ABORTUS INKOMPLIT
Disusun oleh:
Kelompok 1 PSPD OBGYN
Preceptor:
Triana Indrijanie, dr., Sp.OG
PSPD Departemen Obstetri dan Ginekologi
RSUD Majalaya
Periode 10-16 April 2016
I.
II.
KETERANGAN UMUM
Nama Lengkap
: Ny. K
Usia / Jenis Kelamin
: 44 tahun / perempuan
Alamat
: Ati Rampe RT/RW 02/15, Majalaya, Bandung
Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
Agama
: Islam
Status Perkawinan
: Kawin
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Perdarahan jalan lahir
Anamnesis
Seorang ibu G4P1A0 merasa hamil 2 bulan datang dengan keluhan perdarahan dari jalan lahir.
Perdarahan dirasakan sejak 1 hari SMRS. Perdarahan membasahi 2 pembalut. Pasien juga mengakui
terdapat benda seperti daging yang keluar bersama darah dari jalan lahir sebanyak 1x. Keluhan keluar
gelembung-gelembung seperti telur ikan disangkal. Keluhan disertai dengan mulas. Tidak ada keluhan
panas badan, dan rasa nyeri pada perut. Riwayat trauma, paparan radiasi, dan konsumsi obat-obatan
disangkal pasien. Pasien tidak memelihara binatang di rumah. Pasien mengaku kontrol 1x ke puskesmas
pada saat pemeriksaan kehamilan pertama kali.
Anamnesis Tambahan :
Pasien telah dirawat di ruang VK RSUD Majalaya selama 1 hari, dan telah dipasang alat untuk
membuka leher rahim.
III.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Tampak sakit sedang, Kesadaran Compos Mentis
BB/TB
: tidak dilakukan
Tensi
: 110/80 mmHg
Nadi
: 80x/menit
Respirasi
: 20x/menit
Suhu
: 36,5o C
Mata
Jantung
Paru
Abdomen
Hepar
Lien
Ekstremitas
Menikah :
, 22 tahun
, 22 tahun
: konjungtiva anemis
: BJ S1 S2 (+) murni reguler
: sonor, VBS ki=ka, Rh -/-, Wh -/: Datar, lembut. Massa (-), nyeri tekan (-), pekak samping (-), pekak pindah (-)
: Tidak teraba membesar
: Tidak teraba membesar
: Edema -/-, Varises -/-, Refleks fisiologis : +/+
Kontrasepsi
Kehamilan Sekarang
- HPHT: 15/2/2016
: suntik, tahun 2000 s/d 2005, berhenti karena ingin punya anak
: G4P3A0
- Siklus Haid
- PNC
Riwayat obstetric:
Kehamilan 1: Bidan, spontan, aterm, 2700 gr, P, hidup
Kehamilan 2: Bidan, spontan, aterm, 3000 gr, P, hidup
Kehamilan 3: Bidan, spontan, aterm, 3200 gr, P, hidup
Kehamilan 4: Hamil ini
IV.
V.
VI.
VII.
PEMERIKSAAN LUAR
Fundus uteri
: 2 jari di atas simfisis
PEMERIKSAAN DALAM
V/V
: t.a.k
Portio
: Tebal, lunak
Pembukaan
: 1 jari
Pemeriksaan inspekulo : Fluksus (+), terlihat jaringan
DIAGNOSIS : Abortus inkomplit
PENATALAKSANAAN
Rencana Kuretase
Observasi KU, TNRS
PEMBAHASAN
PENDAHULUAN
Salah satu komplikasi terbanyak pada kehamilan ialah terjadinya perdarahan. Perdarahan
dapat terjadi pada setiap usia kehamilan. Pada kehamilan muda sering dikaitkan dengan
kejadian abortus, kehamilan ektopik terganggu, dan mola hidatidosa.
Perdarahan pada kehamilan muda dikenal beberapa istilah sesuai dengan pertimbangan
masing-masing, tetapi setiap kali kita melihat terjadinya perdarahan pada kehamilan kita
harus selalu berfikir tentang akibat dari perdarahan ini yang menyebabkan kegagalan
kelangsungan kehamilan itu sendiri.
DEFINISI
Berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat hidup di dunia luar. Dengan batasan usia <
20 minggu dan berat janin < 500 gram.
ETIOLOGI
a. Faktor genetik : mendelian, multifactor, Robertsonian, dan resiprokal.
b. Peneyebab anatomik (malformasi uterus) : anomaly duktus Mulleri, septum uterus,
uterus bikornis, inkompetensi serviks uterus, mioma uteri, dan sindroma asherman.
c. Faktor imunologis : seperti ketidakcocokan system HLA
d. Infeksi
- Virus : Rubella, sitomegalovirus, HIV, virus herpes simpleks, hepatitis, dll
- Bakteri : Klamidia trakomatis, Mikoplasma hominis, Liesteria monositogenes, dll
- Parasit : Toxoplasma gondii, Plasmodium falsiparum
- Spirokaeta : Treponema pallidum
e. Hematologik : defek plasentasi, mikrotrombi pada plasenta.
f. Faktor hormonal : progesterone rendah
g. Faktor eksternal
- Radiasi
- Obat-obatan : antagonis asam folat
- Bahan kimia : arsen dan benzene
PATOGENESIS
Abortus biasanya didahului dengan kematian janin diikuti perdarahan desidua basalis.
Selanjutnya akan terjadi nekrosis pada bagian implantasi, infiltrasi sel peradangan akut
dan perdarahan pervaginam. Buah kehamilan yang telah mati dianggap sebagai benda
asing dan memicu kontraksi uterus sehingga terjadi eksplusi. Perlu ditekankan bahwa
pada abortus spontan, kematian embrio biasanya terjadi paling lama 2 minggu sebelum
perdarahan. Oleh karena itu, pengobatan untuk mempertahankan janin tidak layak
dilakukan jika telah terjadi perdarahan banyak karena abortus tidak dapat dihindari.
KLASIFIKASI
a. Berdasarkan kejadian
- Abortus spontan : keluarnya hasil konsepsi tanpa intervensi medis maupun mekanis.
4