ILMU
NAHWU
Untuk Pemula
programbisa.com
Judul
Penulis
Murajaah Isi
Editor
Desain Sampul
Jumlah Halaman
Bidang Ilmu
:
:
:
:
:
:
:
KATA PENGANTAR
, , , ,
, ,
Puji syukur Kami panjatkan untuk pemilik ilmu tiada
banding, Allah subhanahu wataala yang telah memberikan
nikmat karunia dan kemudahan dari-Nya sehinga Kami
dapat menyelesaikan buku kedua Kami di bidang ilmu
bahasa Arab, yang Kami beri judul Ilmu Nahwu Untuk
Pemula.
Sesuai dengan judulnya, buku ini memang dirancang
khusus untuk pemula. Kami telah berupaya sedemikian rupa
sehingga materi yang Kami sajikan dalam buku ini telah
disesuaikan untuk tingkat pemahaman orang yang belum
pernah belajar ilmu nahwu sama sekali. Oleh karena itu, ada
beberapa lingkup materi ilmu nahwu yang Kami batasi atau
Kami abaikan dalam buku ini agar para pemula bisa fokus
memahami struktur kalimat bahasa Arab dengan baik
terlebih dahulu. Alih-alih menghafal banyak istilah baru
yang kurang penting untuk pemula.
Rujukan utama dalam penyusunan buku ini adalah
sebuah kitab yang sangat populer di kalangan pembelajar
ilmu nahwu, yaitu Kitab Matan Al Ajurrumiyyah yang
2.
3.
4.
www.programbisa.com
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................... vii
BAB I
PENGANTAR ILMU NAHWU ................................................. 1
I.1 Pengantar Ilmu Nahwu ........................................................... 1
Apa Perbedaan Ilmu Sharaf dan Ilmu Nahwu? ................. 3
Apa Pentingnya Belajar Ilmu Nahwu? .................................. 3
1.2 Mengenal Unsur Penyusun Kalimat ................................... 6
1.3 Mengenal Fiil ............................................................................. 8
1.3.1 Fiil Berdasarkan Kebutuhan Terhadap
Obyek (Fiil Lazim dan Fiil Mutaaddiy) ................... 13
1.3.2 Fiil Aktif dan Pasif (Fiil Malum dan Fiil
Majhul) ............................................................................... 14
1.3.3 Fiil Berdasarkan Huruf Penyusun (Fiil
Shahih dan Fiil Mutal).................................................. 17
I.4 Mengenal Isim ........................................................................... 20
1.4.1 Isim Berdasarkan Jumlah (Mufrad, Tatsniyah,
Jamak) ................................................................................. 22
1.4.2 Isim Berdasarkan Jenis (Isim Mudzakkar dan
Isim Muannats)................................................................. 27
1.4.3 Isim Ditinjau dari Keumuman dan
Kekhususan (Isim Marifah dan Isim Nakirah)......... 29
1.4.4 Isim Ditinjau dari Keberterimaan Tanwin
(Isim Munsharif dan Isim Ghairu Munsharif) ............ 35
1.4.5 Isim Ditinjau dari Perubahan Akhir Kata
(Murab dan Mabniy)...................................................... 40
Abu Razin & Ummu Razin
vii
www.programbisa.com
viii
www.programbisa.com
4.2.1
dan yang semisalnya (
)...................... 168
4.2.2 dan yang semisalnya ( )......................... 171
4.2.3 dan yang semisalnya ( ) ..................... 173
ix
www.programbisa.com
Laa Naafiyah (
) ...................................................................... 179
4.4 Pengecualian (Istitsna).......................................................... 183
4.5 Kalimat Panggilan (Munada) .............................................. 188
4.6 Kalimat Pasif ........................................................................... 191
4.7 Jumlah Filiyyah Manshub ..................................................... 195
4.5 Jumlah Filiyyah Majzum ....................................................... 200
BAB V
MURAB DAN MABNIY ......................................................... 206
5.1 Mabniy ....................................................................................... 206
5.1.1 Fiil yang Mabniy............................................................. 207
5.1.2 Isim yang Mabniy ............................................................ 208
5.1.2 Semua Huruf Itu Mabniy .............................................. 208
5.2 Murab ....................................................................................... 209
5.2.1 Marfu ................................................................................. 214
5.2.2 Manshub............................................................................. 216
5.2.3 Majrur ................................................................................ 220
5.2.4 Majzum .............................................................................. 221
REFERENSI ............................................................................... 223
PROFIL PENULIS .................................................................... 224
www.programbisa.com
BAB I
PENGANTAR ILMU NAHWU
I.1 Pengantar Ilmu Nahwu
Pernahkah kita berpikir kenapa ada beberapa kata yang
sama dalam Al Quran tetapi memiliki harakat yang berbedabeda. Kadang berharakat dhammah, fathah atau kasrah
meskipun untuk kata yang sama. Contohnya lafal Allah.
Dalam basmalah, lafal Allah berharakat kasrah:
): (
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi
Maha Penyayang. (Al Fatihah: 1)
Dalam ayat kursi, lafal Allah berharakat dhammah:
):(...
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan
Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhlukNya). (Al Baqarah: 255)
Dalam ayat lain, lafal Allah berharakat fathah:
):(
Abu Razin & Ummu Razin
www.programbisa.com
Artinya adalah Zaid telah Memukul Bakr, akan tetapi
bila seperti ini:
Artinya menjadi Bakr telah memukul Zaid.
www.programbisa.com
www.programbisa.com
): (
Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan
berbahasa Arab, agar kamu memahaminya. (Yusuf: 2)
juga firman Nya:
): (
Dengan Bahasa Arab yang jelas. (Asy Syuaraa: 195)
Allah subhanahu wa taala juga berfirman:
): (
(ialah) Al Quran dalam Bahasa Arab yang tidak ada
kebengkokan (di dalamnya) supaya mereka bertakwa (Az
Zumar: 28)
Umar Bin Khattab z berkata:
www.programbisa.com
www.programbisa.com
2.
3.
Hanya pendekatan saja. Umumnya kata benda dan kata sifat termasuk isim. Bukan
berarti seluruh kata sifat adalah Isim. Karena ada kata sifat dalam Bahasa Arab yang
masuk dalam kelompok kata kerja (fiil)
Hanya pendekatan saja. Umumnya kata sambung dan kata hubung adalah huruf.
Namun, tidak sedikit kata sambung atau kata hubung yang termasuk kelompok Isim.
www.programbisa.com
www.programbisa.com
kerja seperti
(telah menulis) dan ( telah mengetahui).
Dalam Bahasa Arab, kata kerja ada 3 jenis4:
1.
Fiil Madhi (
)
Fiil madhi adalah kata kerja untuk masa lampau yang
2.
Fiil Mudhari (
)
Fiil mudhari adalah kata kerja yang memiliki arti sedang
atau akan melakukan. Contohnya:
( sedang menulis)
3.
Fiil Amar (
)
Fiil amar adalah kata kerja untuk perintah. Contohnya:
(tulislah!) atau ( ketahuilah!).
Pembagian fiil menjadi seperti ini lebih mirip tata bahasa inggris yang mengenal
istilah past tense (masa lampau) dan present continous tense (sedang berlangsung).
Harus diakui tata Bahasa Arab lebih sesuai dengan tata bahasa Inggris ketimbang
bahasa Indonesia.
www.programbisa.com
Berikut ini tabel contoh ketiga jenis fiil untuk berbagai kata
kerja
No.
1
Fiil Madhi
Fiil Mudhari
Fiil Amar
(telah melihat)
(sedang melihat)
(lihatlah!)
(telah duduk)
(sedang duduk)
(duduklah!)
(telah membuka)
(sedang membuka)
(bukalah!)
(telah mendengar)
(sedang mendengar)
(dengarkan!)
(telah menghitung)
(sedang menghitung)
(hitunglah!)
Silahkan merujuk ke buku kami, Ilmu Sharaf ntuk Pemula, untuk mendapatkan
pembahasan tentang masalah ini.
Silahkan merujuk ke buku kami, Ilmu Sharaf Untuk Pemula, untuk mendapatkan
pembahasan tentang masalah ini.
www.programbisa.com
( telah baik)
(telah bagus)
( telah dekat)
( telah jauh)
( telah mulia)
( sedang baik)
( sedang bagus)
( Sedang dekat)
( sedang jauh)
( sedang mulia)
Lihat penjelasannya dalam Syarah Mukhtashar Jiddan oleh Syaikh Ahmad Zaini Dahlan.
10
www.programbisa.com
Didahului huruf
Huruf
artinya adalah sungguh. Contohnya:
): (
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman.
(Al Muminun: 1)
Didahului huruf
Huruf
artinya adalah akan. Contohnya:
):(...
Orang-orang yang kurang akalnya diantara manusia akan
berkata .(Al Baqarah: 142)
Maka kata merupakan fiil.
3.
Didahului huruf
Huruf
,
artinya juga Akan. Bedanya dengan
kata
digunakan untuk waktu yang lebih lama
daripada
. Contohnya:
11
www.programbisa.com
): (
Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat
perbuatanmu itu). (At Takatsur: 3)
4.
Diakhiri Ta Tanits
Ta tanits tidak memiliki arti khusus, hanya huruf
tambahan saja. Ta tanits ini merupakan ciri fiil madhi
dhamir
. Contohnya:
):(... ...
Kata
diakhiri dengan huruf ta yang berharakat
sukun (ta tanits). Maka kata ini termasuk fiil.
