Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II

TERMOKIMIA

Oleh
Ni Luh Made Noviana Dewi
1408105063

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2015

I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengenal alat kalorimeter tekanan tetap dan memahami cara kerja alat
tersebut.
2. Mampu menggunakan alat tersebut untuk mengukur kalor reaksi suatu larutan.
3. Mengetahui kapasitas kalor kalorimeter, kalor reaksi dan kalor pengenceran
larutan.

II. DASAR TEORI


1. Termokimia
Termokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara energi panas dan
energi kimia. Sedangkan energi kimia didefinisikan sebagai energi yang dikandung
setiap unsur atau senyawa. Energi kimia yang terkandung dalam suatu zat adalah
semacam energi potensial zat tersebut. Energi potensial kimia yang terkandung
dalam suatu zat disebut panas dalam atau entalpi dan dinyatakan dengan simbol H.
Selisih antara entalpi reaktan dan entalpi hasil pada suatu reaksi disebut perubahan
entalpi reaksi. Perubahan entalpi reaksi diberi simbol H. Bagian dari ilmu kimia
yang mempelajari perubahan kalor atau panas suatu zat yang menyertai suatu reaksi
atau proses kimia dan fisika disebut termokimia. Secara operasional termokimia
berkaitan dengan pengukuran dan pernafsiran perubahan kalor yang menyertai
reaksi kimia, perubahan keadaan, dan pembentukan larutan. Fokus bahasan dalam
termokimia adalah tentang jumlah kalor yang dapat dihasilkan oleh sejumlah
tertentu pereaksi serta cara pengukuran kalor reaksi. Termokimia merupakan
penerapan hukum pertama termodinamika terhadap peristiwa kimia yang
membahas tentang kalor yang menyertai reaksi kimia.
Hukum-Hukum Termodinamika
Terdapat empat hukum dasar yang berlaku dalam sistem termodinamika yaitu :
1. Hukum ke 0 Termodinamika (Zeroth Law)
Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang dengan
sistem ketiga, maka ketiganya dalam saling setimbang satu dengan lainnya.
2. Hukum Pertama Termodinamika
Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan perubahan
energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan total dari

jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan
terhadap sistem.
3. Hukum Kedua Termodinamika
Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini menyatakan
bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk
meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya.
4. Hukum Ketiga Termodinamika
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini
menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut,
semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum.
Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna
pada temperatur nol absolut bernilai nol.
Hukum ke nol termodinamika berhubungan dengan kesetimbangan termal
antara benda benda yang saling bersentuhan, karena panas yang diterima dengan
panas yang dilepaskan oleh benda-benda atau zat-zat yang saling bersentuhan
memiliki besar yang sama sehingga hal tersebut di atas dapat dijelaskan dengan
teori Asas Black.
Menurut asas Black apabila ada dua benda yang suhunya berbeda kemudian
disatukan atau dicampur maka akan terjadi aliran kalor dari benda yang bersuhu
tinggi menuju benda yang bersuhu rendah. Aliran ini akan berhenti sampai terjadi
keseimbangantermal (suhu kedua benda sama).
Secara matematis dapat dirumuskan :
Qlepas = Qterima
Yang melepas kalor adalah benda yang suhunya tinggi dan yang
menerimakalor adalah benda yang bersuhu rendah.
Bila persamaan tersebut dijabarkan maka akan diperoleh :
Qlepas = Qterima
m x c x T = m x c x T
Asas Black berhubungan erat dengan hukum kekekalan energi yang berbunyi
Energi tidak dapat diciptakan, energi tidak dapat dimusnahkan, tetapi energi dapat
diubah bentuknya dari energi yang satu ke energi yang lain.
Perpindahan panas yang terjadi pada benda dapat dihitung dengan
menggunakan kalorimeter karena kalorimeter merupakan alat yang digunakan
untuk mengukur laju penyerapan kalor dalam suatu bahan, menentukan panas jenis
suatu bahan, dan juga bisa untuk menentukan koefisien laju konveksi suatu fluida.

