Anda di halaman 1dari 6

DEMAM DENGUE

Diajukan dalam memenuhi salah satu tugas case report session

DISUSUN OLEH:
IRMA SUWANDI SADIKIN
ANDARU NOOR FAUZI
MOHD HAFEEZ BIN MOHD RAFEE
GAN EE XIAN
CHERYL SHAINE JENN LINUS

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


PADJADJARAN

Tanggal pemeriksaan : Selasa, 16 Februari 2015


Tempat : Ruang Perawatan Kenanga kelas 3
I.

II.
III.

Identitas
a. Pasien
Nama : Ryan Hermawan
Jenis kelamin : laki-laki
Tanggal lahir : 13 November 2007 (7 tahun 3 bulan)
b. Orang tua pasien :
Nama : Ibu jubaedah
Usia: 32 tahun
Alamat: Sukaraja, Bandung
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Pendidikan terakhir: SMP
Pekerjaan Suami:buruh bangunan
Penanggung biaya: SKTM
Keluhan Utama: Pendarahan gusi
Alloanamnesis :
Sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit penderita dikeluhkan mengalami
pendarahan pada gusi. Pendarahan terjadi sebanyak 6-8 kali sehari dengan jumlah sekali
pendarahan sekitar 1-2 sendok teh. Keluhan disertai panas badan 10 hari sebelum masuk
rumah sakit. Panas badan meningkat 5 hari sebelum masuk rumah sakit. Penderita
diberikan obat warung penurun panas, yang menurunkan panas untuk sementara, namun
setelah beberapa jam panas tubuh kembali naik. Keluhan juga disertai dengan timbulnya
bintik bintik merah di daerah dada kanan penderita. Keluhan tidak disertai dengan kejang,
penurunan kesadaran, batuk, sesak napas, maupun gangguan BAK / BAB, namun
dirumah sakit warna BAB penderita menjadi hitam.
Karena keluhannya, penderita dibawa ke Rumah Sakit Dustira dan didiagnosa
namun karena ketiadaan ruang perawatan penderita dirujuk ke Rumah Sakit Hasan
Sadikin.
Penderita baru pertama kali mengalami keluhan seperti ini
Penderita adalah anak ke 5 dari 5 bersaudara dari seorang ibu G0P4A0 dengan
kehamilan tidak cukup bulan yaitu 8 bulan 2 minggu dengan persalinan normal yang
dibantu oleh bidan. Ketika lahir penderita tidak langsung menangis, penderita lahir
dengan berat badan 2700 gram dan panjang badan tidak diketahui. Anak pertama sampai

anak ketiga lahir tidak cukup bulan. Ibunya pun hanya memakan vitamin yang diberikan
oleh bidan.
Lingkungan rumah penderita menurut ibunya cukup bersih, dengan ventilasi yang
cukup. Dirumah sering terdapat nyamuk sepanjang hari. Tidak ada fogging di lingkungan
rumah dalam 3 bulan terakhir. Tidak ada anggota keluarga maupun tetangga dan orang di
lingkungan sekitar rumah yang mengalami keluhan serupa. Tidak ada tetangga yang
sedang ataupun telah menjalani rawat inap dirumah sakit.
Menurut ibunya pertumbuhan dan perkembangannya normal sebagai anak semestinya
sampai sebelum sakit. Penderita pun sudah mendapatkan lima imunisasi dasar lengkap dari bcg
hingga campak, namun sebelum mendapatkan imunisasi campak penderita mengalami campak
terlebih dahulu.

IV.

Pemeriksaan Fisis
KU: CM, sakit berat
Tanda vital :
Suhu: 37,1 C
Tensi: 110/70
RR: 30x/mnt
Nadi: 100 bpm
Antropometri
LK: 43 cm
PB: 75 cm
BB: 6,2 Kg
BB/U: <-3 SD (underweight)
PB/U: -1 SD
BB/PB: <-3 SD (severely wasting)
Kepala : Rambut hitam, distribusi rata, tidak mudah dicabut
Kelopak mata cekung
Konjungtiva anemis
Sklera tak ikterik
Subconjuctival bleeding (-)
Mukosa lidah dan bibir basah
PCH (-), epistaxis (-)
Leher : KGB tidak teraba
Retraksi suprasternal (-)
Thoraks : Bentuk dan gerak simetris
Retraksi intercostal (-)
C/BJ murni regular
Vocal fremitus Ki = Ka
P/ sonor VBS kiri=kanan
VBS Ki = Ka
Crackles (-/-), Wheezing (-/-)

Abdomen: Cembung
Bising usus 10x/min
Hepar : Teraba 5cm dibawah arcus costarum
Lien:Tidak teraba
Ekstrimitas :

V.