Namun yang perlu dicatat, bila ada kata dalam Al
Quran, hadits, dan kitab Bahasa Arab yang mengandung
ciri-ciri di atas, maka sudah pasti fiil, akan tetapi tidak
semua fiil datang dengan ciri-ciri tersebut. Banyak fiil yang
berdiri sendiri tanpa ciri yang menyertainya.
Selain pembagian fiil berdasarkan waktu (fiil madhi, fiil
mudhari, dan fiil amar), ada beberapa pembagian fiil yang
wajib diketahui oleh pemula, yaitu:
1.
2.
3.
12
www.programbisa.com
Fiil Lazim ( )
Fiil Mutaadiy (
)
13
www.programbisa.com
Fiil malum (
)
Fiil malum adalah kata kerja aktif.
14
www.programbisa.com
2.
Fiil majhul (
)
Fiil majhul adalah kata kerja pasif.
(Zaid telah memukul Bakr)
2.
3.
15
www.programbisa.com
16
www.programbisa.com
Ketika Majhul
Ketika Malum
Fiil Shahih (
)
Contohnya
( telah makan) dan
( telah menulis).
Ketiga huruf penyusun dari kedua fiil tersebut tidak ada
17
2.
www.programbisa.com
Fiil Mutal ( )
Contoh fiil mutal adalah
(menjadi),
(melempar),
(takut), dan
(menjauhi).
Bukankah kata
mengandung huruf alif?
Kita harus membedakan alif dengan hamzah. Dalam
kaidah penulisan bahasa arab, alif yang berharakat disebut
dengan hamzah. Alif sendiri hanya berfungsi sebagai mad
(pemanjang bacaan). Perhatikan perbedaan hamzah dengan
alif melalui contoh berikut:
Hamzah
(Makan)
( bertanya)
( membaca)
Alif
(berdiri)
(berkata)
(berpuasa)
18
www.programbisa.com
19
www.programbisa.com
Kata yang mengandung sebuah makna padadirinya dan
tidak berkaitan dengan waktu8
Lihat penjelasannya dalam Syarah Mukhtashar Jiddan oleh Syaikh Ahmad Zaini Dahlan.
20
www.programbisa.com
2.
Bertanwin
Semua kata dalam Bahasa Arab yang berharakat tanwin
baik dhammatain, fathatain, maupun kasratain, sudah
pasti isim. Contohnya:
3.
. Contohnya:
Maka kata
merupakan isim.
dan
Penjelasan apa itu
huruf jar akan dibahas selanjutnya
pada pembahasan tentang huruf.
Bagi pemula, setidaknya harus memahami pembagian
Isim sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
21
www.programbisa.com
Isim Mufrad (
)
Isim Tatsniyah ()
22
www.programbisa.com
,
(dua orang muslim dan dua orang muslimah)
dan
,
(dua kitab, dua pulpen)
atau
,
(dua kitab, dua pulpen)
3.
Jamak (
)
Jamak dalam Bahasa Arab ada tiga jenis, yaitu:
atau
(keduanya memiliki arti orang-orang muslim)
3. Jamak Taksir (
)
Ini adalah jamak yang tidak memiliki aturan baku.
Jamak ini biasanya digunakan untuk kata benda mati
Abu Razin & Ummu Razin
23
www.programbisa.com
laki-laki ( ) ,
nabi (
-
) ,
ustadz () , dan
orang kaya (
).
rasul (),
buku (-) ,
pintu (-).
pulpen ( -),
Catatan:
1.
2.
24
www.programbisa.com
3.
( siswa) ( siswa)
( pekerja) (pekerja-pekerja)
Rumus Tatsniyah
Rumus perubahan mufrad ke tatsniyah ada dua:
Mufrad +
(aani) untuk keadaan rafa9
Mufrad +
(aini) untuk keadaan nashab dan jar
2.
Mufrad +
(iina) untuk keadaan nashab atau jar
Mufrad +
(uuna) untuk keadaan rafa
Kita akan membahas tentang istilah rafa, nashab, dan jar pada bab-bab selanjutnya
25
3.
www.programbisa.com
Muannats
Salim
Taksir
26
www.programbisa.com
Keterangan:
Pada contoh 1 dan 2 kita hendak membandingkan
perbedaan perubahan antara bentuk mudzakkar dan
muannats. Contoh 1 merupakan bentuk mudzakkar, sehingga
tidak didapati bentuk jamak muannats salim-nya. Contoh 2
merupakan bentuk muannats sehingga tidak didapati jamak
mudzakkar salim-nya.
Pada contoh 3 dan 4 kita hendak membandingkan
tentang kedua jenis perubahan dari dua kata benda yang
berbeda. Ini menunjukkan bahwa jamak taksir tidak memiliki
rumus perubahan, dengan kata lain tidak teratur10.
Isim Mudzakkar (
)
Sebetulnya jamak taksir juga memiliki pola. Akan tetapi ada 27 pola berbeda sehingga
sulit untuk
27
www.programbisa.com
2.
Nama orang: ,
,,( dan semua nama lakilaki)
Nama wanita: , ,
dan semua nama
wanita.
berpasangan seperti
(mata)(telinga),
dan (tangan).
Sebagian nama benda langit seperti ( bumi) dan
(matahari) juga dianggap muannats. Hal-hal semacam ini
memang seringkali terjadi dalam Bahasa Arab. Sampaisampai ada ungkapan, dalam setiap kaidah selalu ada
pengecualian. Oleh karena itu, penting untuk mempelajari
28
www.programbisa.com
2.
(ini adalah bukunya Zaid)
29
www.programbisa.com
( dia pria)
c. ( mereka pria)
a.
(dia wanita)
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
(mereka wanita)
(Kamu pria)
( Kalian pria)
(Kamu Wanita)
( Kalian wanita)
(Saya)
(Kami)
Lihat Bab An Natu dari Kitab Matan Al Ajurrumiyyah oleh Ibnu Ajurrum Ash Shanhajiy
30
www.programbisa.com
3.
atau nama
( Zaid),
dan
(Tunggal)
b.
(Ganda)
c. (Jamak)
a.
a. ( Tunggal)
b.
(Ganda)
c.
(Jamak)
( Tunggal)
b.
(Ganda)
c.
(Jamak)
a.
31
www.programbisa.com
( Tunggal)
b.
(Ganda)
c.
(Jamak)
a.
4.
5.
32
www.programbisa.com
a.
Arti
Buku dia (laki-laki)
Buku mereka berdua (laki-laki)
Buku mereka (laki-laki)
Buku dia (wanita)
Buku mereka berdua (wanita)
Buku mereka (wanita)
Buku Kamu (laki-laki)
Buku kalian berdua (laki-laki)
Buku Kalian (laki-laki)
Bukumu (wanita)
Buku kalian berdua (wanita)
Buku Kalian (wanita)
Buku Saya
Buku Kami
33
www.programbisa.com
Aisyah), ( penduduk Mekkah),
(penduduk Madinah)
c. Idhafah kepada Isim Isyarah
Contohnya ( Ibunya anak perempuan ini)
Contohnya
( Ahli Hadits),
( buku
bahasa),
(pintu masjid)
marifah. Contohnya kata , , , , dan
adalah nakirah. Sedangkan bila dilekati alif lam menajdi
, , ,
, dan
maka menjadi
marifah. Secara sederhana bisa kita simpulkan bahwa isim
nakirah adalah semua kata yang tidak dilekati alif lam dan
tidak diidhafahkan kepada isim marifah.
34
www.programbisa.com
Contohnya:
(mata),
(masjid), (pintu), (Zaid),
dan sebagainya. Namun ada beberapa isim yang tidak boleh
bertanwin ketika berdiri sendiri, apalagi ketika kemasukan
alif dan lam atau idhafah. Isim yang termasuk jenis ini disebut
dengan isim ghairu munsharif. Contohnya dalam Al Quran:
):(...
dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: Ya Tuhanku,
Jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa . (Al
Baqarah: 126)
Bila kita periksa dalam seluruh ayat Al Quran yang
mengandung nama Nabi Ibrahim maka akan kita dapati
bahwa seluruhnya tidak bertanwin. Berbeda dengan Nabi
Abu Razin & Ummu Razin
35
www.programbisa.com
):(
Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu
sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan
nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan
wahyu (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yaqub dan anak
cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. dan Kami
berikan Zabur kepada Daud. (An Nisa: 163)
Perhatikanlah bahwa nama Nabi Nuh disebutkan dalam
keadaan bertanwin, akan tetapi nama nabi-nabi lain yang
disebutkan di atas mulai dari Nabi Ibrahim hingga Nabi
Daud tidak ada satupun yang bertanwin. Ini dikarenakan
nama nabi Ibrahim, Ismail, Ishak, Yaqub, Isa, Ayyub, Yunus,
Harun, Sulaiman dan Daud termasuk isim ghairu munsharif,
yaitu isim yang tidak boleh bertanwin. Selain tidak
bertanwin, isim ghairu munsharif juga tidak menerima harakat
kasrah. Oleh karena itu kata ibrahim pada ayat di atas tidak
dibaca kasrah sekalipun didahului oleh huruf jar12. Lalu apa
saja isim yang tidak boleh bertanwin?
12
Huruf jar adalah huruf yang menyebabkan isim yang ada setelahnya menjadi dalam
keadaan jar / khafadh. Bentuk asal jar adalah harakat kasrah.
36
www.programbisa.com
2.
3.
4.
37
www.programbisa.com
5.
6.
7.
8.
(merah),
( hijau), ( putih),
( biru),
(kuning) ,
(putih) dan
(paling besar),
(paling
utama),
(paling baik), ( paling jauh)
9.
dan
sebagainya. Contohnya ( lagu-lagu),
( kaidah
kaidah),
(risalah-risalah), dan
( sekolahsekolah).
