan dalam batas normal

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium (10 Desember 2010)
Jenis
pemeriksaan
Hematologi

Hasil

Nilai rujukan

Hemoglobin

8,8

13,4 17,7

Lekosit

6,8

4,3 10,3

Hematokrit

26,0

38 42 %

Trombosit

262

150 450

Bilirubin
direct
Bilirubin total

0,14

0,2 0,4

0,35

< 1,2

SGOT

16

10 35

SGPT

10

9 43

Albumin

2,5

3,4 4,8

Faal hati

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium (10 Desember 2010)
Jenis pemeriksaan
Faal ginjal

Hasil

Nilai rujukan

Kreatinin serum
BUN
Urea
Asam urat
Kadar gula darah

1,2
17
37
2,8

0,6 1,3
6 - 20
10 50
3,4 7

Sewaktu
Elektrolit

81

< 200

Natrium
Kalium
Chloride
Calsium

132,9
3,97
99,6
1,75

135 155
3,5 5,0
90 110
2,15 2,57

Resume

Pasien mengeluhkan epigastric pain dan disfagia sejak 10 hari yang lalu dengan hasil VCT
(+).
RPD: Hipertensi (-), diabetes mellitus (-), batuk lama (+), tranfusi darah (-) demam sub febris
1 tahun
RPK: (-)
RPO: terapi selama di puskesmas tanggul dan RS. Jatiroto
Pemeriksaan fisik ditemukan:

Keadaan umum : lemah


Kesadaran : composmentis
Vital sign : tek. darah : 80/ 60 mmHg

nadi : 84 x/ menit
RR : 24 x/menit
Suhu
: 36 oC

Kepala leher: anemis, kandidiasis oral, dan radang tonsil


Thorax
: barrel chest, pemeriksaan lainnya dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal
Ekstremitas : dalam batas normal

Status gizi
: baik
Pemeriksaan penunjang

: anemia, hipoalbuminemia.

Diagnosis kerja dan diagnosis banding

Diagnosis kerja :
B24 stadium II kategori B dengan epigastrium
pain dan candidiasis oral.
Diagnosis banding :
candidiasis esofageal, ulkus peptikum, TB
paru.

Planning
PLANNING DIAGNOSTIK

Pemeriksaan foto rontgen thorax


PA (11 Desember 2010)

Planning
PLANNING TERAPI
Infus RL : D5% = 2 : 1 (20 tpm)
Inj. Cefotaxime 1 gr
3 dd I (iv)
Inj. Antrain amp
3 dd I (iv)
Inj. Ranitidin amp 3 dd I (iv)

Planning
PLANNING MONITORING

Evaluasi tanda-tanda vital


Evaluasi komplikasi (TB paru, meningitis TB,
diare, dehidrasi)

Planning
PLANNING EDUKASI
Menjelaskan pada pasien mengenai penyakitnya,
penularan, komplikasi dan menghindari faktor-faktor
yang dapat memperberat kondisinya.
Menjelaskan pada pasien mengenai pentingnya
kontrol, dan berobat.
Memberikan motivasi kepada pasien dan keluarga.

FOLLOW UP

Kondisi pasien

10/12/2011

11/12/2011

12/12/2011

13/12/2011

14/12/2011

Keluhan

Demam (-) batuk (+)


dahak (-) darah (-),
pilek (-), sesak (-), mual
(+) muntah (-),nyeri
perut epigastrium (+),
BAB 1x, padat, kuning,
lendir(-), darah (-).
BAK 3x, kuning, @1/2
gelas aqua.

