KINETIKA KIMIA
Oleh :
Nama
NIM
: 1408105063
Kelompok
: 9/B
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2015
I.
TUJUAN
1. Mengamati dan menentukan kecepatan reaksi dan hukum kecepatan reaksi
dari suatu reaksi kimia.
2. Mengamati pengaruh konsentrasi dan temperatur terhadap kecepatan suatu
reaksi.
3. Memahami peranan katalis dalam suatu reaksi kimia.
II.
DASAR TEORI
A. Kinetika Kimia
Kinetika kimia berasal dari kata kinetika yang berarti gerakan (teori
kinetika molekuler dari gas yang menjelaskan gerakan acak dari molekul-molekul
gas ). Jadi, pengertian kinetika kimia adalah bidang ilmu kimia yang mempelajari
kecepatan berlangsungnya suatu reaksi kimia. Kecepatan reaksi adalah perubahan
konsentrasi reaktan / produk per satuan waktu. Dalam kinetika kimia, hal-hal yang
akan dibahas adalah tentang kecepatan reaksi, ordo reaksi, dan mekanisme reaksi
tersebut.(chang,2004)
Pada saat proses reaksi berlangsung, molekul reaktan akan terurai
sedangkan molekul produk akan terbentuk, sehingga dapat mengamati antara
penurunan konsentrasi reaktan atau peningkatan produk. (chang,2004)
Reaksi kimia dapat berlangsung dengan laju yang bervariasi, ada yang
berlangsung sangat cepat, ada yang berlangsung sangat lambat, tetapi banyak juga
yang berlangsung dalam kecepatan yang mudah ditentukan. Kecepatan reaksi
diukur sebagai perubahan konsentrasi zat yang bereaksi per satuan waktu.
(Petrucci,1999) Dengan demikian kecepatan reaksi dapat diukur berdasarkan
pengurangan konsentrasi reaktan per satuan waktu atau pertambahan konsentrasi
produk per satuan waktu. Contoh reaksi stoikiometri sederhana :
A
[ A] [ B]
t
t
Kecepatan pembentukan produk tidak ada tanda minus (-), karena [B]
bernilai positif. Contoh reaksi yang lebih kompleks :
2A
1 [ A] [ B]
2 t
t
cC+dD
1 [ A]
1 [ B ] 1 [C ] 1 [ D ]
a t
b t
c t
d t
Satu fakta penting lain yang perlu diketahui adalah bahwakoefisien reaksi
tidak ada hubungannya dengan orde reaksi. Harga nhanya dapat ditentukan dari
percobaan.Hal ini berbeda dengan kesetimbangan kimia, dimana koefisien reaksi
ada hubungannya dengan pangkat konsentrasi pada ungkapan konstanta
kesetimbangan.
Untuk reaksi lebih kompleks,
A + B produk
Maka biasanya kecepatan tergantung pada konsentrasi A dan B. Bila konsentrasi A
dan B diperbesar maka kecepatan reaksi meningkat, dan sebanding dengan
perkalian konsentrasi A dan B masing-masing dipangkat dengan bilangan tertentu,
misalnya n dan m. Jadi, pada reaksi ini, n dan m adalah orde reaksi terhadap A dan
B. Jumlah n dan m disebutorde reaksi total. Harga n dan m boleh semua bilangan
pecahan, negatip dan nol. Reaksi,
NO2(g) + CO(g) CO2(g) + NO(g)
pada temperatur dibawah 225 C maka,kecepatan tidak tergantung pada
konsentrasi CO tetapi hanya pada NO2 pangkat dua. Jadi reaksi adalah orde 2
terhadap NO2 dan orde nol terhadap CO. Perhatikan bahwa karena koefisien
reaksi dengan pangkat NO2 tidak ada hubungan karena koefisien reaksi adalah 1
sedangkan orde reaksi adalah 2. (Petrucci,1999)
Hubungan proporsionalitas (kesebandingan) dapat diubah menjadi
kesamaan dengan menggunakan konstanta proporsional, misalnya k. Pada
kinetika kimia, k disebut konstanta kecepatanreaksi.
Contohnya, hukum laju reaksi ICl dan H2,
2ICl(g) + H2(g) I2(g) + 2HCl(g)
dan pada 230C persamaan hukum lajunya adalah
Harga k=0,163 Lmol-1det-l, dan ini berlaku hanya pada suhu 230C. Bila
temperaturnya berbeda maka harga k juga berbeda.
