“Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Baca Dan Tulis Al-Qur’an”
Dosen Pengampuh:
Disusun Oleh:
Partono
TAHUN 2021/2022
Jln. Merah Putih Buper Waena Distrik Heram Kota Jayapura Prov. Papua
Tlp. (0967) 572126 Fax. (0967) 572125 Kode Pos 99351
KATA PENGANTAR
Maha Penyayang, kami panjatkan puji syukur ke Hadirat Allah Azzawa Jalla atas segala nikmat,
hidayah dan segala bentuk pertolongan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah dengan judul ”Dasar Menuliskan Al-Quran Dan Etika Menulis Huruf Hijaiyah”,
yang selama ini belum pernah di pelajari sama sekali oleh penulis.
Dalam makalah ini, kami sebagai penulis menyadari banyak sekali kekurangan-
kekurangan dalam penyusunan, baik referensi, data dan tata cara dalam menyampaikan. Oleh
karenanya, kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang membangun agar kami semakin
Akhir kata kami mengucapkan banyak terima-kasih kepada bapak dosen pembimbing
yang sangat berperan dalam pembuatan makalah ini dari awal hingga akhir nanti. Jaza kallohu
Partono
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................. 1
C. Tujuan .......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
Hijaiyah....................................................................................... 4
Hijaiyah....................................................................................... 5
Hijaiyah....................................................................................... 6
Hijaiyah....................................................................................... 8
Hijaiyah....................................................................................... 9
A. Kesimpulan.................................................................................. 12
B. Saran............................................................................................ 12
i
Daftar Rujukan............................................................................................... 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an adalah sebuah kitab suci bagi orang Islam dan merupakan kalamullah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman hidup bagi manusia. 1 Dalam
al-Qur’an terdapat beberapa unsur di dalamnya, di antaranya: unsur bacaan yang dibahas
ilmu qira’at, unsur kandungan yang dibahas ilmu tafsir, dan unsur tulisan yang dibahas
ilmu rasm. Ilmu rasm al-Qur’an yaitu ilmu yang mempelajari tentang penulisan mushaf al-
Qur’an yang dilakukan dengan cara khusus, baik dalam penulisan lafallafalnya maupun
Pada masa Nabi Muhammad saw penulisan mushaf al-Qur’an yang dipegang oleh
para sahabat tidak memiliki pola standar, sehingga mushaf tersebut berbeda satu dengan
yang lainnya, karena memang dikhususkan untuk kebutuhan pribadi dan tidak
tersebut.
Penulisan al-Qur’an bermula saat kekhalifahan Abubakar atas usul Umar bin Khattab
yang merasa khawatir akan semakin menghilangnya para penghafal al-Qur’an. Karena itu,
tujuan pokok dalam penyalinan al-Qur’an di zaman Abubakar masih dalam rangka
urutannya ditentukan oleh para sahabat dengan tujuan untuk menyatukan kaum muslimin
pada satu macam mushaf dengan menyeragamkan bacaan serta menyatukan tertib susunan
1
Nasruddin, “Sejarah Penulisan al-Qur’an (Kajian Antropologi Budaya)”, Jurnal Rihlah, Vol. 2, No. 1, 2015,
hlm.53
2
Mira Shodiqoh, “Ilmu Rasm al-Qur’an”, Jurnal Tadris, Vol. 13, No. 1, 2019, hlm. 1
1
ayat-ayatnya. Dengan demikian tidak terjadi perbedaan pemahaman antara mushaf dengan
nilai-nilai spiritual dan kesungguhan yang luar biasa, agar penulisan naskah al-Qur’an 30
juz selesai dengan baik. Sebab al-Qur’an, adalah kitab suci umat Islam yang senantiasa
standarisasi al-Qur’an sangat dibutuhkan untuk menyamakan semua tulisan mushaf al-
Qur’an tersebut.