Dada sakit seperti


ditusuk-tusuk sebelah
kiri bawah; perut masih
sakit melilit, batuk (+)
kering, susah menelan
dan lidah terasa pahit.
Tidak BAB dan BAK
dalam batas normal

Tidak pusing,
tidak nyeri dada,
lidah terasa pahit
sudah berkurang,
perut tidak
melilit. BAB 2x
dalam batas
normal, BAK 4x
dalam batas
normal

Tidak pusing,
tidak nyeri dada,
lidah terasa pahit
sudah berkurang,
perut tidak
melilit. BAB 1x
dalam batas
normal, BAK 3x
dalam batas
normal

Tidak pusing,
tidak nyeri dada,
lidah terasa pahit
sudah berkurang,
perut tidak
melilit. BAB 2x
dalam batas
normal, BAK 4x
dalam batas
normal

Tek. darah

85/60 mmHg

90/60mmHg

90/60mmHg

80/60mmHg

80/60mmHg

Nadi
RR

84
24

68
20

76
24

80
20

80
20

Suhu tubuh
Kepala/ leher

36,5
a/i/c/d : +/-/-/-;
pembesaran KGB (-);
pernafasan cuping
hidung (-), candidiasis
oral (+)

36,4
a/i/c/d : -/-/-/-;
pembesaran KGB (-);
pernafasan cuping
hidung (-), candidiasis
oral (+)

36,5
a/i/c/d : -/-/-/-;
pembesaran KGB
(-); pernafasan
cuping hidung (-),
candidiasis oral
(+)

36,4
a/i/c/d : -/-/-/-;
pembesaran KGB
(-); pernafasan
cuping hidung (-),
candidiasis oral
(+)

36,6
a/i/c/d : -/-/-/-;
pembesaran KGB
(-); pernafasan
cuping hidung (-),
candidiasis oral
(+)

Ic tak nampak

Ic tak nampak

Ic tak nampak

Ic tak nampak

Ic tak nampak

P
P

Ic tak teraba
Redup ICS II-III PSL
dextra; hingga ICS IIIV MCL sinistra.

Ic tak teraba
Redup ICS II-III PSL
dextra; hingga ICS IIIV MCL sinistra.

Ic tak teraba
Redup ICS II-III
PSL dextra;
hingga ICS III-V
MCL sinistra.

Ic tak teraba
Redup ICS II-III
PSL dextra;
hingga ICS III-V
MCL sinistra.

Ic tak teraba
Redup ICS II-III
PSL dextra;
hingga ICS III-V
MCL sinistra.

S1S2 tunggal, reguler,


gallop (-), extra systole
(-), murmur (-).

S1S2 tunggal, reguler,


gallop (-), extra systole
(-), murmur (-).

S1S2 tunggal,
reguler, gallop (-),
extra systole (-),
murmur (-).

S1S2 tunggal,
reguler, gallop (-),
extra systole (-),
murmur (-).

S1S2 tunggal,
reguler, gallop (-),
extra systole (-),
murmur (-).

Thorax:
Cor :
I

FOLLOW UP

Kondisi pasien
Pulmo :
I

10/12/2011

11/12/2011

12/12/2011

13/12/2011

14/12/2011

Simetris, ketinggalan
gerak (-), retraksi (-).

Simetris, ketinggalan
gerak (-), retraksi (-).

Simetris,
Simetris,
Simetris,
ketinggalan gerak ketinggalan gerak ketinggalan gerak
(-), retraksi (-).
(-), retraksi (-).
(-), retraksi (-).

Fremitus raba N/N

Fremitus raba N/N

P
A

Sonor +/+
Vesikuler (+/+),
wheezing (-/-), rhonki
(-/-)

Sonor +/+
Vesikuler (+/+),
wheezing (-/-), rhonki
(-/-)

Fremitus raba
N/N
Sonor +/+
Vesikuler (+/+),
wheezing (-/-),
rhonki (-/-)

Abdomen
I
A
P
P
Ekstremitas
Diagnosis

Terapi

Fremitus raba
N/N
Sonor +/+
Vesikuler (+/+),
wheezing (-/-),
rhonki (-/-)