13
38
www.programbisa.com
tanits mamdudah menjadi
. Semua kata yang
diakhiri alif tanits baik yang maqsurah maupun
mamdudah termasuk isim ghairu munsharif.
Contoh kata yang diakhiri alif tanits maqshurah14:
(haus),
( lapar),
(hijau),
( merah),
(putih),
( hitam),
( biru),
( putih),
(teman-teman),
( para penyair)
14
15
Disebut mamdudah (dipanjangkan) karena alif nya ditulis dalam bentuk alif tegak
seperti biasa
39
www.programbisa.com
Isim mufrad
2.
Jamak taksir
3.
40
www.programbisa.com
Isim Mufrad
Rafa
Nashab
Jar
(Seorang laki-laki telah
datang)
Jamak
Taksir
Jamak
Muannats Salim
Perhatikanlah bahwa ketiga jenis kata di atas berubahubah sesuai kedudukannya dalam kalimat (berbeda ketika
menjadi subjek, menjadi objek, dan ketika didahului oleh
huruf jar). Kadang dhammah, fathah, atau kasrah sesuai
kedudukannya dalam kalimat. Pembahasan tentang rafa,
nashab, dan jar serta kedudukan kata dalam kalimat akan
dibahas lebih lanjut pada bab-bab selanjutnya.
B. Berubah Huruf
Kelompok kata ini yang berubah bukan harakatnya,
melainkan hurufnya. Kelompok kata yang masuk jenis ini
adalah:
1.
Tastniyah
2.
3.
16
Isim-isim yang lima adalah istilah untuk 5 isim yang memiliki perubahan akhir kata
yang berbeda dengan isim yang lain. Pembahasan lebih detail akan dibahas pada bab-
41
www.programbisa.com
Rafa
Nashab
Jar
(2 orang muslim telah
datang)
Jamak
Mudzakkar
Salim
Isim Yang
Lima
42
www.programbisa.com
43
www.programbisa.com
(dan)
(maka)
(dengan)
(untuk)
(akan)
(seperti)
( dari),
(ke),
(dari) ,
(di atas),
( di dalam)
Huruf Jar
2.
Huruf Nashab
3.
Huruf Jazm
harus
menghafal
dan
44
www.programbisa.com
( dari),
(ke),
(dari) ,
(di atas),
(Sedikit/jarang),
( di dalam),
(dengan),
(untuk),
): (
Dari golongan jin dan manusia. (An Naas: 6)
): (
dan kepada langit, bagaimana ia ditinggikan? (Al
Ghasyiyah: 18)
): (
Tentang berita yang besar. (An Naba: 2)
): (
Tuhan yang Maha Pemurah. yang bersemayam di atas
Arsy. (Thaha: 5)
): (
yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia. (An
Naas: 5)
45
www.programbisa.com
): (
Katakanlah: Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara
dan menguasai) manusia. (An Naas: 1)
):(
kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu,
bahkan lebih keras lagi. (Al Baqarah: 74)
): (
Segala puji bagi Allah, tuhan semesta alam. (Al Fatihah: 2)
46
www.programbisa.com
huruf qasam:
): (
Demi masa. (Al Ashr: 1)
): (
Saudara-saudara
Yusuf
Menjawab
Demi
Allah
Sesungguhnya kamu mengetahui bahwa Kami datang bukan
untuk membuat kerusakan di negeri (ini) dan Kami bukanlah
Para pencuri. (Yusuf: 73)
47
www.programbisa.com
BAB II
KALIMAT INTI
Kunci memahami suatu bahasa adalah dengan cara
memahami pola atau struktur kalimatnya. Bagi pemula,
sangat penting untuk memahami struktur kalimat Bahasa
Arab. Apalagi struktur Bahasa Arab agak berbeda dengan
bahasa Indonesia. Oleh karena itu, sebelum membahas yang
lain-lain, kita akan mempelajari struktur kalimat Bahasa
Arab terutama struktur kalimat inti. Adapun keterangan
kalimat baru akan kita bahas pada bab 3 insya Allah.
Struktur kalimat inti dalam Bahasa Arab minimal harus
tersusun dari dua kata:
1.
Isim + Isim
2.
Fiil + Isim
48
( Ini adalah Buku)
( Ia adalah seorang dokter)
Abu Razin & Ummu Razin
www.programbisa.com
c.
( zaid adalah seorang guru)
d.
( Aisyah adalah seorang siswi)
( Zaid telah pergi)
b.
(Fathimah telah pergi)
c.
( Ahmad sedang pergi)
d.
( Aisyah sedang pergi)
49
www.programbisa.com
Subjek Predikat
Kata kerjanya (
)disebut lebih dulu dari pelaku (subjek).
2.
50
www.programbisa.com
KAIDAH UMUM
Dalam menyusun kalimat Bahasa Arab, ada dua
pembahasan yang pasti akan selalu menyertai pembahasan
seputar persyaratan kalimat tersebut; yaitu pembahasan
tentang isim berdasarkan jenis (mudzakkar dan muannats) dan
isim berdasarkan jumlah (Mufrad, Tastniyah, Jamak). Ini
penting dikarenakan dalam pola kalimat Bahasa Arab,
perbedaan jenis dan jumlah kata akan sangat mempengaruhi
bentuk kata yang sesuai untuk kalimat tersebut. Sebagai
contoh, bila kita ingin membuat kalimat zaid telah hadir
dan Fathimah telah hadir, maka ada perbedaan fiil yang
digunakan. Perhatikan kalimat berikut:
51
www.programbisa.com
(Zaid telah berdiri)
(Zaid sedang berdiri)
Kaidah yang berlaku untuk jumlah filiyyah dengan fiil
lazim adalah:
52
www.programbisa.com
Mufrad
Dhammah
Tatsniyah
Bentuk aani (
)
Bentuk uuna (
)
Dhammah
Jamak Taksir
Dhammah
Contoh
A. Fiil Madhi
A.1 Mufrad
Perhatikan tabel berikut untuk memahami 3 persyaratan
jumlah fiiliyyah yang telah disebutkan di atas. Perhatikan
bahwa semua fail dalam contoh berikut ini berharakat
dhammah / dhammatain. Ini dikarenakan fail itu wajib rafa
53
www.programbisa.com
Muannats
54
www.programbisa.com
ganti sampai
, ada 8 fiil yang failnya sudah melekat
pada fiilnya yaitu
fiil dhamir
mukhathab (kata ganti orang
kedua) yaitu
,
dan fiil
dhamir
Kata Ganti
Arti
Kamu (pria) telah duduk
Kalian berdua (pria) telah duduk
Kalian (pria) telah duduk
Kamu (wanita) telah duduk
Kalian berdua (wanita) telah duduk
Kalian (wanita) telah duduk
Saya (pria / wanita) telah duduk
Kami (pria / wanita ) telah duduk
merupakan isim dhamir yang melekat pada
.
Maknanya sudah dapat dipahami bahwa yang duduk adalah
orang yang berbicara (Saya). Ini berbeda dengan fiil madhi
dhamir ghaib (kata ganti orang ketiga) dimana kita
55
www.programbisa.com
( Zaid telah duduk), maka kalimat ini jelas
menunjukkan bahwa yang duduk adalah Zaid.
A.2 Tatsniyah
Dalam kaidah telah disebutkan, sekalipun failnya
tatsniyah, fiilnya harus tetap mufrad. Contohnya:
(Dua muslim telah pergi)
56
www.programbisa.com
(Kedua guru
[pria] telah datang)
(Kedua guru
[wanita] telah datang)
(Kedua dokter
[wanita] telah duduk
(Dua guru
[pria] telah berdiri)
(Dua guru
[wanita] telah berdiri)
Muannats
57
www.programbisa.com
58
www.programbisa.com
A.3 Jamak
Sama dengan tatsniyah, berdaasarkan kaidah, jumlah
filiyyah yang failnya jamak, tetap menggunakan fiil dalam
bentuk mufrad. Ini berlaku baik untuk jamak mudzakkar salim,
jamak muannats salim, maupun jamak taksir. Perhatikan tabel
beriku untuk memahaminya:
A.3.1 Jamak Salim
Jamak Salim
Jamak Mudzakkar Salim
(orang-orang muslim
telah shalat)
(orang-orang muslimah
telah shalat)
(orang-orang mumin
telah berpuasa)
(orang-orang muminah
telah berpuasa)
59
www.programbisa.com
Bila fail nya jamak taksir lighairil aqil, maka fiil nya
wajib dalam keadaan mufrad muannats.
2.
Bila fail nya jamak taksir lil aqil, maka fiil nya
menyesuaikan jenis dari fail tersebut. Bila jamak taksirnya
untuk mudzakkar, maka hukum asalnya17 fiil nya wajib
mufrad mudzakkar. Sebaliknya bila jamak taksirnya untuk
muannats, maka fiil nya wajib mufrad muannats.
17
Terkadang ditemukan fiil nya dalam bentuk mufrad muannats seperti pada Surat Al
Araf Ayat 101:
60
www.programbisa.com
2.
61
Mufrad
www.programbisa.com
Jamak Taksir
(Bunga telah bermekaran)
( Burung telah berkicau)
(Pohon telah tumbuh)
( Hati telah khusyu)
( pohon) dan ( bunga) maupun yang disepakati
62
www.programbisa.com
-( laki-laki)
- ( siswa)
Adapun contoh jamak taksir yang digunakan untuk
wanita:
-(janda)
-(hamba wanita)
Bila jamak taksir lil aqil nya untuk mudzakkar, maka fiil
yang digunakan dalam bentuk mufrad mudzakkar
2.