Kalorimeter bekerja dengan prinsip adiabatik, yang berarti tidak ada kalor yang
masuk ataupun keluar dari sistem sehingga kondisinya ideal.
Kalorimeter ideal adalah kalorimeter yang memiliki kapasitas kalor yang
sangat kecil agar hanya ada sedikit kalor yang dapat diserap oleh kalorimeter.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan hantaran kalor (banyaknya kalor
yang dihantarkan persatuan waktu) adalah :
a. Luas penampang
b. Perbedaan suhu
c. Panjang benda
d. Konduktivitas termal benda
2. Kapasitas Kalor dan Kalor Jenis
Kapasitas kalor ( C ) adalah jumlah kalor yang dibutuhkan untukmenaikan
temperature sejumlah tertantu zat sebesar satu derajat celcius. Sedangkan kalor jenis
(S) yaitu jumlahkalor yang dibutuhkan untuk menaikkan temperature satu gram zat
sebesar atu derajat celcius. Hubungan antara kapasitas kalor dan kalor jenis
dirumuskan sebagai berikut:
C=ms
Jika kita mengetahui kalor jenis suatu zat, maka perubahan temperature zat
tersebut (t) dapat menyatakan jumlah kalor (q) yang diserap atau dilepas dalam
suatu reaksi kimia.
q=ms t
q=C t

Dimana m adalah massa sampel dan t adalah perubahan temperatur (takhirtawal).


3. Kalorimeter Tekanan Tetap
Alat ini terdiri dari dua cangkir styrofoam, termometer, dan pengaduk. Alat
ini dapat digunakan untuk mengukur kalor reaksinetralisasi dan kalor reaksi
pengenceran. Karena pengukuran dilangsungkan dibawah kondisi tekanan atmosfir,
maka kalor reaksinya dinamakan entalpi. Dalam pengukuran kalor reaksi dengan alat
ini, tidak ada kalor yang dilepaskan ke lingkungan, maka kita dapat menulis
persamaan:
q sis=qlar +q kal+ qrks =0

Sehingga:
q rks=(q lar + qkal )

Tabel 1.1 Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor Molar untuk Berbagai Padatan dan Cairan pada 20C

No

Zat

Kalor jenis

Kalor jenis

Kapasitas

1.

Aluminium

(kJ/kg.K)
0.9

(Kkal/kg.K)
0,215

molar (J/ml.K)
24,3

2.

Bismuth

0,123

0,0294

25,7

3.

Tembaga

0,386

0,0923

24,5

4.

Emas

0,126

0,0301

25,6

5.

Es (-100C)

2,05

0,49

36,9

6.

Timah hitam

0,128

0,0305

26,4

7.

Perak

0,233

0,0558

24,9

8.

Tungsen

0,134

0,0321

24,8

9.

Seng

0,387

0,0925

25,2

10.

Alkohol (Ethyl)

2,4

0,58

111

11.

Raksa

0.14

0,033

28,3

12.

Air

4,18

75,2

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kalor jenis air jauh lebih besar dari pada
kalor jenis zat lain. Karena kapasitas kalornya yang sangat besar, air adalah bahan
yang baik sekali untuk menyimpan energi termis. Air juga merupakan pendingin
yang baik.

III.ALAT DAN BAHAN


A. Alat
Gelas plastik bertutup

Labu ukur

Gelas ukur

Termometer

Gelas kimia

Batang pengaduk

B. Bahan
CaCl2

NaOH

kalor

HCl

Aquades

IV. CARA KERJA


Percobaan 1: Penentuan Kapasitas Kalor suatu kalorimeter.
1

Dua buah gelas plastik bertutup, termometer dan batang pengaduk disediakan.
alat-alat tersebut dirangkai seperti gambar di bawah ini.

50 mL larutan HCl 1 M dimasukkan ke dalam gelas kimia 100 mL, ukur


temperatur larutan. Ke dalam gelas kimia yang lain
50 mL

larutan NaOH dimasukkan dengan 1M dan ukur


temperatur larutan.