Fremitus raba N/N

Datar
Datar
Datar
BU (+) normal 15x/menit BU (+) normal 13x/menit BU (+) normal
20x/menit
Timpani, shifting
Timpani, shifting
Timpani, shifting
dullness (-)
dullness (-)
dullness (-)
Soepel, nyeri tekan (-).
Soepel, nyeri tekan (-).
Soepel, nyeri
tekan (-).
Akral hangat +/+
Akral hangat +/+
Akral hangat +/+
Oedem -/Oedem -/Oedem -/B20 dengan susp. TB
B20 dengan susp. TB
B20 dengan
paru,disfagia,candidiasis paru,disfagia,candidiasis disfagia,candidias
oral
oral
is oral

Datar
BU (+) normal
11x/menit
Timpani, shifting
dullness (-)
Soepel, nyeri
tekan (-).
Akral hangat +/+
Oedem -/B20 dengan
disfagia,candidias
is oral

Datar
BU (+) normal
20x/menit
Timpani, shifting
dullness (-)
Soepel, nyeri tekan
(-).
Akral hangat +/+
Oedem -/B20 dengan
,disfagia,candidias
is oral

Infus RL : D5% = 2 : 1
(20 tpm)
Inj. Cefotaxime 1 gr 3
dd I (iv)
Inj. Antrain amp 3 dd I
(iv)
Inj. Ranitidin amp3 dd I
(iv)

Infus RL : D5% =
2 : 1 (20 tpm)
Inj.
cotrimoxazole 1
gr 3 dd I (iv)
Inj. Antrain amp
3 dd I (iv)
Inj.
Ranitidin
amp 3 dd I (iv)
Fluconazole 2 dd
II
Gentian violet

Infus RL : D5% =
2 : 1 (20 tpm)
Inj. cotrimoxazole
1 gr 3 dd I (iv)
Inj. Antrain amp 3
dd I (iv)
Inj. Ranitidin amp
3 dd I (iv)
Fluconazole 2 dd
II
Gentian violet

Infus RL : D5% = 2 : 1
(20 tpm)
Inj. cotrimoxazole 1 gr 3
dd I (iv)
Inj. Antrain amp 3 dd I
(iv)
Inj. Ranitidin amp 3 dd
I (iv)
Fluconazole 2 dd II
Gentian violet
Konsul paru dan klinik
VCT

Infus RL : D5% =
2 : 1 (20 tpm)
Inj.
cotrimoxazole 1
gr 3 dd I (iv)
Inj. Antrain amp
3 dd I (iv)
Inj.
Ranitidin
amp 3 dd I (iv)
Fluconazole 2 dd
II
Gentian violet

Sonor +/+
Vesikuler (+/+),
wheezing (-/-),
rhonki (-/-)

Prognosis

Dubia ad malam

Evaluasi

Usulan : endoscopy abdomen, konsul dokter


spesialis paru (susp.TB paru), cek CD4 dan
pertimbangan memulai pemberian ARV
Hasil :
Paru : tidak ada terapi khusus (hasil foto negatif)
Klinik VCT : adherence terapi baru dapat dimulai
tanggal 21/12/2010
Pemeriksaan endoskopi dan hitung CD4 tidak
dilakukan.

PEMBAHASAN

DEFINISI

AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome)


merupakan sekumpulan gejala penyakit yg
menunjukkan kelemahan/kerusakan yg didapat
dari faktor luar & bukan bawaan yang sejak
lahir atau kumpulan gejala-gejala penyakit
infeksi atau keganasan tertentu yang timbul
sebagai akibat menurunnya daya tahan tubuh
atau kekebalan penderita.

ETIOLOGI

Human Immunodeficiency Virus (HIV)

Dulu disebut :
Lymphadenopathy Associated Virus (LAV)
Human T-Lymphocyte Virus Type III (HTLVIII)

ETIOLOGI (contd)

Envelope

inti (core)

gp 160,
gp 140,
gp 120
p24,
p16,
p15

Enzim

reverse transcriptase,
integrase
protease

DEPLESI SEL LIMFOSIT CD4+

DIAGNOSIS

Pada suatu WHO Workshop yang diadakan di Bangui, Republik Afrika


Tengah, 2224 Oktober 1985
AIDS pada dewasa 2 gejala mayor & 1 gejala minor dan tidak terdapat
sebab-sebab imunosupresi yang diketahui seperti kanker, malnutrisi berat,
atau etiologi lainnya.
Gejala mayor :
Penurunan berat badan lebih
dari 10%
Diare kronik lebih dari 1 bulan
Demam lebih dari 1 bulan
(kontinu atau intermiten).