Indonesia memiliki mushaf al-Qur’an standar yang menjadi patokan dalam penulisan
dan penerbitan al-Qur’an sejak tahun 1984. Ada tiga varian Mushaf al-Qur’an Standar
Indonesia, yaitu Mushaf al-Qur’an Standar Usmani untuk orang awas, Mushaf al-Qur’an
Standar Bahriyah untuk para penghafal al-Qur’an, dan Mushaf al-Qur’an Standar Braille
Dalam dunia pendidikan kemampuan menulis Al-Qur’an juga sudah diajarkan sejak
anak memasuki dunia sekolah, seperti menulis huruf hijaiyah, kosa kata Arab, dan ayat-
ayat Al-Qur’an. Pendidikan menulis Al-Qur’an sulit untuk dikuasai karena menulis Al-
Qur’an menghendaki penguasaan berbagai unsur, baik itu ketepatan dalam kaidah yang
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah diatas, maka rumusan permasalahan yang nantinya
3
Syamsuddin Arif, “Tekstualisasi al-Qur’an: Antara Kenyataan dan Kesalahpahaman”, Jurnal Peradaban
Islam, Vol. 12, No. 2, 2016, hlm. 236
4
Zainal Arifin, “Mengenal Mushaf Al-Qur’an Standar Usmani Indonesia”, Jurnal Suhuf, Vol. 2, No. 1, 2011,
hlm.1-2.
2
1. Apa Pengertian Dasar Menuliskan Al-Quran Dan Etika Menulis Huruf Hijaiyah?
Hijaiyah?
Hijaiyah?
Hijaiyah?
2. Untuk Mengetahui Teknik Dasar dan Metode Dasar Serta Indikator Dasar
3. Untuk Mengetahui Gagasan Menulis Al-Quran Dan Etika Menulis Huruf Hijaiyah
Dari sisi lain, semoga makalah sederhana ini dapat memberikan manfaat dalam
3
BAB II
PEMBAHASAN
Menulis dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah membuat huruf (angka dan
sebagainya) dengan alat tulis (pena). Menulis adalah suatu aktivitas kompleks, yang
Saat ini kemampuan menulis menjadi hal yang wajib dimiliki oleh setiap orang.
Mampu dan terampil menulis dengan baik dan benar menjadi salah satu tujuan
pembelajaran di sekolahsekolah baik yang formal maupun informal. Dengan menulis anak
dapat membaca kembali huruf-huruf yang di tulisnya. Selain itu, anak akan lebih cepatdan
Kata huruf berasal dari bahasa arab : Harfun, Al-Harfu. Huruf arab yang terdapat
dalam Al-Qur’an terdiri dari 28 huruf atau 30 ( termasuk lam-Alif dan Hamzah) yang
sering disebut dengan huruf hijaiyyah.7 Dalam menulis huruf hijaiyyah, diperlukan suatu
keterampilan dan potensi yang harus dikembangkan. Jika potensi yang dimiliki seseorang
tidak dilatih secara continue dan konsisten, maka potensi tersebut menjadi hilang
perlahan-lahan.
Tulisan” pada dasarnya setiap orang memiliki keterampilan dan potensi dalam menulis,
Kata huruf berasal dari bahasa arab harf atau huruuf ()ح}}رف او ح}}روف. Huruf arab
disebut juga huruf hija’iyah ( )هجائية. Kata hija’iyah berasal dari kata kerja hajjaa (
5
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hlm. 224
6
Ahmad Lutfi, Pembelajaran Al-Qur’an dan Hadits, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Departemen Agama RI, 2009), hlm. 134
7
Abdul Karim Husain, Seni Kaligrafi Khat Naskhi,(Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2005), hlm.5
8
Aep Kusnawan, Berdakwah Lewat Tulisan, (Bandung: Mujahid Press, 2004), hlm. 5
4
)هجىyang artinya mengeja, menghitung huruf, membaca huruf demi huruf. Huruf
Huruf hijaiyah disebut juga alfabet arab. Kata alfabet itu sendiri berasal dari bahasa
arab alif, ba’, ta’.9 Kata abjad juga berasal dari bahasa arab a-ba-ja-dun; alif, ba’, ta’, jim,
dan dal ( )أبجد. Namun ada pula yang menolak pendapat ini dengan alasan, huruf hijaiyah
mempunyai aturan urutan yang berbeda dengan terminologi abjad. Huruf hijaiyah dimulai
dari alif dan berakhir pada huruf ya’ secara terpisah-pisah. Sedang terminologi abjad
urutannya disusun dalam bentuk kalimat ()أبجد هوز حطى كلمن سعفص قرشت, di samping itu
terminologi abjad lebih bersifat terbatas pada bahasa samiyah yang lokal (lughah samiyah
al-umm).
