DUPLICATIONS
Pendahuluan
Duplikasi dari saluran pencernaan meliputi massa yang
luas yang terletak di sepanjang saluran gastrointestinal
yang dapat berupa tubular ataupun kistik.
Kasus pertama dilaporkan oleh Cadler pada tahun 1733.
Massa-massa ini dideskripsikan sesuai dengan lokasi
dan struktur yang terkait.
Pada tahun 1937, William E Ladd mencoba untuk
menyederhanakan nomenklatur dengan menggunakan
istilah duplikasi saluran pencernaan.
Embriologi
Motivasi Ladd untuk penggunaan istilah duplikasi
saluran pencernaan berasal dari keyakinan bahwa
mereka mempunyai mekanisme embriologi yang sama.
Seiring dengan berkembangnya pengetahuan tentang
embriologi, banyak teori yang menjelaskan tentang
duplikasi enterik bermunculan, tetapi tidak ada satu
tunggal untuk segala jenis duplikasi.
Ada 4 teori utama yang setidaknya mampu menjelaskan
tentang semua jenis duplikasi
Faktor Lingkungan
Terakhir, diketahui terdapatnya stres akibat lingkungan
pada janin pada saat-saat yang berbeda. Mellish dan
Koop mengemukakan bahwa trauma dan hipoksia dapat
menyebabkan duplikasi.
Teori ini didukung oleh data yang mencetuskan anomali
lainnya, terutama atresia usus, yang dapat diinduksi
oleh kecelakaan vaskular intrauterin.
Pada perkembangan embriologik, terdapat banyak
sekali mekanisme perkembangan. Kesalahan dari
mekanisme perkembangan ini dapat memperbesar
kemungkinan terjadinya pembentukan duplikasi.
Manifestasi Klinik
Duplikasi enterik biasanya adalah massa kistik atau
tubular. Duplikasi dapat beragam sesuai dengan ukuran,
lokasi, dan organ asli, dan apakah mempunyai mukosa
gaster heterotopik.
Kebanyakan dari duplikasi didiagnosa pada dua tahun
pertama kehidupan. Biasanya, gejala duplikasi yang
muncul dapat disalahartikan dengan patologi
gastrointestinal lainnya seperti apendisitis akut.
Beberapa duplikasi mempunyai sedikit atau tidak ada
gejala dan ditemukan secara tidak sengaja saat
mendiagnosis gejala seperti batuk, nyeri perut atau
reflux gastroesofageal.
Diagnosa
Diagnosis antenatal dari duplikasi saluran pencernaan menjadi
lebih sering karena ketersediaannya USG prenatal.
Riwayat dan pemeriksaan sangat penting dalam penegakkan
diagnosis, dan tidak ada bedanya dengan duplikasi enterik.
Riwayat dapat berupa gejala yang disebutkan, dan pada
pemeriksaan fisik dapat teraba massa lunak dan mobil pada
abdominal.
Massa di dada dapat disertai dengan suara nafas yang berkurang
jika massanya besar.
Pemeriksaan laboratorium tidak membantu banyak kecuali jika
anak itu menderita anemia karna lesi yang menyebabkan
perdarahan karena mukosa lambung heterotopik.