Bila jamak taksir lil aqil nya untuk muannats, maka fiil
yang digunakan dalam bentuk mufrad muannats.
63
www.programbisa.com
Bila jamak taksir lil aqil nya untuk mudzakkar, maka fiil
yang digunakan dalam bentuk mufrad mudzakkar
2.
Bila jamak taksir lil aqil nya untuk muannats, maka fiil
yang digunakan dalam bentuk mufrad muannats.
(Seorang siwa telah duduk)
( Seorang pedagang telah tersenyum)
64
Jamak Taksir
www.programbisa.com
(Seorang janda telah menangis)
Jamak Taksir
65
www.programbisa.com
B. Fiil Mudhari
Pada pembahasan tentang contoh jumlah filiyyah dalam
bentuk fiil mudhari ini, Kami tidak mengulangi pembahasan
tentang kaidah yang berkaitan dengan struktur kalimat
jumlah filiyyah. Karena tidak ada perbedaan selain bentuk
tashrif fiil madhi menjadi fiil mudhari. Akan tetapi beberapa
hal yang perlu menjadi perhatian pemula akan Kami bahas
seperlunya.
66
www.programbisa.com
B.1 Mufrad
Mudzakkar
Muannats
(Bulan purnama
sedang nampak)
(Anak laki-laki
sedang bermain)
(anak perempuan
sedang bermain)
67
www.programbisa.com
Kata Ganti
Arti
Kamu (pria) sedang duduk
Kalian berdua (pria) sedang duduk
Kalian (pria) sedang duduk
Kamu (wanita) sedang duduk
Kalian berdua (wanita) sedang duduk
Kalian (wanita) sedang duduk
Saya (pria / wanita) sedang duduk
Kami (pria / wanita ) sedang duduk
B.2 Tatsniyah
Meskipun subjeknya tatsniyah, fiil mudhari yang
digunakan tetap dalam bentuk tunggal. Contohnya untuk
kalimat dua orang islam sedang berpuasa, maka bahasa
arabnya adalah:
68
www.programbisa.com
Muannats
( Dua orang
( Dua orang
69
www.programbisa.com
B.3 Jamak
B.3.1 Jamak Salim
Sama dengan tastniyah, Baik jamak mudzakkar salim
maupun jamak muannats salim sama-sama menggunakan fiil
mudhari dalam bentuk mufrad. Bedanya, jamak mudzakkar
salim menggunakan fiil mudhari mufrad mudzakkar sedangkan
jamak muannats salim menggunakan fiil mudhari mufrad
muannats. Silahkan perhatikan tabel berikut:
Jamak Salim
Jamak Mudzakkar Salim
(orang-orang muslim
sedang shalat)
(orang-orang muslimah
sedang shalat)
(orang-orang mumin
sedang berpuasa)
(orang-orang muminah
sedang berpuasa)
(guru-guru
(pria) sedang berdiri)
(guru-guru
(wanita) sedang berdiri)
70
www.programbisa.com
71
Mufrad
( buku sedang hilang)
( Masjid sedang banyak)
( Pohon sedang tumbuh)
(Sungai sedang mengering)
( Daun sedang berguguran)
( Bunga sedang bermekaran)
( Burung sedang berkicau)
( Hati sedang khusyu)
( Jiwa sedang tenang)
www.programbisa.com
Jamak Taksir
72
www.programbisa.com
Mufrad
(Seorang siwa sedang duduk)
Jamak Taksir
( Seorang pedagang sedang tersenyum)
( Seorang saudara sedang berdiri)
( Orang kaya itu sedang mulia)
( Orang tua itu sedang lemah)
( Seorang teman sedang pergi)
73
www.programbisa.com
Mufrad
Jamak Taksir
C. Fiil Amar
Fiil amar agak berbeda dengan fiil madhi dan fiil
mudhari karena fail (subjek) nya telah melekat dengan
fiilnya. Ketika kita mengatakan
( duduklah!) kepada
lawan bicara, maka yang diminta untuk duduk adalah lawan
bicara (Kamu). Sehingga
meskipun terlihat satu kata,
namun pada hakikatnya tersusun dari dua kata yaitu
dan
sehingga ini memenuhi persyaratan kalimat yang
harus tersusun minimal dari 2 kata. Karena fail sudah
melekat dengan fiil amar, maka keenam tashrif fiil amar
digunakan sesuai dengan banyaknya pelaku yang diminta
untuk melakukan sesuatu. Contohnya untuk kata perintah
maka ada 6 kalimat yang bisa digunakan, yaitu:
74
www.programbisa.com
Kalimat
Arti
Dhamir
Objek
Subjek
Predikat
Kata merupakan kata predikat atau kerja lampau (fiil
madhi), Zaid adalah subjek (fail) dan Al Quran adalah objek
(Maful bih). Susunan kalimat Bahasa Arab memang berbeda
dengan bahasa Indonesia yang memiliki rumus Subjek +
Predikat + Objek. Beda dengan Bahasa Arab yang memiliki
rumus:
75
www.programbisa.com
Mufrad
Dhammah
Tatsniyah
Bentuk aani (
)
Bentuk uuna (
)
Dhammah
Jamak Taksir
Dhammah
76
Contoh
www.programbisa.com
Jumlah
Mufrad
Fathah
Tatsniyah
Bentuk aini (
)
)
Jamak Mudzakkar Salim Bentuk iina (
Jamak Muannats Salim Kasrah
Jamak Taksir
5.
Fathah
Contoh
77
www.programbisa.com
RUMUS CEPAT:
FIRA DAN FARA MANIS MANA?
1.
2.
3.
4.
78
www.programbisa.com
A. Fiil Madhi
A.1 Mufrad
Jumlah fiiliyah untuk fiil mutaaddiy harus tersusun dari
fiil, fail, dan maful bih. Sebagaimana disebutkan dalam
kaidah bahwa fail harus rafa sedangkan maful bih harus
nashab. Ketika rafa, Isim mufrad wajib berharakat
dhammah dan ketika nashab, isim mufrad wajib berharakat
fathah. Untuk fiil dan fail nya sendiri sudah dibahas pada
pembahasan fiil lazim sehingga tidak perlu dijelaskan
kembali di sini. Silahkan perhatikan contoh kalimat pada
tabel berikut:
79
Mudzakkar
www.programbisa.com
Muannats
(Siswa telah mempelajari bahasa)
(Guru telah menghapus
papan tulis)
(Guru telah menghapus tulisan)
(Khadijah telah
memberi makan ikan)
80
www.programbisa.com
A.2 Tastniyah
Tidak ada pembahasan khusus untuk fiil mutaaddiy
yang maful bihnya tastniyah selain bentuk yang digunakan
adalah ayni bukan aani.
Mudzakkar
Muannats
81
www.programbisa.com
(Maryam telah menjual 2 sepeda)
A.3 Jamak
A.3.1 Jamak Salim
Perhatikan contoh-contoh variasi kalimat berikut ini.
Fokus pembahasan pada kalimat berikut adalah pada objek
(maful bih) yang datang dalam bentuk Jamak Salim, baik
jamak mudzakkar salim maupun jamak muannats salim. Ketika
jamak mudzakkar salim menjadi maful bih, maka bentuk yang
digunakan adalah yang berakhiran iina. Karena maful bih
harus nashab dan bentuk nashab jamak mudzakkar salim adalah
iina bukan uuna. Adapun jamak muannats salim,
memiliki kaidah yang agak menyimpang, dimana ketika
nashab, malah berharakat kasrah. Silahkan perhatikan tabel
berikut.
82
www.programbisa.com
Mudzakkar
Muannats
83
www.programbisa.com
84
www.programbisa.com
Jamak Taksir
85
www.programbisa.com
86
www.programbisa.com
Mufrad
Jamak Taksir
87
www.programbisa.com
Mufrad
Jamak Taksir
88
www.programbisa.com
B. Fiil Mudhari
Pada pembahasan tentang fiil mudhari untuk fiil
mutaaddiy ini, Kami tidak mengulang pembahasan karena
sudah dibahas pada pembahasan fiil madhi.
B.1 Mufrad
Ketika mufrad, menjadi fiil maka harus berharakat
dhammah dan ketika menjadi maful bih harus berharakat
fathah.
89
Mudzakkar
www.programbisa.com
Muannats
(Umar sedang memberi makan
kucing)
90
www.programbisa.com
B.2 Tastniyah
Ketika tatsniyah menjadi fail maka harus dalam bentuk
aani, sedangkan bila dalam kedudukan maful bih, harus
dalam bentuk aini.
Mudzakkar
Muannats
( Zaid sedang
membeli 2 mobil)
( Utsman
( Aisyah
( Dua siswa
( Dua siswi
( Pak guru
( Bu guru
( Ayah
( Ibu sedang
membersihkan 2 lemari)
( Zaid sedang
( Aisyah
memukul 2 pencuri)
91
www.programbisa.com
B.3 Jamak
B.3.1 Jamak Salim
Ketika menjadi fail, jamak mudzakkar salim harus dalam
bentuk uuna sedangkan ketika menjadi maful bih, harus
dalam bentuk iina. Adapaun jamak muannats salim, ketika
menjadi fail wajib berharakat dhammah dan ketika menjadi
maful bih harus berharakat kasrah.