Huruf hijaiyah berjumlah 28 huruf tunggal atau 30 jika memasukkan huruf rangkap
lam-alif ( )الdan hamzah ( )ءsebagai huruf yang berdiri sendiri. Orang yang pertama kali
menyusun huruf hijaiyah secara berurutan mulai dari alif sampai ya’ adalah Nashr Bin
‘Ashim Al-Laitsi ()ناصر بن عاص}}م اللي}}ثي. Cara menulis huruf Arab berbeda dengan huruf
Latin. Kalau huruf Latin dari kiri ke kanan maka huruf Arab ditulis dari kanan ke kiri.10
Menulis Huruf Hijaiyah adalah catatan yang diperagakan oleh siswa dalam menulis Al-
Qur’an dengan cara menyalin atau meniru huruf-huruf yang dirangkai menjadi satu
kalimat atau ayat ayat Al-Qur‟an maupun syakal atau tanda baca yang benar. Selain itu
juga Dasar Menuliskan Al-Quran Dan Etika Menulis Huruf Hijaiyah dalah keterampilan
menuliskan huruf-huruf hijaiyah dalam Al Qur’an sesuai dengan kaidah penulisan yang
benar.
5
1. Berbentuk tunggal
Tandanya tidak dapat bersambung dari kanan dan ke kiri. Dia selalu terpisah
2. Berbentuk akhir
Mengapa dari tunggal lompat ke akhir? Karena bentuk tunggal dan akhir sama
besar dan kecilnya, sama tinggi rendahnya, sama panjang pendeknya, dan sama
gemuk kurusnya. Tandanya dapat bersambung ke kanan saja, yang dibuat dari huruf
3. Berbentuk awal
Tandanya dapat bersambung ke kiri saja, yang dibuat dari huruf tunggal yang
4. Berbentuk tengah
Yaitu yang dapat bersambung dari kanan ke kiri, yang dibuat dari huruf awal,
Ada beberapa teknik dasar menuliskan al-quran dan etika menulis huruf hijaiyah, yaitu:
2. Huruf-huruf itu ada yang dapat menyambung dan disambung, ada yang bisa
disambung tetapi tidak bisa menyambung. Di antara 28 huruf hijaiyyah di bawah ini
ادذرزو
3. Masing-masing mempunyai bentuk huruf sesuai posisinya (di awal, di tengah maupun
di akhir)
4. Semua huruf Arab adalah konsonan, termasuk alif, wawu dan ya (sering disebut huruf
6
Salah satu metode menulis al-Qur’an adalah dengan cara imla’. Menurut Mahmud
Ma’ruf dikutip dari Imla’ adalah menuliskan huruf-huruf sesuai posisi nya dengan benar
dalam kata-kata untuk menjaga terjadinya kesalahan makna. Imla’ (Imla’i) adalah
katergori menulis yang menekankan pada rupa atau postur huruf dalam bentuk kata-kata
atau kalimat.11
1. Metode klasikal, yaitu menyuruh siswa untuk membaca secara bersamasama, dengan
bacaan yang sama dan dengan batas baca yang sama. Sehingga siswa yang tidak bisa
untuk membaca, sesuai dengan batas bacaanya sendiri-sendiri dengan di simak oleh
3. Metode drill (latihan), metode ini diimplementasikan dengan cara siswa dibiasakan
1. Imla’ Manqul
2. Imla’ Manzur
3. Imla’ Masmu
4. Imla’ Ikhtibariy
11
Muhammad Ma'mun Aman. “Kajian Pembelajaran Baca Tulis AlQur'an”. (Jurnal Pendidikan Islam. 2018),
hlm. 60
12
Fathul Maujud. Pembinaan Keterampilan Menulis Al-Qur’an Bagi Anak Usia Sekolah di Desa Pakuan
Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat.(El Tsaqafah. 15 (1). 2017), hlm. 31
13
Sitti Kurraedah, Aplikasi Maharah Kitabah Dalam Pembelajaran Bahasa Arab. (Jurnal Al’- Ta’dib. 8 (2)
2015), hlm. 87
7
Sedangkan menurut Dr. Abdul Munim Sayyid Abdul Al dikutip dari Kurraedah
1. Imla’ Manqul
2. Imla’ Manzur
3. Imla’ Ikhtibariy/Masmu
1. Imla’ manqul atau Imla’ menyalin yaitu imla’ dengan cara menyalin tulisan yang
ditulis oleh guru di papan tulis atau pada media yang lain seperti karton (sejenis kertas
tebal dan berukuran panjang) selanjutnya peserta didik meniru dengan menulis pada
buku tulis. Latihan menulis seperti ini sangat sesuai diberikan kepada pemula.