Jika

temperatur kedua larutan telah sama, kedua larutan


dimasukkan ke dalam kalorimeter. Temperatur

kedua

larutan dicatat. Diketahui kalor reaksi netralisasi

HCl

dengan KOH adalah -56,2 kJ/mol dan dianggap

densitas dan kalor jenis campuran larutan itu sama dengan densitas dan kalor
jenis air (1,00 gr/mL dan 4,184 J/g0C).
Percobaan 2: Penentuan kalor reaksi larutan.
1 Timbang 5 gram CaCl2

5 gram CaCl2
2. Gunakan calorimeter pada percobaan 1.
50 ml air
Catat temperature air

5 gram CaCl2

tambahkan 50 ml air yang


sudah di catat temperaturnya

Sambil di aduk catat temperatur maksimal yang di capai oleh larutan


CaCl2.
3.
Di tambahkan lagi 50 ml air
Catat temperaturnya.

Tentukan kalor reaksi dan kalor pengenceran larutan


tersebut.

Kalorimeter pada percobaan 1 digunakan kembali.


dimasukkan ke dalam kalorimeter.

5 gram serbuk CaCl 2

50 mL air ditambahkan, namun sebelum

penambahan catat temperatur air tersebut. Setelah diperoleh temperatur yang stabil
dari larutan CaCl2, 50 mL air ditambahkan sekali lagi. Sambil diaduk temperatur
larutan tersebut dicatat.
50 mL air
5 gram CaCl2

tambahkan 50 ml
air yang sudah di
catat tempera

Di tambahkan lagi 50 ml air


Catat temperaturnya

V. DATA PENGAMATAN
Percobaan 1.
NO
1.

Uraian
50 mL larutan HCl 1 M
50 ml larutan NaOH 1 M
Campuran kedua larutan
50 mL larutan HCl 1 M
50 ml larutan NaOH 1 M
Campuran kedua larutan

2.

Temperatur Pengamatan
320 C
320 C
380 C
320 C
320 C
370 C

Percobaan 2
N

Uraian

Temperatur Pengamatan

Air (Aquades)

310 C

Larutan CaCl2*

400 C

Larutan CaCl2**

350 C

Air (Aquades)

320 C

Larutan CaCl2*

410 C

Larutan CaCl2**

360 C

O
1.

2.

VI.

ANALISIS DATA
Perhitungan
Percobaan 1. Penentuan Kapasitas Kalor Kalorimeter
Diketahui
:
V1 = Volume HCl = 50 ml = 0,05 liter
V2 = Volume NaOH = 50 ml = 0,05 liter
Volume total = V1 + V2 = 0,05 liter + 0,05 liter = 0,1 liter
M1 = Molaritas HCl = 1M
M2 = Molaritas NaOH = 1M

t1 = Perubahan suhu pengamatan 1 = 380C - 320C = 60C


t2 = Perubahan suhu pengamatan 2 = 370C 320C = 50C
qreaksi = -56,2 kJ/mol

air

gr
ml

c = 4,184 J/g0C
Ditanya
:
C = ?
Crata-rata = ?
Jawab
:
massa total =

.V total =1

gr
x ( 50 mL+50 mL )=100 gr
ml

M1xV1 + M2xV2 = MtotalxVtotal


1 x 0,05 + 1 x 0,05 = Mtotal x 0,1
0,05 + 0,05 = 0,1 Mtotal
0,1 = 0,1Mtotal
0,1
=1
Mtotal = 0,1
Jadi, molaritas totalnya adalah 1
n
`
M= V
n=MxV
n = 1 x 0,1
n = 0,1 mol
q reaksi=56,2

kJ
x 0,1 mol
mol

= 5,62 kJ
= 5620 J
Pengamatan 1 :
qreeaksi
- 5620 J
- 5620 J
- 5620 J

= - (qlarutan + qkalorimeter)
= - (m.c.t1 + qkalorimeter)
= - (100 x 4,184 x 6 + qkalorimeter)
= - (2510 J + qkalorimeter)