92
www.programbisa.com
Mudzakkar
Muannats
93
www.programbisa.com
94
www.programbisa.com
Mufrad
Jamak Taksir
(Seorang anak laki-laki sedang
melihat bintang)
95
www.programbisa.com
96
www.programbisa.com
Jamak Taksir
97
www.programbisa.com
Jamak Taksir
98
www.programbisa.com
C. Fiil Amar
Perhatikan kata kerja perintah (fiil amar) pada tabel
berikut ini. Seluruh maful bih (Objek) dalam kalimat berikut
berharakat fathah. Ini dikarenakan maful bih wajib dalam
keadaan nashab dan fathah adalah tanda asal nashab. Isim
mufrad termasuk isim yang ketika nashab wajib berharakat
fathah.
Kalimat
Arti
Hidupkan lampunya!
Matikan lampunya!
Buka pintunya!
Tutup pintunya!
Dorong pintunya!
Tarik Pintunya!
Ambilkan piringnya!
Masak nasinya!
Pel lantainya!
Bersihkan jendelanya!
Rapihkan kasurnya!
Sapu halamannya!
Jemur bajunya!
Cuci bajunya!
Setrika bajunya!
99
www.programbisa.com
Kalimat
100
Isim Dhamir
www.programbisa.com
Mubtada Khabar
Isim yang pertama disebut dengan Mubtada dan isim
yang kedua disebut khabar. Mubtada adalah kata / objek
dalam bentuk isim yang ingin dijelaskan sedangkan khabar
sesuai dengan namanya adalah kabar atau penjelasan dari
kondisi, keadaan, jabatan, atau penjelasan dalam bentuk
apapun dari objek yang sedang dijelaskan (mubtada).
Contohnya:
(Zaid adalah muslim)
Maka Zaid adalah objek atau isim yang ingin dijelaskan,
sedangkan muslim adalah kabar atau penjelasan dari
keadaan Zaid yang beragama Islam. Contoh lainnya:
101
www.programbisa.com
(Dia adalah Zaid)
Kata Dia adalah mubtada sedangkan Zaid adalah
penjelasannya. Dari kalimat ini dipahami bahwa nama dia
yang sedang dibicarakan dalam kalimat tersebut bernama
Zaid. Lainnya:
(Orang islam itu baik)
Kata Muslim dalam kalimat tersebut adalah mubtada,
yaitu kata atau objek yang ingin dijelaskan. Sedangkan
Baik merupakan penjelasan dari sifat muslim.
Dari contoh-contoh di atas, Jumlah ismiyyah bisa dari
kombinasi isim + isim dari jenis apapun. Artinya, bisa saja
mubdatanya isim alam (nama orang), atau isim isyarah (kata
tunjuk), isim dhamir (kata ganti), atau isim jenis apapun yang
sesuai dengan konteks pembicaraan.
102
www.programbisa.com
2.
3.
Mufrad
Dhammah
Tatsniyah
Bentuk aani ()
Bentuk uuna (
)
Dhammah
Jamak Taksir
Dhammah
Contoh
103
www.programbisa.com
(Buku ini baru)
104
www.programbisa.com
Jenis
Mufrad
Tatsniyah
Jamak Salim
Jamak Taksir
Mudzakkar
Muannats
105
www.programbisa.com
RUMUS CEPAT:
MADU MANIS DARI MALANG
1. MADU: MArfu keDUanya
2. MANIS: Mubtada dan khabar itu harus saMA jeNIS
3. DARI: MubtaDA harus maRIfat
4. MALANG: SaMA biLANGan jumlahnya
106
www.programbisa.com
2.2.1 Mufrad
Isim Isyarah
Mudzakkar
Isim Dhamir
Isim Alam
Muannats
107
www.programbisa.com
atau .
108
www.programbisa.com
2.2.2 Tatsniyah
Isim Dhamir
Isim Isyarah
Mudzakkar
2 pulpen)
2 jendela)
( Itu adalah
( Itu adalah
(Mereka berdua
(Mereka berdua
Pak dokter)
adalah Bu dokter)
( Kalian berdua
( Kalian berdua
Muannats
109
www.programbisa.com
Isim Dhamir
Isim Isyarah
Mudzakkar
(Mereka berpuasa)
(Kalian rajin)
(Kaum kafir itu dimurkai)
Muannats
110
www.programbisa.com
(Rumah-rumah itu luas)
Adapun bila jamak nya untuk yang berakal (lil aaqil)
maka khabarnya mengikuti jenis jamak taksirnya. Bila jamak
taksir untuk mudzakkar, maka khabarnya jamak mudzakkar
salim. Contohnya:
111
www.programbisa.com
(Pria-pria itu rajin)
Bila jamak taksir nya untuk muannats, maka khabarnya
adalah jamak muannats salim. Contohnya:
(pemudi-pemudi itu rajin)
Kecuali bila khabarnya merupakan isim yang ketika
jamaknya berubah menjadi jamak taksir maka ini digunakan
baik untuk jamak taksir lil aqil mudzakkar maupun muannats.
Contohnya untuk mudzakkar:
(Para siswa itu baru)
dan contoh untuk muannats:
112
www.programbisa.com
2.
3.
113
www.programbisa.com
Isim
Isyarah
Jenis
Mufrad
( ini adalah rumah)
(buku itu baru)
( bintang itu indah)
( Pintu itu terbuka)
(Masjid itu dekat)
(Sekolah itu luas)
( Sungai itu panjang)
( Hati itu tenang)
Jamak Taksir
114
www.programbisa.com
Isim Isyarah
Jenis
Mufrad
Mudzakkar
Jamak
Taksir
Isim Dhamir
(Dia adalah
hamba laki-laki)
(Kamu adalah
pedagang)
(Saya adalah
seorang laki-laki)
(Anak laki-laki
itu kecil)
( Hamba laki-laki
itu berpuasa)
Mufrad
Muannats
(Ini adalah
wanita)
(Itu adalah
janda)
(Dia adalah
hamba wanita)
(Kamu adalah
wanita)
(Saya adalah
wanita)
(Hamba wanita
itu kecil)
(Wanita itu
besar)
(Hamba wanita
itu berpuasa)
Jamak
Taksir
115
www.programbisa.com
TANBIH (PERHATIAN)
Terkadang ditemukan kalimat yang terkesan tidak
mengikuti kaidah jumlah ismiyyah, seperti:
):(
Cerai (yang dapat rujuk) itu dua kali. (Al Baqarah: 229)
Kata
merupakan mufrad sedangkan adalah
tatsniyah. Padahal mubtada dan khabar harus sama jumlahnya.
Kalimat semacam ini tidak wajib mengikuti kaidah karena
memang maksud dari kalimat ini adalah pemberitahuan
tentang hukum cerai yang dapat dirujuk itu adalah sebanyak
2 kali. Tentu kita tidak dapat memaksakan kalimatnya
menjadi:
(Puasa adalah perisai)
116
www.programbisa.com
menjadi
. Terkadang, kita harus menggunakan logika
dalam memahami suatu kalimat atau ketika membuat
sebuah kalimat. Karena tujuan kita membuat kalimat adalah
agar dapat dipahami orang lain oleh karena itu memahami
konteks kalimat sangat penting dalam mempelajari dan
menerapkan ilmu nahwu.
117
www.programbisa.com
BAB III
KETERANGAN TAMBAHAN DALAM KALIMAT
Dalam penggunaan kalimat sehari-hari, kita sering
menggunakan keterangan tambahan pada suatu kalimat
seperti keterangan tempat, waktu, kondisi, sifat, dan
sebagainya. Keterangan ini digunakan untuk memperjelas
maksud dari kalimat yang ingin disampaikan kepada lawan
bicara. Contohnya kalimat:
118
www.programbisa.com
digunakan dalam Al Quran, hadits, dan percakapan seharihari Bahasa Arab yang penting untuk dipahami oleh pemula.
Beberapa kata keterangan ada yang majrur dan manshub
dan ada juga yang fleksibel tergantung keadaan. Yang jelas,
tidak ada keterangan tambahan yang marfu, karena marfu
khusus untuk kata yang menempati jabatan utama dalam
kalimat seperi sebagai fail, mubtada, khabar dan naibul fail.
Begitupula tidak ada keterangan tambahan yang mazjum,
karena majzum umumnya hanya digunakan untuk penafian
fiil berupa huruf-huruf jazm.
119
www.programbisa.com
Mufrad
Kasrah
Tatsniyah
Bentuk aini (
)
)
Jamak Mudzakkar Salim Bentuk iina (
Jamak Muannats Salim Kasrah
Jamak Taksir
Kasrah
120
Contoh
www.programbisa.com
121
No.
Bilangan
Majrur
Mufrad
www.programbisa.com
Contoh Kalimat
Tatsniyah
Jamak
Mudzakkar
Salim
Jamak
Muannats
Salim
Jamak Taksir
Isim Ghairu
Munsharif
122
www.programbisa.com
dan
Peruntukan
Buku Zaid
Buku bahasa
123
www.programbisa.com
(buku nya zaid)
(buku untuk bahasa)
Selain memiliki kandungan makna
/ untuk , mudhaf
Cincin emas
Maka bentuk asalnya sebetulnya adalah:
124
www.programbisa.com
2.
3.
4.
18
Tidak bertanwin di sini bukan berarti mudhaf harus isim ghairu munsharif, akan tetapi
yang dimaksud adalah isim yang menjadi mudhaf (munsharif apalagi ghairu munsharif)
tidak boleh ditanwinkan
125
www.programbisa.com
126
www.programbisa.com
No.