2. Imla’ manzur atau imla’ mengamati yaitu imla’ dengan cara mengamati yaitu tulisan
yang tertera pada media tertentu dilihat lalu dihapus kemudian peserta didik disuruh
menulis kembali ke dalam buku tanpa melihat tulisan. Imla’ ini juga lazim disebut
imla’ mansukh, sebab dilakukan dengan cara menyalin tulisan yang telah dihapus
setelah diperlihatkan tulisannya kepada peserta didik. Jenis imla’ ini merupakan
lanjutan dari imla’ yang disalin dan tingkat kesulitannya lebih tinggi dibandingkan
dengan imla’ manqul. Imla’ ini diajarkan setelah siswa mahir dalam imla’ yang
disalin.
3. Masmu’ atau Imla’ menyimak yaitu imla’ dengan cara guru memperdengarkan kepada
pelajaran bahasa Arab peserta didik langsung menulis kata atau kalimat yang
disebutkan oleh guru. Jenis imla’ ini adalah lanjutan dari imla’ yang dilihat. Diajarkan
setelah peserta didik mahir dalam imla’ yang dilihat. Jadi imla’ ini lebuh sukar dari
14
Ibid., hlm. 88
8
Imla’ menyimak disamakan dengan Imla’ ikhtibariy karena penekanannya sama-sama
tertuju pada peserta didik yang sudah berpengetahuan cukup tentang imla’ yang
didengar. Setelah mendengarkan kata-kata/ kalimat/ teks yang dibacakan, lalu peserta
didik menulisnnya. Imla’ ini sedikit lebih sukar dibandingkan dengan imla’ manzur,
karena peserta didik dituntut untuk menulis kalimat/teks tanpa melihat contoh tulisan
dari guru, kemampuan menulis hanya mengandalkan hasil kecermatan mereka dalam
Beberapa indikator yang harus dikuasai dalam menulis Al Qur’an, antara lain: 1)
Menulis huruf tunggal 2) Menulis huruf berharakat 3) Menuliskan huruf sambung terdiri
dari beberapa huruf, kalimat (kata) dan beberapa kalimat 4) Menyalin ayat Al Qur’an
dengan melihat teks Al Qur’an maupun dilakukan secara imla atau dikte.
Mushtahafa Ghalayaini mengatakan bahwa asal penulisan setiap kata adalah ditulis
sebagaimana bentuk pengucapannya di awal atau diakhir di kutip dari Putri Neli. 15 Untuk
1. Menulis kata sesuai dengan bacaannya (yuktabu ma yuntaq). Maksudnya jika sebuah
kata hurufnya diucapkan tidak panjang (mad dengan alif, waw dan ya’) maka harus
ditulis tidak panjang atau sebaliknya jika dibaca panjang maka harus ditulis panjang.
2. Tidak menulis kata yang hanya ada dalam pengucapan, artinya kata-kata yang dibaca
mad dan tanwin tidak dituliskan alif madnya atau nun pada akhir kata yang bertanwin,
seperti kata Tuhan ( ) إلھdi baca : ilaahun, huruf lam harus dibaca panjang tetapi tidak
ditulis alif mad sesudah lam: dan ha’ dibaca 54 hun dengan tanda tanwin bukan
15
Neli Putri, Problematika Menulis Bahasa Arab. (Jurnal Al-Ta’lim. 1 (2) 2012), hlm. 173.
9
3. Menulis kata yang unsurnya harus ditulis tetapi tidak dibaca, seperti kata: , ,اولواولي
اولئك, huruf waw yang terletak sesudah hamzah tidak dibaca dan bukan sebagai mad
Adapun indikator yang harus dikuasai dalam menulis Al Qur‟an, antara lain:
Pembinaan Al-Qur’an bagi anak merupakan satu cara terpenting untuk mendidik dan
membina anak, karena masa tersebut merupakan masa pembentukan watak yang ideal.