- 5620 J + 2510 J = - qkalorimeter


qkalorimeter

= 3110 J

qkalorimeter
3110 J
C1

= C1.t1
= C1 x 60C
= 3110 J/ 60C = 518,3 J/0C

Pengamatan 2 :
qreeaksi
- 5620 J

= - (qlarutan + qkalorimeter)

- 5620 J
- 5620 J

= - (m.c.t2 + qkalorimeter)
= - (100 x 4,184 x 5 + qkalorimeter)
= - (2092 J + qkalorimeter)

- 5620 J + 2092 J = - qkalorimeter


qkalorimeter
qkalorimeter
3528 J

= 3528 J
= C2.t2
= C2 x 50C

C2

= 3528 J / 50C = 705,6 J/0C

Kapasitas Kalorimeter Rata-rata :


C 1 +C2
Crata-rata
=
2

518,3+705,6
2

593,66+ 727,47+593,66
3
=
611,95J/0C
= 0,61195 kJ/0C
Jadi, kapasitas kalorimeter rata-rata pada percobaan ini sebesar 611,95 J/0C.
Percobaan 2. Penentuan Kalor Reaksi Larutan
Diketahui
:
m CaCl2 = 5 gram
m air = 1 gr/mL x 50 mL = 50 gram
massa total = m CaCl2 + m air = 5 gram + 50 gram = 55 gram
Volume total air = 100 mL
Ckal = 611,95 J/0C
= 0,61195 kJ/0C
c = 4,184 J/C
Ditanya : qreaksi dan qpengenceran = ....?
Jawab :
Pengamatan 1
qlar
= m.c.t
= 55 gram x 4,184 J/C x (35-40)C
= 55 gram x 4,184 J/C x -5C
= - 1,1506 kJ
qkal
= Ckal . t

qreaksi

= 0,61195 kJ/0C x (35-40)C


= 0,61195 kJ/C x -5C
= - 3,05975 kJ
= -(qlar + qkal)
= - (-1,1506 + -3,05975) kJ
= - (- 4,21035) kJ
= 4,21035 kJ

Pengamatan 2
qlar
= m.c.t
= 55 gram x 4,184 J/C x (36 -41)C
= -1,1506 kJ
qkal
= Ckal . t
= 0,61195 kJ/0C x (36-41)C
= 0,61195 kJ/0C x -5C
= -3,05975 kJ
qreaksi = -(qlar + qkal)
= -(-1,1506 + -3,05975) kJ
= -4,21035 kJ
VII.

PEMBAHASAN
Pada praktikum termokimia ini, ada beberapa tujuan yang ingin dicapai
yaitu mengenal alat kalorimeter tekanan tetap dan memahami cara kerja alat
tersebut, mampu menggunakan alat tersebut untuk mengukur kalor reaksi suatu
larutan, mengetahui kapasitas kalor kalorimeter, kalor reaksi dan kalor
pengenceran larutan.
Percobaan ini dilakukan sebanyak dua kali pertama yaitu untuk
mengetahui kapasitas kalor suatu kalorimeter dan percobaan kedua yaitu untuk
menentukan kalor reaksi dari beberapa larutan.
Percobaan pertama menentukan kapasitas suatu kalorimeter. Pada
percobaan pertama menggunakan 50 mL larutan HCl 1M dan larutan NaOH
sebanyak 50 mL 1M. Larutan HCl didapat temperature 32oC dan larutan NaOH
didapat temperature 32oC. Kedua larutan ini dimasukkan kedalam gelas kimia
100 mL dengan netralisasi campuran HCl dengan NaOH adalah -56,2. Setelah
kedua larutan sama kemudian larutan dimasukkan kedalam kalorimeter dan
didapat temperatur 38oC. Setelah dilakukan pencampuran kemudian menentukan
kapasitas kalor dan didapatkan rata-rata pada percobaan ini sebesar 611,95J/0C.
Pada percobaan I terjadi reaksi endoterm, yaitu sistem menyerap kalor dari
lingkungan sehingga temperaturnya meningkat.
Reaksi : HCl + NaOH NaCl + H2O

Percobaan kedua yang bertujuan untuk menentukan kalor reaksi larutan.