Konsentrasi dan waktu: waktu paruh
Hukum laju menyatakan hubungan antara kecepatan reaksi dengan konsentrasi
pereaksi. Selain hubungan ini, juga dapat diperoleh hubungan lain yaitu antara
konsentrasi dengan waktu. Contohnya, untuk reaksi orde 1,
A produk, dengan , maka dari hubungan
dengan [A]o adalah konsentrasi mula-mula (pada t=0) dan [A]t adalah konsentrasi
pada waktu t setelah reaksi berlangsung. Hal yang sama dapat dilakukan untuk
reaksi dengan orde lebih tinggi dan reaksi kompleks.
Satu besaran penting lain, khususnya untuk reaksi orde 1, adalah waktu-paruh, tl/2,
yang didefinisikan gar pereaksi berkurang setengah dari konsentrasi sebelumnya.
Ternyata dengan waktu yang diperlukanwaktu reaksi orde 1, tl/2 hanya tergantung
pada k. Jadi harga t1/2 adalah konstan selama reaksi berlangsung.Waktu paruh
reaksi orde 2 tergantung pada konsentrasi awal. Karena setiap satu waktu paruh
konsentrasi [A]t=1/2[A]o, maka pada waktu paruh pada t=t2 adalah dua kali lebih
besar dari waktu paruh pada t=t1, (chang,2004)
Berdasarkan Orde reaksi, reaksi dibedakan menjadi :
1. Reaksi Orde Nol
Pada reaksi orde nol, kecepatan reaksi tidak tergantung pada
konsentrasi reaktan. Persamaan laju reaksi orde nol dinyatakan sebagai :
dA
dt
= k0
A - A0 = - k0 . t
A = konsentrasi zat pada waktu t
A0 = konsentrasi zat mula mula
Contoh reaksi orde nol ini adalah reaksi heterogen pada permukaan katalis.
2. Reaksi Orde Satu
Pada reaksi per satu, kecepatan reaksi berbanding lurus dengan
konsentrasi reaktan.
Persamaan laju reaksi orde satu dinyatakan sebagai :
-
dA
dt
= k1 [A] -
dA
[A]
= k1 dt
[ A0]
[ A]
ln
= k1 (t t0)
Bila t = 0 A = A0
ln [A] = ln [A0] - k1 t
[A] = [A0] e-k1t
Waktu paruh (t1/2) adalah waktu yang dibutuhkan agar konsentrasi
reaktan hanya tinggal setengahnya. Pada reaksi orde satu, waktu paruh
dinyatakan sebagai :
k1 =
k1 =
1
t1/2
ln
1
1/ 2
0,693
t1 / 2
dA
dt
= k2 [A]2
dA
[A]2
1
[ A]
= k2 t
1
[ A0]
= k2 (t t0)
1
k 2[ A0]
t1/2 =
Reaksi dapat berlangsung cepat atau lambat. Adapun faktor-faktor
yang mempengaruhi cepat dan lambatnya suatu reaksi kimia adalah :
Sifat kimia dari reaktan : pada umumnya reaksi-reaksi ionik berlangsung
cepat, sedangkan reaksi-reaksi yang melibatkan ikatan kovalen
berlangsung lebih lambat.
Kemampuan reaktan berinteraksi : dalam keadaan cair atau gas partikelpartikel reaktan (molekul atau ion) dapat bertumbukan secara mudah satu
dengan yang lainnya.
Konsentrasi: molekul-molekul harus bertumbukan agar terjadi reaksi
dalam konteks ini laju reaksi proporsional dengan konsentrasi reaktan
Keadaan
fisik:
molekul-molekul
harus
bercampur
agar
dapat
bertumbukan
Temperatur: molekul harus bertumbukan dengan energi yang cukup
untuk bereaksi
Katalis : Katalis dapat diperoleh kembali tanpa mengalami perubahan
kimia. Katalis berperan dengan menurunkan energi aktifasi. Sehingga
untuk membuat reaksi terjadi, tidak diperlukan energi yang lebih tinggi.
Dengan demikian, reaksi dapat berjalan lebih cepat. Karena katalis tidak
bereaksi dengan reaktan dan juga bukan merupakan produk, maka katalis
tidak ditulis pada sisi reaktan atau produk.
B. Reaksi Iodin Clock
Adapun reaksi yang sangat menarik antara ion iodat (IO 3-), ion sulfit (SO3-)
membentuk ion Iodida (I-) dan Ion Sulfat (SO42-).