Anak-anak pada masa tersebut mudah menerima apa saja yang diperdengarkan dan
dilukiskan. Mendidik anak untuk mengenal Al- Qur’an, baik pada aspek bacaan maupun
tulisannya dapat dilakukan baik oleh orang tua anak di rumah maupun oleh guru ngaji atau
pun sekolah. Mendidik anak untuk mengenal Al-Qur’an merupakan bentuk pemenuhan
hak wiqayah terhadap anak, yaitu hak memelihara anak agar terhindar dari api neraka.
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikatmalaikat
yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (At-Tahrim :6)18
16
Ibid., 74
17
Sukino. Dasar Menulis Al-Qur’an. (Yogyakarta: Cemerlang Pres. 2012), hlm. 11
18
Kementerian Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. ( Jakarta: Fokus Media. 2011), hlm. 560
10
Pengajaran membawa anak untuk mengenal huruf-huruf hijaiyah, hal tersebut dapat
bentuk mandiri (berdiri sendiri) ataupun ketika berada pada kata, kalimat pendek dan
mudah sampai pada kalimat panjang dan rumit. Di samping itu, pengenalan huruf juga
dilakukan dengan mengajarkan kemahiran menulis bentuk huruf-huruf arab yang betul.19
Dalam kitab suci Alqur’an terdapat dua puluh delapan huruf Hijaiyah, tiga buah vokal
(tanda bunyi) yaitu fathah, kasrah, dan dhammah. Dilengkapi dengan perpanjangan vokal
dalam bentuk mad. Lambang konsonan disebut huruf, dan lambang vokal disebut harakat.
Huruf Hijaiyah dibagi menjadi dua kelompok: Huruf Qomariyah dan Huruf Syamsiyah.
Sebagaimana telah diutarakan bahwa huruf Hijaiyah adalah huruf konsonan (mati).
Vokal pendek disebut huruf qomariyah, bunyinya jelas seperti kita melihat bulan (qamar)
syamsiyah, bunyinya tidak jelas dan panjang seperti kita melihat matahari (syams)
Ketika menulis huruf Hijaiyah atau huruf Arab secara tunggal (terpisah) maupun
bersambung, maka bentuk setiap huruf yang ditulis akan berbeda cara menuliskannya dari
satu huruf dengan huruf lainnya. Ada bentuk huruf yang sama, yang membedakannya
adalah pada jumlah titik. Sama seperti membentuk huruf latina akan berbeda hurufnya
dengan huruf ƀ. Oleh karena itu, diperlukan suatu latihan yang sungguh-sungguh dalam
belajar menulis huruf ini sehingga memiliki suatu kemampuan dalam menuliskannya.
Kemampuan menulis huruf Hijaiyah termasuk dalam ranah psikomotorik gerakan yang
19
Fathul Maujud. Pembinaan Keterampilan Menulis Al-Qur’an Bagi Anak Usia Sekolah..Op.Cit., hlm. 28
11
terbimbing, karena menulis merupakan suatu gerakan anggota badan yaitu tangan yang
hal menulis huruf Hijaiyah. Adapun tujuan pembelajaran Alquran atau huruf Hijaiyah
yang dikemukakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, adalah sebagai berikut:
1. Aspek pengetahuan (knowing), dalam hal ini siswa memiliki pengetahuan mengenai
berbagai hal yang berkenaan dengan tata cara penulisan huruf Hijaiyah dan juga
2. Aspek pelaksanaan (doing), pelaksanaan yang dimaksud adalah anak didik terampil
Agar keterampilan menulis yang dimiliki siswa tetap terjaga dengan baik,
maka guru perlu melakukan pembiasaan kepada siswa agar siswa tetap
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dan tidak mudah dilupakan oleh siswa.