VI.
VII.

VIII.

IX.

akral hangat
Capilari refil < 2
Edema (-)
Lesi kulit (+)

Laboratorium
Darah:
Hb= 5,6 g/dl ()
Ht: 17%
Leukocyte: 113.500/mm3
Tr: 4.000/mm3
Diagnosis kerja
Demam Dengue + KEP + Leukemia
Rencana terapi
Istirahat
Banyak minum air
Terapi yang telah diberikan
Rehidrasi dengan resomal 10 cc/kg, 60 cc tiap 1 jam
Resomal 50-100cc tiap muntah/mencret
Cotrimoksazole sirup x1 cth PO
INH 1x 75 mg PO
Rifampicin 1x 100 PO
PZA 1x250 mg PO
KQ pulvus 3x150 mg PO
Multivitamin syrup 2x1 cth PO
Diet 600 kkal tdd makanan biasa 3x susu 2x
Prognosa
Advitam : dubia admalam
Adfunctionam : duubia admalam
Senasionam:dubia admalam

Pembahasan
I.

Diagnosa : Demam Dengue + KEP + Leukemia

Diagnosa yang disimpulkan berdasarkan beberapa pernyatan atau keluhan yang diderita
oleh pasien yang mengarahkan ke diagnosa tersebut yaitu,
1. Keluhan utama adalah riwayat pendarahan gusi, bintik merah di dada kanan, dan BAB
berdarah merupakah manisfestasi pendarahan yang termasuk salah satu kriteria diagnosis
probable demam dengue.
2. Keluhan disertai dengan panas badan yang tinggi 5 hari sebelum masuk rumah sakit, yang
turun setelah pemberian obat warung penurun demam namun kembali tinggi beberapa jam
kemudian
3. Keluhan juga disertai dengan nyeri otot dan tulang, serta nyeri kepala. Pemeriksaan
penunjang menunjukkan hitung trombosit 4000/mm3 (N: 150-450 X 103/ mm3). Trombosit
secara fisiologis berpengaruh dalam proses pembekuan darah. Nilai trombosit yang rendah
menyebabkan pembekuan darah sulit terjadi, akibatnya timbul manifestasi pendarahan.

Keluhan nyeri yang dialami penderita, serta nilai trombosit kurang dari 150.000/mm 3 juga
termasuk kriteria diagnosis probable demam dengue
4. Kriteria diagnosis probable demam dengue adalah demam akut dengan 2 atau lebih keluhan
berupa nyeri kepala, nyeri retro-orbital, myalgia, arthralgia, ruam, manifestasi perdarahan,
leukopenia (<=5.000/mm3), trombositopenia (<150.000/mm3), dan peningkatan hematokrit 510%. Penderita mengalami demam akut disertai keluhan nyeri kepala, myalgia, arthralgia,
manifestasi pendarahan, dan trombositopenia sehingga di diagnosis demam dengue
5. Kriteria diagnosis confirmed

Reference :
1.
2.
3.
4.

Pedoman diagnosis dan terapi ilmukesehatan anak edisi ke 5


Nelson pediatric edisi ke 18
Harrison internal medicine 18 edition
Kar BR, Rao SL, Chandramouli BA. Cognitive development in children with chronic
protein energy malnutrition. Behavioral and brain functions : BBF. 2008;4:31.
5. Pedoman pelayanan anak gizi buruk kementrian kesehatan republic Indonesia 2011
6. Warsito O, Khomsan A, Hernawati N, Anwar F. Relationship between nutritional status,
psychosocial stimulation, and cognitive development in preschool children in Indonesia.
Nutr Res Pract. 2012;6(5):4517.

Anda mungkin juga menyukai