Pada percobaan 2 kalor reaksi suatu larutan ditentukan. Bahan yang digunakan
dalam penentuan kalor reaksi ini adalah CaCl2 dan aquades. Kalorimeter pada
pecobaan I tetap digunakan pada percobaan 2. Untuk percobaan 2 ini 5 gram
serbuk CaCl2 dimasukkan ke dalam kalorimeter, kemudian ditambahkan dengan
50 mL aquades dengan suhu maksimal 400C. Kemudian sambil diaduk,
temperatur maksimal larutan CaCl2 dicatat, dan suhu konstan yang diperoleh
sebesar 350C. Suhu air sebelum pencampuran 310C. Begitu juga pada
pengamatan kedua yaitu 5 gram serbuk CaCl2 dimasukkan ke dalam kalorimeter,
kemudian ditambahkan dengan 50 mL aquades dengan suhu maksimal 410C.
Kemudian sambil diaduk, temperatur maksimal larutan CaCl2 dicatat, dan suhu
konstan yang diperoleh sebesar 360C. Suhu air sebelum pencampuran 320C.
Dapat diketahui bahwa terjadinya penurunan suhu maksimal CaCl2 menuju suhu
konstan larutan CaCl2.Akibatnya terjadi perpindahan panas dari sistem menuju
lingkungan sehingga terjadi reaksi eksoterm.
Reaksi : CaCl2(l) + 2H2O(aq) Ca(OH)2(l) + 2HCl(l)
Diperoleh kalor reaksi pertama -4,21035 kJ dan kedua -4,21035 kJ

VIII. KESIMPULAN
Dari penjelasan percobaan di atas maka dapat disimpulkan bahwa :
1 Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kalor jenis suatu zat
atau benda. Oleh karena itu kalorimeter ideal harus memiliki kapasitas kalor
yang sangat kecil untuk memaksimalkan hasil pengukuran agar hanya ada
sedikit panas yang dapat terserap oleh kalorimeter atau kalorimeter mampu
2

mempertahankan suhu awalnya.


Kalor selalu mengalir dari zat yang suhunya tinggi menuju zat yang suhunya
lebih rendah. Akan tetapi kalor tidak selalu mengalir dari zat yang memiliki
energi dalam besar ke zat yang memiliki energi dalam kecil. Aliran kalor akan
berhenti apabila sudah mencapai titik keseimbangan.

3. Kapasitas kalor adalah besar kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu
suatu zat atau benda sebesar 1 C untuk sembarang nilai massa. Benda yang
bersuhu lebih tinggi dari lingkungannya akan cenderung melepaskan kalor,
demikian juga sebaliknya benda-benda yang bersuhu lebih rendah dari
lingkungannya akan cenderung menerima kalor untuk menstabilkan
kondisinya dengan lingkungan di sekitarnya.
4. Jika temperatur akhir suatu senyawa/ larutan lebih tinggi dibandingkan
dengan temperature awal, maka dalam hal ini berlangsung reaksi eksoterm.
Jika temperatur awal suatu senyawa / larutan lebih tinggi dibandingkan
dengan temperature akhir, maka dalam hal ini, berlangsung reaksi endoterm.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya kapasitas suatu kalorimeter
(C) adalah Besarnya kapasitas suatu kalorimeter (C) bergantung pada massa
(m), kalor jenis (c), kalor reaksi (q), dan perubahan temperatur (t).

DAFTAR PUSTAKA
Tim Kimia Dasar. 2015. Penuntun Praktikum Kimia Dasar II. Jurusan Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana.
Petrucci, Ralph.H, 1999, Kimia Dasar-Prinsip dan Terapan Modern, Edisi KeempatJilid 2, Erlangga: Jakarta.
Purba,Michael.1999.Kimia 2000 SMU Kelas 2 2A.Erlangga:Jakarta

Anda mungkin juga menyukai