1. Menebalkan huruf
2. Mencontoh huruf
3. Mewarnai huruf
4. Membentuk huruf20
Untuk dapat mengetahui perkembangan anak didik saat menulis huruf Hijaiyah
sebaiknya anak didik diberikan stimulasi menulis, sehingga anak didik sudah terbiasa
20
Lan Kusrin & Ali Safrudin, Gemar Membaca dan Menulis Huruf Hijaiyyah (Surabaya: Bintang Books, 2011),
hlm.13
12
1. Menebalkan bentuk Guru memberikan huruf Hijaiyah yang tulisannya terlihat tipis,
kemudian anak didik menebalkan huruf tersebut dengan didampingi oleh guru.
menebalkan huruf, guru memberikan lukisan huruf Hijaiyah dengan garis putus-putus,
Hijaiyah kepada anak didik.Kemudian anak didik diminta untuk menirukan bentuk
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dasar Menuliskan Al-Quran Dan Etika Menulis Huruf Hijaiyah adalah catatan yang
diperagakan oleh siswa dalam menulis Al-Qur’an dengan cara menyalin atau meniru
huruf-huruf yang dirangkai menjadi satu kalimat atau ayat ayat Al-Qur’an maupun syakal
atau tanda baca yang benar. Selain itu juga Dasar Menuliskan Al-Quran Dan Etika
Ketika menulis huruf Hijaiyah atau huruf Arab secara tunggal (terpisah) maupun
bersambung, maka bentuk setiap huruf yang ditulis akan berbeda cara menuliskannya dari
satu huruf dengan huruf lainnya. Ada bentuk huruf yang sama, yang membedakannya
adalah pada jumlah titik. Sama seperti membentuk huruf latin a akan berbeda hurufnya
dengan huruf ƀ. Oleh karena itu, diperlukan suatu latihan yang sungguh-sungguh dalam
belajar menulis huruf ini sehingga memiliki suatu kemampuan dalam menuliskannya.
Kemampuan menulis huruf Hijaiyah termasuk dalam ranah psikomotorik gerakan yang
terbimbing, karena menulis merupakan suatu gerakan anggota badan yaitu tangan yang
Pembinaan Al-Qur’an bagi anak merupakan satu cara terpenting untuk mendidik dan
membina anak, karena masa tersebut merupakan masa pembentukan watak yang ideal.
Anak-anak pada masa tersebut mudah menerima apa saja yang diperdengarkan dan
dilukiskan. Mendidik anak untuk mengenal Al- Qur’an, baik pada aspek bacaan maupun
tulisannya dapat dilakukan baik oleh orang tua anak di rumah maupun oleh guru ngaji atau
pun sekolah. Mendidik anak untuk mengenal Al-Qur’an merupakan bentuk pemenuhan
hak wiqayah terhadap anak, yaitu hak memelihara anak agar terhindar dari api neraka
14
B. Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
Abd. Karim Husain, Seni Kaligrafi Khat Naskhi,Tuntunan Menulis Halus Huruf Arab Dengan
Ahmad Lutfi, Pembelajaran Al-Qur’an dan Hadits, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Fathul Maujud. Pembinaan Keterampilan Menulis Al-Qur’an Bagi Anak Usia Sekolah di Desa
Kementerian Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. ( Jakarta: Fokus Media. 2011), hlm. 560
Lan Kusrin & Ali Safrudin, Gemar Membaca dan Menulis Huruf Hijaiyyah (Surabaya: Bintang
Books, 2011).
Mira Shodiqoh, “Ilmu Rasm al-Qur’an”, Jurnal Tadris, Vol. 13, No. 1, 2019, hlm. 1
Muhammad Ma'mun Aman. “Kajian Pembelajaran Baca Tulis AlQur'an”. (Jurnal Pendidikan Islam.
2018).
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999).
Nasruddin, “Sejarah Penulisan al-Qur’an (Kajian Antropologi Budaya)”, Jurnal Rihlah, Vol. 2, No.
1, 2015.
Neli Putri, Problematika Menulis Bahasa Arab. (Jurnal Al-Ta’lim. 1 (2) 2012), hlm. 173.
Sitti Kurraedah, Aplikasi Maharah Kitabah Dalam Pembelajaran Bahasa Arab. (Jurnal Al’- Ta’dib. 8
(2) 2015).
Zainal Arifin, “Mengenal Mushaf Al-Qur’an Standar Usmani Indonesia”, Jurnal Suhuf, Vol. 2, No. 1,
2011.
16