IO3- + 3SO3-
I- + 3SO42-
Dalam reaksi ini, ion sulfit bertindak sebagai penentu reaksi, karena apabila
dia habis bereaksi maka ion iodat yang berlebih akan bereaksi dengan ion iodida
membentuk Iodium (I2) yang berwarna coklat.
IO3- +5I- +6H+
3I2 +3H2O
Timbulnya
warna
ini
menandakan
adanya
ion
I -.
(http//www.google.com)
Efek Katalis
Katalis adalah suatu senyawa yang dapat menaikkan laju reaksi, tetapi tidak
ikut menjadi reaktan / produk dalam sistem itu sendiri. Setelah reaksi selesai,
katalis dapat diperoleh kembali tanpa mengalami perubahan kimia. Katalis
berperan dengan menurunkan energi aktifasi. Sehingga untuk membuat reaksi
terjadi, tidak diperlukan energi yang lebih tinggi. Dengan demikian, reaksi dapat
berjalan lebih cepat. Karena katalis tidak bereaksi dengan reaktan dan juga bukan
merupakan produk, maka katalis tidak ditulis pada sisi reaktan atau produk.
Umumnya katalis ditulis di atas panah reaksi yang membatasi sisi reaktan dan
produk. Contohnya pada reaksi pembuatan oksigen dari dekomposisi termal
KClO3, yang menggunakan katalis MnO2.(http//www.google.com)
2KClO3
2 KCl + 3 O2
MnO2
Katalis terbagi menjadi dua golongan besar, yaitu
1. Katalis Homogen
Suatu katalis disebut homogen apabila berada dalam fasa yang sama
dengan reaktan maupun produk reaksi yang dikatalisa. Katalis ini berperan
sebagai zat antara dalam reaksi. Contohnya adalah efek katalis HBr pada
dekomposisi termal t-butil alkohol, (CH 3)3COH, yang menghasilkan air dan
isobutilen, (CH3)2C=CH2.
Reaksi : (CH3)3COH (CH3)2C=CH2 + H2O
Tanpa penggunaan katalis, reaksi ini berlangsung sangat lambat, bahkan
pada suhu tinggi sekalipun. Hal ini disebabkan karena reaksi ini memiliki
energi aktifasi yang sangat tinggi, yaitu 274 kJ/mol. Dengan menggunakan
HBr, energi aktifasi akan turun menjadi 127 kJ/mol, dan reaksi menjadi
(CH3)3COH + HBr (CH3)3CBr + H2O
besar
peluang
adanya
tumbukan
efektif
menghasilkan
Kenaikan suhu dapat mempercepat laju reaksi karena dengan naiknya suhu
energi kinetik partikel zat-zat meningkat sehingga memungkinkan semakn
banyaknya tumbukan efektif yang menghasilkan perubahan.
4. Katalis
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat suatu laju reaksi, namun ia
sendiri, secara kimiawi, tidak berubah pada akhir reaksi. Ketika reaksi
selesai, kita akan mendapatkan massa katalasis yang sama seperti pada
awal kita tambahkan.
Ada 2 jenis katalis :
a. Katalis aktif yaitu katalis yang ikut terlibat reaksi dan pada akhir
rekasi terbentuk kembali.
b. Katalis pasif yaitu katalis yang tidak ikut bereaksi, hanya sebagai
media reaksi saja.
III.
A. Bahan
Pb(NO3)2
KMnO4
K2CrO4
H2SO4
KIO3
Larutan Kanji
Na2S2O3
Aquades
Na2C2O4
B. Alat:
Tabung Reaksi
Pengaduk
Labu Takar
Stop Watch
Gelas Becker
1.
IV.
LANGKAH KERJA
2. Percobaan 1 : Reaksi Cepat dan Reaksi Lambat
1 tetes larutan
KMnO4 0,1 M.
b. Larutan Na2SO3 0,01 M yang diberi asam dan kanji ( 1,3 g Na 2SO3
1. 10
mL
larutan A dan 10 mL
larutan B.
18.
19.
2. 10 mL larutan A dan 20 mL larutan B dalam 70 mL air.
20.
3. 10 mL larutan A dan 30 mL larutan B dalam 60 mL air.
21.
22.
23.
24.
4. 20 mL larutan A dan 10 mL larutan B dalam 70 mL air.
25.
26.
27.
5. 30 mL larutan A dan 10 mL larutan B dalam 60 mL air.
28.
29.
30.
31.
V.
39.
HASIL PENGAMATAN
Percobaan 1: Reaksi Cepat
dan
Reaksi
Lambat.
44.
48.
45. 3 mL
49. 3 mL
42. K
43. W
kt
0,
et
ik
M
46. 1
)
47. 4,
L
50. 1
1
51. 4,
52.
53. 3 mL
L
54. 1
5
55. 5,
56.
B. Reaksi Ion Permanganat dan Ion Oksalat
57.
No
.
61.
1.
65.
2.
69.
3.
73.
4.
77.
5.
81.
6.
85.
7.
58.
Na2C2O4
0,1 M
59.
KMnO4
0,1 60.
M
62. 2
m
L
63.
Waktu
(detik)
tetes
pertama
64.
80
66. 2
m
67.
1 tetes kedua
68.
40
71.
1 tetes ketiga
72.
75
75.
76.
60
80.
37
84.
25
88.
30
L
70. 2
m
L
74. 2
m
L
78. 2
m
L
82. 2
m
L
86. 2
m
L
tetes
keempat
79.
tetes
tetes
kelima
83.
keenam
87.
ketujuh
tetes
90. 2
89.
8.
L
94. 2
93.
9.
L
98. 2
97.
10.
91.
tetes
kedelapan
95.
tetes
kesembilan
99.
tetes
kesepuluh
92.
27
96.
20
100.
16
101.
102.
103.
No.
113.
1.
119.
2.
125.
3.
131.
4.
137.
5.
143.
6.
149.
7.
108.
Larutan B
Na2S2O3 0,01 ir
109.
M (mL)
mL)
116.
122.
7 123.
Larutan A 106.
KIO3 0,02 107.
M (mL)
114.
10
115.
10
120.
10
121.
20
126.
10
127.
30
132.
20
133.
10
138.
30
139.
10
144.
10
145.
10
150.
10
151.
10
110.
(
7 135.
Ka
Ka
mar
6 141.
Ka
mar
8 147.
0
152.
Ka
mar
0
146.
Ka
mar
6 129.
0
140.
117.
mar
0
134.
hu
Wakt
u
112.
(detik
0
128.
Su
111.
Ka
mar
-
153.
o
15
118.
124.
6,05
130.
4,47
136.
6,28
142.
2,40
148.
6,25
154.
1,37
155.
156.
8.
10
157.
10
158.
159.
45
161.
VI.
PEMBAHASAN
162.
mengamati dan menentukan kecepatan reaksi dan hukum kecepatan reaksi dari
suatu reaksi kimia, mengamati pengaruh konsentrasi dan temperatur terhadap
kecepatan suatu reaksi, serta memahami peranan katalis dalam suatu reaksi kimia.
Dalam melakukan percobaan ini, kita memerlukan pencatat waktu untuk mencatat
waktu yang diperlukan untuk bereaksi. Percobaan ini dibagi menjadi 2, percobaan
1 yaitu reaksi cepat dan reaksi lambat, sedangkan percobaan 2 yaitu Reaksi Iodinclock. Untuk reaksi cepat pada percobaan 1, dilakukan percobaan pengendapan
timbal kromat (PbCrO4), sedangkan untuk reaksi lambat dilakukan percobaan ion
permanganat (MnO4-) dengan ion oksalat (C2O42-).
163.
164.
membentuk suatu endapan timbal kromat Percobaan ini dilakukan sebanyak 3 kali
dengan volume yang sama dan konsentrasi reaktan yang sama. Pada saat
pencampuran ini terjadi perubahan warna menjadi kuning.Reaksi ini berjalan
dengan cepat karena reaksi ini terjadi antara ion-ion Pb 2+ dan ion CrO42- timbal
kromat yang tidak larut dalam air. Adapun reaksi antara larutan Pb(NO 3)2 dengan
larutan K2CrO4 sebagai berikut:
166.
167.
Pb2+ + CrO42-
PbCrO4
160.
1,39
kromat. Dari hasil tersebut pada percobaan pertama dan kedua memerlukan waktu
yang lebih singkat dari percobaan ketiga.
168.
Hal ini disebabkan karena suhu pada ruangan mungkin saja bisa
berubah-ubah. Jika suhu ruangan meningkat, maka akan menaikkan energi ratarata molekul, sehingga fraksi molekul yang mencapai energi pengaktifan
bertambah sehingga laju reaksi akan semakin cepat. Selain itu dipengaruhi oleh
kecepatan praktikan mencampurkan reaktan tersebut. Semakin cepat praktikan
mencampur reaktan maka semakin cepat laju reaksi dan sebaliknya.
169.
