1 DEFINISI
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat
gangguan fungsi otak fokal (global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau
lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular .
Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi karena pembuluh darah di otak pecah
sehingga timbul iskhemik dan hipoksia di hilir. Penyebab stroke hemoragi antara lain: hipertensi,
pecahnya aneurisma, malformasi arteri venosa. Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas
atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya menurun.
Stroke hemoragik adalah pembuluh darah otak yang pecah sehingga menghambat aliran
darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan kemudian
merusaknya.
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa stroke hemoragik adalah salah satu jenis stroke
yang disebabkan karena pecahnya pembuluh darah di otak sehingga darah tidak dapat mengalir
secara semestinya yang menyebabkan otak mengalami hipoksia dan berakhir dengan
kelumpuhan.
2.2 EPIDEMIOLOGI
Stroke merupakan penyebab kematian ketiga dan penyebab utama kecatatan. Sekitar 0,2
% dari populasi barat terkena stroke setiap tahunnya yang sepertiganya akan meninggal pada
tahun berikutnya dan sepertiganya bertahan hidup dengan kecacatannya, dan sepertiganya
sisanya dapat sembuh kembali seperti semula. Dari keseluruhan data di dunia , ternyata stroke
sebagai penyebab kematian mencapai 9 % ( sekitar 4 juta ). Dari total kematian pertahunnya.
Insiden kejadian stroke di amerika serikat yaitu 500.000 pertahunnya. Dimana 10-15 %
merupakan stroke hemorrhagic khususnya perdarahan intra serebral. Mortalitas dan morbiditas
pada stroke hemorrhagic lebih berat daripada stroke ischemic. Dilaporkan hanya 20 % pasien
yang mendapat kemandirian fungsionalnya. Selain itu ada sekitar 40 % - 80 % yang akhirnya
meninggal pada 30 hari pertama setelah serangan dan sekitar 50 % meninggal pada 48 jam
pertama. Penelitian menunjukkan dari 251 penderita stroke ada 47 % wanita dan 53 % laki-laki
dengan rata-rata umur 69 tahun ( 78 % lebih dari 60 tahun ). Pasien dengan umur lebih dari 75
tahun dan berjenis kelamin laki-laki autcome yang lebih buruk.
2.3 ETIOLOGI
Penyebab perdarahan otak terjadi :
1. Aneurisma Berry, biasanya defek kongenital.
2. Aneurisma fusiformis dari atherosklerosis. Atherosklerosis adalah mengerasnya pembuluh
darah serta berkurangnya kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh darah. Dinding arteri
menjadi lemah dan terjadi aneurisma kemudian robek dan terjadi perdarahan
3. Aneurisma myocotik dari vaskulitis nekrose dan emboli septis.
4. Malformasi arteriovenous, adalah pembuluh darah yang mempunyai bentuk abnormal, terjadi
hubungan persambungan pembuluh darah arteri, sehingga darah arteri langsung masuk vena,
menyebabkan mudah pecah dan menimbulkan perdarahan otak.
5. Ruptur arteriol serebral, akibat hipertensi yang menimbulkan penebalan dan degenerasi
pembuluh darah.
kronis
mengakibatkan
perubahan
struktur
dinding
permbuluh
darah
2.5.1
2.6
GEJALA KLINIS
pecahnya aneurisma. Aneurisma yang pecah dapat menyebabkan sakit kepala, tibatiba parah dan mencapai puncak dalam beberapa detik. Hal ini sering diikuti dengan
kehilangan kesadaran singkat.
Dalam waktu 24 jam darah dan cairan cerebrospinal disekitar otak
mengiritasi lapisan jaringan yang menutupi otak menyebabkan leher kaku dan sakit
kepala terus sering dengan muntah , pusing, dan nyeri pinggang.
Sekitar 25 % dari orang yang mengalami gejala-gejala
yang
PIS
PSA
Non Hemoragik
Defisit fokal
Berat
Ringan
Berat ringan
Onset
Menit/jam
1-2 menit
Pelan (jam/hari)
Nyeri kepala
Hebat
Sangat Hebat
Ringan
Muntah
pada
awalnya
Sering
Sering
otak
Hipertensi
Hampir selalu
Biasanya tidak
Sering kali
kesadaran
Ada
Ada
Tidak ada
Kaku kuduk
Jarang
Ada
Tidak ada
Penurunan
Sering
dari
Hemiparesis
awal
Gangguan bicara
Bisa ada
Jarang
Sering
LCS
Berdarah
Berdarah
Jernih
Tidak ada
Bisa ada
Tidak ada
Paresis/Gangguan N
III
Gejala
klinis
Onset penyakit berupa nyeri kepala mendadak seperti meledak, dramatis, berlangsung dalam 1
detik
sampai
menit.