Bilangan
Mudhaf ilaih
Contoh Kalimat
(Bukunya zaid itu baru)
Mufrad
Tatsniyah
Jamak
Mudzakkar
Salim
Jamak
Muannats
Salim
Jamak Taksir
Isim Ghairu
Munsharif
127
www.programbisa.com
3.2 Tawaabi
Tawaabi adalah kelompok jabatan kata dalam kalimat
yang tanda Irabnya tidak mutlak. Kelompok ini berbeda
dengan fail, mubtada dan khabar yang mutlak harus marfu
dan maful bih yang wajib nashab. Kelompok tawaabi, sesuai
artinya adalah pengikut. Irab dari kelompok tawaabi
mengikuti kata yang diikuti. Tawaabi ada 4:
Naat (sifat)
Taukid (penekanan)
Badal (pengganti)
Dengan membuang al marifat, maka maknanya
menjadi Zaid itu tinggi. Artinya, ini merupakan kalimat
128
www.programbisa.com
2.
3.
4.
129
No.
Bilangan Naat
Mufrad
www.programbisa.com
Contoh Kalimat
) Kedua pak guru
2
Tatsniyah
Jamak
Mudzakkar Salim
Jamak Muannats
Salim
Jamak Taksir
130
www.programbisa.com
.1 ():
.2
( ):
.3 ():
.4 ():
.5
():
.6 ():
.7 ():
.8
( ):
.9
():
.10 )(:
.11
()
131
www.programbisa.com
( dan),
(maka),
( kemudian),
( atau),
( ataukah),
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
( adakalanya),
( bahkan),
( tidak),
9.
( akan tetapi),
10. ( hingga)
8.
132
www.programbisa.com
( Zaid dan fathimah atau
aisyah datang kemudian para wanita)
( Aku melihat seorang imam
dan kaum muslimin di masjid)
( Mempelajari Al Quran dan
Sunnah itu penting dan wajib)
133
www.programbisa.com
.1 ():
.2
():
.3 (:):
.4 ():
.5
():
.6
():
.7
( ):
.8
():
134
www.programbisa.com
( Buku ini baru)
135
www.programbisa.com
dalam
khabar. Akan tetapi bila kata
dan
keadaan nakirah, maka ia bisa menjadi khabar sehingga
sempurna kalimatnya:
( Ini adalah buku)
( Itu adalah siswi)
( Zaid, saudaranya Hamid, telah berdiri)
( Ilmunya Zaid bermanfaat untukku)
( Setengah kaum telah dating)
( Aku telah melihat mobilnya Zaid)
) Saya telah berpapasan dengan bapakmu,
Zaid)
) Amirul muminin, Umar
bin Khatthab telah berkata)
136
www.programbisa.com
.1
)):
():
.2
.3
():
.4 ( ):
.5
():
.6
():
():
.7
.8
():
137
www.programbisa.com
( diri)
(diri)
( seluruh, semua)
( seluruh, semua)
Kata
dan
digunakan untuk menekankan
bahwa yang dimaksud adalah orang yang sedang
dibicarakan, bukan hal lain yang berkaitan dengan dirinya.
Misalkan ketika seseorang berkata:
138
www.programbisa.com
Adapun kata
dan bisa digunakan untuk
menekankan bahwa obyek yang tengah dibicarakan adalah
seluruhnya, bukan setengahnya atau sebagian darinya.
Kaidah yang berlaku untuk taukid adalah:
1.
139
www.programbisa.com
.1 ():
.2
... ...
( ):
.3 ():
.4 ():
.5 ():
... .6 ():
.7
()
.
140
www.programbisa.com
Penekanan
Bila kita menyebutkan mashdar setelah fiilnya yang satu
wazan, maka ia akan memberikan faidah taukid
(penekanan makna). Contohnya:
Penyerupaan
Selain untuk penekanan, mashdar juga bisa digunakan
untuk penyerupaan. Contohnya:
141
www.programbisa.com
.1
():
.2 ():
.3 ():
.4 ():
.5 ():
.6
():
... .7 ():
.8 ():
.9 ():
()
.10
Abu Razin & Ummu Razin
142
www.programbisa.com
( di hari ini).
( di malam hari)
( di pagi hari)
( di pagi hari)
( di waktu sahur)
143
( besok)
www.programbisa.com
( di waktu malam19)
( Di waktu shubuh)
( di sore hari)
( selamanya)
( besok-besok)
(suatu ketika)
144
www.programbisa.com
( di depan)
(di belakang)
( di hadapan)
( di belakang)
( di atas)
( di bawah)
( di sisi)
Saya bahagia di sisimu
145
( bersama)
www.programbisa.com
( di depan)
( di depan)
( di depan)
( di sana)
Lihatlah Zaid di sana
( di sini)
Saya tinggal di sini
146
www.programbisa.com
Dan contoh:
Maka kata
dan majrur dikarenakan
menjadi mudhaf ilaih
147
www.programbisa.com
.1 ():
.2
():
.3
():
.4
():
.5 ():
.6
():
.7
():
148
www.programbisa.com
.8
():
.9
()
149
www.programbisa.com
adalah
Contoh lain:
2.
150
www.programbisa.com
(Anak itu bangun tidur dalam keadaan menangis)
(Manusia keluar dalam keadaan takut)
(Zaid masuk kelas dengan tersenyum)
(Zaid datang dengan tertawa)
151
www.programbisa.com
.1 ):(:
.2
():
.3
():
.4
():
.5
():
.6
():
152
www.programbisa.com
.7 ():
.8 ():
.9
.10
()
(
)
153
www.programbisa.com
Aku memiliki 90 ekor kambing
154
www.programbisa.com
( Zaid itu mengalir keringatnya)
( Bakr itu berlapis-lapis lemaknya)
( Saya membeli 20 ekor sapi)
20
( Bapaknya Zaid lebih mulia darimu20)
Terjemah asalnya, Zaid itu lebih mulia darimu, Bapaknya. Artinya yang lebih mulai
darimu itu Bapaknya Zaid bukan si Zaid. Kalimat dengan tamyiz bisa digunakan untuk
memalingkan maksud dari objek pembicaraan yang sudah sebutkan di awal. Artinya,
bukan objek pembicaraanya yang dimaksud melainkan hal lain yang berkaitan dengan
objek pembicaraan
155
www.programbisa.com
... .1 (... ):
.2 ():
.3
():
.4
():
.5 ():
.6 ():
.7
():
.8
(
)
()
.9
.10
()
156
www.programbisa.com
Aku mengunjungimu karena mengharapkan kebaikanmu
Kaidah yang berkaitan dengan maful min ajlih adalah ia
harus dalam wazan mashdar. Tidak boleh dalam bentuk tashrif
yang lain.
157
www.programbisa.com
.1
():
.2 ( ):
.3
.4
():
.5
():
.6
():
.7
158
www.programbisa.com
():
.8
(
159
www.programbisa.com
, maka maknanya
Dengan memfathahkan
):(
160
www.programbisa.com
BAB IV
VARIASI KALIMAT
4.1 Jumlah Ismiyyah dengan Khabar Majemuk
Pada bab 2 kita telah mempelajari bahwa jumlah ismiyyah
terdiri dari 2 unsur, yaitu mubtada dan khabar. Dalam
penggunaannya sehari-hari, khabar tidak selalu dalam
keadaan tunggal seperti pada contoh:
Dan Allah memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya
kepada jalan yang lurus. (Al Baqarah 213)
Dalam ayat di atas, lafal Allah adalah mubtada,
sedangkan khabarnya adalah
beserta fail dan
mafulnya. Artinya yang menjadi khabar bukan hanya 1 kata
saja melainkan keseluruhan kata yang menjelaskan tentang
keadaan mubtada. Karena memang Khabar ada dua:
161
1.
www.programbisa.com
2.
( Zaid di rumah)
2. Dzharaf
Contohnya:
( Zaid di depan rumah)
3. Mubtada Khabar
Contohnya:
( Zaid itu ibunya seorang guru)
( Zaid itu berdiri bapaknya)
162
www.programbisa.com
163
www.programbisa.com
( Zaid dan Umar di masjid)
( Dua siswa yang
rajin sedang pergi ke perpustakaan yang besar)
( Orang Islam menunaikan
zakat pada malam ied)
164
www.programbisa.com
.1
():
.2 ():
.3 ( ):
... .4 ():
... .5 ():
()
.6
.7
()
()
.8
165
www.programbisa.com
dan yang semisalnya
Aamil
dan yang semisalnya menjadikan khabar
manshub sedangkan mubtada tetap marfu.
2.
3.
166
www.programbisa.com
167
www.programbisa.com
4.2.1
dan yang semisalnya ()
Aamil
dan yang semisalnya menjadikan khabar
manshub sedangkan mubtada tetap marfu. Kata
sendiri
merupakan fiil madhi naqish21 yang tashrifnya:
( ada, terjadi),
( memasuki waktu shubuh),
21
Fiil madhi naqish sesuai namanya adalah fiil yang kurang sempurna (naqish)
dikarenakan fiil ini tidak memiliki fail melainkan isim fiil dan khabar fiil.
168
www.programbisa.com
( memasuki waktu dhuha),
( pada waktu malam),
( menjadi),
( tidak),
(Roti menjadi murah)
(Zaid tidak rajin)
) Senantiasa22)
22
hingga
semuanya bermakna sama, yaitu senantiasa.
169
www.programbisa.com
(Jadilah orang berilmu)
Susunan kalimat
dan yang semisalnya adalah:
Fiil + Isim Fiil + Khabar Fiil
Contohnya:
Maka
merupakan fiil madhi naqish, dan
adalah isim kaan, dan adalah khabara kaana.
Contoh lain:
Maka
merupakan fiil madhi naqish, dan
adalah isim laisa, dan adalah khabara laisa.
Contoh lain:
Di waktu pagi sangat dingin
Maka
merupakan fiil madhi naqish, dan
adalah isim ashbaha, dan adalah khabar ashbaha.
170
www.programbisa.com
2.
4.2.2 dan yang semisalnya ()
Aamil inna dan yang semisalnya menjadikan mubtada
manshub dan khabar tetap marfu. Seluruh aamil inna dan
yang semisalnya merupakan huruf. Huruf-huruf tersebut
adalah:
( sesungguhnya),
( sesungguhnya23),
( akan tetapi),
( seperti),
Penggunaan huruf hanya diperbolehkan bila huruf ini ada di tengah kalimat. Bila
di awal kalimat wajib meggunakan huruf
171
( andai),
www.programbisa.com
( supaya, semoga)
2.
172
www.programbisa.com
4.2.3 dan yang semisalnya (
)
Aamil dzhanna dan yang semisalnya menjadikan mubtada
dan khabar manshub keduanya. Kelompok ini merupakan fiil
mutaaddiy yang mafulnya ada dua. Oleh karena itu, kedua
isim setelahnya menjadi manshub keduanya. Misalnya kata
kerja menjadikan. Maka dalam bahasa Indonesia sekalipun
dapat dipahami bahwa objek untuk kalimat ini ada dua.
Contohnya kalimat Aku Menjadikan Kamu Istri. Maka
Kamu dan Istri adalah objek. Aamil yang masuk
kelompok ini adalah:
( menyangka),
( mengira),
( membayangkan),
( menduga/mengira),
173
( melihat),
www.programbisa.com
( mengetahu),
( mendapati),
( menjadikan),
( menjadikan),
( mendengar)
174
www.programbisa.com
Maka
adalah fiil madhi beserta failnya (dhamir
ana), disebut dengan maful awwal, dan
disebut dengan maful tsaa
Kaidah dzhanna dan yang semisalnya:
1.
2.
175
www.programbisa.com
.1 (...):
.2
():
... .3 ():
... .4 ():
.5 ():
.6
():
... .7 ():
... .8 ():
... .9 ():
.10
...
176
www.programbisa.com
():
.11
():
.12
...
():
.13
():
.14
():
():
.17
():
.18
177
Abu Razin & Ummu Razin
www.programbisa.com
():
()
.19
.20
178
www.programbisa.com
Naafiyah (
)
Huruf laa nafiyah (penafian / peniadaan) adalah huruf
yang bisa digunakan untuk membuat kalimat negatif jumlah
ismiyyah. Laa nafiyah memiliki hukum seperti hukum inna
dan saudaranya. Artinya, menashabkan isim dan merafakan
khabar. Contohnya:
Maka
merupakan isim laa dan ia manshub
sedangkan adalah khabar laa dan ia marfu.
Contoh lain:
Maka
merupakan isim laa dan ia manshub dan
adalah khabar ghairu mufrad dan ia menjadi khabar laa.
179
www.programbisa.com
180
www.programbisa.com
181
www.programbisa.com
.1 ():
.2 ( ...):
... .3 (...):
.4
(...):
()
.5
182
www.programbisa.com
,, ,
, , ,
,
183
www.programbisa.com
Manusia tidak keluar kecuali Zaid
3.
Pengecualian dengan
,, ,
Bila istitsnanya menggunakan , ,
,
(semuanya bermakna selain) maka mustatsnanya wajib
majrur. Keempat jenis istitsna ini merupakan isim bukan
huruf. Oleh karena itu ketiga kaidah ististna di atas
bukannya berlaku untuk mustatsna nya melainkan untuk
keempat isim istitsna ini. Sehingga:
1.
184
www.programbisa.com
2.
Pengecualian dengan ,,
185
www.programbisa.com
Bila majrur, maka ketiga adatul istitsna ini dianggap
sebagai huruf jar. Sedangkan bila manshub, maka ia dianggap
fiil dan mustastsna sebagai maful bih.25
25
186
, ,
www.programbisa.com
.1
():
.2 ():
.3
():
.4
():
.5
():
.6
...
(...):
.7
...
( ...):
.8
():
187
www.programbisa.com
Huruf panggilan ()
, ,,
2.
26
Nakirah Maqsudah adalah ketika kita memanggil seseorang bukan dengan namanya
baik karena sengaja maupun karena memang tidak mengenal namanya akan tetapi
kita telah menetapkan orang yang dipanggil. Artinya, objek dari yang dipanggil sudah
ditentukan entah itu dengan menunjuknya atau isyarat lain.
27
Nakirah ghairu maqshudah adalah ketika kita memanggil seseorang bukan dengan
namanya baik karena sengaja maupun karena memang tidak mengenal namanya, dan
kita tidak menentukan objek yang dipanggil. Artinya, siapa saja bisa menjawab seruan
tersebut. Seperti ketika seorang yang buta ingin menyebrang jalan. Makai a
mengatakan:
188
www.programbisa.com
4.
, ,
,
5.
Wahai pendaki gunung
Wahai laki-laki! Tolong pegang tanganku!
Dalam kalimat di atas tentu orang buta tersebut tidak menetapkan lelaki yang mana
melainkan lelaki mana saja yang mau menolongnya.
189
www.programbisa.com
.1 ( ...):
.2 ():
.3
( ...):
.4 (...):
.5 (...):
.6 (...):
.7 (...):
.8 ( ...):
.9
.10
(...)
....
()
190
www.programbisa.com
191
www.programbisa.com
Dimana
adalah fiil madhi majhul dan
adalah naibul fail. Bakr dibaca dhammah karena memang
naibul fail wajib marfu. Bakr dalam kalimat aktif adalah
maful bih atau korban. Ketika kalimatnya menjadi pasif,
maka nama Zaid sama sekali tidak muncul karena ini tidak
diperbolehkan dalam Bahasa Arab.
Karena hanya fiil mutaaddiy yang memiliki bentuk
majhul, maka fiil lazim tidak bisa digunakan untuk membuat
kalimat pasif28.
Kaidah Kalimat Pasif:
1.
2.
3.
28
Silahkan merujuk ke buku Kami Ilmu Sharaf untuk Pemula untuk mengetahui lebih
lanjut tentang fiil majhul dan bagaimana cara mengubah fiil malum menjadi fiil
majhul.
192
www.programbisa.com
.1
():
.2 ():
...
.3
():
.4 ():
.5
():
.6 ():
.7 ():
.8 ():
.9
():
193
www.programbisa.com
.10
( ):
.11 ( ... ):
.12
...
( ):
.13 (... ):
.14
.15
.16
()
()
()
194
www.programbisa.com
( bahwa),
2.
( tidak akan),
3.
( kalau begitu),
195
4.
( supaya),
www.programbisa.com
5.
6.
( lam pengingkaran),
Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka,
sedang kamu berada di antara mereka. (Al Anfal: 33)
Lam Juhud adalah lam yang ada setelah kaana dan
turunannya yang didahului huruf nafiy (seperti
dan
)
7.
( hingga),
8.
( Kalimat syarat-jawab dengan fa
(maka), wa (dan) dan Au (atau))
196
www.programbisa.com
Fiil Mudhari
Fiil mudhari yang
akhirnya bebas
dhamir tastniyah (),
jamak ( )dan
mufradah
mukhathabah ()
Fiil mudhari yang
akhirnya
mengandung dhamir
tastniyah (), jamak
( )dan mufradah
mukhathabah ()
Keadaan
Nashab
,
,
Fathah
Dibuang
nun nya
Contoh
,
,
197
www.programbisa.com
.1
...
():
.2 ( ...:
)
.3
( ...:
)
.4
():
.5 ( ...):
.6
( ...):
.7 ():
Abu Razin & Ummu Razin
198
.8
www.programbisa.com
():
.9
...
():
.10
():
.11
... ...
():
.12 (...):
.13
(...):
.14
.15
()
199
www.programbisa.com
( tidak) ,
(Saya tidak pergi ke pasar)
2.
( belum),
(Saya belum mengirim PR)
3.
( tidakkah?),
4. ( belumkah?),
( Lam untuk perintah),
...
200
www.programbisa.com
( lam untuk permohononan),
Mereka berseru: Hai Malik biarlah Tuhanmu
membunuh kami saja (Az Zukhruf: 77)
7.
,,
8.
...
201
www.programbisa.com
( kapan),
( dimana), ( bagaimana),
(dimanapun), ( bagaimanapun)
Ini merupakan kelompok huruf jazm yang menjazmkan 2
fiil mudhari sekaligus dikarenakan bentuk kalimatnya
adalah kalimat bersyarat dimana ada syarat dan jawab
syarat. Contohnya:
(Buku apapun yang Kamu baca, Saya baca)
Amil jazm di atas ketika bertemu dengan fiil mudhari,
maka akan menjadikannya majzum. Tanda irab fiil
mudhari ketika majzum adalah:
202
www.programbisa.com
Fiil Mudhari
Wazan
Catatan Tambahan
Keadaan
Ketika Jazm
Sukun
Contoh
,
,
,
Dibuang nun
nya
Dibuang
huruf
illatnya
, , ,
203
www.programbisa.com
... .1 (...:
)
.2 (...):
... .3 ():
.4
():
.5 (...):
.6 (...):
.7 ( ...:
)
.8
( ...):
.9
204
www.programbisa.com
():
.10
():
... .11 ():
.12
()
()
.13
.14
()
.15
()
205
www.programbisa.com
BAB V
MURAB DAN MABNIY
Pada bab-bab sebelumnya, Kita telah mempelajari
berbagai kedudukan atau jabatan kata dalam kalimat beserta
keadaan huruf terakhirnya. Ada kata yang berubah-ubah
harakatnya (Murab dengan harakat), ada yang harakatnya
sama namun hurufnya berbeda-beda (Murab dengan huruf),
dan ada juga kata yang harakat dan hurufnya selalu sama
(Mabniy). Pada bab ini, Kita akan mengelompokkan dan
menyimpulkan pembahasan bab-bab sebelumnya supaya
bisa dijadikan pedoman.