B. Reaksi ion permanganat dan ion oksalat.
170.
yang mempengaruhi laju reaksi. Pada percobaan ini digunakan larutan A, dimana
larutan A didalamnya merupakan larutan KIO3 0,02 M dan larutan B, dimana
larutan B didalamnya berisi larutan Na2SO3 0,01 M yang diberi asam dan kanji
(1,3 gr Na2SO3, ditambah 10 ml H2SO4 6 M dan 5 gr larutan kanji).
174.
dengan mencampurkan larutan yang mengandung ion IO3- dengan larutan yang
mengandung ion SO32-. Kecepatan reaksi pembentukan iodine diamati dari
pembentukan warna biru akibat reaksi I2 dengan amilum yang diperoleh dari
larutan kanji dan Na2SO3 sebagai reaktan. Pada percobaan kedua yang kami
lakukan, yaitu untuk reaksi iodine-clock. Reaksi yang berlangsung antara ion
iodat (IO3-) dan ion sulfit (SO32-) akan membentuk ion (I-) dan Ion sulfat (SO4-)
175.
variasi yang berbeda. Dimana pada Reaksi ini menyebabkan larutan berwarna biru
kehitaman yang menandakan adanya ion I- pada larutan yang digunakan. Waktu
yang diperlukan dalam reaksi iodine-clock ini sangat beragam mulai dari 2 detik,
6,05 detik, 4,47 detik, 6,28 detik, 2,40 detik, dan 6,25 detik. Perbedaan ini
dikarenakan adanya perbedaan volume
179.
renggang dan berjauhan sehingga lebih sukar bertumbukan dan tumbukan yang
terjadi lebih sedikit jika di bandingkan pencampuran kedua larutan tanpa di
tambah air yang jauh lebih banyak tumbukannya. Sedangkan penambahan volume
larutan A (KIO3) dengan molaritas sebesar 0,02 M mampu mempengaruhi laju
reaksi untuk lebih cepat. Berarti besar konsentrasi dan volume suatu pereaktan
akan berbanding lurus dengan kecepatan laju reaksi.
180.
Pada pengamatan
hingga mencapai suhu 450C, kemudian direasikan. Waktu yang diperlukan untuk
bereaksi yaitu hanya 1,39 detik. Larutan yang sebelum direaksikan didinginkan
terlebih dahulu memerlukan waktu yang lebih lambat daripada larutan yang
dipanaskan terlebih dahulu sebelum direaksikan. Hal ini membuktikan bahwa
suhu mempengaruhi kecepatan suatu reaksi. Dimana semakin tinggi temperatur
atau suhu, maka laju reaksi juga semakin cepat
181.
VIII.
KESIMPULAN
1. Kinetika kimia adalah suatu ilmu yang membahas tentang laju (kecepatan)
dan mekanisme reaksi dalam reaksi kimia.
2. Kecepatan suatu reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi reaksi. Jika
konsentrasinya tinggi maka kecepatan laju reaksinya juga tinggi. Karena
semakin tinggi konsentrasinya, semakin banyak molekul-molekul yang
bertumbukan, maka reaksi akan menjadi lebih cepat.
3. Kecepatan suatu reaksi berbanding lurus dengan kenaikan temperatur. Hal
ini disebabkan semakin tinggi temperatur, semakin cepat gerakan partikel
partikel penyusun reaktan dan semakin besar pula kemungkinan partikel
partikel tersebut bertumbukan.
4. Faktor lain yang dapat mempengaruhi besarnya kecepatan suatu reaksi
adalah kehadiran suatu katalis dalam reaksi kimia dimana katalis hanya
digunakan untuk mempercepat reaksi tanpa harus ikut bereaksi dimana
katalis memperbesar kecepatan reaksi dengan jalan memperkecil energi
pengaktifan suatu reaksi dan dibentuknya tahap-tahap reaksi yang baru.
182.
DAFTAR PUSTAKA
183. Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar : Konsep-Konsep Inti, Edisi Ketiga.
Jakarta : Erlangga.
184. Petrucci, Ralph.H. 1999. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi
Keempat Jilid. Jakarta : Erlangga.
185. Tim Laboratorium Kimia Dasar. 2015. Penuntun Praktikum Kimia Dasar II.
Bukit Jimbaran : Jurusan Kimia, F.MIPA, UNUD.
186.
187.
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&ved=0CDMQFjAB
&url=http%3A%2F%2Fchemistry.comuf.com. (Diakses pada 28
Maret 2015)
188.