Vertigo, mual, muntah, banyak keringat, mengigil, mudah terangsang, gelisah dan kejang.
Dapat ditemukan penurunan kesadaran dan kemudian sadar dalam beberapa menit sampai
beberapa
jam.
Dijumpai
gejala-gejala
rangsang
meningen
Gangguan fungsi otonom berupa bradikardi atau takikardi, hipotensi atau hipertensi, banyak
keringat, suhu badan meningkat, atau gangguan pernafasan.
2.7 DIAGNOSIS DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnosis stroke dapat ditegakkan berdasarkan riwayat dan keluhan utama pasien. Dan
beberapa gejala atau tanda yang mengarah pada stroke hemorrhagic.
Bagian dari pemeriksaan fisik yang menjadi standar adalah penggunaan skala stroke. The
American Heart Association telah mempublikasikan suatu pedoman pemeriksaan sistem saraf
untuk membantu penyedia perawatan menentukan berat ringannya stroke dan apakah
intervensi agresif mungkin diperlukan. Penggunaan skor stroke untuk membedakan stroke
iskemik dan yang mana stroke hemoragik dengan menggunakan skor stroke siriraj
Angiografi cerebral
Membantu menentukan penyebab dari stroke secara spesifik seperti perdarahan
arteriovena atau adanya ruptur dan untuk mencari sumber perdarahan seperti aneurism atau
malformasi vaskular.
Lumbal pungsi
Tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada cairan lumbal menunjukkan
adanya hemoragi pada subarakhnoid atau perdarahan pada intrakranial.
2.8 PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan untuk stroke hemoragik, antara lain:
1. Menurunkan kerusakan iskemik cerebral
Infark cerebral terdapat kehilangan secara mantap inti central jaringan otak, sekitar
daerah itu mungkin ada jaringan yang masih bisa diselematkan, tindakan awal difokuskan untuk
menyelematkan sebanyak mungkin area iskemik dengan memberikan O2, glukosa dan aliran
darah yang adekuat dengan mengontrol / memperbaiki disritmia (irama dan frekuensi) serta
tekanan darah.
2. Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK
Dengan meninggikan kepala 15-30 menghindari flexi dan rotasi kepala yang berlebihan,
pemberian dexamethason.
3. Pengobatan
a.
Anti koagulan: Heparin untuk menurunkan kecederungan perdarahan pada fase akut.
b.
c.
4. Penatalaksanaan Pembedahan
2.9 KOMPLIKASI
Peningkatan tekanan intracranial dan herniasi adalah komplikasi paling ditakutkan pada
perdarahan intraserebral. Perburukan edeme serebri sering mengakibatkan deteoriasi pada
24-48 jam pertama. Perdarahan awal juga berhubungan dengan deteorisasi neurologis, dan
perluasan dari hematoma tersebut adalah penyebab paling sering deteorisasi neurologis
dalam 3 jam pertama. Pada pasien yang dalam keadaan waspada 25 % mengalami penurunan
kesadaran dalam 24 jam pertama. Kejang dalam stroke dapat muncul. Selain dari hal yang
disebutkan diatas stroke sendiri adalah penyebab utama dari disabilitas permanen
2.10 PROGNOSIS
Prognosis bervariasi pada tingkat keparahan stroke dan lokasi serta ukuran dari
perdarahan , score dari scala ,Glasgow yang rendah berhubungan dengan prognosis yang lebih
buruk dan mortalitas yang lebih tinggi. Apabila terdapat volume darah yang besar dan
pertumbuhan dari volume hematoma , prognosis biasanya buruk dan outcome fungsional sangat
buruk dengan tingkat mortalitas yang tinggi adanya darah dalam ventrikel bisa meningkatkan
resiko kematian 2x lipat.
Pasien yang menggunakan koagulasi oral yang berhubungan dengan perdarahan
intraserebral juga memiliki outcome fungsional yang buruk dan mortalitas yang tinggi
2.10
PENCEGAHAN
Pencegahan primer pada stroke meliputi upaya mempebaiki gaya hidup dan
mengatasi berbagai factor resiko. Upaya ini ditujukan pada orang sehat maupun kelompok
resiko tinggi yang belum pernah terserang stroke.
Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan anatra lain:
Megatur pola makan yang sehat
Melakukan olaraga yang teratur
Menghentiakn rokok
Menghindari minum alcohol dan penyalahgunaan obat
Memelihara berat badan yang layak
factor resiko yang tidak dapat dimodifikasi dan pengendalian factor resiko yang dapat
dimodifikasi seperti Hipertensi, Diabetes mellitus, riwayat TIA, Dislipidemia, dan
sebagainya.