5.1 Mabniy
Mabniy adalah kelompok kata yang tidak berubah-ubah
kondisi akhirnya. Ia selalu dalam keadaan demikian dan
tidak terpengaruh oleh keadaan apapun. Dari ketiga jenis
kata dalam Bahasa Arab (Fiil, Isim, dan Huruf) kita bisa
membagi menjadi dua kelompok:
1.
Semuanya Mabniy
Huruf merupakan kelompok kata yang seluruhnya
mabniy. Seluruh huruf seperti huruf jar dan huruf athaf
akan selalu dalam keadaan yang tetap. Misalkan huruf
206
www.programbisa.com
29
Ada perbedaan pendapat di kalangan ulama nahwu tentang masalah ini. Sebagian ada
yang berpendapat fiil amar itu murab. Akan tetapi, melihat bentuknya yang tidak
pernah berubah dan sifatnya yang tidak mungkin didahului oleh huruf nashab maupun
jazm, pendapat yang lebih kuat adalah yang menghukumi fiil amar sebagai mabniy
207
www.programbisa.com
)seperti , , ,
,
,
3.
)seperti
,
,
,
4.
(apa) ,
( kapan),
( dimana),
( bagaimana)
5.
208
www.programbisa.com
5.2 Murab
Murab adalah kelompok kata yang berubah-ubah
kondisi akhirnya mengikuti kaidah irab. Perubahan kata
dalam Bahasa Arab terbagi menjadi empat. Empat macam
irab ini didasari oleh 4 harakat dalam Bahasa Arab, yaitu
dhammah, fathah, kasrah, dan sukun. Akan tetapi, tidak semua
kata berubah-ubah harakatnya. Ada kata yang harakatnya
tetap tetapi hurufnya yang berubah-ubah. Oleh karena itu
digunakan istilah lain untuk mewakili 4 macam perubahan
ini. Empat macam irab yang dimaksud adalah:
1.
Rafa (
)
Rafa mewakili murab dengan tanda asal dhammah. Kata
yang menduduki kedudukan rafa disebut marfu. Baik
fiil maupun isim bisa datang dalam keadaan rafa
2.
Nashab (
)
Nashab mewakili murab dengan tanda asal fathah. Kata
yang menduduki kedudukan nashab disebut manshub.
Baik fiil maupun isim bisa datang dalam keadaan nashab.
3.
)
Jar / Khafadh (
/
Jar mewakili murab dengan tanda asal kasrah. Kata yang
menduduki kedudukan jar disebut majrur. Jar
merupakan tanda khusus isim karena fiil tidak akan
majrur selamanya.
209
4.
www.programbisa.com
)
Jazm (
Jazm mewakili murab dengan tanda asal sukun. Kata
yang menduduki kedudukan jazm disebut majzum. Jazm
merupakan tanda khusus fiil karena isim tidak akan
majzum selamanya.
210
, ,
,
, , ,
211
www.programbisa.com
www.programbisa.com
, , ,
, ,
212
www.programbisa.com
Pada tabel di atas, Kita bisa melihat tanda irab yang lain
selain tanda asalnya. Tabel di atas dapat dijadikan pedoman
untuk menentukan kondisi suatu kata saat menduduki suatu
kedudukan dalam kalimat. Contohnya, ketika Kita ingin
membuat kalimat jumlah ismiyyah dengan mubtada dari
tastniyah dan Kita mengetahui bahwa mubtada wajib
marfu, maka Kita lihat apa keadaan tatsniyah ketika rafa.
Pada tabel di atas akan Kita melihat bahwa tatsniyah ketika
rafa dalam bentuk tatsniyah dengan alif (aani) bukan dengan
ya (ayni). Adapun tatsniyah dalam bentuk ya (ayni)
digunakan ketika manshub dan majrur. Seyogyanya setiap
penuntut ilmu nahwu menghafal tabel irab di atas karena ia
adalah pedoman yang sangat penting untuk dihafal.
213
www.programbisa.com
5.2.1 Marfu
2.
Dalam kalimat pasif (majhul), korban (naibul fail) wajib
marfu. Naibul fail ini ketika dalam kalimat aktif
merupakan maful bih. Contohnya:
3.
214
www.programbisa.com
4.
5.
6.
Khabar inna pada jumlah merupakan khabar. Ketika ada
inna dan saudaranya, ia berubah namanya menjadi isim
inna dan tetap marfu. Contohnya:
7.
Tawabi adalah kelompok irab yang perubahannya
mengikuti kata yang diikuti. Tawabi ada 4 yaitu naat,
athaf, taukid, dan badal. Contohnya:
215
www.programbisa.com
5.2.2 Manshub
5.2.2.1 Fiil yang Manshub
Hanya fiil mudhari yang bisa manshub. Ini dikarenakan
fiil madhi dan fiil amar itu mabniy. Ada 3 kelompok fiil yang
manshub:
1.
Ini adalah kelompok fiil mudhari yang huruf terakhirnya
tidak bersambung dengan
apapun.
Yaitu fiil mudhari
dhamir ,
,
, , dan
. Ketika manshub, kelima
fiil mudhari jenis ini menjadi fathah. Contohnya:
2.
3.
216
www.programbisa.com
Obyek atau korban atau yang dikenai perbuatan dalam
kalimat wajib manshub. Contohnya:
2.
Mashdar atau disebut juga maful muthlaq wajib
manshub. Contohnya:
3.
Keterangan waktu wajib manshub. Contohnya:
217
4.
www.programbisa.com
Keterangan tempat wajib mansub. Contohnya:
5.
6.
Tamyiz adalah
Contohnya:
7.
keterangan
yang
menjelaskan
zat.
8.
218
www.programbisa.com
9.
10.
Maful min ajlih adalah keterangan tujuan. Contohnya:
11.
Maful maah adalah keterangan penyertaan. Contohnya:
12.
Kaana merupakan fiil madhi naqish yang termasuk amil
nawasikh yang merafakan isim dan menashabkan
khabar. Contohnya:
13.
Kebalikan dari Kaana, Inna merupakan huruf yang
termasuk amil nawasikh yang menashabkan isim dan
merafakan khabar. Contohnya:
219
www.programbisa.com
14.
Khabar yang semisal kaana dan isim yang semisal inna
juga wajib manshub. Contohnya:
15.
Tawabi menjadi manshub bila kata yang diikuti juga
manshub. Contohnya:
5.2.3 Majrur
Majrur adalah kondisi Irab yan dikhususkan untuk isim.
Fiil tidak mungkin majrur. Ada 3 keadaan yang bisa
membuat isim menjadi majrur, yaitu:
1.
2.
220
www.programbisa.com
3.
5.2.4 Majzum
Majzum adalah kondisi Irab yang dikhususkan untuk
fiil. Kita tidak mungkin menemukan isim dalam keadaan
majzum. Ada 3 kelompok fiil yang majzum:
1.
Ini adalah kelompok fiil mudhari yang huruf terakhirnya
tidak bersambung
dengan apapun. Yaitu fiil mudhari
dhami ,
,
, , dan
. Ketika majzum, kelima fiil
mudhari jenis ini menjadi sukun. Contohnya:
2.
3.
221
www.programbisa.com
________
222
REFERENSI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
PROFIL PENULIS
Abu Razin, Khairul Umam Ibnu Syahruddin Al Batawy,
dilahirkan pada 11 April 1987, dan tumbuh besar di
lingkungan betawi. Lebih senang dipanggil dengan Encang
iRul. Bermulazamah ilmu nahwu dan sharaf bersama KH.
Mahfudz bin Mamun hafidzhahullah (Rawa Buaya,
Cengkareng, Jakarta Barat) selama 6 tahun di tengah-tengah
kesibukan sebagai pelajar dari Kelas 1 MTS sampai Kelas 3
SMA.
Pendidikan formal dilalui mulai dari SDN Duri Kosambi
06, MTs An Nida Al Islamiy, SMAN 78 Jakarta Barat, dan
Fakultas Teknik Metalurgi dan Material Universitas
Indonesia. Lulus dari Universitas Indonesia pada tahun 2009.
Pada saat menempun kuliah di Universitas Inonesia,
tepatnya saat tahun 2008, juga mengikuti perkuliahan jarak
jauh di Fakultas Dakwah dan Ushuluddin Universitas Al
Madinah Internasional (MEDIU) Malaysia, dan lulus pada
tahun 2012.
Ummu Razin, Lailatul Hidayah, dilahirkan pada 17
Agustus 1989, dan tumbuh besar di lingkungan pesantren
semenjak usia taman kanak-kanak. Sedari TK hingga selesai
SMP dihabiskan di Pondok Pesantren Imam Bukhari di Solo,
Kemudian melanjutkan SMA ke Pondok Pesantren Bin Baz,
Yogyakarta. Kemudian melanjutkan kuliah jarak jauh di
Fakultas Dakwah dan Ushuluddin Universitas Al Madinah
Internasional (MEDIU) Malaysia dan lulus pada tahun 2012.
Abu Razin dan Ummu Razin ditaqdirkan menikah pada
Juli 2009. Kini telah dikaruniai 2 putera; Razin Abdilbarr