Gejala minor :
Batuk lebih dari 1 bulan
Dermatitis pruritik umum
Herpes zoster rekurens
Candidiasis oro-faring
Limfadenopati umum
Herpes simpleks diseminata
yang kronik progresif

DIAGNOSIS

Tes diagnostik untuk infeksi HIV


Skrining

Enzyme-linked immunoassay (EIA, ELISA) untuk HIV-1,


HIV-2, atau keduanya aglutinasi Latek untuk HIV-1

Konfirmasi

Western blot (WB) untuk HIV-1 dan HIV-2 Indirect


immunofluorescence antibody assay (IFA) untuk HIV-1
Radioimmunoprecipitation antibody assay (RIPA) untuk
HIV-1

Lain-lain

ELISA untuk HIV-1 p24 antigen Polymerase Chain Reaction


(PCR) untuk HIV-1

KLASIFIKASI
Menurut WHO (2002) manifestasi klinis
penderita HIV/ AIDS dewasa dibagi menjadi
empat stadium, yaitu:
A. Stadium I:
asimtomatik
limfadenopati generalisata persisten
Dengan penampilan klinis derajat 1:
asimtomatik dan aktifitas normal.

KLASIFIKASI (CONTD)
B. Stadium II:
penurunan berat badan < 10%
manifestasi mukoutaneus minor (dermatitis seborreic,
prurigo, infeksi jamur pada kuku, ulserasi pada mulut
berulang, cheilitis angularis)
Herpes zoster, dalam 5 tahun terakhir
Infeksi saluran nafas atas berulang (misalnya sinusitis
bakterial)
Dengan penampilan klinis derajat 2: simtomatik,
aktivitas normal.

KLASIFIKASI (CONTD)
C. Stadium III:
Penurunan berat badan > 10%
Diare kronik dengan penyebab yang tidak jelas > 1 bulan
Demam tanpa penyebab yang jelas (intermittent atau
menetap) > 1 bulan
Kandidiasis oral
Tuberkulosis paru dalam 1 tahun terakhir
Terinfeksi bakteri berat (pneumonia, piomiositis)
Dengan atau penampilan klinis derajat 3: berbaring di
tempat tidur < 50% sehari dalam satu bulan terakhir.

KLASIFIKASI (CONTD)
D. Stadium IV:

HIV wasting syndrome


Pneumonia pneumocystic carinii
Infeksi toksoplasmosis di otak
Diare : cryptosporidiosis > 1 bulan
Infeksi sitomegalovirus
Infeksi Herpes simpleks, maupun
mukokutaneus > 1 bulan.
Infeksi mikosis (histoplasmosis,
coccidioidomycosis)

Kandidiasis esofagus, trakea,


bronkus maupun paru.
Infeksi mikobakteriosis atypical
Sepsis
Tuberkulosis ekstrapulmoner
Limfoma maligna
Sarkoma kaposi
Ensepalopati HIV

Dengan penampilan klinis derajat 4: berada di tempat tidur, > 50% setiap hari
bulan-bulan terakhir.

KLASIFIKASI (CONTD)
Klasifikasi CDC (1993) untuk penderita HIV/ AIDS.
Kategori :
A : Sindroma retroviral akut, limfadenopati generalisata
B : AIDS related complex, kandidiasis oral, kelemahan umum,
herpes zoster, neuropati perifer.
C : kandidiasis esofagus dan pulmonal, karsinoma serviks, coccidioidomycosis,
cryptosporidiosis, infeksi sitomegalovirus, ensefalopati HIV, isosporiosis,
sarkoma kaposi, limfoma maligna, tuberkulosis, pneumonia pneumokistik karinii,
salmonellosis.
Kategori
Hitung CD4
> 500 sel/mm3
200-500 sel/mm3
< 200 sel/mm3

infeksi HIV asimtomatis,


akut (primer), PGL

Kondisi klinis
non A, non C

Indikator kondisi AIDS

A1
A2
A3

B1
B2
B3

C1
C2
C3

HUBUNGAN TEORI - PASIEN

Pada kasus ini hanya didapatkan data sebagai berikut:


Pasien mengalami penurunan berat badan sekitar 7 %, dengan keluhan
sering demam subfebris sejak 1 tahun yang lalu, terdapat infeksi saluran
nafas berupa batuk kering sejak 2 bulan yang lalu dengan hasil
gambaran foto rontgen paru negatif untuk TB paru. Diare tanpa sebab
yang jelas hanya selama 2 hari dan sembuh. Pasien juga menderita
candidiasis oral, sedangkan pada integumen tidak ditemukan manifestasi
dari penyakit jamur, herpes, gangguan perdarahan maupun sarkoma
kaposi. Pemeriksaan perhitungan CD4 maupun ELISA tidak dilakukan,
namun hanya pemeriksaan VCT dengan hasil positif. Aktivitas seharihari tidak terganggu.
Sehingga pada pasien ini hanya meliputi 1 gejala mayor dengan 2 gejala
minor. Berdasarkan data yang didapatkan, pasien masuk kriteria stadium
II, dengan kategori Bx.

PEMBERIAN ARV
Pemberian ARV pertimbangkan faktor:
sanggupkah pasien mengkonsumsi obat dalam waktu yang
tidak terbatas,
kemampuan membeli obat dalam jangka lama,
rasa kurang nyaman selama mengonsumsi obat,
pasien menginginkan penyakitnya tidak diketahui orang lain,
potensi resistensi obat,
efek samping yang tidak ringan,
jangkauan memperoleh obat, serta
saat yang tepat memulai terapi.

PEMBERIAN ARV
Rekomendasi memberikan terapi ARV menurut WHO (2002)
Bila pemeriksaan CD4 dapat 1. Klinis
stadium
IV
tanpa
dilakukan
mempertimbangkan jumlah CD4
2. Klinis stadium I, II, atau III dengan
CD4 < 200/mm3
Bila pemeriksaan CD4 tidak 1. Klinis
stadium
IV
tanpa
dapat dilakukan
mempertimbangkan jumlah limfosit
total.
2. Klinis stadium II, atau III dengan
limfosit total 1200/ mm3

PEMBERIAN ARV
Kombinasi pengobatan antiretrovirus (ARV).
Kriteria kombinasi
Sangat dianjurkan

Penghambat Reverse transcriptase

Penghambat protease

Didanosin+lamivudin
Didanosin+stavudin

Indinavir
Indinavir+Ritonavir

Didanosin+zidovudin

Lopinavir+Ritonavir

Didanosin+Efirenz+Lamivudin/Stavudin/
Zidovudin
Lamivudin+Zidovudin

Nelfinavir

Lamivudin+stavudin
Alternatif

Zidovudin+Zalsitabin

Amprenavir
Nelfinavir+saquinavir
Ritonavir
Saquinavir

Tidak dianjurkan

Stavudin+Zidovudin
Zalsitabin+Didanosin

Sumber: US. Deportment


of Health and Human Services. Guidelines for the use of
Zalsitabin+Lamivudin
antiretroviral agents in hiv-infected adults and adolescents. MMWR 2001; 50: 1-1152.
Zalsitabin+Stavudin

HUBUNGAN TEORI - PASIEN

Pada saat pemeriksaan hingga KRS, pasien


masih belum mendapatkan ART
Pemberian ART direncanakan 1 minggu
setelah KRS (21 Desember 2011)

Pengobatan infeksi oportunistik pada


pasien HIV/ AIDS.
Patogen
Teori
Candida
Pilihan :
vagina/
- flukonazol 100-200 mg/hari
oropharygeal Altematif :
- itrakonazo1200 mg/hari

Pasien
(+)
(-)

Prognosis

Dubia ad malam

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai